BERSAMBUNG
Terdengar sekali teriakan dan setelahnya tak ada lagi suara, lalu terlihat si maling keluar sambil membawa sebuah bungkusan kecil, sambil nenteng pisau berlumuran darah.Begitu berlari ke arah Hagu yang tengah bersembunyi tak jauh dari kost ini, dengan sekali tendang, si maling apes ini terjungkal dan pingsan seketika, saking kerasnya tendangan Hagu.Hagu memeriksa bungkusan itu dan isinya uang yang tadi sore dia beri juga ada beberapa perhiasan yang Hagu duga pasti milik Tante Weni.Teringat teriakan Tante Weni tadi, Hagu bergegas menuju ke kost itu dan bak tersambar petir Hagu melihat Tante Weni sudah tak bergerak lagi tubuh kurusnya bersimbah darah di kasurnya.Hagu lalu periksa nadi dan dia pun hanya bisa menghela nafas, Tante Weni sudah tewas.“Bangsat!” seru Hagu marah bukan kepalang, sambil menyebut Inalillah.Tragis sekali nasib mantan germo dan juga mantan ‘kekasih’ Ryan Hasim Zailani ini, tewas dalam kondisi begini.Makin nelangsa lagi hidupnya, di khianati anaknya sendiri, a
Sudah 3X muter-muter belum juga ketemu perumahan itu, Hagu akhirnya gunakan cara alami, beli rokok di sebuah warung asongan sekaligus bertanya.Pemilik kios pun sebutkan letaknya, ternyata masuk sebuah jalan yang tak terlalu lebar. “Pantas aku nyasar hingga 3X, ternyata masuk di sini,” batin Hagu, sambil arahkan mobilnya ke jalan itu.Jalanan ini ternyata sebuah jalan pedesaan dan akhirnya Hagu sampai juga di pintu gerbang perumahan ini.Hagu mulai cari Blok D, jalanan perumahan ini berlubang-lubang dan banyak beceknya. Perumahan tipe 36 ini juga banyak kosongnya, agaknya banyak pindah, karena letaknya agak ke pedesaan.“Hmm…itu rumahnya!” Hagu pun mulai amati keadaan tempat ini. Terlihat dua orang yang berjaga-jaga di depan rumah ini.Hagu sengaja tidak langsung menyatroni, dia mengamati keadaan, ilmunya sebagai mantan milisi benar-benar berguna sekali saat ini. Tak grasa-grusu bertindak.Kini Hagu mulai bergerak ke arah perumahan ini, dia sama sekali tidak bawa senjata, karena ingat
Melihat gaun yang di kenakan Widya sobek di bagian dada, hingga terlihat kutangnya yang talinya juga putus dan bukit kembarnya mengintip, Hagu langsung lepas jaket denimnya.Lalu tanpa bersuara memakaikan ke tubuh Widya yang putih mulus bak peranakan Tionghoa saja, kini aurat Widya tertutup. Ini membuat Widya yang semula ketakutan menjadi tenang.“Mari kita pergi, aku teman ibumu yang sengaja menyelamatkan kamu.”Hagu lalu menarik tubuh Widya agar bangkit dan tinggi gadis belia ini hampir setelinga Hagu, artinya si belia miliki tubuh yang tinggi semampai.Widya sampai berteriak kaget, saat melihat rekan si tato yang kini berupa mayat, matanya terlihat mendelik dan lidahnya terjulur di teras depan rumah bertipe sederhana ini, jalanya makin sempoyongan saja, seperti kekurangan makan berhari-hari.“Jangan takut, dia sudah mati, ayoo kita jalan, apa mau ku gendong?”Hagu makin iba melihat Widya yang berjalan bak orang mabuk ini.Tanpa di duga Widya mengangguk, Hagu lalu jongkok dan minta W
Cukup lama juga Widya terisak-isak dalam pelukan Hagu. Setelah puas menangis, barulah Widya bertanya bagaimana proses kematian ibunya.“Dia…terbu….maksudnya, suatu malam maling masuk ke kostnya, lalu ibumu terbangun dan…kaget, mungkin jantungnya lemah dan meninggal dunia, tapi malingnya sudah tertangkap warga dan diserahkan ke polisi…!”Hagu terpaksa berdusta, agar Widya tidak semakin syok, kalau tahu ibunya tewas terbunuh oleh di maling yang ternyata anak buah Joni White juga.Siasatnya berhasil, Widya kini tak begitu syok lagi seperti tadi. “Bang…di mana ibuku di kebumikan? Tolong antar aku ke sana, aku mau ziarah, mau kan Bang!” Widya memandang Hagu, pria ini membelai wajah Widya sambil mengangguk“Baiklah, besok kita ke Jakarta, sekarang tidurlah, kamu aman dan aku akan menjaga dan melindungimu!”Widya gantian mengangguk dan kini dia pun merebahkan diri dan setelah di selimuti Hagu, dengan mata masih sembab.Widya yang berhari-hari dalam ketakutan setelah di culik dan di siksa Jon
“Widya…kamu sekarang mau kemana?”Hagu kini memancing Widya, saat mereka kini sudah berada di mobil kembali, lumayan lama juga mereka di TPU tadi.“Abang sendiri mau kemana? Aku maunya…ikut Abang saja, malas kembali ke tempat ART. Aku tak punya tempat tinggal Bang. Apalagi ART itu bukan ibu kandungku. Aku juga tak punya keluarga dekat Bang, bagiku saat ini Abang-lah keluargaku!”Mendengar kalimat ini, Hagu sampai tertegun.“Tapi…aku tak punya rumah di Jakarta ini Widya, kan aku bukan WNI!” sahut Hagu apa adanya.“Kenapa Abang nggak beli saja, rumah atau apartemen gitu, ku rasa Abang pasti punya uang bukan?” sahut Widya hingga Hagu seakan baru terbuka hatinya .“Hmm…bagus juga ide kamu Widya, ahh iya, aku mau telpon temanku dulu, di mana perumahan yang bisa aku beli dan pastinya aman buat kamu tinggal. Agar tidak lagi di ganggu si Joni White itu, sebab dia pasti akan mencari-cari kamu, setelah kamu aku bebaskan dan bunuh dua anak buahnya!”Saat terjebak macet yang lumayan parah, Hagu l
Hagu makin kagum, Widya punya bakat mendesain rumah, setelah di bersihkan, kini rumah ini makin nyaman dan enak di lihat, Widya sangat rajin dan suka menata ruangan.“Gila juga si Abang Nara, rumah begini bagus dan mewah di biarin kosong? Tapi tak aneh sih, wong dia anak orkay!” batin Hagu tak habis pikir, apalagi dia tahu saat ini harga ini rumah di atas 10 miliaran.Hagu dan Widya juga tak perlu repot-repot beli perabotan rumah ini, semuanya lengkap, lemari pakaian pun tinggal di isi, setelah di bersihkan, juga di dapur peralatan masak komplet dan semuanya serba listrik, tak perlu beli gas lagi.Widya sangat antusias dan kadang dia memasak, masakannya ternyata enak juga, Hagu tak ragu memuji masakan Widya, tanpa sadar hubungan mereka makin hari makin dekat.“Aku bercita-cita mau jadi koki Bang!”“Bagus Widya, nanti kamu sekolah lagi, aku akan ongkosi kamu sampai tamat jadi koki profesional dan buka restoran yaaa.”Tanpa ragu Widya pun mengangguk dan memeluk erat tubuh Hagu.Bahkan ki
Widya blak-blakan menyebutkan, ibunya dan Alex White hanya kumpul kebo, beda dengan Min Hoo, papa kandungnya yang sempat menikah, tapi entah kenapa tak lanjut.Tante Weni bertemu dengan Min Hoo setelah hubungannya dengan Alex White bubar.“Kata ibu, karena papaku nggak mau ikut keyakinan ibu, sehingga mereka bertengkar dan pisah, padahal ibu lagi mengandung aku!”“Lantas….sejak kapan ibu kamu lumpuh Widya, benarkah akibat perbuatan si Joni itu?” tanya Hagu lagi yang kini jadi penasaran.“Ketika tahu Alex White tewas, semua harta peninggalan itu di ambil ibuku, tiba-tiba muncul si Joni White dan mau rampas semua harta itu lagi. Ibu tentu saja marah dan mereka bertengkar, tahu-tahu ibu di dorong si Joni dan terjatuh ke lantai ubin rumahnya, tulang belakang ibu patah dan itu yang sebabkan ibu lumpuh, bohong kalau ibu kena stroke,” cetus Widya.“Tapi…ibumu bilang kena stroke?” sela Hagu.“Sejak lumpuh dan berada di rumah sakit, darah tinggi ibuku kumat dan akhirnya terserang stroke. Belia
Widya ternyata tak keberatan dengan niatan Hagu yang akan jemput ART-nya yang dulu memeliharanya sejak bayi dan akan menjadi ART di sini.Apalagi kata Widya anak-anak si ART itu sudah besar-besar dan 2 orang sudah menikah, satu masih kuliah sambil kerja dan si ART ini hanya tinggal berdua dengan anak bungsunya itu, suaminya sudah lama meninggal.“Nanti pas liburan semester kita jemput ya Bang, setelah itu baru Abang boleh pergi ninggalin Widya. Tapi janji Abang harus pulang setelah misi Abang tuntas. Widya akan selalu menunggu Abang sampai kapan pun!”Widya juga sudah tahu apa tujuan Hagu.Pemuda cerita apa adanya dan tak ada yang di tutupi lagi pada si cantik ini, ini lah yang bikin keduanya makin dekat dan sayang satu sama lain, karena sama-sama sebatang kara.Liburan semester masih 3 bulanan lagi dan Hagu pun mengiyakan dan janji sampai kapanpun tak bakal meninggalkan si adik angkat, yang makin jelita dan tubuhnya tinggi semampai ini.Widya ikutan keranjingan olahraga, gara-gara men
“Anda siapa ini dan mau cari siapa?”Seorang sekuriti dengan kumis melintang bertanya sopan ke Hagu yang kini tentu saja karena berpenampilan perlente.Pakaian memang bikin siapapun bersikap baik kalau bagus dan terlihat mehong. Hukum alam yang tak bisa di bantah!Dan benar kata Prem, dengan penampilan higthclass, semua orang akan berlaku ‘sopan’ dan hormat!“Saya…Hagu emm…Hagu Reyhan, mau bertemu Madam Ameena atau Bibi Amira!” sahut Hagu kalem.Si sekuriti ini terlihat kaget dan dia lalu permisi sebentar untuk menelpon seseorang ke dalam, kurang dari 5 menit si sekuriti ini kembali lagi.Wajahnya terlihat sangat serius, seolah-olah Hagu ini buka pria sembarangan. “Tuan Hagu anda di persilahkan masuk, Madam Saleha akan menemui tuan!” si sekuriti ini lalu minta Hagu masuk saja ke mobilnya, karena lumayan jauh pintu gerbang pagar ini dengan lobby rumah mewah tersebut.Di lobby Hagu sudah seorang ART yang membawanya ke dalam rumah, kembali Hagu di buat takjub, rumah ini benar-benar bak
“Dulu bibi Isiah cerita, nama Madam dari bibi Alea yang bawa aku adalah Nyonyah Ameena, tapi kakek Datuk bilang Amira. Duehhh yang mana yang benar ini..?” batin Hagu selama dalam perjalanan menuju ke Dubai, bingung sendiri.Namun dia ingat ucapan Datuk dan Prem, ia harus mencari keturunan Emir Thamrin, yang dikatakan bukan orang sembarangan di negeri ini."Kalau sudah bertemu keluarga Emir Thamrin, kamu bakal bertemu si Amira itu," pesan roh Datuk.Inilah yang melegakan Hagu, setidaknya dia tak pusing-pusing amat lagi harus mencari kemana!Setelah menempuh perjalanan berjam-jam, Hagu akhirnya mendarat juga di Dubai.Kini Hagu dulu dan saat ini tentu saja beda 180 derajat, berkat Prem, penampilan dia berubah total.“Ingat, sesampainya di bandara di Dubai, kamu beli pakaian mahal dan berkelas di sana, yang kamu temui bukan keluarga sembarangan, agar urusanmu mudah. Jangan datang dengan penampilan acak-acakan, yang ada kamu malah kena usir!” saran Prem sebelum mereka berpisah.Ingat Prem
Hagu dan Prem kini hanya bisa menunduk sambil berdiri, roh Datuk Hasim Zailani kentara sekali marah dengan kelakuan bangor keduanya.Tinggi Datuk sama dengan kedua pemuda tampan yang nakalnya nggak nangungg-nanggung ini.“Prem, kamu itu bukannya ngajari adikmu ini jadi anak baik, malah jerumuskan dia. Kamu juga Hagu alias Reyhan ngapain ikut-ikutan kelakuan si Prem, paling lama besok kalian harus segera tinggalkan negara ini. Prem lanjutkan misi ke India, kamu Hagu, pergi kembali ke Timteng, selesaikan misi kamu cari orang tua kamu sendiri!”“T-tapi ke-kek….aku nggak tahu siapa yang aku cari di Timteng?” Hagu memberanikan diri bersuara. “Cari wanita yang bernama Amira, kamu cukup lacak keturunan Emir Thamrin, pasti bakalan ketemu!”Prem yang mendengar ini sampai melongo dan menoleh ke Datuk dan Hagu bergantian, tapi tak berani keluarkan suara.Datuk menatap wajah Hagu dan kontan pemuda ini menunduk, ia pun tak berani lagi bersuara.“Kamu juga Prem, kapan kamu mau berubah? Agaknya ha
Ciiittt…Hagu terpaksa rem mendadak mobil, di depan mereka dari jarak 150 meteran, terlihat puluhan aparat keamanan sedang razia semua mobil yang lewat.“Bang, apa langkah kita selanjutnya?” Hagu menatap Prem, yang di tatap terlihat tetap bersikap tenang.“Cudai, di mana hotel atau penginapan yang bisa jadi tempat kita sembunyi dulu,” dengan suara kalem Prem menoleh ke arah Cudai dan 4 gadis cantik asli Kamboja ini.Kedua bangor ini aslinya selalu nyalang menatap ke 5 nya, selain manis, tubuh mereka yang mungil di depan kedua orang tinggi besar ini juga bikin keduanya penasaran, terutama Prem, si bangor kakap.Cudai pun sebutkan tempatnya dan Hagu tanpa ragu membelokan mobil nya ke arah jalan yang di sebut Cudai banyak berjejer motel di daerah pantai di wilayah Sihanoukville ini.Setelah hampir 40 menitan muter-muter, Hagu pun hentikan kendaraannya di depan sebuah motel kelas bintang di tempat ini.Karena Hagu yang lebih paham bahasa Kamboja, dia pun turun dan menemui resepsionest mote
Kini sudah 5 orang penjaga yang pindah alam di buat kedua pemuda ini. Keduanya mulai mendekati vila ini, sisanya penjaga yang lain masih belum menyadari kehadiran keduanya.Hagu kini incar dua orang yang terlihat agak terpisah dengan penjaga lainnya, begitu keduanya lengah, dengan gerakan cepat Hagu menerjang dan memukulkan popor senapan rampasan tadi.Buukk…bukkkk…!Dua orang ini langsung tersungkur. Tapi kali ini perhitungan Hagu meleset, rekannya yang lain melihat aksi Hagu.“Heii ada penyusup,” teriaknya dan gegerlah tempat ini, puluhan orang langsung mendatangi tempat ini.Dorrr…dorrr..dorrr…!Prem beraksi, tembakan jitunya langsung lumpuhkan 3 orang sekaligus, yang lain terkejut tak kepalang, mereka langsung membalas tembakan Prem.Hagu yang melihat ini tak tinggal diam, dia juga memberondong dengan senapan rampasan ini.Hebohlah tempat ini, perang skala kecil pun tak terelakan, sudah 12 orang anak buah Joni White bergelimpangan di tanah.Aksi nekat kedua pemuda ini memang tak ke
Vila Kocon berada di agak jauh dari pusat kota Phnom Penh. Kesinilah Prem dan Hagu menuju.“Hagu, dari informasi yang aku dapat, anak buah Joni lumayan banyak di sini, hampir 50 an orang dan semuanya bersenjata, jadi hati-hatilah.”Prem langsung mengingatkan Hagu, walaupun punya pengalaman sebagai milisi, tapi jangan salah, mafia yang dihadapi lebih ganas dan menakutkan, Prem menambahkan peringatannya ke Hagu.“Iya Bang!”Hagu tentu saja tak membantah, dia sudah tahu pengalaman Prem sebagai seorang agen sangat tinggi jam terbangnya, sudah lintas negara dan tak sekali dua kali hampir tewas di tangan musuh!Prem memang apa adanya kisahkan pengalamannya, tanpa bermaksud menyombongkan diri dan Hagu pun percaya cerita ini.Dulu Balanara pernah cerita punya adik yang seorang agen asal Pakistan, tak Hagu sangka mereka malah dekat saat ini. Si adik itu inilah orangnya, Prem Khan atau Prem Hasim Zailani."Aku juga baru tahu, kami satu ayah beda ibu, ayahku memang flamboyan alias playboy, di man
Tentu saja Hagu hanya bercanda, sengaja untuk manasin Prem. Hagu sampai sakit perut menahan tawa melihat kelakuan Prem.Yoana sudah terbuka dia punya kekasih, namun bersama Hagu dia tak bisa menolak dan pastinya ngaku sangat menikmati bercinta dengan Hagu.Yoana bahkan dengan apa adanya bilang, kalaupun kelak hamildun dengan Hagu, dia tak masalah."Kan pemberian Abang Prem cukup bikin aku dan Lisa buat modal pensiun," ceplos Yoana enteng, hingga Hagu pun ikutan senyum melihat si cantik menggemaskan ini. “Whatsss…you dapat perawan, sialan kauuuu, kalau tahu Yoana masih bersegel, kita tukeran ajee tadi malam,” cetus Prem dan keduanya tertawa bersama, kini keduanya makin dekat saja dan serius bicarakan soal Joni White, juga siap hadapi segala kemungkinan di sini.Prem juga bilang, mafia-mafia di sini terkenal kejam dan tanpa ampun.“Intinya…Joni White ini sebenarnya salah satu target, walaupun tak begitu utama, sebab aku masih memburu salah satu mantan pejabat militer Pakistan yang masih
Hagu dan Yoana saling lempar senyum saat mendengar suara desahan lumayan heboh di kamar. Mereka tadi sempat ke klub dan kini balik ke kamar Prem.Prem dan Lisa sedang bercinta!Keduanya rupanya sudah spanning tinggi dan langsung ngamar, tak peduli dengan Hagu dan Yoana yang masih duduk di sofa kamar ini.Sebelum masuk kamar, Prem dengan cueknya bilang, nanti Lisa dan Yoana akan dapat bonus gede, termasuk Hagu hasil menang judi tersebut.Tentu saja Lisa dan Yoana semriwing tak terkira. Hagu beda, dia tetap cool dan senyum saja.“Lisa ribut juga ya suaranya,” cetus Hagu buka obrolan.“I-iya Bang…gitu deehh,” sahut Yoana tersenyum malu-malu.“Kita ke kamar ku saja yuks, kita jadi kambing cungik di sini, dengarin keduanya bercinta,” ajak Hagu dan Yoana langsung mengangguk.Kamar Hagu tak beda jauh dengan kamar Prem, sama-sama bertipe suite.“Kalau kamu ngantuk, silahkan tidur di kamar Yoana!”Hagu melihat jarum jam sudah menunjukan pukul 1.30 dinihari. Dia sebenarnya memikirkan…Joni White
Joni sesaat terdiam, dia membuka kartu bawahnya, yang ternyata King sekop. Artinya dia punya 2 king dan 2 kartu 9.“Ha-ha-ha…anda menggertak rupanya…hmm baiklah!” Tiba-tiba Joni membuka kartunya, dan langsung bilang ikut, sambil sodorkan koinnya ke tengah!Prem menoleh ke samping, dia lihat Hagu sangat tegang, juga Lisa dan Yoana. Joni terkekeh melihat Prem sepertinya kebingungan.Kalau kalah…maka selesailah permainan ini, karena modal Prem ludes!Prem lalu perlahan menarik kartunya, dan mata Joni terbelalak, kartu bawah Prem ternyata…As hati.Artinya kali ini Prem yang menang.“Sayang sekali kali ini aku yang menang tuan Joni,” ceplos Prem dan semua koin taruhan kini di tarik seorang petugas dan kini modal Prem naik jadi hampir 12 juta dolar.Gara-gara itulah, konsentrasi Joni terganggu dan dia mulai agak emosi. Permainan berikutnya terus berlanjut dan akhirnya modal keduanya mulai berimbang, yakni sama-sama 37,5 juta dolar.Permainan judi tingkat tinggi kini mulai panas dan mendebark