BERSAMBUNG
Brandi sengaja sewa sebuah mobil dan dia kini mulai memantau sebuah bangunan yang mirip sebuah flat.Es makin tebal saja turunnya, Brandi sengaja pakai topi kupluk dan jas panjang yang menjuntai hingga ke lutut. Untuk halau cuaca yang menusuk tulang, saking dinginnya.Dari ponsel murahnya dia melihat cuaca sudah di bawah minus 9, sehingga salju lumayan tebal turunnya.Ini hari ke 3 Brandi intai musuh-musuhnya dan dia tetap sabar menanti dan yakin pasti orang yang ia cari muncul.Kesabaran Brandi berbuah manis, saat Brandi melihat seorang pria yang ia ingat sekali ini salah satu anak buah Mr M. Pria ini terlihat berjalan bersama seorang teman wanitanya dan baru saja keluar dari mobil.Brandi mengikuti pria dan teman wanitanya ini yang masuk ke dalam flat tersebut. Si pria ini dan teman wanitanya menuju ke lantai 2, dengan jalan kaki.Baru saja dia akan membuka pintu. Blukk…sebuah pukulan keras di tengkuk membuatnya klenger dan pingsan seketika, si teman wanitanya langsung menjerit kaget
“Tak perlu ku siksa, cukup bikin dia cacat saja,” batin Brandi puas dan tidak memperdulikan bagaimana takutnya si wanita bule melihat aksi kejamnya ini.Tak menyangka walaupun berwajah tampan, tapi saat beraksi sangat sadis dan tak kenal ampun.Setelah melepaskan ikatan di kaki dan tangan orang yang pingsan ini, Brandi lalu berdiri lagi. Dan membiarkan si pria bule ini terkapar.“Kamu ikut aku keluar dari sini..!” kata Brandi dan ia sengaja kontak nomor darurat dan sebut ada orang yang tertembak di flat ini. Gaya santai Brandi ini bukannya bikin si wanita bule ini tenang justru dia makin ketakutan!“Apakah dia akan mati?” kata si bule ini dengan wajah pucat pasi, suaranya bergetar tanda masih syok dan ketakutan.“Tidak…sebentar lagi tim kesehatan akan tiba ke sini untuk menolongnya, aku sudah kontak tadi, paling setelah ini dia cacat seumur hidup!” sahut Brandi dingin.Kini mereka jalan berjejer menuju ke mobil yang Brandi parkir di seberang flat dan sudah 3 harian dia sabar menunggu
“Silahkan kamu tidur di ranjang, aku di sini saja,” kata Brandi, sambil menunjuk kursi yang ada di pojokan motel ini.Kate yang masih takut-takut dengan Brandi tak banyak tanya lagi, diapun beristirahat dan mencoba bersikap tenang.Melihat Kate yang bolak-balik gelisah, Brandi tersenyum sendiri.“Tak usah takut, aku bukan orang yang kamu pikirkan, tidur saja, aku akan menjagamu,” kata Brandi lagi dan dia pun menselonjorkan kaki, lalu pejamkan mata.Akhirnya Kate pun bisa tenang dan tak lama kemudian benar-benar bisa tidur dengan nyenyak.Brandi terbangun, saat melihat alrlojinya saat ini sudah pukul 6 pagi, tapi cuaca masih gelap. Brandi pun keluar dari motel dan tak lama kembali dengan dua roti dan wine dengan kadar alkohol ringan.Kate rupanya ikut terbangun, sambil menikmati roti dan wine, Kate pun memberanikan diri bertanya, kenapa Brandi kejar dua orang tersebut.“Mereka sudah membunuh mantan kekasihku Kate, tapi sebelumnya menyiksanya, juga mereka menyiksaku, hampir aku tewas sea
“Kita kembali ke Paris,” kata Brandi setelah duduk di samping Kate. Brandi tak menyangka Kate ternyata masih setia menungguinya.Padahal saat beraksi tadi bukan waktu yang singkat, karena Brandi berjam-jam intai musuh-musuhnya. “Bagaimana tuan, apakah Mr M dan Tuan Chino Hamuk ada di sana?” tanya Kate sambil jalankan mobil arah balik ke Paris lagi.“Mereka sudah kabur ke Dubai lagi, aku akan susul mereka ke sana. Tapi aku mau ziarah dulu ke makam ibuku di Paris,” sahut Brandi lagi, Kate pun mengangguk.Salju sudah tipis, sehingga Kate berani geber mobil ini lebih cepat dari sebelumnya. Bahkan saat di jalan bebas hambatan, Kate berani geber sedan mewah ini hingga 150 kilometer perjam. Sepanjang jalan kembali mereka ngobrol layaknya sahabat dan Kate makin lama makin yakin Brandi orang baik.Brandi juga bukan lelaki yang mudah menggodanya, walaupun diam-diam Kate mulai simpati dengan pria tampan ini.Perjalanan 455 kilometer dengan jalanan yang sudah tak begitu tebal saljunya bisa di t
Bukan satu malam mereka bersama, tapi 3 hari 2 malam, setelahnya mereka lanjutkan perjalanan balik ke Paris, kali ini Brandi yang ambil alih setiran, karena Kate ngaku capek sekali di hajar siang malam pemuda ini.“Gila kamu Brandi, nggak ada apa-apanya mantan kekasihku dulu,” kata Kate terkekeh sambil mengecup pipi Brandi, hingga pemuda ini senyum mesem saja.Bukan hanya Kate yang bilang begini, Yeni dan Marcia pun sama, mereka ngaku ngeri-ngeri sedab bersama pria perkasa ini.Setelah setengah harian dalam perjalanan, mereka kini sampai di sebuah pemakaman umum khusus muslim di pinggiran Kota Paris.Brandi pun bertanya dengan penjaga makam di mana letak makam ibundanya.Brandi akhirnya sampai juga di sebuah makam tua dan di sana tertulis nama ibundanya, lengkap dengan bin dan tanggal kematiannya yang tak jauh beda dengan usia Brandi saat ini.Brandi pun lama berdoa di makam ibu kandungnya, yang berjuang luar biasa saat hamil dirinya.“Kasian sekali kamu bunda, saat koma malah hamil ak
Sampai di Dubai, Brandi cari alamat pengacara Umar, ternyata kantor pengacara Umar sangat mewah dan bonafid.Brandi memang tak mau buang waktu untuk menemui sang pengacara itu.Agak keder juga Brandi bertamu ke kantor salah satu pengacara terkenal di Dubai ini. Bahkan dua satam yang jaga di lobby kantor ini sering curi pandang padanya.Tapi Brandi tetap percaya diri, apalagi dia kini juga berpakaian rapi dan styles. Cukup lama juga Brandi menunggu di lobby ini.Hampir 3 jam, barulah keluar seorang wanita cantik yang kenalkan diri Aaliya tugasnya adalah sebagai Sekretaris sang pengacara ini.“Tuan Brandi yaa…silahkan, anda sudah di tunggu tuan Umar di ruang kerjanya!” kata wanita cantik ini, lalu dengan gemulai dia jalan duluan di muka Brandi.Tercium bau parfum mehong yang menyeruak hidung Brandi, saat mereka berjalan ke ruangan kerja pengacara Umar yang sangat mewah ini.Hampir sama mewahnya dengan ruang kerja tuan Brandon Hasim Zailani di Jakarta, walaupun ruangan kerja Brandon 2X l
Banggakah Brandi memiliki ayah kandung Brandon Hasim Zailani, ternyata tidak!Setelah berpikir hingga satu hari, Brandi akhirnya ambil keputusan mengejutkan, ia menulis surat pengunduran dirinya sebagai…Agen Khusus sekaligus mundur sebagai militer aktif di usia 24 tahunan.Ditujukan pada Mr-KN, tembusan langsung ke Brandon Hasim Zailani, ayah kandungnya yang sampai kini tak tahu jati diri aslinya.Diam-diam Brandi marah karena menganggap Brandon Hasim Zailani sengaja sia-siakan ibunya. Sehingga koma dan tak lama meninggal dunia di rumah sakit, tak lama usai melahirkan dirinya.Bagi Brandi ini tak bisa dimaafkan, ayah kandungnya itu dianggapnya orang yang paling bertanggung jawab atas penderitaan ibu kandungnya.“Buat apa aku kerja pada orang yang jelas-jelas tak bertanggung jawab pada ibundaku,” gumam Brandi dan men-scan surat pengunduran dirinya yang di tandai dengan e-materai ini, lalu tanpa buang waktu langsung dia kirimkan pada Mr-KN via emailnya.Brandi bahkan ganti nomor ponsel
“Dia ternyata hamidun duluan, saat ku nikahi, dia sudah hamil 3 minggu, makanya dia terima lamaranku, karena kekasihnya masuk penjara akibat jadi pengedar narkoba.” Kisah Panjul, Brandi sampai mangap dan hampir tak percaya.Selanjutnya Panjul pun mengisahkan, karena terlanjur hamidun dan malu, maka lamarannya pun di terima Arum saat itu, tanpa sadar sang calon istri sudah tak perawan dan parahnya sedang hamil muda pula.Padahal dulu Arum pernah menolak dia mentah-mentah berkali-kali, tapi Panjul saat itu pantang menyerah. Dia terlanjur cinta setengah mati dengan Arum.“Sialnya setelah uang milikku pemberian kamu dia kuasai dan mobil dia pindah tangankan, dia ngakui semuanya. Tujuannya agar aku segera cerai dia, dasar wanita bangsat dia itu, menipuku mentah-mentah!” sungut Panjul kesal bukan kepalang, sekaligus patah hati.Selanjutnya Panjul pun menyebutkan apa adanya, semenjak menguasai mobil dan uangnya, Panjul juga di usir dari rumah orang tua Arum. Lalu Arum gugat cerai dirinya, ape
“Besok malam kita harus bergerak, aku tahu di mana mereka menyembunyikan para turis itu. Saat ini Al Tahyan sedang nego alot dengan minta tebusan 25 juta dolar per orang, untuk bebaskan ke 4 turis tersebut!” bisik Barbie lagi.Mendengar ini Ryan kaget bukan main, tak tanggung-tanggung ternyata kelompok Al Tahyan ini minta tebusan untuk membebaskan sandera tersebut.“Gila, mereka ternyata perampok dan penculik berkedok milisi pejuang,” dengus Ryan kaget.“Kamu pikir kehidupan mewah mereka di dapat darimana? Tentu saja dari hasil kejahatan dan juga jadi eksekutor alias bergerak sesuai order, mereka itu juga penyeludup senjata dan kokain yang bernilai luar biasa…!”Lagi-lagi si Barbie bongkar praktek kejahatan Al Tahyan Farisi Cs, yang semakin hari dikatakanya makin kuat serta lengkap persenjataan anak buahnya.“Mereka punya pesawat tempur dan juga tank!” ceplos si Barbie lagi. Ryan sampai tak bisa berkata-kata lagi, aandia dia tak bertemu si Barbie ini, mungkin saja dia akan mati kony
“Jadi…kamu ini..?” Ryan yang masih kaget kini menatap wajah jelita si Barbie.“Ya tuan Ryan, aku sudah tahu siapa kamu, juga alasan tuan bergabung dengan kelompok ini. Tapi apa mungkin tuan mampu bergerak sendiri, ku rasa sulit, pasukan Al Tahyan ini ribuan jumlahnya dan mereka sanga disiplin serta teroganisir dengan baik..!” cetus si Barbie blak-blakan.Ryan termenung sesaat, si barbie menunggu saja dan membiarkan anak muda di depannya ini mikir.“Betul yang kamu bilang Barbie, apa saran kamu saat ini?” tanya Ryan lagi.“Nanti aku akan ikut kamu untuk melawan Abu Jenaya, tapi kita harus berusaha bertemu pimpinan milisi itu.”Suara Barbie pelan dan Ryan tentu saja paham apa maksudnya, apalagi Ryan baru nyadar di ruangan ini ada CCTV.Kontan wajah Ryan memerah, artinya…kelakuannya bersama Zoona dan Iqaala di lihat jelas oleh Al Tahyan selama beberapa hari ini.Barbie lalu ajak Ryan bergeser ke teras belakang yang aman dari CCTV.Tapi Barbie pintar, dia lalu mencium bibir Ryan dan merek
“Tenang honey, dia akan bikin kamu klimaks, pokoknya permainan dia itu 2X lebih hebat dari kami,” sahut Zoona tertawa berderai.“Biar tuan semangat sebelum bertempur, kan kalau belum muncrat laharnya, pasti puyeng pala peang, ya kannn?” sambung Iqaala, lalu gantian tertawa berderai dan diikuti Zoona.Ryan hanya bisa senyum mesem mendengar candaan kedua wanita cantik ini, yang tadi malam dia hajar sampai nyerah.“Zoona, Iqaala benarkah baru-baru ini ada turis dari Thailand yang di sandera?” tanya Ryan hati-hai agar keduanya tak curiga.“Waah nggak tahu aku, agaknya cocok deh tuan tanyakan ke si barbie, kan dia tinggal bersama tuan Al Tahyan di istana-nya. Pasti dia tahu, atau setidaknya mengetahui kalau ada kejadian begitu!” ceplos Zoona lagi.Iqaala pun sama, agaknya kali ini keduanya tak berbohong dan Ryan tak ingin memaksa.Dan Zoona serta Iqaala benar-benar pamit, dengan alasan tak sanggup lagi ladeni keperkasaan Ryan yang di luar nurul ini.Ryan membiarkan keduanya pamit, ia tak m
Ryan dan Balang diam-diam kembali bertemu di sebuah tempat yang tak menyolok, tentu saja Zoona dan Iqaala yang masih minta rehat setelah di hajar Ryan tak tahu.Ryan juga sadar, selain menemaninya, keduanya juga tugas ganda, mengamati dirinya, untuk selalu di laporkan ke tuan besarnya Al Tahyan Farisi.Mendengar semua kisah Ryan, Balang dengan wajah serius bilang, kelompok Abu Jenaya justru kelompok yang perjuangkan Palestina merdeka.“Dari informasi yang ku dapat di lapangan, salah satu kelompok yang paling sulit di hadapi pasukan zionis dan kelompok yang mereka bayar, kelompok Abu Jenaya menduduki urutan teratas yang wajib di basmi.”Balang lalu kisahkan sepak terjang kelompok pejuang ini, yang dikatakan sangat di dukung warga Palestina, terutama di wilayah pendudukan zionis.“Mereka sering bikin pasukan zionis kocar-kacir, kelompok ini bak hantu, serang dan kabur dan jumlah mereka juga sangat misterius. Ada yang bilang hanya puluhan, ada lagi yang bilang ratusan hingga ribuan mili
Ryan senyum sinis melihat Zoona dan Iqaala kini ngorok halus…kecapekan!Permainan cinta ganas dan panas hingga berjam-jam, membuat keduanya kini lunglai dan minta istirahat, Ryan pun mengiyakan. Walaupun belum klimaks tapi Ryan tak berminat meneruskan."Badan sih oke, denok...itunya dah pada longgar, untung saja punyaku king size. Kalau standar Indonesia, apa rasanya...? Numpang lewat doangggg!" gumam Ryan lalu tertawa sendiri sambil menatap perabotan Zoona dan Iqaala dan menutupi tubuh keduanya dengan selimut.Kini dia sudah paham apa yang harus dilakukan, keterangaan kedua wanita ini bagi Ryan sudah lebih dari cukup.Misi korek keterangan kini sukses, selanjutnya diam-diam dia kontak Balang dan keduanya pun berbicara serius via telpon."Aku lagi patroli dengan pasukan PBB Bang, nanti setelah agak longgar kita ketemuan," sahut Balang di seberang telpon. Ryan lalu beristirahat di kamar satunya, dia pun sebenarnya kelelahan, tapi karena fisiknya kuat ia pun tidak terlalu capek-capek
Begitu sampai kembali ke kamar vila, Zoona dan Iqaala yang agak mabuk tak sungkan lagi memeluk tubuh kokoh Ryan.Sebenarnya keduanya tak mabuk-mabuk amat, hanya di buat-buat saja, agar tubuh mereka bisa di pegang Ryan.Ryan yang masih ‘normal’ membiarkan saja ulah keduanya, ia malah sengaja gerayangi tubuh keduanya, sehingga makin blingsatanlah keduanya.“Kedua bidadari Abang itu bisa di manfaatkan, nggak perlu Abang repot memata-matai tuan Al Tahyan,” itulah pesan Balang yang di ingat Ryan.Sehingga Ryan pun kini mulai sengaja bersikap nakal.Iqaala bahkan tak ragu mencopoti semua pakaiannya, juga setengah memaksa melepas pakaian Ryan, yang saat ini memakai celana jeans dan kaos, yang sore sebelumnya sempat beli di sebuah toko pakaian tak jauh dari vila ini.Begitu Ryan hanya kenakan CD doang, keduanya sampai berseru wow melihat body Ryan yang bersekal-sekal dan kokoh ini, makin leleran lagi melihat torpedo Ryan yang sudah menonjol di balik CD tipis-nya ini.“Amazingggg…sizenya…!” se
Apa yang di katakan Zoona dan Iqaala benar adanya, tempat dugem di sini tak kalah dari yang ada di Jakarta.Pengunjung pun juga membludak dan tempat ini terlihat penuh pengunjung.“Ahh bodohnya aku, Lebanon kan warganya campuran, letaknya juga sudah mendekat Barat, tak aneh gaya mereka ke barat-baratan, nggak jauh beda dengan di Indonesia,” batin Ryan.Ryan melihat Zoona dan Iqaala sedanga asyik ‘ajojing’ ria berbaur dengan pengunjung lainnya. Ryan menolak diajak goyang, dia beralasan masih capek. “Dua wanita Beirut yang menggairahkan, sayang kalau di lewatkan!”Kaget bukan main Ryan, tiba-tiba ada yang bicara begitu gunakan Bahasa Indonesia pula. Refleks dia menoleh dan senyumnya langsung sumringah.“Balang Hasim Zailani…!” seru Ryan, tak menyangka akan bertemu si tampan cool ini.Keduanya tanpa di duga saling berpelukan erat, entah kenapa bertemu Balang di sini Ryan seolah bertemu adik sendiri.“Bang kita ngobrol di luar yuks…biarkan saja dua bidadari Abang di sana, suara musik je
Ryan, pura-pura tak menggubris pandangan kagum kedua wanita jelita ini, dia ingin istirahat di kamar lumayan mewah di vila ini.Namun…gangguan itu datang lagi, tanpa Ryan duga, Zoona dan Iqaala juga kini berganti baju santai, yakni kaos ketat dan celana pendek, tak lagi berbaju ala militer.Lekak lekuk tubuh keduanya membuat mau tak mau Ryan melirik juga, tapi dia tak mau menunjukan kebangorannya.Ryan hanya hela nafas panjang, karena hatinya masih teringat Fareeha dan…aslinya belum puas untuk balas dendam, hawa membunuhnya sangat kuat saat ini. Kenapa tiba-tiba dia mau bertemu kelompok ini, awalnya Ryan mengira mereka ini kelompok perjuangan yang all out melawan pasukan zionis, namun kini dia mulai meragu.Apalagi diapun sadar diri, tak bisa sendirian melawan pasukan musuh yang miliki pasukan terlatih bersenjata lengkap.Dia butuh rekan seperjuangan yang lebih besar dari kelompok Abu Shekar, yang hanya miliki pasukan ratusan orang saja.“Aku akan bersabar minimal seminggu, kalau tid
Akhirnya mereka tiba di sebuah tempat yang di jaga ratusan orang berseragam ala tentara, inilah milisi yang di katakan Syarif tadi.“Jumlah anggota kami yang aktif dan resmi 3.500 an orang tuan Ryan dan yang tak resmi hampir 10.000 an orang, pemimpinnya Tuan Al Tahyan Farisi,” cerita Syarif.Kaget juga Ryan, artinya milisi ini bukan milisi biasa, banyak sekali anggotanya. Seragamnya pun tak ubahnya militer resmi pemerintahan.Ryan di sambut langsung sang pimpinan milisi Tuan Al Tahyan Farisi dan dua pembantu utama yang menunggunya di halaman markas milisi ini.Pria ini miliki brewok dwi warnanya lebih lebat dari milik Ryan dan tubuhnya agak tambun, tinggi badannya hampir sama dengan Ryan.Pakaiannya juga ala militer, lengkap dengan pistol nya di pinggang, bahkan ada tanda dua bintang di pakaianya ini, yang artinya Al Tahyan seorang pria berpangkat Inspektur Jenderal.Seorang pria gagah, walaupun Ryan taksir usianya pasti di atas 55 tahunan.“Akhirnya orang yang kami tunggu-tunggu datan