BERSAMBUNG
Bukan satu malam mereka bersama, tapi 3 hari 2 malam, setelahnya mereka lanjutkan perjalanan balik ke Paris, kali ini Brandi yang ambil alih setiran, karena Kate ngaku capek sekali di hajar siang malam pemuda ini.“Gila kamu Brandi, nggak ada apa-apanya mantan kekasihku dulu,” kata Kate terkekeh sambil mengecup pipi Brandi, hingga pemuda ini senyum mesem saja.Bukan hanya Kate yang bilang begini, Yeni dan Marcia pun sama, mereka ngaku ngeri-ngeri sedab bersama pria perkasa ini.Setelah setengah harian dalam perjalanan, mereka kini sampai di sebuah pemakaman umum khusus muslim di pinggiran Kota Paris.Brandi pun bertanya dengan penjaga makam di mana letak makam ibundanya.Brandi akhirnya sampai juga di sebuah makam tua dan di sana tertulis nama ibundanya, lengkap dengan bin dan tanggal kematiannya yang tak jauh beda dengan usia Brandi saat ini.Brandi pun lama berdoa di makam ibu kandungnya, yang berjuang luar biasa saat hamil dirinya.“Kasian sekali kamu bunda, saat koma malah hamil ak
Sampai di Dubai, Brandi cari alamat pengacara Umar, ternyata kantor pengacara Umar sangat mewah dan bonafid.Brandi memang tak mau buang waktu untuk menemui sang pengacara itu.Agak keder juga Brandi bertamu ke kantor salah satu pengacara terkenal di Dubai ini. Bahkan dua satam yang jaga di lobby kantor ini sering curi pandang padanya.Tapi Brandi tetap percaya diri, apalagi dia kini juga berpakaian rapi dan styles. Cukup lama juga Brandi menunggu di lobby ini.Hampir 3 jam, barulah keluar seorang wanita cantik yang kenalkan diri Aaliya tugasnya adalah sebagai Sekretaris sang pengacara ini.“Tuan Brandi yaa…silahkan, anda sudah di tunggu tuan Umar di ruang kerjanya!” kata wanita cantik ini, lalu dengan gemulai dia jalan duluan di muka Brandi.Tercium bau parfum mehong yang menyeruak hidung Brandi, saat mereka berjalan ke ruangan kerja pengacara Umar yang sangat mewah ini.Hampir sama mewahnya dengan ruang kerja tuan Brandon Hasim Zailani di Jakarta, walaupun ruangan kerja Brandon 2X l
Banggakah Brandi memiliki ayah kandung Brandon Hasim Zailani, ternyata tidak!Setelah berpikir hingga satu hari, Brandi akhirnya ambil keputusan mengejutkan, ia menulis surat pengunduran dirinya sebagai…Agen Khusus sekaligus mundur sebagai militer aktif di usia 24 tahunan.Ditujukan pada Mr-KN, tembusan langsung ke Brandon Hasim Zailani, ayah kandungnya yang sampai kini tak tahu jati diri aslinya.Diam-diam Brandi marah karena menganggap Brandon Hasim Zailani sengaja sia-siakan ibunya. Sehingga koma dan tak lama meninggal dunia di rumah sakit, tak lama usai melahirkan dirinya.Bagi Brandi ini tak bisa dimaafkan, ayah kandungnya itu dianggapnya orang yang paling bertanggung jawab atas penderitaan ibu kandungnya.“Buat apa aku kerja pada orang yang jelas-jelas tak bertanggung jawab pada ibundaku,” gumam Brandi dan men-scan surat pengunduran dirinya yang di tandai dengan e-materai ini, lalu tanpa buang waktu langsung dia kirimkan pada Mr-KN via emailnya.Brandi bahkan ganti nomor ponsel
“Dia ternyata hamidun duluan, saat ku nikahi, dia sudah hamil 3 minggu, makanya dia terima lamaranku, karena kekasihnya masuk penjara akibat jadi pengedar narkoba.” Kisah Panjul, Brandi sampai mangap dan hampir tak percaya.Selanjutnya Panjul pun mengisahkan, karena terlanjur hamidun dan malu, maka lamarannya pun di terima Arum saat itu, tanpa sadar sang calon istri sudah tak perawan dan parahnya sedang hamil muda pula.Padahal dulu Arum pernah menolak dia mentah-mentah berkali-kali, tapi Panjul saat itu pantang menyerah. Dia terlanjur cinta setengah mati dengan Arum.“Sialnya setelah uang milikku pemberian kamu dia kuasai dan mobil dia pindah tangankan, dia ngakui semuanya. Tujuannya agar aku segera cerai dia, dasar wanita bangsat dia itu, menipuku mentah-mentah!” sungut Panjul kesal bukan kepalang, sekaligus patah hati.Selanjutnya Panjul pun menyebutkan apa adanya, semenjak menguasai mobil dan uangnya, Panjul juga di usir dari rumah orang tua Arum. Lalu Arum gugat cerai dirinya, ape
Panjul langsung pilih 4 wanita cantik buat menemani mereka, Brandi tak menegur ulah sahabatnya ini.“Emank kamu sanggup langsung dua begitu Njul,” seloroh Brandi, tapi hatinya masih teringat mantan suami Audrey yang tadi dia lihat.“He-he-he…sesekali bersikap kayak orkay, dengan 2 wanita sekaligus, biar seru saja,” sahut Panjul enteng.Brandi yang awalnya duduk didampingi dua wanita cantik yang langsung pesan ini dan itu, hanya melihat kelakuan Panjul dan ke 4 LC ini, yang rame bernyanyi dan bergoyang heboh.Kadang-kadang keduanya tak sungkan menarik tangan Brandi agar ikutan berjoget dan tak ragu memeluk si tampan cool ini.Bahkan setelah 1 jam, Brandi hanya bisa senyum-senyum saja, saat Panjul kini asyik gerayangi keduanya dan malah resleting celananya sudah terbuka.Gila juga si Panjul ini, masa mau main di sini, pikir Brandi dan merokok saja dengan santai dan menikmati dua LC tadi bernyanyi bergantian di depannya.Brandi benar-benar terpaksa menonton ulah ‘edan’ Panjul yang mulai m
Hajaran yang Brandi berikan buat si botak tak di sangka berbuntut panjang. Dua hari kemudian, Brand kaget saat datang 3 polisi ke rumahnya dan langsung borgol kedua tangannya.“Anda di tahan karena telah lakukan penganiayaan berat terhadap pelapor bernama Anton, hingga kaki kanannya patah,” kata polisi yang menahannya itu.Brandi pun pasrah dan ogah melawan, saat di gelandang ke Mapolres Batupecah, andai masih ada AKP Aldot, pasti ia akan di bebaskan.Tapi ‘adiknya’ itu sudah pindah tugaskan alias di tarik lagi ke Mabes di Jakarta.“Buat apa aku minta tolong ke Aldot, aku tidak akan pernah akui Brandon ayah kandungku,” batin Brandi, yang masih kesal dengan kelakuan ayah kandungnya itu.Ela ibu angkatnya dan Ryan serta Mona kedua sepupunya tentu saja kaget bukan main, melihat Brandi di bawa mobil polisi. Mona bahkan menangis melihat Brandi di borgol polisi.“Tenang saja, aku tak apa-apa kok?” kata Brandi sambil lempar senyum lalu membelai rambut Mona dan memeluk erat Ryan, hingga ketiga
Sehingga sejak saat itu, Rapiha makin terkesan dan semakin religius gara-gara mendengar kalimat itu.Begitulah…selama di Lapas, Brandi makin sering bertukar pikiran dengan Rapiha dan perdalam ilmu agama bersama si bang lurah di lapas ini.Hati Brandi juga mulai terbuka dan diam-diam ia ingin bertemu langsung dengan Brandon sekeluar dari lapas ini kelak.Untuk bertanya apa alasan ayah kandungnya ini ‘sia-siakan’ ibunya saat koma di Paris dulu."Betul kata Bang Rapiha, aku perlu tahu apa alasan ayahku itu tak pernah temui ibuku saat koma dan hamil aku?" batin Brandi.Waktu terus berjalan dengan cepat, persahabatan Brandi dan Rapiha juga makin erat saja, pemuda ini banyak menimba ilmu berdasarkan pengalaman si mantan preman tobat ini.“Brandi, bila kamu kelak keluar dari Lapas tolong temui istri dan anakku, mungkin kini anakku sudah berumur 17 atau 18 tahunan. Mereka tinggal di Desa Dudur, arah ke gunung rumahnya. Sejak aku masuk sel, mereka tak pernah jenguk aku. Aku maklum, mereka misk
Brandi berangkat ke Desa Dudur 2 hari kemudian, dia ingin menemui Mak Balo dan anaknya yang bernama Elsa, istri dan anak dari mendiang bos preman Rapiha.Kali ini Brandi sengaja gunakan motor trail milik Panjul, untuk menuju ke desa itu, sebab desa Dudur yang di maksud agak jauh masuk hutan.Brandi sudah tahu letaknya setelah Panjul bilang dari desa Dudur menuju ke kampung istri dan anak Rapiha itu harus ke arah gunung lagi yang berjarak hampir 30 kilometeran.“Kalau musim hujan begini harus di tempuh naik trail minimal 5 jam bisa juga lebih, jalanan berlumpur broe. Tapi seandainya musim kemarau, paling lama 1,5 jam sampai,” kata Panjul yang awalnya ingin menemani.Tapi dia tak bisa kerjaannya yang mulai naik prosfeknya ini tak bisa di tinggalkan. Brandi pun tak masalah dan dia tetap on going ke sana sendiri.Si pengacara Undi SH pun juga beri peringatan, agar Brandi hati-hati, sebab kampung yang di tuju warganya masih banyak yang primitif."Siap-siap broe, selain warganya primitif, ga
“Iya sayang, inilah papa kamu itu, ayoo beri salam buat papa!” sahut Widya kalem. Melihat sikap Widya ini, Hagu makin terkejut dua kali.Terkejut pertama, Winnie si bocil cantik ini adalah anaknya, terkejut kedua, sikap Widya pek keteplek Park Hymin di masalalu, yang memang kalem dan selalu senyum!Padahal Widya yang dia kenal selama ini adalah gadis lincah dan bersemangat, tapi kini Widya berubah 180 derajat!Tanpa sadar Hagu berjongkok dan menatap lekat-lekat wajah Winnie, yang di tatap bukannya takut malah mendekati dirinya.“Papa…kenapa sih baru sekarang muncul, huhh seballll!” cetus Winnie, sikapnya yang marah dan merajuk membuat Hagu menahan tawa, lucu dan kelakuannya persis sama seperti Widya dahulu.Sifat manja dan suak merajuk yang bikin Hagu selalu kangen dan kini menurun ke Winnie.Hagu langsung mendekap erat anaknya ini dan si anak pun sama, pelukan ini luluhkan kemarahannya.“Mulai saat ini kita tak akan berpisah lagi sayang,” Hagu lalu gendong dan menciumi pipi montok Win
Berbekal alamat dari Park Hyung, Hagu menuju ke rumah Park Min Hoo, rasa kangen dengan Widya membuat Hagu tak mau menunda .Rumah saudaranya ini ternyata sangat jauh dari Kota Seoul, berada di Pulau Jeju. Pulau yang dikenal sebagai "Hawaii-nya Korea Selatan,".“Kakek kami Dean Hasim Zailani bilang sangat suka pulau itu, makanya beliau betah berada di sana dan ogah pindah dari pulau itu hingga meninggal dalam usia muda,” cerita Park Hyung kisahkan kehidupan sang kakek itu.Destinasi wisata-nya memiliki keindahan alam dan budaya yang unik. Letaknya di selatan Semenanjung Korea.Pemandangan yang menakjubkan mulai dari gunung berapi, pantai berpasir hitam, hingga air terjun yang mempesona terdapat di pulau ini.Tapi bukan itu yang bikin Hagu terpesona, tiba-tiba dia teringat kisah manisnya selama 3 bulanan dengan Park Hymin di pulau ini.Begitu mendarat di bandara Pulau Jeju dengan private jetnya, dalam perjalanan menuju ke rumah Park Min Hoo, sepanjang jalan terbayang semua kenangan di ma
“Apes aku, gara-gara Bang Prem dan Ange,” batin Hagu yang terpaksa menahan hati kena semprit Tante Ria.Untung saja, melihat wajah teduh Park Hyung, Hagu bisa menahan hati, sehingga tak buru-buru pamit.Begitu Tante Ria masuk meninggalkan Hagu dan Park Hyung berduaan, barulah secara perlahan Hagu sampaikan maksudnya.Park Hyung lantas berbisik.“Nanti malam aku akan temui kamu di hotel, nggak enak kedengaran ibunya si Ange, kalau Om sih tak masalah Prem dan Ange menikah. Tapi tante kamu itu beda…ada masalalu yang belum kelar dengan…Balang, papanya si Prem!” bisik Park Hyung.Hagu tersenyum menganngguk, soal ini dia sudah tahu, kakek Chulbuy sudah ceritakan padanya kalau Balang dan Tante Ria dahulu pernah ada pertalian asmara yang gagal!Yang bikin Hagu tersenyum, kakek Chulbuy dengan nada bercanda juga pernah bilang, sempat suka dengan Tante Ria saat muda, tapi kalah bersaing dengan Balang.“Tante Ria itu saat muda mirip sekali dengan artis Ariel Tatum, bodynya woww…dari semua sepupu
Dan inilah yang bikin Hagu kaget, Datuk minta Hagu saat ini juga balik ke dunia masa depan saat ini juga. Padahal, dirinya lagi anget-angetnya bersama Park Hymin, kemana-mana selalu bersama.“Saat ini tugasmu selesai, kamu harus balik, jangan di tunda. Tugas lain masih menunggu!”“Tapi aku belum pamit dengan Park Hymin?” Hagu masih ngotot, namun saat melihat wajah Datuk, Hagu kalah wibawa.“Nggak usah…nanti aku sampaikan!”Akhirnya Hagu pun tak berani lagi ngotot, apalagi saat Datuk bilang kalau terlambat, maka Hagu akan terjebak selamanya di masa lalu.Mendengar kalimat ini, Hagu keder juga. Sebab dia aslinya belum sanggup berada selamanya di masa lalu.Datuk lalu mengusap wajah Hagu dan pemuda ini berasa mengantuk dan tidak ingat apa-apa lagi.“Bangun…ini sudah siang, molor saja kerjaan kamu itu Hagu.”Hagu langsung buka matanya dan kaget wajah Cynthia neneknya sudah berada di sisinya. Perasaan awalnya dia bersama Prem, tapi pas kembali malah berada di rumah kakek dan neneknya.“Su
Hagu…tak ragu mengiyakan, api nafsu yang berkobar sudah terlanjur tak bisa di tahan lagi dan butuh penyaluran saat ini juga.Hagu mau-mau saja bersumpah dan di bimbing Park Hymin.Park Hymin yang kini bahagia dan sudah berstatus ‘istri’ Hagu, kini tak ragu melepaskan pakaiannya di depan suami keduanya ini.“Sekarang…aku adalah milikmu suamiku, lakukanlah sesukamu,” bisik Park Hymin, dan si bangor ini bak kucing garong melihat ikan segar, langsung menyerbu tubuh putih dan mulus ini.Bercumbu di alam terbuka beralaskan pasir putih hangat menimbulkan sensasi aneh bagi Hagu.Hagu lupa, ini bukanlah alam masa depan di mana dia tinggal, tapi alam masa lalu yang rentang waktunya puluhan tahun.Tapi Park Hymin beda lagi, bertemu pria tampan dari alam masa depan, justru bikin dirinya mabuk kepayang sejak awal melihat Hagu.Saat bersama roh Datuk Hasim Zailani, Park Hymin tak sungkan-sungkan lagi bertanya siapa Hagu ini.Awalnya wanita jelita ini kaget bukan main saat tahu kalau Hagu bukan beras
Mata Hagu terus menatap Dean.“Benaran jadi mirip dengan kakek buyut? Kata kakek Chulbuy, kakek buyut saat kecil supel. Tapi berubah jadi pendiam saat tahu kalau Bahar Irwansyah, suami kedua nenek buyut bukan ayah kandung kakek buyutku…!” pikir Hagu dan senyum sendiri melihat kelakuan Dean yang tak kaku pada siapapun.Sepanjang jalan, Dean selalu menyapa warga dan dengan bersemangat acungkan genggam, tanda merdeka.Hagu kadang menahan tawa melihat kelakuan Dean begitu. "Benar-benar anak aneh, tak beda jauh dengan ayah kandungnya," batin Hagu.Akhirnya setelah satu bulanan, mereka sampai juga di desa di mana Park Hymin berada, kedatangan keduanya di sambut si cantik ini.“Pacar paman kakek cantik sekali, jangan di lepas ya paman kakek, kapan lagi dapat wanita secantik ini..!” ceplos Dean lugu, hingga Hagu melotot, tapi Park Hymin malah tertawa dan membelai kepala Dean."Huss...kamu jangan ngomong sembarangan, anak kecil mau tau ajee urusan orang dewasa," tegur Hagu, pura-pura marah, pad
Hagu terus berlari dan tidak peduli berondongan senjata pasukan Jepang, dia merasa seolah Datuk juga berlari bersamanya.Dia juga tak takut nyasar, karena suara Datuk selalu membimbingnya, Hagu juga tak menyadari sudah berlari hampir satu malaman tanpa merasa lelah, padahal sambil pondong tubuh Dean dan kini sudah sangat jauh meninggalkan markas Jepang ini.Begitu tiba di ujung sebuah desa dan hari sudah pagi, Hagu terheran-heran melihat semua warga desa sedang berpesta pora. Orang tua, anak-anak, pria dan wanita tumpah ruah ke jalanan.“Ada apa ini?” tanya Hagu pada seorang warga desa.“Jepang kalah perang, sekarang kita merdeka dari jajahan mereka, saatnya kita pesta dan rayakan kemenangan ini sobat!” kata warga ini dengan wajah sumringah.“Oh syukurlah..!” batin Hagu lalu menurunkan si anak kecil ini yang ternyata sepanjang malam ketiduran dalam pondongannya.Kini mereka berjalan berdua sambil gandengan tangan, persis seperti ayah dan anak saja, sambil melihat kemeriahan pesta ini.
Kini keduanya duduk sambil menikmati bekal yang mereka bawa, kisah yang barusan Datuk sampaikan benar-benar bikin Hagu bergidik.Tak pernah dalam mimpi sekalipun, Hagu akan bertemu dengan roh Datuk Hasim Zailan junior, bahkan hebatnyamereka kini bisa bercakap-cakap layaknya dua manusia biasa.Kadang dia menatap wajah Datuk yang selalu muram, kadang tangannya sengaja menyentuh lengan Datuk, untuk memastikan, kalau roh ini benar-benar ‘hidup’.Datuk yang tahu kelakuan Hagu menahan senyumnya.“Jangan takut, aku saat ini tetap berujud manusia, tapi…asal kamu tahu, aku tak bisamembunuh siapapun. Lagianmasa takut dengan roh saudara sendiri…!” seloroh Datuk.“Masa sih Bang…minggu yang lalu kan saat kita bertempur Abang menembaki pasukan Jepang?”“Itu semua…kamulah yang melakukan! Emangnya kamu nggak sadar yaa saat berduaan dengan Park Hymin, ayahnya Park Min diam saja? Padahal asal kamu tahu Prem, tidak sedikit laki-laki yang ingin jadikan Park Hymin istri…!”Hagu tentu saja menggeleng mende
“Bang Hagu…hati-hati!”Park Hymin langsung pegang tangan Hagu, saat pamit meninggalkan tempat ini.“Iya…makasih?”Keduanya saling tatap dan kini tak ragu saling peluk. Datuk Junior hanya memandang keduanya, lalu angkat bahu, seakan memaklumi perasaan kedua orang muda ini.Sejak bicara kemarin pagi hingga kini, hubungan Hagu dan Park Hymin makin dekat, mereka sering curhat satu sama lain.Mereka seolah teman lama yang baru bertemu.Kadang keduanya berjalan-jalan di bibir pantai dan Park Min ayahnya termasuk Datuk anehnya, tidak melarang apalagi menegur keduanya.Awalnya Hagu sempat bertanya, kenapa Park Hymin tak suka dengan Datuk Junior.Park Hymin terkekeh dan bilang, dia sudah anggap Datuk itu pamannya sendiri saking dekatnya dan tak ada rasa cinta, kecuali cinta ponakan dan paman saja. “Kekasih Abang Datuk dulu adalah kakak aku, tapi mereka tak berjodoh, karena kakakku meninggal dunia tertembak pasukan Jepang, sejak saat itulah Bang Datuk selalu murung hingga ini…!” Hagu pun me