BERSAMBUNG
Banggakah Brandi memiliki ayah kandung Brandon Hasim Zailani, ternyata tidak!Setelah berpikir hingga satu hari, Brandi akhirnya ambil keputusan mengejutkan, ia menulis surat pengunduran dirinya sebagai…Agen Khusus sekaligus mundur sebagai militer aktif di usia 24 tahunan.Ditujukan pada Mr-KN, tembusan langsung ke Brandon Hasim Zailani, ayah kandungnya yang sampai kini tak tahu jati diri aslinya.Diam-diam Brandi marah karena menganggap Brandon Hasim Zailani sengaja sia-siakan ibunya. Sehingga koma dan tak lama meninggal dunia di rumah sakit, tak lama usai melahirkan dirinya.Bagi Brandi ini tak bisa dimaafkan, ayah kandungnya itu dianggapnya orang yang paling bertanggung jawab atas penderitaan ibu kandungnya.“Buat apa aku kerja pada orang yang jelas-jelas tak bertanggung jawab pada ibundaku,” gumam Brandi dan men-scan surat pengunduran dirinya yang di tandai dengan e-materai ini, lalu tanpa buang waktu langsung dia kirimkan pada Mr-KN via emailnya.Brandi bahkan ganti nomor ponse
“Dia ternyata hamidun duluan, saat ku nikahi, dia sudah hamil 3 minggu, makanya dia terima lamaranku, karena kekasihnya masuk penjara akibat jadi pengedar narkoba.” Kisah Panjul, Brandi sampai mangap dan hampir tak percaya.Selanjutnya Panjul pun mengisahkan, karena terlanjur hamidun dan malu, maka lamarannya pun di terima Arum saat itu, tanpa sadar sang calon istri sudah tak perawan dan parahnya sedang hamil muda pula.Padahal dulu Arum pernah menolak dia mentah-mentah berkali-kali, tapi Panjul saat itu pantang menyerah. Dia terlanjur cinta setengah mati dengan Arum.“Sialnya setelah uang milikku pemberian kamu dia kuasai dan mobil dia pindah tangankan, dia ngakui semuanya. Tujuannya agar aku segera cerai dia, dasar wanita bangsat dia itu, menipuku mentah-mentah!” sungut Panjul kesal bukan kepalang, sekaligus patah hati.Selanjutnya Panjul pun menyebutkan apa adanya, semenjak menguasai mobil dan uangnya, Panjul juga di usir dari rumah orang tua Arum. Lalu Arum gugat cerai dirinya, ap
Panjul langsung pilih 4 wanita cantik buat menemani mereka, Brandi tak menegur ulah sahabatnya ini.“Emank kamu sanggup langsung dua begitu Njul,” seloroh Brandi, tapi hatinya masih teringat mantan suami Audrey yang tadi dia lihat.“He-he-he…sesekali bersikap kayak orkay, dengan 2 wanita sekaligus, biar seru saja,” sahut Panjul enteng.Brandi yang awalnya duduk didampingi dua wanita cantik yang langsung pesan ini dan itu, hanya melihat kelakuan Panjul dan ke 4 LC ini, yang rame bernyanyi dan bergoyang heboh.Kadang-kadang keduanya tak sungkan menarik tangan Brandi agar ikutan berjoget dan tak ragu memeluk si tampan cool ini.Bahkan setelah 1 jam, Brandi hanya bisa senyum-senyum saja, saat Panjul kini asyik gerayangi keduanya dan malah resleting celananya sudah terbuka.Gila juga si Panjul ini, masa mau main di sini, pikir Brandi dan merokok saja dengan santai dan menikmati dua LC tadi bernyanyi bergantian di depannya.Brandi benar-benar terpaksa menonton ulah ‘edan’ Panjul yang mulai
“Heii kamu yang berwajah bulat, ke sini,” bentak seorang tentara berpangkat Kapten dengan wajah bengis. “Siappp, Ndan!” sahut si pemuda ini cepat dan berlari kencang ke depan. Begitu berada di depannya, si Kapten ini sampai mendongak menatap wajahnya. Tinggi pemuda ini hampir 182 centimeteran, sedang si kapten ini hanya sebahunya. Dia lalu memutari tubuh pria kurus berbadan kokoh ini, sambil lihat-lihat apakah ada tato atau cacat di badannya. “Hmm…kamu aslinya mana, Indonesia atau apa sih..?” bentaknya lagi masih dengan suara menggelegar. “Asli Indonesia Ndan, ibu dan almarhum bapak asli Kalimantan!” sahutnya cepat, pandangannya tetap tajam ke depan. Sang Kapten hanya mengangguk-anggukkan kepala. “Tadi kamu telat 5 detik, sekarang kamu putari lapangan ini 10X, cepat laksanakan!” lagi-lagi tanpa ampun keluarkan perintah tegas. Bak anjing dipukul di pantat, pemuda ini lalu bergerak cepat dan kelilingi lapangan yang luasnya mirip lapangan bola ini hingga 10X. Serdadu berpangkat Kapten Ud
“Hmm… kalau kelak ketemu lagi, dan dia ajak duel, ya sudah aku ladeni,” pikir Brandi tanpa rasa takut sedikitpun.Diam-diam dia geregetan dengan gaya Aldot yang dianggapnya sok jagoan. Apalagi melihat gaya kecentilan si cewek itu, gemas bukan main pemuda ini.Turun dari stasiun peron di kawasan Pasar Turi, Brandi langsung naik taksi ke Bandara Juanda dan terbang ke Banjarbaru.Brandi sampai di rumahnya, berjarak 5 jam perjalanan dari bandara. Tak ada yang berubah dari rumah ibunya juga desanya ini meski telah 2 tahun lamanya dia tinggalkan karena menempuh pendidikan di Akademi Militer di Magelang.“Ibu ke mana yaa, rumah kok sepi,” batin Brandi sambil duduk di teras dan letakan tas ranselnya.Tiba-tiba sebuah motor masuk ke halamannya. Wajah Brandi langsung semringah. “Halo calon perwira penerbang, tepat dugaanku kamu hari ini datang!” kata seorang pria seumuran dengannya, sambil mencopot helmnya.“Panjul, panjang umur kamu! Tumben muncul ke sini” Brandi langsung sambut dan peluk sahabat de
“Ada yang harus aku urus, Bu. Aku pamit dulu.”Brandi yang telah memiliki janji temu dengan Bos Syamsudin lantas pamit pada ibunya tanpa berkata jujur.Seorang diri, Brandi menemui Bos Syamsudin yang kini tengah menatapnya tanpa kedip.Mereka saling adu pandangan tajam, Brandi dan auranya yang dingin karena hasil tempaan di Akmil nyatanya mampu membuat nyali Bos Syamsudin sedikit ciut. Meski dengan penampilannya yang sederhana, hanya mengenakan kaos dan jeans, juga rambut cepak… aura kesatria Brandi masih terlihat.“Kamu minta waktu sampai lulus Akmil?” Bos Syamsudin tertawa keras. “2 tahun, kamu kira itu waktu yang singkat?!” sungut bos Syamsudin sambil menatap kesal wajah Brandi.“Aku masih pendidikan Om, tak mungkin cari uang.” Brandi menyebutkan alasannya. “Aku belum ada gaji, karena belum dinas di kesatuan!”“Itu urusan kamu, aku hanya ingin uangku berikut bunganya kembali.” Om Syamsudin mendengus. “Kuberi waktu seminggu lagi dari sekarang, kalau kamu tak sanggup lunasi hutang ibumu, k
"Maaf…!” Dengan tertatih dibantu dua orang Brandi bangkit, tapi dia langsung terguling dan roboh pingsan di sisi tubuh Brandon Hasim Zailani.Brandon yang kaget mendorong perlahan tubuh Brandi yang masih menimpa lengannya, ada darah berceceran kecipratan ke tubuhnya.“Cepat bawa anak muda ini ke rumah sakit, Ali kejar penembak aku itu,” perintah Brandon pada ajudannya, sambil bangkit berdiri dan mengibas-kibaskan pakaiannya.Bersama beberapa anggota kepolisian, ajudan Brandon mengejar dua penembak tadi. Warga yang tadi berdesak-desakan berebut sembako, otomatis membubarkan diri ketakutan.Pengamanan pun diperketat! Aparat bersenjata ambil alih kendali dari Satpol PP yang semula jaga keamanan. Kegegeran ini sampai jadi viral ke mana-mana, sebab ada warga yang sempat memvideokannya dan mengunggahnya ke sosial media. Korban yang merupakan bukan sosok biasa membuat video tersebut cepat naik. Sementara itu, Brandi yang semula pingsan, baru sadar ketika sudah berada di rumah sakit dan hari sud
Bos Syamsudin sumringah. Hari ini, Brandi telah menepati janji untuk melunasi utang berikut bunga. “Aku minta kwitansi tanda lunas,” cetus Brandi kalem.Bos Syamsudin tanpa banyak tanya langsung bikinkan kwitansi tersebut. Saat menyerahkan ke Brandi, dia kaget, baru sadar pemuda tampan jangkung ini kenakan tongkat dan disandarkan di kursi tempatnya duduk.“Kamu kenapa Brandi, jatuh atau kenapa?” tanya Syamsudin heran, kini nada suaranya berubah lebih ramah.“Hanya kecelakaan kecil, tertembak orang tak dikenal." Brandi menyahut enteng.“Tertembak… kamu punya musuh?” tanya Syamsudin lagi kepo sekaligus terperanjat.“Bukan musuhku, tapi akan kupastikan aku akan membalasnya dengan lebih kejam!" wajah Brandi dibuat sangar kemudian. "Akan kucari mereka, dan kalau sudah tertangkap, gantian aku yang akan tembak kepala mereka."Wajah bos Syamsudin langsung berubah pias, dan tak butuh waktu lama, usai memastikan jumlah uangnya pas, mereka pun langsung pamit dari rumah Brandi.Sikap ‘aneh’ bos Syamsu