BERSAMBUNG
“Cantik ya Bang si Marcia itu?” tanya Aldot spontan, yang bikin Brandi surprise, tiba-tiba saja Aldot panggil dia ‘Abang’.“Iya cantik…eh tumben kamu panggil aku Abang?” sela Brandi keheranan.“Iyalah, wong umur Abang lebih tua dari aku 1,5 tahunan,” sahut Aldot tertawa santai.Mereka kemudian berpisah, setelah Brandi bilang tak usah di antar, karena ia bilang masih ada yang di urus hari ini.“Abang pakai mobil milikku dulu, aku pakai mobil yang baru datang itu, mau Abang ambil juga tak apa, serius loh…!”Lalu Aldot letakan kunci mobil SUV-nya dan permisi menuju ke mobil miliknya yang lain, yang di antar anak buahnya di Mapolres Batupecah ke kafe ini.Tanpa menunggu jawaban Brandi, dia ngeloyor saja pergi, Aldot sebenarnya diam-diam juga sudah janjian dengan...Ria, sahabat Marcia.Brandi geleng-geleng kepala saja melihat gaya cuek perwira muda ini.“Benar-benar mirip tuan Brandon, enteng banget ngasih barang mewah, tu mobil tak beda jauh dengan harga mobil yang barusan ku beli dan di p
Marcia dengan telaten merawat luka di bahu Brandi, bukan satu malam mereka bersama tapi 2 malam 3 hari. Mulai sabtu sore hingga senin pagi.Brandi pun memutuskan akan ke Paris, dia tak mau menunda-nunda untuk cari tahu soal siapa pembunuh ibu kandungnya.Brandi bahkan kontak penyewaan private jet di Jakarta, untuk jemput dirinya di bandara perintis Batupecah, yang akan membawanya pulang ke Jakarta.Dia sudah pesan ke Marcia, agar mobilnya di antar ke rumah ibunya kalau kelak selesai.Marcia oke-oke saja dan bilang takut kelamaan dengan Brandi, kalau – kalau jalan ngesot. Brandi tertawa saja, ia juga pamit dengan Yeni yang kini dalam masa pemulihan.Aldot kaget juga saat tahu ‘saudaranya’ ini izin pamit via ponsel dan akan terbang ke Jakarta Selasa sorenya.“Masa cepat-cepat Bang, udah bosan yaa sama Yeni dan Marcia,” ejek Aldot, sehingga Brandi terkaget-kaget si perwira ini tahu kartunya, dan ia pun hanya bisa tertawa.Aldot tahunya dari Ria, karena baik Ria maupun Marcia tak ada yang
Dengan langkah tergesa-gesa, Brandi bopong tubuh Audrey ke IGD, Audrey pingsan setelah mengucapkan kata-kata tadi.“Dok, tolong segera lakukan tindakan medis, soal biaya aku yang jamin semua,” kata Brandi sambil meletakan tubuh Audrey di ranjang IDG rumah sakit swasta yang tak jauh dari kompleks perumahannya,Dokter yang jaga langsung mengangguk dan minta Brandi segera ke bagian admin, untuk urus pembayaran. Bagi ruamh sakit swasta mewah ini, bayaran nomor 1, soal menolong ntar dulu.Setelah bantarkan dana hingga 1 miliar, Brandi pun kini menunggu tim dokter yang malam ini juga lakukan tindakan medis pada Audrey. Uang memang pegang peranan!“Hmm…apapun kesalahannya, kamu akan berhadapan denganku Mr M,” dengus Brandi sambil mengepalkan tangan, waktu baginya terasa sangat lama menunggu kabar dari tim dokter.3 jam kemudian dokter tadi keluar dan menemui Brandi, lalu ajak ke ruang kerjanya. Agaknya ada sesuatu yang akan dia sampaikan.“Tuan Brandi, kerabat anda alami luka dalam yang lumay
Namun Brandi sengaja tidak mau membuka soal Oktaviani, anak Audrey, yang dikatakan wanita itu anak mereka.Ini akan jadi rahasiaku...dan Audrey, pikir Brandi, sambil menghela nafas panjang, tak menyangka hubungannya dengan Audrey membuahkan seorang anak perempuan yang kini sudah berusia hampir 5 tahunan.“Jadi…kamu akan ke Paris, untuk cari tahu pembunuh ibu kandungmu?” tanya Panjul terkaget-kaget.“Iya Njul…jadi begitulah riwayat aku, tolong ini dirahasiakan!” pinta Brandi, yang memang sengaja terbuka pada sahabatnya ini, tentang jati dirinya yang ternyata hanya anak angkat Ela dan Alfonso.“Baiklah Brandi, kamu memang harus tuntaskan soal ini. Soal Audrey, biarlah aku akan beritahu kelak ke ibunya, semoga nanti Bibi Uni bisa ke Jakarta dengan Oktaviani dan Audrey bisa sadar dari komanya,” kata Panjul lagi.Hari ketiga pasca Audrey koma, Brandi pun berangkat ke Paris gunakan pesawat komersil, dia juga sudah membantarkan lagi uang hingga 2,5 miliaran di rumah sakit ini, juga memberi Pa
Brandi pun jalan-jalan di kota mode ini, dia ingin menenangkan pikirannya yang mumets ini. Tak terasa, Brandi sampai di kantor kepolisian Paris, dia pun mampir.Tujuannya pastinya ingin tahu misteri kematian ibundanya.“Anda ingin cari tahu soal pembunuhan madam Puteri Zeremiah?’ tanya si polisi di bagian informasi. Brandi langsung mengangguk.“Anda…mending temui Brigader Jenderal Donovan, sebab beliaulah yang dulu itu menangani kasus itu!”Si polisi bagian informasi ini pun sebutkan kantornya, di markas besar kepolisan Prancis, yang berada di bawah kendali Kementerian Dalam Negeri negara ini.Menemui seorang jenderal polisi, Brandi kudu tahan sabar. Hampir 4,5 jam dia menunggu barulah ajudannya meminta dia masuk ke ruangan Brigjen Donovan.Pria sudah terlihat tua, rambutnya pun sudah habis dan kini tampil plontos, agaknya sebentar lagi akan segera pensiun.Setelah kenalkan diri, juga pangkat di angkatan penerbang, Brigjen Donovan langsung bertanya apa tujuan Brandi.“Whattsss…jadi kam
Brukkk…tubuh pingsan Brandi di lemparkan begitu saja di sebuah ruangan, pistol dan dompetnya di ambil mereka.Bahkan pakaiannya sengaja di lucuti, sehingga kini hanya tertinnggal celana boxer doang. Padahal ini lagi musim dingin dan cuaca Paris kini berada di angka minus 5 derajat celcius.Tangan dan kaki Brandi kini di ikat tali plastik yang sangat kuat, tangannya bahkan di telikung ke belakang.Byurrr….air yang dinginnya kalahkan es di guyurkan ke wajah Brandi, hingga pemuda ini gelagapan dan sadar dari pingsannya.Sesaat Brandi nanar dan lama-lama barulah dia tahu sekarang berada di ruangan yang tak begitu luas, di depannya sudah berdiri…Mr M, Chino Hamuk dan 3 anak buah mereka di belakang dan yang sengaja menculiknya setelah bertemu Jenderal Donovan, serta satu orang yang barusan menyiramkan air dingin tadi. “Bangsat sekali kamu Brandi, berani khianati aku dan juga acak-acak markas Chino Hamuk di Papua dan curi berton-ton emas putih, sekarang nyawa kamu tergantung jawabanmu,” den
Dua ekor anjing menyalak nyaring, seorang pemburu menatap keheranan kenapa anjingnya menyalak sangat nyaring.Dia pun buru-buru mendatangi kedua anjingnya dan alangkah kagetnya dia, saat melihat ada tubuh manusia membiru dan babak belur dalam kondisi pingsan.Saat mengecek dada orang ini yang tak lain adalah Brandi, pemburu ini menganggukan kepala. Dia lalu lepas jaketnya dan selimuti tubuh Brandi.Lalu dengan tenaganya yang kuat, dai pondong tubuh ini dan membawanya pergi dari sana.Pemburu ini tinggal di sebuah pondok yang tak terlalu besar di hutan perkebunan yang berjarak hampir 60 kilometeran dari Kota Paris.Hutan Guyana di Prancis ini memiliki luas hutan 7.500.000 hektar lebih. Guyana Prancis merupakan wilayah seberang laut Prancis yang memiliki banyak hutan.Istrinya kaget saat melihat suaminya datang-datang bawa tubuh orang tak di kenal dengan kondisi babak belur dan pingsan, hampir mati.“Ami, dia kutemukan di hutan itu, entah siapa orang ini, tapi orangnya masih hidup. Fisik
Bengkak-bengkak di wajah Brandi mulai kempis, tinggal matang biru yang belum hilang. Tangannya pun kini sudah di lepas ikatannya dan bisa pelan-pelan di gerakan.Pengobatan alternative Henry ini mirip pas Sahar di desa Dudur, tulang-tulang bisa nyambung alami tanpa operasi.“Woww…kamu handsome juga Brandi, ku pikir wajahmu sangat menyeramkan?” canda Henry, yang puas bisa membuat Brandi kini makin sehat dan kini mulai belajar jalan juga gunakan kedua tangannya, walaupun masih harus hati-hati.Diam-diam Brandi bertekad akan bayar lunas perbuatan Mr M dan anak buahnya ini.Selama tinggal dengan Henry dan Ami istrinya, Brandi bisa dengan cepat belajar bahasa Prancis.Henry dan Ami punya dua anak, tapi keduanya sudah berumah tangga dan tinggal dengan keluarga masing-masing. Hanya 3 bulan sekali atau lebih anak dan mantunya menjenguk ke sini bersama anak-anak mereka.Saking berterima kasihnya, Brandi tak sungkan izin untuk jadi ‘anak angkat’ pasangan tua ini, tentu saja Henry dan Ami tak keb