BERSAMBUNG
“Dulu bibi Isiah cerita, nama Madam dari bibi Alea yang bawa aku adalah Nyonyah Ameena, tapi kakek Datuk bilang Amira. Duehhh yang mana yang benar ini..?” batin Hagu selama dalam perjalanan menuju ke Dubai, bingung sendiri.Namun dia ingat ucapan Datuk dan Prem, ia harus mencari keturunan Emir Thamrin, yang dikatakan bukan orang sembarangan di negeri ini."Kalau sudah bertemu keluarga Emir Thamrin, kamu bakal bertemu si Amira itu," pesan roh Datuk.Inilah yang melegakan Hagu, setidaknya dia tak pusing-pusing amat lagi harus mencari kemana!Setelah menempuh perjalanan berjam-jam, Hagu akhirnya mendarat juga di Dubai.Kini Hagu dulu dan saat ini tentu saja beda 180 derajat, berkat Prem, penampilan dia berubah total.“Ingat, sesampainya di bandara di Dubai, kamu beli pakaian mahal dan berkelas di sana, yang kamu temui bukan keluarga sembarangan, agar urusanmu mudah. Jangan datang dengan penampilan acak-acakan, yang ada kamu malah kena usir!” saran Prem sebelum mereka berpisah.Ingat Prem,
“Anda siapa ini dan mau cari siapa?”Seorang sekuriti dengan kumis melintang bertanya sopan ke Hagu yang kini tentu saja karena berpenampilan perlente.Pakaian memang bikin siapapun bersikap baik kalau bagus dan terlihat mehong. Hukum alam yang tak bisa di bantah!Dan benar kata Prem, dengan penampilan higthclass, semua orang akan berlaku ‘sopan’ dan hormat!“Saya…Hagu emm…Hagu Reyhan, mau bertemu Madam Ameena atau Bibi Amira!” sahut Hagu kalem.Si sekuriti ini terlihat kaget dan dia lalu permisi sebentar untuk menelpon seseorang ke dalam, kurang dari 5 menit si sekuriti ini kembali lagi.Wajahnya terlihat sangat serius, seolah-olah Hagu ini buka pria sembarangan. “Tuan Hagu anda di persilahkan masuk, Madam Saleha akan menemui tuan!” si sekuriti ini lalu minta Hagu masuk saja ke mobilnya, karena lumayan jauh pintu gerbang pagar ini dengan lobby rumah mewah tersebut.Di lobby Hagu sudah seorang ART yang membawanya ke dalam rumah, kembali Hagu di buat takjub, rumah ini benar-benar bak d
Akhirnya dengan suara perlahan dan di dengarkan Madam Ameena dan Madam Saleha, Hagu pun ceritakan siapa dia sesungguhnya dan tentu saja misinya ke Dubai ini, untuk mencari wanita tua di depannya ini.Madam Ameena sampai menutup mulutnya saking terkejutnya mendengar kisah yang tak di sangka-sangka dari mulut Rey ini.“Hagu, buka pakaian kamu, aku mau lihat bahu kirimu?” tiba-tiba Bibi Ameena keluarkan suara yang bikin kaget Hagu juga Madam Saleha.Kenapa harus buka baju segala, pikir Hagu terheran-heran. Walaupun masih kebingungan, Hagu pun tetap patuh dan melepas jas-nya, lalu dia buka him-nya dan tanpa di duga Bibi Ameena berteriak kaget, saat menatap bahu kiri-nya.“Ya Tuhaaannnn…kamulah Reyhan, anaknya si Fareeha dan Ryan, lesung pipit kamu di pipi kanan…tak salah lagi, juga cerita kamu tentang si Alea, si ART kurang ajar yang nyulik kamu saat bayi,” seru Bibi Ameena dan dia pun langsung menghambur mendekati Hagu dan memeluk erat cucunya yang hilang lebih 23 tahunan ini.Ya….inilah
“Mama berdua cantik sekali, kalau jalan sama aku nanti di kira pacar-pacar aku loh,” canda Hagu, geplak, kepalanya langsung di getuk Bibi Ameena yang aslinya gemas dengan cucu gantengnya ini.“Nggak salah lagi, kelakuannya nular si Prem nih,” ceplos Bibi Ameena, Madam Saleha juga ikutan duduk di sisi Hagu langsung terbahak mendengar nama Prem di sebut-sebut.Prem memang sudah di cap biawak tjap ember, saking nakalnya kelakuan di ganteng yang kulitnya makin putih dan tampan, usai pulang dari dunia masalalu dan bertemu keponakannya Datuk Hasim, generasi ke 7 klan Hasim Zailani.“Haiii ka Fareeha, ka Sarah,” sapa Madam Saleha sambil lambaikan tangan, yang tak ragu duduk mepet di dekat Hagu di sebelah kiri, di sebelah kanan neneknya.Saleha juga yakin kini, Hagu bukan orang lain bagi keluarganya.“Hayoooo…kamu sudah kenal yaa dengan si Reyhan, hati-hati, keponakanmu itu agaknya ketularan kelakuan sepupunya si Prem. Jangan-jangan selama berpetualang di Kamboja macam-macam nih kelakuan kalia
“Kalau boleh aku tahu, apa sebabnya nek?” Hagu tentu saja penasaran.“Hagu…nenek buyutmu yang bernama Zafera meninggalnya tak wajar, nah sampai kini nenek masih curiga, kalau kakeknya Saleha terlibat dan itu menurun ke ayahnya Saleha. Memang ibunya itu adik nenek beda ibu. Tapi suaminya…walaupun ada keterkaitan keluarga, karena sepupu nenek buyutmu, sejak dulu sangat memusuhi nenek buyutmu itu!”Pusing juga Hagu, tak mengira di keluarga neneknya ini ada masalah yang hanya pihak keluarga yang tahu.“Kenapa keluarga Saleha sangat memusuhi nenek buyut Zafera dan agaknya menurun ke nenek saat ini?”“Itu gara-gara warisan Hagu, baiklah agar kamu tahu semuanya, nenek akan cerita sejelasnya dari awal, agar kamu paham!”Hagu pun mengangguk, ia pun sangat penasaran, ada apa sebenarnya di dalam keluar neneknya yang punya trah darah biru melalui kakek buyutnya ini.Emir Thamrin adalah sepupu dari Emir yang berkuasa turun temurun di Uni Emirat Arab, karen ayahnya adik dari sang Sultan tersebut, wa
Hagu pun mengangguk, dia pun sudah menilai Saleha gadis baik dan berpendidikan, tak bisa di samakan dengan Taffania, wanita misterius dan petualang tersebut..!“Hagu, Pangeran Bamud itu juga baik, tapi semenjak adik tirinya ini muncul, dia malah ikut-ikutan ingin rampas harta itu, makanya kamu kudu hati-hati!” kata Bibi Ameena lagi mengingatkan sang cucu ini.Setelah Fareeha bertemu suaminya dan tinggal di Indonesia, Bibi Ameena sebut, sang ibu kandungnya sengaja tak mau ambil warisan itu.“Itu semua buat Reyhan, aku yakin dia masih hidup, entah di mana dia kini, batinku sebagai ibu tak bakalan keliru” Itulah alasan Fareeha menolak warisan ini, tuh suaminya Ryan Hasim Zailani juga luar biasa kaya rayanya.Niat Fareeha ini di dukung Ryan, sehingga keduanya bertemu pengacara yang dulu simpan berkas dokumen warisan itu dan bikin surat pernyataan itu.Kalau warisan itu akan menjadi milik anak sulung mereka yang masih hilang kala itu.Sampai di sini cerita neneknya, Hagu kembali terharu, s
Seluruh keluarga Emir Thamrin dalam waktu singkat sudah tahu, ‘Pewaris Tunggal’ tersebut sudah menguasai harta yang mereka perebutkan sejak beberapa generasi.Bukannya senang…Hagu agaknya menurun atau lebih tepatnya mewarisi nasib kakek buyutnya Brandon Hasim Zailani, yakni menerima warisan panas yang bisa jadi nyawanya bakalan terancam kapanpun dan di manapun.Dan orang yang memusuhinya juga sama...ada keterkaitan langsung dengan keluarga nenek buyutnya.Merasa dirinya kini terancam, Hagu pun tanpa ragu mengontak sepupunya Prem dan langsung ucapkan selamat padanya.Prem yang sejak awal sudah curiga Hagu ini anak dari Om-nya, kini lega, dugaannya terbukti.“Baik adikku, kamu tunggu saja, sebentar lagi ada orang kepercayaanku akan antar sebuah senjata, kamu tinggal urus izinnya yaa, hati-hati…jangan sembarangan menembak orang,” pesan Prem.Dengan bercanda Prem bertanya apa kabarnya Saleha kini?"Husss Abang ini, masa bibiku di taksir juga, mending Abang fokus dengan calon bini yang nene
Setelah membawa pria setengah tua ini ke tempat sepi, sekali dorong orang ini langsung terjengkang.“Si-siapa kamu?” dengan suara gagap pria ini menatap wajah Hagu dengan wajah ketakutan. Tentu saja pria ini tak pernah menduga, anak kecil lemah yang dulu mereka culik dan rampok kini sudah berdiri di depannya, dengan tubuh dewasa dan kokoh.“Kamu tentu lupa denganku bukan? Tapi aku yakin kekayaan yang kini kamu dan pastinya dua rekanmu itu nikmati, tentu hasil merampok uang milik aku dahulu!” dengus Hagu.“Ka-kamu si-si bocah kecil yang dulu aku dan dua rekanku c-culik dan ambil uang-nya ya…?”“Bagus kalau kamu ingat, satu bebat uang dolar amerika milik-ku pecahan 100 dolar kalian ambil dan aku kalian lempar di pinggir jalan bak sebuah barang tak berharga saja..!” hardik Hagu.Setelah berkata begitu, Hagu langsung tendang orang ini, yang terkaing-kaing kesakitan persis anjing buduk, sambil berteriak minta ampun.Krakkk…tanpa ragu Hagu injak kaki orang ini hingga patah. Hagu hanya bernia
“Apes aku, gara-gara Bang Prem dan Ange,” batin Hagu yang terpaksa menahan hati kena semprit Tante Ria.Untung saja, melihat wajah teduh Park Hyung, Hagu bisa menahan hati, sehingga tak buru-buru pamit.Begitu Tante Ria masuk meninggalkan Hagu dan Park Hyung berduaan, barulah secara perlahan Hagu sampaikan maksudnya.Park Hyung lantas berbisik.“Nanti malam aku akan temui kamu di hotel, nggak enak kedengaran ibunya si Ange, kalau Om sih tak masalah Prem dan Ange menikah. Tapi tante kamu itu beda…ada masalalu yang belum kelar dengan…Balang, papanya si Prem!” bisik Park Hyung.Hagu tersenyum menganngguk, soal ini dia sudah tahu, kakek Chulbuy sudah ceritakan padanya kalau Balang dan Tante Ria dahulu pernah ada pertalian asmara yang gagal!Yang bikin Hagu tersenyum, kakek Chulbuy dengan nada bercanda juga pernah bilang, sempat suka dengan Tante Ria saat muda, tapi kalah bersaing dengan Balang.“Tante Ria itu saat muda mirip sekali dengan artis Ariel Tatum, bodynya woww…dari semua sepupu
Dan inilah yang bikin Hagu kaget, Datuk minta Hagu saat ini juga balik ke dunia masa depan saat ini juga. Padahal, dirinya lagi anget-angetnya bersama Park Hymin, kemana-mana selalu bersama.“Saat ini tugasmu selesai, kamu harus balik, jangan di tunda. Tugas lain masih menunggu!”“Tapi aku belum pamit dengan Park Hymin?” Hagu masih ngotot, namun saat melihat wajah Datuk, Hagu kalah wibawa.“Nggak usah…nanti aku sampaikan!”Akhirnya Hagu pun tak berani lagi ngotot, apalagi saat Datuk bilang kalau terlambat, maka Hagu akan terjebak selamanya di masa lalu.Mendengar kalimat ini, Hagu keder juga. Sebab dia aslinya belum sanggup berada selamanya di masa lalu.Datuk lalu mengusap wajah Hagu dan pemuda ini berasa mengantuk dan tidak ingat apa-apa lagi.“Bangun…ini sudah siang, molor saja kerjaan kamu itu Hagu.”Hagu langsung buka matanya dan kaget wajah Cynthia neneknya sudah berada di sisinya. Perasaan awalnya dia bersama Prem, tapi pas kembali malah berada di rumah kakek dan neneknya.“S
Hagu…tak ragu mengiyakan, api nafsu yang berkobar sudah terlanjur tak bisa di tahan lagi dan butuh penyaluran saat ini juga.Hagu mau-mau saja bersumpah dan di bimbing Park Hymin.Park Hymin yang kini bahagia dan sudah berstatus ‘istri’ Hagu, kini tak ragu melepaskan pakaiannya di depan suami keduanya ini.“Sekarang…aku adalah milikmu suamiku, lakukanlah sesukamu,” bisik Park Hymin, dan si bangor ini bak kucing garong melihat ikan segar, langsung menyerbu tubuh putih dan mulus ini.Bercumbu di alam terbuka beralaskan pasir putih hangat menimbulkan sensasi aneh bagi Hagu.Hagu lupa, ini bukanlah alam masa depan di mana dia tinggal, tapi alam masa lalu yang rentang waktunya puluhan tahun.Tapi Park Hymin beda lagi, bertemu pria tampan dari alam masa depan, justru bikin dirinya mabuk kepayang sejak awal melihat Hagu.Saat bersama roh Datuk Hasim Zailani, Park Hymin tak sungkan-sungkan lagi bertanya siapa Hagu ini.Awalnya wanita jelita ini kaget bukan main saat tahu kalau Hagu bukan bera
Mata Hagu terus menatap Dean.“Benaran jadi mirip dengan kakek buyut? Kata kakek Chulbuy, kakek buyut saat kecil supel. Tapi berubah jadi pendiam saat tahu kalau Bahar Irwansyah, suami kedua nenek buyut bukan ayah kandung kakek buyutku…!” pikir Hagu dan senyum sendiri melihat kelakuan Dean yang tak kaku pada siapapun.Sepanjang jalan, Dean selalu menyapa warga dan dengan bersemangat acungkan genggam, tanda merdeka.Hagu kadang menahan tawa melihat kelakuan Dean begitu. "Benar-benar anak aneh, tak beda jauh dengan ayah kandungnya," batin Hagu.Akhirnya setelah satu bulanan, mereka sampai juga di desa di mana Park Hymin berada, kedatangan keduanya di sambut si cantik ini.“Pacar paman kakek cantik sekali, jangan di lepas ya paman kakek, kapan lagi dapat wanita secantik ini..!” ceplos Dean lugu, hingga Hagu melotot, tapi Park Hymin malah tertawa dan membelai kepala Dean."Huss...kamu jangan ngomong sembarangan, anak kecil mau tau ajee urusan orang dewasa," tegur Hagu, pura-pura marah, pa
Hagu terus berlari dan tidak peduli berondongan senjata pasukan Jepang, dia merasa seolah Datuk juga berlari bersamanya.Dia juga tak takut nyasar, karena suara Datuk selalu membimbingnya, Hagu juga tak menyadari sudah berlari hampir satu malaman tanpa merasa lelah, padahal sambil pondong tubuh Dean dan kini sudah sangat jauh meninggalkan markas Jepang ini.Begitu tiba di ujung sebuah desa dan hari sudah pagi, Hagu terheran-heran melihat semua warga desa sedang berpesta pora. Orang tua, anak-anak, pria dan wanita tumpah ruah ke jalanan.“Ada apa ini?” tanya Hagu pada seorang warga desa.“Jepang kalah perang, sekarang kita merdeka dari jajahan mereka, saatnya kita pesta dan rayakan kemenangan ini sobat!” kata warga ini dengan wajah sumringah.“Oh syukurlah..!” batin Hagu lalu menurunkan si anak kecil ini yang ternyata sepanjang malam ketiduran dalam pondongannya.Kini mereka berjalan berdua sambil gandengan tangan, persis seperti ayah dan anak saja, sambil melihat kemeriahan pesta ini.
Kini keduanya duduk sambil menikmati bekal yang mereka bawa, kisah yang barusan Datuk sampaikan benar-benar bikin Hagu bergidik.Tak pernah dalam mimpi sekalipun, Hagu akan bertemu dengan roh Datuk Hasim Zailan junior, bahkan hebatnyamereka kini bisa bercakap-cakap layaknya dua manusia biasa.Kadang dia menatap wajah Datuk yang selalu muram, kadang tangannya sengaja menyentuh lengan Datuk, untuk memastikan, kalau roh ini benar-benar ‘hidup’.Datuk yang tahu kelakuan Hagu menahan senyumnya.“Jangan takut, aku saat ini tetap berujud manusia, tapi…asal kamu tahu, aku tak bisamembunuh siapapun. Lagianmasa takut dengan roh saudara sendiri…!” seloroh Datuk.“Masa sih Bang…minggu yang lalu kan saat kita bertempur Abang menembaki pasukan Jepang?”“Itu semua…kamulah yang melakukan! Emangnya kamu nggak sadar yaa saat berduaan dengan Park Hymin, ayahnya Park Min diam saja? Padahal asal kamu tahu Prem, tidak sedikit laki-laki yang ingin jadikan Park Hymin istri…!”Hagu tentu saja menggeleng mend
“Bang Hagu…hati-hati!”Park Hymin langsung pegang tangan Hagu, saat pamit meninggalkan tempat ini.“Iya…makasih?”Keduanya saling tatap dan kini tak ragu saling peluk. Datuk Junior hanya memandang keduanya, lalu angkat bahu, seakan memaklumi perasaan kedua orang muda ini.Sejak bicara kemarin pagi hingga kini, hubungan Hagu dan Park Hymin makin dekat, mereka sering curhat satu sama lain.Mereka seolah teman lama yang baru bertemu.Kadang keduanya berjalan-jalan di bibir pantai dan Park Min ayahnya termasuk Datuk anehnya, tidak melarang apalagi menegur keduanya.Awalnya Hagu sempat bertanya, kenapa Park Hymin tak suka dengan Datuk Junior.Park Hymin terkekeh dan bilang, dia sudah anggap Datuk itu pamannya sendiri saking dekatnya dan tak ada rasa cinta, kecuali cinta ponakan dan paman saja. “Kekasih Abang Datuk dulu adalah kakak aku, tapi mereka tak berjodoh, karena kakakku meninggal dunia tertembak pasukan Jepang, sejak saat itulah Bang Datuk selalu murung hingga ini…!” Hagu pun m
“Iya Park Hymin, aku ingin selamatkan salah satu keturunanku ini…inilah kenapa aku membawa adikku si Hagu dari alam berbeda. Yang kalau di masa depan dia paman luarku, untuk bantu aku di sini. Awalnya aku mau ajak Prem, tapi tak bisa, karena Ange sedang hamil, Prem tak bisa meninggalkanya, si Ange amat manja agaknya...!” sahut Datuk sambil hembuskan asap cerutunya, lalu senyum kecil.“He-he…Angelina…! Cakep banget ya nama salah satu cicitku di masa depan, sayang ya si Prem, terlebih si Ange tak bisa di bawa ke sini, penasaran aku mau lihat wajahnya, secantik apa dia?” sahut Park Hymin tiba-tiba, hingga mata Hagu melotot.“Kalau di bawa akan ada musibah besar Hymin, kita jangan berlebihan melawan gravitasi alam, aku saja dengan bolak-balik ke dunia masa depan, usiaku tak bakalan panjang lagi, inilah resiko yang harus aku terima…!” sahut Datuk lagi-lagi dengan suara pelan dan tenang.“Ihh segitunya…menakutkan sekali!” sahut Park Hymin terkaget-kaget.Hagu lalu muncul dan di tatap Park Hy
Pesta pun berakhir setelah hampir tengah malam, Hagu tentu saja di buat kagum dengan gaya Datuk Junior yang sangat berwibawa dan gayanya sangat berkharisma.“Pantas Bang Prem bilang, kalau ingin attitude dan gaya berbusana, contoh-lah Bang Datuk ini…benar-benar falmboyan sejati, cara pakaian dan cara bicaranya benar-benar top habis…!” batin Hagu.“Hagu kita pindah ke pondok yang disediakan Tuan Park Min.” Datuk ajak Hagu bangkit.Hagu pun mengangguk dan mengikuti langkah Datuk. Saat berjalan begini, tiba-tiba Hagu teringat, orang tuanya Ange atau besann-ya Prem marga-nya juga Park...?Jangan-jangan mereka ini ada hubungan, pikir Hagu.“Bang Datuk….apakah Park Min ini…kakek buyutnya si Ange?” ceplos Hagu tiba-tiba dan tanpa di duga-duga Datuk langsung mengangguk ambil senyum.Hagu kontan melongo.“Dan…ini kelak ada hubungannya dengan kamu juga salah satu keturunan kamu di masa depan!” sahut Datuk, lagi-lagi dengan suara kalem.“A-apa…maksud Abang..???”“Aku tak bisa menjelaskan saat ini