BERSAMBUNG
“Silahkan kamu tidur di ranjang, aku di sini saja,” kata Brandi, sambil menunjuk kursi yang ada di pojokan motel ini.Kate yang masih takut-takut dengan Brandi tak banyak tanya lagi, diapun beristirahat dan mencoba bersikap tenang.Melihat Kate yang bolak-balik gelisah, Brandi tersenyum sendiri.“Tak usah takut, aku bukan orang yang kamu pikirkan, tidur saja, aku akan menjagamu,” kata Brandi lagi dan dia pun menselonjorkan kaki, lalu pejamkan mata.Akhirnya Kate pun bisa tenang dan tak lama kemudian benar-benar bisa tidur dengan nyenyak.Brandi terbangun, saat melihat alrlojinya saat ini sudah pukul 6 pagi, tapi cuaca masih gelap. Brandi pun keluar dari motel dan tak lama kembali dengan dua roti dan wine dengan kadar alkohol ringan.Kate rupanya ikut terbangun, sambil menikmati roti dan wine, Kate pun memberanikan diri bertanya, kenapa Brandi kejar dua orang tersebut.“Mereka sudah membunuh mantan kekasihku Kate, tapi sebelumnya menyiksanya, juga mereka menyiksaku, hampir aku tewas sea
“Kita kembali ke Paris,” kata Brandi setelah duduk di samping Kate. Brandi tak menyangka Kate ternyata masih setia menungguinya.Padahal saat beraksi tadi bukan waktu yang singkat, karena Brandi berjam-jam intai musuh-musuhnya. “Bagaimana tuan, apakah Mr M dan Tuan Chino Hamuk ada di sana?” tanya Kate sambil jalankan mobil arah balik ke Paris lagi.“Mereka sudah kabur ke Dubai lagi, aku akan susul mereka ke sana. Tapi aku mau ziarah dulu ke makam ibuku di Paris,” sahut Brandi lagi, Kate pun mengangguk.Salju sudah tipis, sehingga Kate berani geber mobil ini lebih cepat dari sebelumnya. Bahkan saat di jalan bebas hambatan, Kate berani geber sedan mewah ini hingga 150 kilometer perjam. Sepanjang jalan kembali mereka ngobrol layaknya sahabat dan Kate makin lama makin yakin Brandi orang baik.Brandi juga bukan lelaki yang mudah menggodanya, walaupun diam-diam Kate mulai simpati dengan pria tampan ini.Perjalanan 455 kilometer dengan jalanan yang sudah tak begitu tebal saljunya bisa di t
Bukan satu malam mereka bersama, tapi 3 hari 2 malam, setelahnya mereka lanjutkan perjalanan balik ke Paris, kali ini Brandi yang ambil alih setiran, karena Kate ngaku capek sekali di hajar siang malam pemuda ini.“Gila kamu Brandi, nggak ada apa-apanya mantan kekasihku dulu,” kata Kate terkekeh sambil mengecup pipi Brandi, hingga pemuda ini senyum mesem saja.Bukan hanya Kate yang bilang begini, Yeni dan Marcia pun sama, mereka ngaku ngeri-ngeri sedab bersama pria perkasa ini.Setelah setengah harian dalam perjalanan, mereka kini sampai di sebuah pemakaman umum khusus muslim di pinggiran Kota Paris.Brandi pun bertanya dengan penjaga makam di mana letak makam ibundanya.Brandi akhirnya sampai juga di sebuah makam tua dan di sana tertulis nama ibundanya, lengkap dengan bin dan tanggal kematiannya yang tak jauh beda dengan usia Brandi saat ini.Brandi pun lama berdoa di makam ibu kandungnya, yang berjuang luar biasa saat hamil dirinya.“Kasian sekali kamu bunda, saat koma malah hamil ak
Sampai di Dubai, Brandi cari alamat pengacara Umar, ternyata kantor pengacara Umar sangat mewah dan bonafid.Brandi memang tak mau buang waktu untuk menemui sang pengacara itu.Agak keder juga Brandi bertamu ke kantor salah satu pengacara terkenal di Dubai ini. Bahkan dua satam yang jaga di lobby kantor ini sering curi pandang padanya.Tapi Brandi tetap percaya diri, apalagi dia kini juga berpakaian rapi dan styles. Cukup lama juga Brandi menunggu di lobby ini.Hampir 3 jam, barulah keluar seorang wanita cantik yang kenalkan diri Aaliya tugasnya adalah sebagai Sekretaris sang pengacara ini.“Tuan Brandi yaa…silahkan, anda sudah di tunggu tuan Umar di ruang kerjanya!” kata wanita cantik ini, lalu dengan gemulai dia jalan duluan di muka Brandi.Tercium bau parfum mehong yang menyeruak hidung Brandi, saat mereka berjalan ke ruangan kerja pengacara Umar yang sangat mewah ini.Hampir sama mewahnya dengan ruang kerja tuan Brandon Hasim Zailani di Jakarta, walaupun ruangan kerja Brandon 2X l
Banggakah Brandi memiliki ayah kandung Brandon Hasim Zailani, ternyata tidak!Setelah berpikir hingga satu hari, Brandi akhirnya ambil keputusan mengejutkan, ia menulis surat pengunduran dirinya sebagai…Agen Khusus sekaligus mundur sebagai militer aktif di usia 24 tahunan.Ditujukan pada Mr-KN, tembusan langsung ke Brandon Hasim Zailani, ayah kandungnya yang sampai kini tak tahu jati diri aslinya.Diam-diam Brandi marah karena menganggap Brandon Hasim Zailani sengaja sia-siakan ibunya. Sehingga koma dan tak lama meninggal dunia di rumah sakit, tak lama usai melahirkan dirinya.Bagi Brandi ini tak bisa dimaafkan, ayah kandungnya itu dianggapnya orang yang paling bertanggung jawab atas penderitaan ibu kandungnya.“Buat apa aku kerja pada orang yang jelas-jelas tak bertanggung jawab pada ibundaku,” gumam Brandi dan men-scan surat pengunduran dirinya yang di tandai dengan e-materai ini, lalu tanpa buang waktu langsung dia kirimkan pada Mr-KN via emailnya.Brandi bahkan ganti nomor ponsel
“Dia ternyata hamidun duluan, saat ku nikahi, dia sudah hamil 3 minggu, makanya dia terima lamaranku, karena kekasihnya masuk penjara akibat jadi pengedar narkoba.” Kisah Panjul, Brandi sampai mangap dan hampir tak percaya.Selanjutnya Panjul pun mengisahkan, karena terlanjur hamidun dan malu, maka lamarannya pun di terima Arum saat itu, tanpa sadar sang calon istri sudah tak perawan dan parahnya sedang hamil muda pula.Padahal dulu Arum pernah menolak dia mentah-mentah berkali-kali, tapi Panjul saat itu pantang menyerah. Dia terlanjur cinta setengah mati dengan Arum.“Sialnya setelah uang milikku pemberian kamu dia kuasai dan mobil dia pindah tangankan, dia ngakui semuanya. Tujuannya agar aku segera cerai dia, dasar wanita bangsat dia itu, menipuku mentah-mentah!” sungut Panjul kesal bukan kepalang, sekaligus patah hati.Selanjutnya Panjul pun menyebutkan apa adanya, semenjak menguasai mobil dan uangnya, Panjul juga di usir dari rumah orang tua Arum. Lalu Arum gugat cerai dirinya, ape
Panjul langsung pilih 4 wanita cantik buat menemani mereka, Brandi tak menegur ulah sahabatnya ini.“Emank kamu sanggup langsung dua begitu Njul,” seloroh Brandi, tapi hatinya masih teringat mantan suami Audrey yang tadi dia lihat.“He-he-he…sesekali bersikap kayak orkay, dengan 2 wanita sekaligus, biar seru saja,” sahut Panjul enteng.Brandi yang awalnya duduk didampingi dua wanita cantik yang langsung pesan ini dan itu, hanya melihat kelakuan Panjul dan ke 4 LC ini, yang rame bernyanyi dan bergoyang heboh.Kadang-kadang keduanya tak sungkan menarik tangan Brandi agar ikutan berjoget dan tak ragu memeluk si tampan cool ini.Bahkan setelah 1 jam, Brandi hanya bisa senyum-senyum saja, saat Panjul kini asyik gerayangi keduanya dan malah resleting celananya sudah terbuka.Gila juga si Panjul ini, masa mau main di sini, pikir Brandi dan merokok saja dengan santai dan menikmati dua LC tadi bernyanyi bergantian di depannya.Brandi benar-benar terpaksa menonton ulah ‘edan’ Panjul yang mulai m
Hajaran yang Brandi berikan buat si botak tak di sangka berbuntut panjang. Dua hari kemudian, Brand kaget saat datang 3 polisi ke rumahnya dan langsung borgol kedua tangannya.“Anda di tahan karena telah lakukan penganiayaan berat terhadap pelapor bernama Anton, hingga kaki kanannya patah,” kata polisi yang menahannya itu.Brandi pun pasrah dan ogah melawan, saat di gelandang ke Mapolres Batupecah, andai masih ada AKP Aldot, pasti ia akan di bebaskan.Tapi ‘adiknya’ itu sudah pindah tugaskan alias di tarik lagi ke Mabes di Jakarta.“Buat apa aku minta tolong ke Aldot, aku tidak akan pernah akui Brandon ayah kandungku,” batin Brandi, yang masih kesal dengan kelakuan ayah kandungnya itu.Ela ibu angkatnya dan Ryan serta Mona kedua sepupunya tentu saja kaget bukan main, melihat Brandi di bawa mobil polisi. Mona bahkan menangis melihat Brandi di borgol polisi.“Tenang saja, aku tak apa-apa kok?” kata Brandi sambil lempar senyum lalu membelai rambut Mona dan memeluk erat Ryan, hingga ketiga
Plakk…plakkk…plakk…!Walaupun tak terlalu keras, tapi pukulan di perut yang di lakukan Chulbuy dengan tongkat komando, membuat wajah para polisi obesitas ini merah padam, malu bukan main.Apalagi Mapoltabes ini terletak di sisi jalan raya yang padat, sehingga jadi pusat perhatian semua orang yang lalu lalang. Saat tiba di depan Aiptu Sulistyo dan kebetulan yang paling terakhir kena giliran, Chulbuy menatap wajah si polisi ini.“Hmm…perut kamu ini kebanyakan makan uang haram kan? Entah berapa miliar kamu kumpulkan dari uang-uang sogokan itu. Pangkat Aiptu bergaji jenderal kamu ini,” sindir Chulbuy dan plakk, sengaja agak keras menepuk perut si Aiptu ini, hingga wajahnya langsung meringis.Aiptu Sulistyo benar-benar di permalukan Chulbuy yang masih mangkel, karena dulu kena kadalin pria yang kini jadi anak buahnya.Chulbuy lalu berputar di barisan belakang dan dia kaget! Terlihat seorang polwan berpangkat Aipda yang belum terlalu tua, badan terlihat sangat kurus, pucat lagi, kayak ora
“Jadi Kapoltabes di Banjarbaru Om…?” Chulbuy agak kaget. “Iya Chul, besok kamu harus terbang ke sana, untuk sertijab dengan pejabat sebelumnya,” kata Komjen Joko, yang kini jabat Wakapolri.Saat Komjen Joko jelaskan ini dan itu, mata buaya Chubuy malah terfokus pada seorang polwan cantik berpangkat Bripda, yang jadi asisten sang Wakapolri ini.Komjen Joko mendehem, hingga Chulbuy gelagapan dan si polwan ini menahan tawanya.“Itu kemenakanku, sepupu misanmu sendiri, macam-macam ku ketuk palamu,” sungut Komjen Joko, yang tahu track record keponakannya ini.Chulbuy tertawa berderai dan dia pun tak sungkan menyapa sepupu misannya ini.“Hati-hati dengan si playboy ini Rika, mau shopping atau jalan kemanapun, bahkan mobil atau rumah enteng dia belikan. Tapi kamu nggak bakalan jadi nyonyahnya,” kata Komjen Joko peringatkan Bripda Rika, yang kembali tertawa berderai perlihatkan giginya yang putih rata.“Tenang Om, aku dah tahu sepak terjangnya,” sahut Bripda Rika terkekeh. Chulbuy, kembali k
Dahi Chulbuy berkerut, saat melihat seorang pria tampan berbaju militer mendatangi Kanika dan…memeluknya.Keduanya kini mendekatinya. “Komisaris Chul ini suamiku, Kolonel Pakor,” Kanika tak sungkan kenalkan suaminya, yang tingginya hampir sama dengan Chulbuy.Tak kalah tampannya di bandingkan Chulbuy.Kolonel Pakor dengan ramah menyalami Chulbuy, sehingga otomatis hasratnya padam seketika, tak ada minat lagi ajak Kanika aneh-aneh.Chulbuy ingat pesan paman Darlan di Batupecah, jangan sesekali gauli bini orang, atau ilmu kebalnya runtuh dan dia akan tewas mengenaskan.Setelah pasangan ini berlalu, Chulbuy menepuk jidatnya sambil tertawa sendiri. "Hampir saja, ruwah kajian ilmu kebalku, duehh nafsu-nafsuuu...!" gumam Chulbuy.Setelah beri laporan ke atasannya, Chulbuy hari itu juga terbang ke Bangkok.Tak ingin berlama-lama, walaupun Sawika sempat menelponnya apakah butuh kehangatannya lagi. Namun dengan alasan capek tawaran ‘enak’ ini di tolaknya, dia langsung carter private jet dan te
“Aku ikut!” kata Chulbuy saat Kanika bergegas keluar kafe ini untuk kembali ke markas sektor Pulau Kasino, di mana saat ini dilaporkan anak buah Kanika,Chino Hamuk kabur bersama anak buahnya, yang serbu markas polisi sektor itu.“Jangan bunyikan serine, siapa tahu komplotan itu masih berada di sana, juga agar tak bikin kaget warga di Pulau ini!” kata Chulbuy dan Kanika mengangguk dan tak jadi ambil lampu strobo yang bisa di copot di kap mobil, kini mereka tancap gas menuju ke tempat tadi.Belum 5 menitan tancap gas, tiba-tiba mereka berselisihan dengan dua buah mobil yang larinya sangat kencang.“Kanika sini aku yang bawa, kayaknya itu mobil para komplotan Chino Hamuk,” kata Chulbuy.Kanika langsung mengangguk dan mereka pun bertukar posisi dalam kondisi mobil masih jalan, walaupun perlahan.“Maaf..!” kata Kanika saat tak sengaja duduk di pangkuan Chulbuy, sampai tercium bau harum lembut tubuh si Letkol Polisi ini.Sesaat Chulbuy terlena juga dengan bau parfum ini, apalagi tubuh Kanik
Proses pemindahan uang kemenangan Chulbuy yang sangat besar butuh waktu lumayan lama, saking banyaknya kemenangannya ini.Bahkan keduanya masih sempat ngopi di ruangan khusus, sambil menunggu proses ini, di sinilah Huang Lie cerita, kalau dia mengetahui Chulbuy seorang polisi, karena penasaran."Kok tuan bisa begitu tenang main judinya, andai kartu yang terakhir datang beda, kebayang banyaknya tuan kalah? Juga uangku pasti habis!" kata Huang bertanya, karena penasaran."Sebenarnya kenapa aku tenang?Jujur uang yang aku pakai buat main judi itu uang tak halal juga, makanya aku main tanpa beban. Kalau itu uang negara atau uang pribadi, mungkin sama saja kayak anda, pasti guguplah, aku nggak munafik," cetus Chulbuy, hingga Huang Lie tertawa dan langsung jempol. "Hebat, cerdik dan anda layak di sebut dewa judi," puji Huang lagi.Setelah proses transfer beres, mereka pun langsung ke kantor polisi sektor susul Letkol Kanika.Di markas polisi sektor Pulau Kasino…!“Anda berdua harusnya jang
Huang Lie yang duduk di sisi Chulbuy ikutan tegang, bahkan Sawika pucat pasi, melihat Chulbuy yang terlihat berubah wajahnya.Benar-benar pemandangan yang sangat bikin spot jantung berdetak kencang. Bahkan ratusan penonton yang tentu saja paham main judi poker kini sampai tak ada yang berani bersuara, saking tegangnya.Andai ada yang batuk, pasti se antero ruangan kasino yang luas ini akan terdengar jelas.Wajah Chino Hamuk terlihat makin ceria melihat Chulbuy yang berubah wajahnya. Senyum kemenangan makin nampak dari raut wajahnya.Tapi alis Chino Hamuk kini terangkat, saat melihat raut muka Chulbuy kini kembali berubah, senyum tipis tersungging di bibirnya, bahkan kini Chulbul mengisap cerutunya dengan gaya santai.“Anda memang penjudi hebat tuan Chino Hamuk, tak mudah di gertak, tapi…kartu aku adalah…!”Dengan cepat bak main sulap, Chulbuy tarik kartu bawahnya dan memperlihatkan ke semua orang, apa kartu di bawah itu.Lantas, setelahnya dengan santai meletakaannya di atas meja dan
Inilah trik jitu Chulbuy, yang sengaja permainkan emosi para penjudi lain, terutama Chino Hamuk, Huang Lie pun sampai geleng-geleng kepala melihat hebatnya Chulbuy bermain judi.Taktik Chulbuy berhasil, setelah permainan di lanjutkan, lama-lama 3 orang terpaksa keluar dengan wajah keruh, karena keok besar.‘Teror’ mental yang Chulbuy lakukan benar-benar bikin ke 3 penjudi, yang terdiri dari 2 wanita dan satu orang bule ini out, dengan kekalahan tak sedikit.Kini tersisa Chulbuy, Huang Lie, Chino Hamuk dan satu pria berwajah Asia lainnya, yang Chulbuy duga pasti ‘rekan’ Chino Hamuk.Permainan lanjut, ke 4 orang ini silih berganti menang, tapi lama-lama terlihat, kalau Chulbuy dan Chino Hamuk yang paling unggul, bahkan si pria Asia ini siap-siap out, karena modalnya hampir habis, termasuk…Huang Lie.Huang Lie memang kerap mengalah, seakan beri jalan agar Chulbuy unggul, begitu juga dengan si wajah Asia, yang juga berlaku begitu buat Chino Hamuk.Kartu kembali di bagi untuk ke sekian kali
Penjudi lain tak paham apa yang diomongkan Chino Hamuk, tapi Huang Lie sepertinya paham, terlihat kekagetan di wajahnya, tahu Chulbuy seorang polisi!Tapi si mata sipit ini tentu saja tak ingin bertanya, dia seolah sibuk ‘menyusun’ koin—koin miliknya.“Tentu saja, dari mana lagi aku dapat uang kalau bukan uang sogokan itu. Siapa tahu peruntunganku ada di sini dan uang itu nambah berkali-kali lipat. Nggak perlu jadi penyulundup narkoboy agar tajir melintir, lalu sewa centeng-centeng tolol untuk habisi orang yang pernah di sogok!” sahut Chulbuy kalem sambil senyum kecil, hingga mata Chino Hamuk makin mendelik, mendekati melotot.Sindiran Chulbuy tentu saja sangat telak. Tapi Chino Hamuk kini pasang wajah cuek bebek.“Tuan-tuan dan nyonyah, kita siap bermain. Kartu akan segera di kocok dan di bagi!” si pembagi kartu remi mulai kocok kartunya dan menaruhkan di sebuah tempat khusus.Lalu mulai membagi satu kartu yang di telungkupkan pada ke 7 orang ini, lalu kartu kedua sengaja di buka, dua
Chulbuy seolah menemukan Nova dan Kristin dalam diri Sawika, si gadis Thai ini benar-benar pasangan yang sepadan dalam bercinta.Mau gaya apa saja, ho oh terus si Sawika ini.“Gilaa kamu tuan Mike, i like it…!” lenguh Sawika keenakan saat Chulbuy gunakan jurus gendongnya, juga jurus-jurus ‘mabuk’ lainnya hingga Sawika bilang, baru kali ini menemukan partner yang hebat.Mereka terus bercinta hingga tengah malam dan berlanjut terus hingga 3 hari kemudian.Mereka bahkan malas keluar kamar hotel mewah ini, apalagi Sawika sudah pindah ke kamar Chulbuy, tidak lagi di kamar terpisah.“Sayangnya aku pake pengaman tuan Mike, kalau nggak pasti cakep banget blasteran anak kita yaah,” canda Sawika, setelah untuk ke sekian kalinya mereka kembali memadu ciinta.Chulbuy…hanya tertawa saja, teringat ia ucapan ayahnya, yang juga semacam Undang-undang mutlak bagi keturunan Hasim Zailani, yakni tak boleh lari dari tanggung jawab.“Berani berbuat, beranii tanggung jawab, apapun resikonya,” kata Brandi, ya