Di bilik milik Nyonya Ava, dia duduk dengan anggun pada kursi di sudut jendela. Menyeruput cangkir ditangannya dengan jemari yang tampak masih awet muda. “Pendidikan para gadis pelayan telah dipercayakan kepadamu. Bagaimana dengan gadis kasar itu. Apa dia masih mencoba memberotak? Apa dia sudah mengetahui tempatnya sekarang?”
“Dia sangat bersemangat hari ini, otaknya sangat tajam menerima pelajaran, Nyonya.” Kanaya memberikan informasinya.
“Kita tidak membutuhkan kepintarannya, yang kita butuhkan hanyalah berprilaku baik dan sopan Kanaya, jangan sampai dia berfikir bahwa Kamu mendukungnya.” Nyonya Ava segera menyongsong pujian Kanaya.
“Dia adalah wanita yang cantik,” Shanas menimpali perkataan Nyonya Ava.
“Kecantikan akan memudar, jika dia tidak bisa menjaga sikapnya,”
Braaakkkkk….
Tuan Beny membuka pintu bilik, segera memberi penghormatan sebelum menyampaikan maksudnya. “Salam Nyonya Ava,”
“Ada apa Ben?”
“Sultan Shazhad telah memutuskan perintah untuk mengeksekusi Tuan Narendra. Nyonya.”
Berbeda dengan semua yang mendengar informasi ini. Nyonya Ava tampak tampa ekspresi yang menegangkan dari wajahnya dan menjawab dengan santai. “Itulah keputusan yang diambilkan oleh singaku, maka aku akan sangat menghargainya. Dia pasti melakukan yang terbaik.”
“Ben…. Malam ini kita akan mengadakan hiburan untuk singaku dan penyambutan kedatangan Menantuku di aula kekaisaran. Pastikan semuanya sempurna, tarian dan musik. Persiapkan pelayanan eksekusif kita. Segera hubungi Pengawal pribadi Sultan untuk mengkonfirmasi perayaan kita ini. ” Nyonya Ava terlihat bersemangat untuk perayaan itu.
Shanaz sedikit memerah mendengar nama Aiden disebut oleh Nyonya Ava.
Di pusat perbelajaan terbesar Malaka, Kota Nam.
Penyiaran di Papan Reklame. “Penguman Kekaisaran Malaka. Yang Mulia memerintahkan untuk membagikan bonus kepada seluruh rakyat Malaka atas penobatannya sebagai Sultan Malaka. Salam dari Sultan Malaka.”
Di Kafe Star.
Tuan Armen (Koki Kerajaan) membuka pintu kafe, dan segera duduk di tempat biasanya, menyilangkan kedua kakinya. “Segera pesan beras dan kebutuhan lainya yang sudah aku list!” Tuan Armen memerintahkan pengawalnya.
“Hi, kawan. Buatkan untukku kopi kahwa daun spesialmu itu. Aku sudah lama tak menyeruputnya. Itu membuat tenggorokan sangat merindukan minuman itu, bagaikan kemarau merindukan hujan.”
“Hehehhehehe, Ini kopimu,” Brista Kafe dengan segera menghidangkan pesanannya itu.
Di Medan Eksekusi, Istana Malaka.
Berdiri tiga orang mentri di tepi teras aula eksekusi, “Sultan Sahzhad membuat keputusan lebih cepat dari yang kita duga, Tuan Narendra sudah tertangkap, Kita tidak akan tahu siapa selanjutnya.” Ucap Tuan Farhat.
“Apa kamu sudah mengetahui ini Tuan Farhat?” Tanya Tuan Pradipta mengiringi langkah mereka.
“Tidak, Sultan Shazhad hanya bertanya tentang hari-hari terakhir Sultan Amir kepadaku. Sebagai Putranya itu sangat wajar,”
Tuan Pradipta kembali bertanya. “Apa ada yang lain tentang kita?”
Di kamar para pelayan.
“Pegang serbetnya dengan sedikit menekuk lututmu, pegang ganggangnya dengan lembut, sedikit membungkuk. Pegang dengan anggun dengan kedua tangan, perlahan tekuk lutut Anda, kemudian dengan kedua tangan lakukan gerakan busur dengan mengangkat siku.”
Aiden yang telah menerima konfirmasi dari Nyoya Ava segera melakukan seleksi pemilihan pelayan untuk pesta nanti malam, dari celah jendela kamar para pelayan Aiden memperhatikan para pelayan yang sedang berlatih untuk menghidangkan minuman untuk para petinggi kerajaan.
Perhatian Aiden tersita seketika ketika matanya memindai para pelayan yang ada disana, tatapannay seketika berhenti pada wajah Alice, dari celah jendela itu Alice yang tertawa dengan ceria terlihat begitu menawannya.
“Girls!” Teriak Guari mengentikan tawa kecil mereka.
Dibalik jende Aiden masih mengamati Alice. ”Siapa Dia?”
“Alice gadis yang keras dan tidak sopan,” Jawab Tuan Beny dengan sedikit kesal menyebut namanya.
“Apa? Dari mana dia berasal?” Tanya Aiden penasaran.
“Pelayan dari kerajaan Bripto di daerah Arbin, kabarnya dia juga seorang putri dari pendeta Arbin, yang di tebus sultan sekitar satu bulan yang lalu.” Jelas Tuan Ben.
“Angkat siku…..kedua siku….” Gauri masih melanjutkan montoringnya.
“Hm, daerah Arbin,”
“Ya para pengawal Bripto menculiknya untuk menebus hutang ayahnya, Dan diperjual belikan untuk pelayan kerajan di pelabuan merak, Dia adalah wanita yang kasar dan tidak sopan pada awalnya,. Namun sekarang dia sudah sedikit berubah. Karena Aku telah memberi mentor yang baik untuknya.”
“Siapkan Gadis itu, Alice? Dan yang disebelahnya juga,” Aiden segera menetukan pilihannya.
Tuan Beny menunduk menerima perintah Aiden. “Baik Tuan Aiden,”
Di Pusat Perbelanjaan, Kota Nam.
“Marta apa kau menunggu petir untuk menyambarmu, baru kau akan turun dari atap gedung itu,” Olok-olokan sebagian orang p***r yang sudah biasa melihat Marta.
“Hi, Marta, senang bertemu dengan Anda, seniman jalanan yang luar biasa,” Sapa Tuan Armen kepada seniman jalanan itu.
“Aku rasa mereka hanya mengolok-olokku untuk hiburan semata, oh ya lihatlah ini Tuan. Aku menggambarkan sebuah disain untuk kapal selam torpedo, menurutmu apakah Sultan Sulaiman akan menyukainya,” Marta memperlihatkan buku ditangannya kpada Tuan Armen.
“Ini kamu yang mendisai? Ini sungguh luar biasa, dimana kamu belajar semua ini?” Tuan Armen segera terkejut dengan disain yang sangat bagus dari seorang seniman jalanan itu.
“Kawan, sajikan juga kopi untuk teman baruku ini dan beberapa piring salad buah,” Pinta Tuan Armen kepada Brista kafe.
Saat hendak menghidangkan pesanan, Brsita itu melihat sekilas gambar yang di pegang Tuan ARmen. “Wah ini sangat bagus. Apa kamu ingin memperlihatkannya kepada Sultan Sahzhad.” Kata sang Brista itu.
“Aku sangat berharap itu terjadi, Karena aku snagat mengagumi Sultan Sahzad, bahkan Aku juga suka menulis tetangnya di blok pribadiku. Karena Suatu saat nanti jika Sultan Sulaiman suadah wafat , namun tidak dengan catatan hidupnya,”
Di Papan Reklame, P***r Nam.
“Pengumuman kerajaan,bahwa sanya Sultan Sulaiman telah mengambil keputusan untuk mengeksekusi Tuan Narendra tentang pasal penggelapan Uang Pribadi, Penindasan Nasabah bank GOLD MONEY dan juga kasus pembisnis lokal baru-baru ini. Serta membebaskan pajak terhadap pedagang kelas 1 dan 2 p***r Nam. Keputusan dibuat untuk mencapai keadilan yang sesungguhnya. Sultan Sahzhad.”
Semua orang yang menyaksikan pengumuman itu, buru-buru membuka handphone mereka untuk membaca berita itu, dan menebarkan pujian terhadap Sultan Sahzah di kolom komentar.
Di depan gerbang Istana Malaka.
Tepat di atas gedung Istana Malaka, Jet mendaarat dengan mulus, Jet Boeing 707-138 milik kerajaan Malaka yang membawa Chelsea Anatasya beserta Putranya Ervin.
Kaki panjang dari Nyonya Chesea Anatasya keluar menjulur dengan sangat anggun dengan dress yang terbatas sampai lutut, menempakkan kemolekan tubuhnya yang perfeksionis.
Sambutan hangat dari Nyonya Ava Alverta, datang memelukknya.
“Oh sang Ratuku, Kamu Terlihat semakin menawan dan sangat cantik dari biasanya. Bagaiman perjalan eropamu. Apakah menyenangkan?”
Nyonya Chelsea segera membalas pelukan ibu mertuanya itu, “ Oh Momy, Kamu juga terlihat sangat sehat, sangat menyenangkan. Aku sudah memilih oleh-oleh terbaik untuk mu. Apa kamu ingin melihatnya?”
“Kamu sangat pandai dalam hal ini, tentu saja aku sangat menantikan itu.” Nyonya Ava segera menggandeng menantu kesayangannya itu menuju ruangan VIP keluarga kerajaan.
Para pelayan segera mengiringi mereka dengan payung karena terik matahari sangat menyengat saat itu.
“Momy, Aku tidak melihat My Hubby, dimana dia? Apa dia begitu sibuk, sampai tak ikut menyambut kedatanganku?” Tanya Chelsea dengan lengkungan bibirnya kearah bawah.
Saat menuruni tangga utama, Sultan Sahzad terlihat dari kejauhan dengan stelan biru tua yang melekat pada kemaskulinan kulitnya menyatu dengan ketampanan yang bijaksana milik wajahnya, “ Dady,” Ervin segera melepas tangan pelayan yang membimbingnya berlari menuju Sultan Sahzhad.
“Singa kecilku, bagaimana perjalananmu. Apakah itu menyenangkan?” Sambut Sahzhad terhadap putranya, “Sangat membosankan, karena Dady gak ikut,” Jawab Ervin cemberut.Disisi lain Chelsea juga menunggu untuk di peluk oleh Sahzhad, “Kapan-kapan kita akan mengajak Dady. Kamu setuju Ervin?”. Sahzad menurunkan Ervin dari pelukannya dan berpindah memeluk Chelsea. “ Aku sangat merindukanmu,” Kta mereka serentak.“Ah, ini sangat menyengakan bisa memelukmu kembali. Aku benar-benar merindukanmu, wahai kekasihku,” Sambutan hangat dari Sahzad membuat Chelsea sangat tersipu kali ini.“Mari lihat hadiah apa yang aku bawa untukmu My Hubby,” Chelsea segera merangkul pinggang Sahzad. Tiba-Tiba Nyonya Ava merenggangkan pelukan keduanya, dan berkata,” Apa Aku diacuhkan sekarang, apakah pantas begitu?” Nyonya Ava melengkungkan bibirnya.“Hahahhaha. Oh my mom, are you jealous?&rdquo
Brak,,,, Kedua bagian dari pintu kamar para pelayan tebuka lebar, diiringi datangnya Kanaya beserta Tuan Beny dan beberapa pengawalnya.Karena kedatangan Kanaya secara tiba-tiba, Faraya terkejut sembari berkata, “Astaga, mereka datang. Apakah mereka mendengar ucapanmu Alice?”“Kamu, Kamu, Kamu,” Kanaya menunujuk satu persatu di antara mereka, “Alice dan Faraya, ikut Aku juga!”“Astaga, Apa kita akan dihukum?” Ucap Faraya dengan gugup kepada Alice.“Kalian berdua Ikutlah dengan ku, kalian akan menjadi silir untuk Sultan Sulaiman malam ini, Apakah kalian bisa berdansa,? Astagaaaa,,,,, Grazy Girls, berdansa seperti ini,,,,seperti ini!” Tuan Beny memperagakan sedikit gerakan dansa dengan geram.“Hahahhahahah, Ayo cepat,” Teriak Tuan Beny.Di lorong ruangan VIP kerajaan.Sahzad yang melihat Ervin dari kejauhan segera memanggil putranya itu, “Ervin, Singa
Sorak gemurai para hadirin tamu terdengar kompak saat menyambut dan memberi sambutan kepada sang Sultan. Chelsea di gandeng menuruni anak tangga dengan sangat romantic membuat para wanita yang melihatnya merasa sangat iri.“Alice, tidak bisakah kamu berhenti berbicara sembrono seperti itu?” Tegur Faraya. “Apa yang salah dengan perkataanku?” Ucapnya tanpa rasa malu. “Tentu saja itu salah jika kamu berbicara di sisni Alice,” Faraya tak hentinya menasehati Alice.“Kata Sambutan dari Sultan Sahzad : Selamat datang para hadirin undangan saya. Semoga kita semua berada dalam keberkahan, dan semoga kita semua dapat menikmati pesta malam ini dengan berbahagia. Bersulang untuk kita semua!” Sultan Sahzad berdiri di mimbar utama, sorotan lampu yang mengarah kepadanya membuat tubuh kokoh tampan miliknya tampak bersinar dengan aura kebijaksanaan.“Jaya Sultan Sahzad,” Sorak serempak para tamu undangan mengangkat gelas anggur di tangannya masing-masing. Tu
Di lantai satu sebelum mengantar napan untuk sultan, Alice bertemu dengan Gauri dan Tuan Beny. “Anda melakukannya dengan sangat baik, ini langkah pertama untuk mendukungan Anda. Besok Anda akan menjadi Silir VIP Sultan.”“Apa maksudnya itu? Aku tidak mengerti.”“Gauri, jelaskan padanya,” Tuan Beny berlalu menyisakan Alice, Gauri,dan Faraya.“Sultan Sahzad memberikanmu kain sutra putih buakan, itu artinya Sultan mengangkat anda menjadi Havlet?”“Halvet?”“Itu artinya I WANT YOU. Kami semua menyaksikan bagaimana Kamu berdansa denmgan gerakan yang sangat merayu. Cukup dengan game gadis naïf seperti itu Alice.” Gauri sedikit mengangkat suaranya sembari berjalan meninggalkan Alice.“Alice, Kamu telah berhasil menyihir sultan. Haruskah kita takut kepadamu sekarang karena kamu adalah seorang penyihir,” Canda Fraya.Namun candaan itu ditepis masam ole
“Dia memanggilku,” Alice segera memberi penjelasan setelah melihat kepanikan di wajah Faraya, dengan wajah penuh kepuasan melihat kecemasan Faraya, “Jangan takut, itu hanya lelucon saja.” tutur Alice. “Itu bukan lelucon Alice!” sela Faraya.Saat keduanya berkutik tentang peryataan Alice barusan. Tiba-tiba Kananya masuk menghampiri mereka, “mengapa kamu belum siap-siap Alice, segera pergi bersihkan badanmu dan jangan terlambat untuk membersihkan kamar Sultan. Kamu paham! Dan kalian semua juga bersiap-siaplah untuk meghidangkan makan malam kerajaan.” tegas Kanaya.Di pusat pasar kota Nam,Di palantaran gedung Pengontrolan Pasar internasional, Marta yang sedang menikmati kopi bersama beberapa rekannya. “Aku ikut menyaksikan eksekusi Tuan Narendra, bahkan dia tidak dapat mengatakan sepatah katapun sampai akhirnya dia benar-benar selesai,” ujar Marta sembeari meneguk kopi miliknya. “Kam
“Aku meridukanmu, hatiku selalu berdebar-debar setiap mengingat dirimu dan saat berada di dekatmu . Rasakanlah ini.” Goda Chelsea sembari menuntun tangan Sahzad ke dadanya, Sahzad hanya menjawab dengan tatapan hangat ke arah Chelsea. “Dapatkah kamu merasakannya? Aku benar-benar tersipu jika kamu menatapku seperti itu. Untuk itu jangan pernah menghapus namaku di hatimu, Pangeranku.” Chelsea menyelesaikan perkataanya langsung mendaratkan tubuh seksinya di atas Sahzad.Sahzad langsung menangkap bibir tipis Chelsea membawanaya ke bibinya. Kedua insan itu sekarang berada di atas ranjang yang sam, takk seperti sebelumnya Sahzad kelihatannya bermain dengan sedikit terpaksa. Chelsea yang menyadari itu terus berusaha membuat Sahzad takluk. Dia dengan cepat naik ke atas badan Sahzad, memanjakan tubuh Sahzad dengan setiap ciuman kecil di titik-titik sensitifnya.Setelah lima menit berselang, Sahzad mencium kening Chelsea dan b
Di tengah hutan Arbin, 23 Januari 2032. Kicauan burung, berselang dengan larian gerombalan rusa, memeriahkan suasa berburu seorang putra dari pemilik kerajaan, Tuan Sahzade menunggangi kuda putih kesayangannya bersama rombongan pengawal kerajaan. Dari arah yang berlawanan Sahzade mendengar gemuruh tapak kuda yang berlari menuju gerombolannya. “Berhenti!” Sahzade mengangkat tangannya. Aiden William sebagai teman sekaligus pengawal pribadinya segera menghentikan kemudi rombongan itu. Saat para rombongan kuda hitam berhenti dihadapan mereka, pria berjubah merah turun dari kudanya. “Salam Tuan Sahzade, kami diutus oleh Tuan Pradipta untuk menyampaikan berita duka dari Amirkan.” Ucap pria itu sembari membungkukkan dengan sudut sembilan puluh derajat. Sahzade tertunduk mendengar kata-kata duka yang baru saja menghampiri telinganya. Amir khan yang merupakan ayah dari Sultan Sahzade, yang merupakan Pemimpin sekaligus raja ker
Di tengah laut, kapal berlayar di atas ombang -ambing gelombang laut.Para gadis pelayan mulai membersihkan lantai kapal seperti biasanya, namun Alice masih tertidur di tiang kapal.Di pedesaan terpencil kota Arbin dimana masih sangat miskin dan minimnya keadilan bagi rakyat miskin disana."Aku mencintaimu , dan Aku juga sangat merindukanmu Alice." Leo mengungkapkan dengan berbisik di belakang Alice sembari menggenggam pergelangan tangan Alice."Aku juga merindukanmu," Balas Alice dengan pipi yang merona."Kita akan segera menikah, Ayahku akan memintamu kesini, besok pagi acara jemputannya akan dilakasanakan," Tambah Leo,Ibu Dwi menoleh ke arah mereka, "Leo kapan kamu samapai? Ayo masuk dulu," Sahutnya."Ayo kita masuk dulu ke dalam," Alice menggandeng tangan Leo."Brakkk... tiba-tiba segerombolan ajudan Bripto masuk dengan kasar kerumah Alice."Dimana Julio!!!" Teriaknya mencari Ayah Alice.Bripto adalah seorang renten
“Aku meridukanmu, hatiku selalu berdebar-debar setiap mengingat dirimu dan saat berada di dekatmu . Rasakanlah ini.” Goda Chelsea sembari menuntun tangan Sahzad ke dadanya, Sahzad hanya menjawab dengan tatapan hangat ke arah Chelsea. “Dapatkah kamu merasakannya? Aku benar-benar tersipu jika kamu menatapku seperti itu. Untuk itu jangan pernah menghapus namaku di hatimu, Pangeranku.” Chelsea menyelesaikan perkataanya langsung mendaratkan tubuh seksinya di atas Sahzad.Sahzad langsung menangkap bibir tipis Chelsea membawanaya ke bibinya. Kedua insan itu sekarang berada di atas ranjang yang sam, takk seperti sebelumnya Sahzad kelihatannya bermain dengan sedikit terpaksa. Chelsea yang menyadari itu terus berusaha membuat Sahzad takluk. Dia dengan cepat naik ke atas badan Sahzad, memanjakan tubuh Sahzad dengan setiap ciuman kecil di titik-titik sensitifnya.Setelah lima menit berselang, Sahzad mencium kening Chelsea dan b
“Dia memanggilku,” Alice segera memberi penjelasan setelah melihat kepanikan di wajah Faraya, dengan wajah penuh kepuasan melihat kecemasan Faraya, “Jangan takut, itu hanya lelucon saja.” tutur Alice. “Itu bukan lelucon Alice!” sela Faraya.Saat keduanya berkutik tentang peryataan Alice barusan. Tiba-tiba Kananya masuk menghampiri mereka, “mengapa kamu belum siap-siap Alice, segera pergi bersihkan badanmu dan jangan terlambat untuk membersihkan kamar Sultan. Kamu paham! Dan kalian semua juga bersiap-siaplah untuk meghidangkan makan malam kerajaan.” tegas Kanaya.Di pusat pasar kota Nam,Di palantaran gedung Pengontrolan Pasar internasional, Marta yang sedang menikmati kopi bersama beberapa rekannya. “Aku ikut menyaksikan eksekusi Tuan Narendra, bahkan dia tidak dapat mengatakan sepatah katapun sampai akhirnya dia benar-benar selesai,” ujar Marta sembeari meneguk kopi miliknya. “Kam
Di lantai satu sebelum mengantar napan untuk sultan, Alice bertemu dengan Gauri dan Tuan Beny. “Anda melakukannya dengan sangat baik, ini langkah pertama untuk mendukungan Anda. Besok Anda akan menjadi Silir VIP Sultan.”“Apa maksudnya itu? Aku tidak mengerti.”“Gauri, jelaskan padanya,” Tuan Beny berlalu menyisakan Alice, Gauri,dan Faraya.“Sultan Sahzad memberikanmu kain sutra putih buakan, itu artinya Sultan mengangkat anda menjadi Havlet?”“Halvet?”“Itu artinya I WANT YOU. Kami semua menyaksikan bagaimana Kamu berdansa denmgan gerakan yang sangat merayu. Cukup dengan game gadis naïf seperti itu Alice.” Gauri sedikit mengangkat suaranya sembari berjalan meninggalkan Alice.“Alice, Kamu telah berhasil menyihir sultan. Haruskah kita takut kepadamu sekarang karena kamu adalah seorang penyihir,” Canda Fraya.Namun candaan itu ditepis masam ole
Sorak gemurai para hadirin tamu terdengar kompak saat menyambut dan memberi sambutan kepada sang Sultan. Chelsea di gandeng menuruni anak tangga dengan sangat romantic membuat para wanita yang melihatnya merasa sangat iri.“Alice, tidak bisakah kamu berhenti berbicara sembrono seperti itu?” Tegur Faraya. “Apa yang salah dengan perkataanku?” Ucapnya tanpa rasa malu. “Tentu saja itu salah jika kamu berbicara di sisni Alice,” Faraya tak hentinya menasehati Alice.“Kata Sambutan dari Sultan Sahzad : Selamat datang para hadirin undangan saya. Semoga kita semua berada dalam keberkahan, dan semoga kita semua dapat menikmati pesta malam ini dengan berbahagia. Bersulang untuk kita semua!” Sultan Sahzad berdiri di mimbar utama, sorotan lampu yang mengarah kepadanya membuat tubuh kokoh tampan miliknya tampak bersinar dengan aura kebijaksanaan.“Jaya Sultan Sahzad,” Sorak serempak para tamu undangan mengangkat gelas anggur di tangannya masing-masing. Tu
Brak,,,, Kedua bagian dari pintu kamar para pelayan tebuka lebar, diiringi datangnya Kanaya beserta Tuan Beny dan beberapa pengawalnya.Karena kedatangan Kanaya secara tiba-tiba, Faraya terkejut sembari berkata, “Astaga, mereka datang. Apakah mereka mendengar ucapanmu Alice?”“Kamu, Kamu, Kamu,” Kanaya menunujuk satu persatu di antara mereka, “Alice dan Faraya, ikut Aku juga!”“Astaga, Apa kita akan dihukum?” Ucap Faraya dengan gugup kepada Alice.“Kalian berdua Ikutlah dengan ku, kalian akan menjadi silir untuk Sultan Sulaiman malam ini, Apakah kalian bisa berdansa,? Astagaaaa,,,,, Grazy Girls, berdansa seperti ini,,,,seperti ini!” Tuan Beny memperagakan sedikit gerakan dansa dengan geram.“Hahahhahahah, Ayo cepat,” Teriak Tuan Beny.Di lorong ruangan VIP kerajaan.Sahzad yang melihat Ervin dari kejauhan segera memanggil putranya itu, “Ervin, Singa
“Singa kecilku, bagaimana perjalananmu. Apakah itu menyenangkan?” Sambut Sahzhad terhadap putranya, “Sangat membosankan, karena Dady gak ikut,” Jawab Ervin cemberut.Disisi lain Chelsea juga menunggu untuk di peluk oleh Sahzhad, “Kapan-kapan kita akan mengajak Dady. Kamu setuju Ervin?”. Sahzad menurunkan Ervin dari pelukannya dan berpindah memeluk Chelsea. “ Aku sangat merindukanmu,” Kta mereka serentak.“Ah, ini sangat menyengakan bisa memelukmu kembali. Aku benar-benar merindukanmu, wahai kekasihku,” Sambutan hangat dari Sahzad membuat Chelsea sangat tersipu kali ini.“Mari lihat hadiah apa yang aku bawa untukmu My Hubby,” Chelsea segera merangkul pinggang Sahzad. Tiba-Tiba Nyonya Ava merenggangkan pelukan keduanya, dan berkata,” Apa Aku diacuhkan sekarang, apakah pantas begitu?” Nyonya Ava melengkungkan bibirnya.“Hahahhaha. Oh my mom, are you jealous?&rdquo
Di bilik milik Nyonya Ava, dia duduk dengan anggun pada kursi di sudut jendela. Menyeruput cangkir ditangannya dengan jemari yang tampak masih awet muda. “Pendidikan para gadis pelayan telah dipercayakan kepadamu. Bagaimana dengan gadis kasar itu. Apa dia masih mencoba memberotak? Apa dia sudah mengetahui tempatnya sekarang?”“Dia sangat bersemangat hari ini, otaknya sangat tajam menerima pelajaran, Nyonya.” Kanaya memberikan informasinya.“Kita tidak membutuhkan kepintarannya, yang kita butuhkan hanyalah berprilaku baik dan sopan Kanaya, jangan sampai dia berfikir bahwa Kamu mendukungnya.” Nyonya Ava segera menyongsong pujian Kanaya.“Dia adalah wanita yang cantik,” Shanas menimpali perkataan Nyonya Ava.“Kecantikan akan memudar, jika dia tidak bisa menjaga sikapnya,”Braaakkkkk….Tuan Beny membuka pintu bilik, segera memberi penghormatan sebelum menyampaikan maksudnya. &ldq
Di dalam ruang rapat.“Yang Mulia, Anda tahu yang terbaik dan apa yang harus dilakukan,”“Ya, tentu saja, Tuan Farhat, Saya tahu persis apa yang harus saya lakukan,”Di ruang kantor Pengaturan Bisnis.“Permisi Tuan Narendra, ini laporan tagihan pinjaman dari nasabah bank Gold kita.” Sekretaris itu melaporkan secara rinci pada Tuan Narendra.“Para pedagang di pasar Nam memintak tenggang waktu, karena musibah yang terjadi kemaren Tuan.”“Besok datangi mereka kembali, dan katakan untuk segera membayar dua kali lipat, kalau tidak bakar seluruh tempat dagang mereka!!! Kemudian datangi hakim Agung untuk membuat pengakuan bahwa mereka telah membakar kios pasar!” Sekretaris itu menunduk dengan penuh kepatuhan.Di kelas khusus pelayan.“Hari ini kamu akan belajat tentang adab di istana, bagaimana cara membungkuk dan bangkit yang benar ketika bertemu petinggi istana. Okay everybody, wake up! Wake up! Silahkan tiru gerakan saya. Mengerti!”“Yeeee.” Sor
Pagi ini Shazhad akan menghampiri rapat perdananya bersama para mentrinya. Pelayan menyiapkan pakaiannya memakaikan kain kaftan pada tubuh kekar sang Sultan itu, Shazhad terlihat sedikit gugup, meraih dasi yang melekat pada kerah bajunya. "Ini hari pertama ku menjadi pemimpin kerajaan ini." Aiden menunduk dan segera membuka pintu kamar, mendampingi Shazhad dari belakang.Di asarama pelayan.Saat para gadis pelayan saling bercengkrama sesama mereka, Gauri membuka pintu asrama sebelum berkata. "Jangan membuat kebisingan, hari ini kalian akan melaksanankan pelatihan khusus pelayan. Setiap hari kalian akan mengikuti pelatihan khusus pelayan sebelum menjadi pelayan tetap istana,""Ayo cepat berbaris!" Ben segera menginstrusikan mereka untuk berbaris. Kanaya si Pelayan VIP dengan langkah kaki mantap berjalan menuju Alice. "Apa kamu memahaminya!""Ya, Saya memahaminya," Alice dengan patuh menjawab teguran Kanaya. Setelah mendengar jawaban Alice Kanaya segera enyah d