Pagi ini Shazhad akan menghampiri rapat perdananya bersama para mentrinya. Pelayan menyiapkan pakaiannya memakaikan kain kaftan pada tubuh kekar sang Sultan itu, Shazhad terlihat sedikit gugup, meraih dasi yang melekat pada kerah bajunya. "Ini hari pertama ku menjadi pemimpin kerajaan ini." Aiden menunduk dan segera membuka pintu kamar, mendampingi Shazhad dari belakang.
Di asarama pelayan.
Saat para gadis pelayan saling bercengkrama sesama mereka, Gauri membuka pintu asrama sebelum berkata. "Jangan membuat kebisingan, hari ini kalian akan melaksanankan pelatihan khusus pelayan. Setiap hari kalian akan mengikuti pelatihan khusus pelayan sebelum menjadi pelayan tetap istana,"
"Ayo cepat berbaris!" Ben segera menginstrusikan mereka untuk berbaris. Kanaya si Pelayan VIP dengan langkah kaki mantap berjalan menuju Alice. "Apa kamu memahaminya!"
"Ya, Saya memahaminya," Alice dengan patuh menjawab teguran Kanaya. Setelah mendengar jawaban Alice Kanaya segera enyah dari hadapannya merasa sedikit puas dengan jawaban Alice kali ini, Gauri pun ikut tersenyum mendengarnya sebelum meninggalkan ruangan asrama.
Di kamar Ava Alverta (Ibu Shahzhad atau Ibu Ratu).Shazhad datang dari luar ruangan ,"Ibu, Aku tidak akan bisa bekerja, sebelum mendapat restumu," Datang memeluk Ibu Ratu, "Restuku selalu menyertaimu singa kecilku." Nyonya Ava membalas pelukan putranya.
" Ngomong-ngomong kapan Chelsea dan cucuku sampai kesini? Ibu telah memepersiapkan kamar untuk mereka." Tanya Nyonya Ava yang tak sabar lagi untuk bertemu dengan cucunya. Shazhad tersenyum kecil segera menjawab pertanyaan itu. "Ibu, Mereka akan segera sampai, jet pribadi kita sudah menjemput mereka. Apakah Ibu sudah tidak sabar untuk segera bertemu dengan mereka?"
"Tentu saja, Ibu sudah lama tidak mendengar ocehan Ervin di sekitar rumah ini, sangat terasa sepi tanpa suara anak itu." Nyonya Ava sedikit mengeluh karena kesepiannya tanpa cucu kesayangannya itu.
Di dalam jet Boeing 707-138.
Chelsea menatap keluar kaca jet, tersenyum sipu ketika mengingat kenangan manis bersama Shazhad, malam itu dimana Shahzhad sedang sibuk membuat cincin giok, Chelsea yang mengenakan gaun tidur putih susu memeluk Sazhad dari belakang. "Pangeranku,"
"My Girl, Aku sedang sibuk membuat cincin ini, biarkan aku menyelesaikannya,"
"Tidak, Aku tidak mau," Jawab Chelsea genit sembari berpindah duduk ke pangkuan Shazhad, menatapnya dengan seksama. Kecupan panas langsung terjadi di antara dua insan tersebut.
"Apa kita sudah sampai ma, mari kita turun dan segera menemui papa, dan oma, bermain di istana putih." Ervin menggangu lamunan Chelsea, "Kita akan segera sampai, Pangeran kecilku.” Jawab Chelsea dengan penuh semangat.
“Aku merindukan Papa, dan juga Tuan Aiden. Apa Tuan Aiden masih ada di istana?”
“Tentu saja, Papa, oma, dan juga Tuan Aiden semua menunggu kita di istana.”Di Istana Malaka.
Saat Shazhad hendak menuju ruang rapat. Alice yang sedang membersihkan pajangan dinding, pada lorong Ruang Istana.
“Apa Istana ini sangat luas, hingga masih banyak debu dimana-mana, ini sangat menyebalkan. Aisshhhh!” Alice tidak berhenti mengoceh saat membersihkan lukisan-lukisan itu, tiba-tiba terpeleset karena berdidri tak seimbang di atas bangku penyangga badan pendeknya.“Aaaaaaaaaa!” Tepat pada saat Shazhad melewati lorong itu, tanpa diduga Shazhad menyambut tubuh Alice. Keduanya sama-sama menatap dalam, tangan Alice secara spontan memegang lengan kekar sang sultan menciptakan getaran tak terduka menjalar dari saraf tangannya menuju hulu hati.
Tanpa sadar keduanya menatap dalam satu sama lain, fitur wajah Shazhad yang sanagat tampan membuat Alice sangat terpesona dengan wajah itu, bahkan dia tak menduka sang pangeran memilik wajah sangat tanpan dan memiliki pesona pangeran yang tak bisa dibantah, begitupula sebaliknya Shazhad memindai kecantikan wajah Alice dengan perasaan yang tak bisa dijelaskan.Selang beberapa menit setelah Alice kembali pada kesadarannya. “Maafkan saya Sultan,” Alice segera berdiri tegap dan melepas pelukan sang Sultan dengan langsung menundukkan wajahnya. Shazhad beberapa detik melirik dan memindai seluruh tubuh Alice yang berdiri kaku setelah kejadian barusan, dan berbalik arah meninggalkan Alice tanpa kata-kata.
“Alice. Apa yang terjadi,” Tanya Faraya bergegas mendekati Alice.
Alice yang sangat terpesona dengan ketampanan Shazhad masih terpaku, “Pangeran itu sangat tampan Faraya,” Jawab Alice penuh kehaluan.“Sultan, kita akan ke ruangan rapat, sebelah sini.” Aiden memberi arah kepada Shazhad karena nampaknya Shazhad salang tingkah setelah kejadian itu.
“Aku pasti sedang tidak fokus,” Ujar Shazhad membela dirinya.Aiden tersenyum tipis menyaksikan hal itu. Ketika sampai di ruang rapat, semua mentri sudah menunggunya di luar ruangan.Saat menatap Sultan beserta pengawal pribadinya dari kejauhan. “Apa yang sultan lihat dari seorang Aiden hingga mau mengangkat pengawal biasa menjadi pengawal pribadi, sepertinya perbuatan sultan ini sangat menyinggung penasehat kerajaan, bukankah begitu Tuan Pradipta?” Senyum picik lahir dari sudut bibir Tuan Narendra.
“Sttttt. Apa yang sedang kamu bicarakan Tuan Narendra, itu adalah keputusan Sultan yang patut kita hormati.” Sela Tuan Farhat.
Selang beberapa menit Sultan Sazhad sudah berada tepat di depan para mentri kerajaan, semua mentri memberi salam penghormatan dengan membungkukkan badan Sembilan puluh derjat.“Salam Tuan Farhat, ikutlah denganku, sebagai teman dekat dan pendamping ayahku, Aku ingin menanyakan beberapa hal kepadamu,” Sahzhad memasuki ruangan rapat yang di ikuti oleh Tuan Farhat. Sementara para mentri yang lain tetap menunggu di pintu masuk sampai dipersilahkan masuk oleh Sultan nantinya. Aiden yang juga menunggu di pintu masuk menatap ke arah Tuan Narendra.
Tuan Narendra mendekati Aiden dan berkata, “Hi Aiden, kedudukanmu sudah lebih tinggi dari elang sekarang. Bagaiman caramu untuk membujuk Sultan hingga mengangkatmu menjadi pengawal pribadinya secara langsung seperti ini? Hahhaha, Aapakah Sultan hanya kasian padamu karna kamu pelayan yang berbakat!”
“Ini perintah Sultan, Perintahnya bahkan lebih kuat dari besi yang paling kokoh sekalipun Tuan Narendra,” Aiden menjawab dengan sedikit mengangkat suaranya di hadapan Tuan Narendra.Di dalam Ruang Rapat.
“Apa Ayahku, banyak menderita Tuan Farhat?” Sazhad menatap keluar jendela bertanya dengan kesedihan yang mendalam di hatinya.
“Di akhir hayatnya Sultan Amir sangat mempersiapkan kematiannya, selalu berdoa samapai nafas akhirnya, melalui malam terakhirnya beliau mengoceh tentangmu. Semoga Sultan Amir dapat beristirahat dengan tenang dan menempati Surga-Nya. Aamiin.”“Apakah pesan terakhir ayahku untuk kerajaan ini Tuan Farhat?”
“Beliau memerintahkan untuk pengangkatan Tuan Pradipta dan Tuan Narendra setelah pelantikanmu berlangsung,”“Apakah Ayahnda tidak membicarakan pelanggaran yang dilakukan Tuan Narendra terhadap para investor Arab? Ketidakadilan dan kekejaman yang di alami oleh para nasabah bank, Apa yang dia lakukan itu sangat tidak terhormat, belum lagi apa yang terjadi pada pondok tambang minyak di Panutua! Katakan Padaku, Apakah ini Peradilan Malaka? Sengaja tutup mata dan telinga tentang semua kekacauan ekonomi rakyat? Apakah ini kedaulatan dan keadilan?” Sazhad meninggikan suaranya karena sangat kesal dengan kekacauan ekonomi yang terjadi akibat ulah salah satu mentrinya itu.
“Tidak Ya Mulia,” Tuan Farhat langsung mengambil posisi menunduk karena tak berani menatap langsung sang Sultan pada saat ini.Di luar ruang rapat.
“Kenapa Tuan Frhat begitu lama, Apa yang mereka bicaran selama itu?” Tuan Narendra dengan ocehannya.Di dalam ruang rapat.“Yang Mulia, Anda tahu yang terbaik dan apa yang harus dilakukan,”“Ya, tentu saja, Tuan Farhat, Saya tahu persis apa yang harus saya lakukan,”Di ruang kantor Pengaturan Bisnis.“Permisi Tuan Narendra, ini laporan tagihan pinjaman dari nasabah bank Gold kita.” Sekretaris itu melaporkan secara rinci pada Tuan Narendra.“Para pedagang di pasar Nam memintak tenggang waktu, karena musibah yang terjadi kemaren Tuan.”“Besok datangi mereka kembali, dan katakan untuk segera membayar dua kali lipat, kalau tidak bakar seluruh tempat dagang mereka!!! Kemudian datangi hakim Agung untuk membuat pengakuan bahwa mereka telah membakar kios pasar!” Sekretaris itu menunduk dengan penuh kepatuhan.Di kelas khusus pelayan.“Hari ini kamu akan belajat tentang adab di istana, bagaimana cara membungkuk dan bangkit yang benar ketika bertemu petinggi istana. Okay everybody, wake up! Wake up! Silahkan tiru gerakan saya. Mengerti!”“Yeeee.” Sor
Di bilik milik Nyonya Ava, dia duduk dengan anggun pada kursi di sudut jendela. Menyeruput cangkir ditangannya dengan jemari yang tampak masih awet muda. “Pendidikan para gadis pelayan telah dipercayakan kepadamu. Bagaimana dengan gadis kasar itu. Apa dia masih mencoba memberotak? Apa dia sudah mengetahui tempatnya sekarang?”“Dia sangat bersemangat hari ini, otaknya sangat tajam menerima pelajaran, Nyonya.” Kanaya memberikan informasinya.“Kita tidak membutuhkan kepintarannya, yang kita butuhkan hanyalah berprilaku baik dan sopan Kanaya, jangan sampai dia berfikir bahwa Kamu mendukungnya.” Nyonya Ava segera menyongsong pujian Kanaya.“Dia adalah wanita yang cantik,” Shanas menimpali perkataan Nyonya Ava.“Kecantikan akan memudar, jika dia tidak bisa menjaga sikapnya,”Braaakkkkk….Tuan Beny membuka pintu bilik, segera memberi penghormatan sebelum menyampaikan maksudnya. &ldq
“Singa kecilku, bagaimana perjalananmu. Apakah itu menyenangkan?” Sambut Sahzhad terhadap putranya, “Sangat membosankan, karena Dady gak ikut,” Jawab Ervin cemberut.Disisi lain Chelsea juga menunggu untuk di peluk oleh Sahzhad, “Kapan-kapan kita akan mengajak Dady. Kamu setuju Ervin?”. Sahzad menurunkan Ervin dari pelukannya dan berpindah memeluk Chelsea. “ Aku sangat merindukanmu,” Kta mereka serentak.“Ah, ini sangat menyengakan bisa memelukmu kembali. Aku benar-benar merindukanmu, wahai kekasihku,” Sambutan hangat dari Sahzad membuat Chelsea sangat tersipu kali ini.“Mari lihat hadiah apa yang aku bawa untukmu My Hubby,” Chelsea segera merangkul pinggang Sahzad. Tiba-Tiba Nyonya Ava merenggangkan pelukan keduanya, dan berkata,” Apa Aku diacuhkan sekarang, apakah pantas begitu?” Nyonya Ava melengkungkan bibirnya.“Hahahhaha. Oh my mom, are you jealous?&rdquo
Brak,,,, Kedua bagian dari pintu kamar para pelayan tebuka lebar, diiringi datangnya Kanaya beserta Tuan Beny dan beberapa pengawalnya.Karena kedatangan Kanaya secara tiba-tiba, Faraya terkejut sembari berkata, “Astaga, mereka datang. Apakah mereka mendengar ucapanmu Alice?”“Kamu, Kamu, Kamu,” Kanaya menunujuk satu persatu di antara mereka, “Alice dan Faraya, ikut Aku juga!”“Astaga, Apa kita akan dihukum?” Ucap Faraya dengan gugup kepada Alice.“Kalian berdua Ikutlah dengan ku, kalian akan menjadi silir untuk Sultan Sulaiman malam ini, Apakah kalian bisa berdansa,? Astagaaaa,,,,, Grazy Girls, berdansa seperti ini,,,,seperti ini!” Tuan Beny memperagakan sedikit gerakan dansa dengan geram.“Hahahhahahah, Ayo cepat,” Teriak Tuan Beny.Di lorong ruangan VIP kerajaan.Sahzad yang melihat Ervin dari kejauhan segera memanggil putranya itu, “Ervin, Singa
Sorak gemurai para hadirin tamu terdengar kompak saat menyambut dan memberi sambutan kepada sang Sultan. Chelsea di gandeng menuruni anak tangga dengan sangat romantic membuat para wanita yang melihatnya merasa sangat iri.“Alice, tidak bisakah kamu berhenti berbicara sembrono seperti itu?” Tegur Faraya. “Apa yang salah dengan perkataanku?” Ucapnya tanpa rasa malu. “Tentu saja itu salah jika kamu berbicara di sisni Alice,” Faraya tak hentinya menasehati Alice.“Kata Sambutan dari Sultan Sahzad : Selamat datang para hadirin undangan saya. Semoga kita semua berada dalam keberkahan, dan semoga kita semua dapat menikmati pesta malam ini dengan berbahagia. Bersulang untuk kita semua!” Sultan Sahzad berdiri di mimbar utama, sorotan lampu yang mengarah kepadanya membuat tubuh kokoh tampan miliknya tampak bersinar dengan aura kebijaksanaan.“Jaya Sultan Sahzad,” Sorak serempak para tamu undangan mengangkat gelas anggur di tangannya masing-masing. Tu
Di lantai satu sebelum mengantar napan untuk sultan, Alice bertemu dengan Gauri dan Tuan Beny. “Anda melakukannya dengan sangat baik, ini langkah pertama untuk mendukungan Anda. Besok Anda akan menjadi Silir VIP Sultan.”“Apa maksudnya itu? Aku tidak mengerti.”“Gauri, jelaskan padanya,” Tuan Beny berlalu menyisakan Alice, Gauri,dan Faraya.“Sultan Sahzad memberikanmu kain sutra putih buakan, itu artinya Sultan mengangkat anda menjadi Havlet?”“Halvet?”“Itu artinya I WANT YOU. Kami semua menyaksikan bagaimana Kamu berdansa denmgan gerakan yang sangat merayu. Cukup dengan game gadis naïf seperti itu Alice.” Gauri sedikit mengangkat suaranya sembari berjalan meninggalkan Alice.“Alice, Kamu telah berhasil menyihir sultan. Haruskah kita takut kepadamu sekarang karena kamu adalah seorang penyihir,” Canda Fraya.Namun candaan itu ditepis masam ole
“Dia memanggilku,” Alice segera memberi penjelasan setelah melihat kepanikan di wajah Faraya, dengan wajah penuh kepuasan melihat kecemasan Faraya, “Jangan takut, itu hanya lelucon saja.” tutur Alice. “Itu bukan lelucon Alice!” sela Faraya.Saat keduanya berkutik tentang peryataan Alice barusan. Tiba-tiba Kananya masuk menghampiri mereka, “mengapa kamu belum siap-siap Alice, segera pergi bersihkan badanmu dan jangan terlambat untuk membersihkan kamar Sultan. Kamu paham! Dan kalian semua juga bersiap-siaplah untuk meghidangkan makan malam kerajaan.” tegas Kanaya.Di pusat pasar kota Nam,Di palantaran gedung Pengontrolan Pasar internasional, Marta yang sedang menikmati kopi bersama beberapa rekannya. “Aku ikut menyaksikan eksekusi Tuan Narendra, bahkan dia tidak dapat mengatakan sepatah katapun sampai akhirnya dia benar-benar selesai,” ujar Marta sembeari meneguk kopi miliknya. “Kam
“Aku meridukanmu, hatiku selalu berdebar-debar setiap mengingat dirimu dan saat berada di dekatmu . Rasakanlah ini.” Goda Chelsea sembari menuntun tangan Sahzad ke dadanya, Sahzad hanya menjawab dengan tatapan hangat ke arah Chelsea. “Dapatkah kamu merasakannya? Aku benar-benar tersipu jika kamu menatapku seperti itu. Untuk itu jangan pernah menghapus namaku di hatimu, Pangeranku.” Chelsea menyelesaikan perkataanya langsung mendaratkan tubuh seksinya di atas Sahzad.Sahzad langsung menangkap bibir tipis Chelsea membawanaya ke bibinya. Kedua insan itu sekarang berada di atas ranjang yang sam, takk seperti sebelumnya Sahzad kelihatannya bermain dengan sedikit terpaksa. Chelsea yang menyadari itu terus berusaha membuat Sahzad takluk. Dia dengan cepat naik ke atas badan Sahzad, memanjakan tubuh Sahzad dengan setiap ciuman kecil di titik-titik sensitifnya.Setelah lima menit berselang, Sahzad mencium kening Chelsea dan b
“Aku meridukanmu, hatiku selalu berdebar-debar setiap mengingat dirimu dan saat berada di dekatmu . Rasakanlah ini.” Goda Chelsea sembari menuntun tangan Sahzad ke dadanya, Sahzad hanya menjawab dengan tatapan hangat ke arah Chelsea. “Dapatkah kamu merasakannya? Aku benar-benar tersipu jika kamu menatapku seperti itu. Untuk itu jangan pernah menghapus namaku di hatimu, Pangeranku.” Chelsea menyelesaikan perkataanya langsung mendaratkan tubuh seksinya di atas Sahzad.Sahzad langsung menangkap bibir tipis Chelsea membawanaya ke bibinya. Kedua insan itu sekarang berada di atas ranjang yang sam, takk seperti sebelumnya Sahzad kelihatannya bermain dengan sedikit terpaksa. Chelsea yang menyadari itu terus berusaha membuat Sahzad takluk. Dia dengan cepat naik ke atas badan Sahzad, memanjakan tubuh Sahzad dengan setiap ciuman kecil di titik-titik sensitifnya.Setelah lima menit berselang, Sahzad mencium kening Chelsea dan b
“Dia memanggilku,” Alice segera memberi penjelasan setelah melihat kepanikan di wajah Faraya, dengan wajah penuh kepuasan melihat kecemasan Faraya, “Jangan takut, itu hanya lelucon saja.” tutur Alice. “Itu bukan lelucon Alice!” sela Faraya.Saat keduanya berkutik tentang peryataan Alice barusan. Tiba-tiba Kananya masuk menghampiri mereka, “mengapa kamu belum siap-siap Alice, segera pergi bersihkan badanmu dan jangan terlambat untuk membersihkan kamar Sultan. Kamu paham! Dan kalian semua juga bersiap-siaplah untuk meghidangkan makan malam kerajaan.” tegas Kanaya.Di pusat pasar kota Nam,Di palantaran gedung Pengontrolan Pasar internasional, Marta yang sedang menikmati kopi bersama beberapa rekannya. “Aku ikut menyaksikan eksekusi Tuan Narendra, bahkan dia tidak dapat mengatakan sepatah katapun sampai akhirnya dia benar-benar selesai,” ujar Marta sembeari meneguk kopi miliknya. “Kam
Di lantai satu sebelum mengantar napan untuk sultan, Alice bertemu dengan Gauri dan Tuan Beny. “Anda melakukannya dengan sangat baik, ini langkah pertama untuk mendukungan Anda. Besok Anda akan menjadi Silir VIP Sultan.”“Apa maksudnya itu? Aku tidak mengerti.”“Gauri, jelaskan padanya,” Tuan Beny berlalu menyisakan Alice, Gauri,dan Faraya.“Sultan Sahzad memberikanmu kain sutra putih buakan, itu artinya Sultan mengangkat anda menjadi Havlet?”“Halvet?”“Itu artinya I WANT YOU. Kami semua menyaksikan bagaimana Kamu berdansa denmgan gerakan yang sangat merayu. Cukup dengan game gadis naïf seperti itu Alice.” Gauri sedikit mengangkat suaranya sembari berjalan meninggalkan Alice.“Alice, Kamu telah berhasil menyihir sultan. Haruskah kita takut kepadamu sekarang karena kamu adalah seorang penyihir,” Canda Fraya.Namun candaan itu ditepis masam ole
Sorak gemurai para hadirin tamu terdengar kompak saat menyambut dan memberi sambutan kepada sang Sultan. Chelsea di gandeng menuruni anak tangga dengan sangat romantic membuat para wanita yang melihatnya merasa sangat iri.“Alice, tidak bisakah kamu berhenti berbicara sembrono seperti itu?” Tegur Faraya. “Apa yang salah dengan perkataanku?” Ucapnya tanpa rasa malu. “Tentu saja itu salah jika kamu berbicara di sisni Alice,” Faraya tak hentinya menasehati Alice.“Kata Sambutan dari Sultan Sahzad : Selamat datang para hadirin undangan saya. Semoga kita semua berada dalam keberkahan, dan semoga kita semua dapat menikmati pesta malam ini dengan berbahagia. Bersulang untuk kita semua!” Sultan Sahzad berdiri di mimbar utama, sorotan lampu yang mengarah kepadanya membuat tubuh kokoh tampan miliknya tampak bersinar dengan aura kebijaksanaan.“Jaya Sultan Sahzad,” Sorak serempak para tamu undangan mengangkat gelas anggur di tangannya masing-masing. Tu
Brak,,,, Kedua bagian dari pintu kamar para pelayan tebuka lebar, diiringi datangnya Kanaya beserta Tuan Beny dan beberapa pengawalnya.Karena kedatangan Kanaya secara tiba-tiba, Faraya terkejut sembari berkata, “Astaga, mereka datang. Apakah mereka mendengar ucapanmu Alice?”“Kamu, Kamu, Kamu,” Kanaya menunujuk satu persatu di antara mereka, “Alice dan Faraya, ikut Aku juga!”“Astaga, Apa kita akan dihukum?” Ucap Faraya dengan gugup kepada Alice.“Kalian berdua Ikutlah dengan ku, kalian akan menjadi silir untuk Sultan Sulaiman malam ini, Apakah kalian bisa berdansa,? Astagaaaa,,,,, Grazy Girls, berdansa seperti ini,,,,seperti ini!” Tuan Beny memperagakan sedikit gerakan dansa dengan geram.“Hahahhahahah, Ayo cepat,” Teriak Tuan Beny.Di lorong ruangan VIP kerajaan.Sahzad yang melihat Ervin dari kejauhan segera memanggil putranya itu, “Ervin, Singa
“Singa kecilku, bagaimana perjalananmu. Apakah itu menyenangkan?” Sambut Sahzhad terhadap putranya, “Sangat membosankan, karena Dady gak ikut,” Jawab Ervin cemberut.Disisi lain Chelsea juga menunggu untuk di peluk oleh Sahzhad, “Kapan-kapan kita akan mengajak Dady. Kamu setuju Ervin?”. Sahzad menurunkan Ervin dari pelukannya dan berpindah memeluk Chelsea. “ Aku sangat merindukanmu,” Kta mereka serentak.“Ah, ini sangat menyengakan bisa memelukmu kembali. Aku benar-benar merindukanmu, wahai kekasihku,” Sambutan hangat dari Sahzad membuat Chelsea sangat tersipu kali ini.“Mari lihat hadiah apa yang aku bawa untukmu My Hubby,” Chelsea segera merangkul pinggang Sahzad. Tiba-Tiba Nyonya Ava merenggangkan pelukan keduanya, dan berkata,” Apa Aku diacuhkan sekarang, apakah pantas begitu?” Nyonya Ava melengkungkan bibirnya.“Hahahhaha. Oh my mom, are you jealous?&rdquo
Di bilik milik Nyonya Ava, dia duduk dengan anggun pada kursi di sudut jendela. Menyeruput cangkir ditangannya dengan jemari yang tampak masih awet muda. “Pendidikan para gadis pelayan telah dipercayakan kepadamu. Bagaimana dengan gadis kasar itu. Apa dia masih mencoba memberotak? Apa dia sudah mengetahui tempatnya sekarang?”“Dia sangat bersemangat hari ini, otaknya sangat tajam menerima pelajaran, Nyonya.” Kanaya memberikan informasinya.“Kita tidak membutuhkan kepintarannya, yang kita butuhkan hanyalah berprilaku baik dan sopan Kanaya, jangan sampai dia berfikir bahwa Kamu mendukungnya.” Nyonya Ava segera menyongsong pujian Kanaya.“Dia adalah wanita yang cantik,” Shanas menimpali perkataan Nyonya Ava.“Kecantikan akan memudar, jika dia tidak bisa menjaga sikapnya,”Braaakkkkk….Tuan Beny membuka pintu bilik, segera memberi penghormatan sebelum menyampaikan maksudnya. &ldq
Di dalam ruang rapat.“Yang Mulia, Anda tahu yang terbaik dan apa yang harus dilakukan,”“Ya, tentu saja, Tuan Farhat, Saya tahu persis apa yang harus saya lakukan,”Di ruang kantor Pengaturan Bisnis.“Permisi Tuan Narendra, ini laporan tagihan pinjaman dari nasabah bank Gold kita.” Sekretaris itu melaporkan secara rinci pada Tuan Narendra.“Para pedagang di pasar Nam memintak tenggang waktu, karena musibah yang terjadi kemaren Tuan.”“Besok datangi mereka kembali, dan katakan untuk segera membayar dua kali lipat, kalau tidak bakar seluruh tempat dagang mereka!!! Kemudian datangi hakim Agung untuk membuat pengakuan bahwa mereka telah membakar kios pasar!” Sekretaris itu menunduk dengan penuh kepatuhan.Di kelas khusus pelayan.“Hari ini kamu akan belajat tentang adab di istana, bagaimana cara membungkuk dan bangkit yang benar ketika bertemu petinggi istana. Okay everybody, wake up! Wake up! Silahkan tiru gerakan saya. Mengerti!”“Yeeee.” Sor
Pagi ini Shazhad akan menghampiri rapat perdananya bersama para mentrinya. Pelayan menyiapkan pakaiannya memakaikan kain kaftan pada tubuh kekar sang Sultan itu, Shazhad terlihat sedikit gugup, meraih dasi yang melekat pada kerah bajunya. "Ini hari pertama ku menjadi pemimpin kerajaan ini." Aiden menunduk dan segera membuka pintu kamar, mendampingi Shazhad dari belakang.Di asarama pelayan.Saat para gadis pelayan saling bercengkrama sesama mereka, Gauri membuka pintu asrama sebelum berkata. "Jangan membuat kebisingan, hari ini kalian akan melaksanankan pelatihan khusus pelayan. Setiap hari kalian akan mengikuti pelatihan khusus pelayan sebelum menjadi pelayan tetap istana,""Ayo cepat berbaris!" Ben segera menginstrusikan mereka untuk berbaris. Kanaya si Pelayan VIP dengan langkah kaki mantap berjalan menuju Alice. "Apa kamu memahaminya!""Ya, Saya memahaminya," Alice dengan patuh menjawab teguran Kanaya. Setelah mendengar jawaban Alice Kanaya segera enyah d