Di tengah laut, kapal berlayar di atas ombang -ambing gelombang laut.
Para gadis pelayan mulai membersihkan lantai kapal seperti biasanya, namun Alice masih tertidur di tiang kapal.
Di pedesaan terpencil kota Arbin dimana masih sangat miskin dan minimnya keadilan bagi rakyat miskin disana.
"Aku mencintaimu , dan Aku juga sangat merindukanmu Alice." Leo mengungkapkan dengan berbisik di belakang Alice sembari menggenggam pergelangan tangan Alice.
"Aku juga merindukanmu," Balas Alice dengan pipi yang merona.
"Kita akan segera menikah, Ayahku akan memintamu kesini, besok pagi acara jemputannya akan dilakasanakan," Tambah Leo,
Ibu Dwi menoleh ke arah mereka, "Leo kapan kamu samapai? Ayo masuk dulu," Sahutnya.
"Ayo kita masuk dulu ke dalam," Alice menggandeng tangan Leo.
"Brakkk... tiba-tiba segerombolan ajudan Bripto masuk dengan kasar kerumah Alice.
"Dimana Julio!!!" Teriaknya mencari Ayah Alice.Bripto adalah seorang rentenir yang sangat berkuasa dan sangat di takuti di desa itu, jika ada yang berurusan uang dengannya siap-siap akan menderita seumur hidup.
Julio, Ayah Alice segera keluar dari kamar, berlutut di kaki Bripto. "Mohon beri saya tenggang waktu Tuan, saya akan melunasinya minggu depan,"
"Tidakkk, aku tidak dapat menunggunya lagi! Kalian cepat bawa gadis itu!!!" Bripto menunjuk ke arah Alice.
"Aku mohon jangan bawa anakku!!" Julio terus memohon kepada Bripto.
Para ajudan segera menyeret Alice, Ketika Alice di seret Leo tentu saja tidak akan tinggal diam, dia segera memukuli dan menyerang ajudan itu.
Saat yang bersamaan ajudan lain menyerbu dan mengeroyoki Leo sampai babak belur tak sadarkan diri.
Melihat hal ini Julio terus berusaha mempertahankan putrinya, dengan gesit Julio memukuli kepala Bripto dengan kayu balok.
"Brengs333k kau!!!" Bripto berbalik mengangkat pistol di tangannya tanpa ragu melepas pelatuknya, ke arah Julio.
Dor,,,,Dor...
Saat peluru menembus tepat di jantung Julio, darah segar bersemburan mengalir di bajunya, Julio saat itu juga meregang nyawanya.
"Aaaaaaa," Melihat sang suami bersimbah darah Ibu Dwi sangat terkejut, dia tak hentinya mengis di samping jasad sang suami,
"Kalian biad*p!!!" Ucapnya kesal.
Dor....Dor....
Peluru kembali di lepaskan Bripto tepat di kepala Ibu Dwi, saat mengenai kepalanya Ibu Dwi dengan segera menyusul sang suami merenggut ajal.
"Tidakkkkkkk!!!!!" Alice jatuh pingsang saat menyaksikan semua orang yang dia cinta di bunuh dengan sadis di depan matanya.
Para ajudan segera keluar menyeret Alice ke dalam mobil Jep Bripto.
"Pembunuhhh!!" Alice segera terbangun dari tidurnya, saat ini dia benar-benar sangat terluka atas kejadian itu, dia tidak akan pernah bisa melupakannya. Sampai kejadian itu terus-menerus menghampiri tidurnya.
Alice masih berada dalam posisi terikat pada tiang kapal. Para petugas yang sudah berdiri di depannya, segera menyiramkan air kepadanya. Saat Alice terbangun, para petugas kapal menamparnya dan berkata , "Apakah kita pembunuh? Dasar kau ini, cepat minta maaf!"
"Bukan Tuan, itu hanya mimpi," Fraya dengan cepat menjelaskannya.
"Minta maaflah Alice, Berhentilah memberontak!"
Fraya berusaha membujuk dan mengingatkan Alice, "Alice, minta maaflah, kalau tidak ini akan jadi mala petaka baru,"
"Biarkan aku mati saja, Aku sudah tak ingin hidup lagi! Ibuku, Ayahku, Leo,,,, semua orang yang saya cintai sudah meninggal, Aku di jual sebagai pelayan kepada orang-orang yang kaya dan berkuasa, seakan semua itu belum cukup buruk, sekarang aku dijual ke Istana Malaka, Apa mereka belum puas, lakukan apa saja kepadaku!!! Bunuh saja aku,". Alice berteriak sambil menagis sesegukan meratapi nasib buruknya.
Mendengar kata-kata Alice para petugas kapal sedikit bersimpati, hingga mereka memutuskan untuk tidak memarahinya lagi.
Saat malam tiba, para petugas kapal kembali memantau Alice, "Ini sudah cukup, lepaskan dia. Kita tidak bisa membawanya ke istana dalam keadaan seperti ini." Perintah salah satu petugas.
"Dimana kita? Apakah kita telah Sampai di nerak* Malaka?" Alice terus mengupat dengan dirinya sendiri sementara para gadis lain masih terlelap tidur.
Alice memandangi jendela bulat pada dinding kapal, menatap ke luar jendela, terlihat cahaya kembang api yang sangat cantik di atas langit Istana Malaka.
Di Istana Malaka, Shahzhad duduk bersama Aiden menatap perayaan kembang api dari menara istana.
"Liatlah! Aiden, kita telah mencapai impian kita selangkah demi selangkah, Setelah semua pembunuhan berencana, perang saham, dan kemunduran ekonomi. Kita masih disini, kita berhasil bertahan sejauh ini."
Shahzhad memulai percakapan dengan Aiden."Di masa depan akan lebih besar. dan lebih megah, Sultan Shahzhad. Kamu akan menjadi Sultan Malaka yang terkuat dan yang paling berkuasa mengalahkan Jag Alaskar seperti yang selalu kamu impikan," Aiden menjawab dengan memuji Shahzhad.
"Itu hanya Kamu dan Aku yang percaya pada mimpi itu," Jawab Shahzhad sembari mencicipi buah anggur Jerman.
"Kita akan melihat, apa yang ditakdirkan untuk kita di masa depan." Shahzhad berkata sembari mengembangkan kedua tangannya dan bersandar pada sofa beludru dengan senyum indah di wajahnya.
Di asrama para pelayan wanita,
"Para pelayan yang baru itu telah samapai, mereka sepertinya banyak yang tidak terawat, ini akan membuat mereka tidak akan lebih dari pelayan biasa" Bisik para pelayan senior sesama mereka.
"Berbaris! Angkat dagu kalian semua!!!" Gauri segera memberi perintah pada mereka.
Kanaya yang mendengar bisikan para pelayan senior dari lantai dua berbisik pada Ben, salah satu Pelayan Pria."Suruh mereka diam, dan masuk kembali ke kamarnya, "
"Hi girls, bisakah kalian tenang dan masuk kedalam kamar kalian, cepat!!" Para gadis pelayan itu tertawa dengan samar sebelum memasuki kamar mereka.
Melihat pelayan senior di istana ini, Fraya langsung berbisik kepada Alice, "Lihat Alice, ini bukan neraka, mereka semua terlihat bahagia disini,"
"Kita belum tau, dan mengenal lebih banyak," Jawab singkat Alice.
"Setiap gadis yang kami pilih akan pergi ke pemandian dan kemudian dokter akan memeriksa kalian, Paham!" Ucap Kanaya menjelaskan kepada mereka.
"Lepaskan Aku sekarang!" Alice kembali memberontak, bebaskan Aku, biarkan Aku pergi sekarang!" Alice terus berteriak memberontak.
"Apa yang sedang terjadi disana, siapa yang berani sekali berteriak di Istana ini!" Tanya Ibu Ratu Ava Alverta yang tak sengaja mendengar teriakan Alice saat berjalan di tangga menuju lantai bawah bersama Shahnaz.
Salah seorang pelayan wanita segera menjawab, "Itu adalah para gadis pelayan baru istana yang di kirim dari kota Z, Ratu."
"Segera bawa gadis kurang ajar itu padaku!" Perintah sang ratu.
Pelayan itu segera berkata,"Baik ratu,"
Di paviliun merara Istana,
"Permisi Sultan, Mentri Penasehat umum kerajaan ,Tuan Pradipta ingin bertemu dengan Sultan."
"Baiklah, Suruh dia masuk,"
"Selamat malam Sultan Shahzhad," Tuan Pradipta membungkuk sembilan puluh derajat sebelum berkata, "Sesuai dengan kebijakan kerajaan, Saya sudah mengabdi lebih dari lima tahun maka dengan itu Saya datang untuk mengembalikan imperial seal (Tanda Jabatan kerajaan) kepada Anda, Sultan." Tn. Pradipta membungkuk kembali untuk mengembalikan Imperial Seal.
Sultan Shahzhad menggenggam tangan Tuan Pradipta sebelum dia berkata, "Saya ingin Anda tetap menjadi Mentri Penasehat kerajaan, Tuan Pradipta." Tuan Pradipta segera mengangkat kepalanya menatap Sutan Shahzhad.
"Anda telah melayani Sultan Amir dengan kesuksesan dan kesetiaan, sehingga Saya merasa berhutang budi terhadap Anda, Jadi Saya sangat berharap Anda akan terus berada di posisi Anda,"
"Keinginanmu adalah perintah untuk Saya, Terimakasih Sultan Shahzhad,"
"Ada yang juga ingin Saya sampaikan Tuan Pradipta, Bahwa Aiden William mulai sekarang akan menjadi Pengawal Pribadi saya,"
Tuan Pradipta melemparkan pandangan jelek pada Aiden.
Aiden yang mendengar perkataan Sultan Shahzhad langsung membungkuk sembilan puluh derajat di depan mereka berdua.
"Terimakasih, Sudah mempercayaiku, Sultan."
Ben membuka pintu masuk asrama para gadis pelayan sebelum berkata, "Layla, ayo ikut denganku untuk menyiapkan tempat tidur sultan Shahzhad, pastikan semuanya rapi dan bersih, jangan lupa membawa cemilan sebelum tidur Sultan juga, Paham Layla?""Baik Tuan Ben," Jawab Layla semringan."Layla kamu sangat beruntung bisa melayani sultan malam ini," Para gadis pelayan lainnya menggoda Layla."Ayo Layla cepat, jangan bergosip, yang lain segera pergi ke kamar kalian masing-masing,"Di kamar Ibu ratu Ava Alverta,Dua orang pelayan membawa Alice kehadapan Ibu ratu, "Lepaskan saya,biarkan saya pergi, lepaskan!" Alice berteriak meronta-ronta.Para pelayan segera membuar Alice berlutu di hadapan Ibu ratu," Diam!! Tenanglah!" Ucap Ibu ratu membuat Alice sedi tenang."Kasihanilah Saya ratu,, mereka telah membawa Saya dengan paksa, tolong bantu selamatkan Saya. Saya berkata seperti ini karna Saya tau anda adalah orang yang berkuasa disini, katakan pada mere
Pagi ini Shazhad akan menghampiri rapat perdananya bersama para mentrinya. Pelayan menyiapkan pakaiannya memakaikan kain kaftan pada tubuh kekar sang Sultan itu, Shazhad terlihat sedikit gugup, meraih dasi yang melekat pada kerah bajunya. "Ini hari pertama ku menjadi pemimpin kerajaan ini." Aiden menunduk dan segera membuka pintu kamar, mendampingi Shazhad dari belakang.Di asarama pelayan.Saat para gadis pelayan saling bercengkrama sesama mereka, Gauri membuka pintu asrama sebelum berkata. "Jangan membuat kebisingan, hari ini kalian akan melaksanankan pelatihan khusus pelayan. Setiap hari kalian akan mengikuti pelatihan khusus pelayan sebelum menjadi pelayan tetap istana,""Ayo cepat berbaris!" Ben segera menginstrusikan mereka untuk berbaris. Kanaya si Pelayan VIP dengan langkah kaki mantap berjalan menuju Alice. "Apa kamu memahaminya!""Ya, Saya memahaminya," Alice dengan patuh menjawab teguran Kanaya. Setelah mendengar jawaban Alice Kanaya segera enyah d
Di dalam ruang rapat.“Yang Mulia, Anda tahu yang terbaik dan apa yang harus dilakukan,”“Ya, tentu saja, Tuan Farhat, Saya tahu persis apa yang harus saya lakukan,”Di ruang kantor Pengaturan Bisnis.“Permisi Tuan Narendra, ini laporan tagihan pinjaman dari nasabah bank Gold kita.” Sekretaris itu melaporkan secara rinci pada Tuan Narendra.“Para pedagang di pasar Nam memintak tenggang waktu, karena musibah yang terjadi kemaren Tuan.”“Besok datangi mereka kembali, dan katakan untuk segera membayar dua kali lipat, kalau tidak bakar seluruh tempat dagang mereka!!! Kemudian datangi hakim Agung untuk membuat pengakuan bahwa mereka telah membakar kios pasar!” Sekretaris itu menunduk dengan penuh kepatuhan.Di kelas khusus pelayan.“Hari ini kamu akan belajat tentang adab di istana, bagaimana cara membungkuk dan bangkit yang benar ketika bertemu petinggi istana. Okay everybody, wake up! Wake up! Silahkan tiru gerakan saya. Mengerti!”“Yeeee.” Sor
Di bilik milik Nyonya Ava, dia duduk dengan anggun pada kursi di sudut jendela. Menyeruput cangkir ditangannya dengan jemari yang tampak masih awet muda. “Pendidikan para gadis pelayan telah dipercayakan kepadamu. Bagaimana dengan gadis kasar itu. Apa dia masih mencoba memberotak? Apa dia sudah mengetahui tempatnya sekarang?”“Dia sangat bersemangat hari ini, otaknya sangat tajam menerima pelajaran, Nyonya.” Kanaya memberikan informasinya.“Kita tidak membutuhkan kepintarannya, yang kita butuhkan hanyalah berprilaku baik dan sopan Kanaya, jangan sampai dia berfikir bahwa Kamu mendukungnya.” Nyonya Ava segera menyongsong pujian Kanaya.“Dia adalah wanita yang cantik,” Shanas menimpali perkataan Nyonya Ava.“Kecantikan akan memudar, jika dia tidak bisa menjaga sikapnya,”Braaakkkkk….Tuan Beny membuka pintu bilik, segera memberi penghormatan sebelum menyampaikan maksudnya. &ldq
“Singa kecilku, bagaimana perjalananmu. Apakah itu menyenangkan?” Sambut Sahzhad terhadap putranya, “Sangat membosankan, karena Dady gak ikut,” Jawab Ervin cemberut.Disisi lain Chelsea juga menunggu untuk di peluk oleh Sahzhad, “Kapan-kapan kita akan mengajak Dady. Kamu setuju Ervin?”. Sahzad menurunkan Ervin dari pelukannya dan berpindah memeluk Chelsea. “ Aku sangat merindukanmu,” Kta mereka serentak.“Ah, ini sangat menyengakan bisa memelukmu kembali. Aku benar-benar merindukanmu, wahai kekasihku,” Sambutan hangat dari Sahzad membuat Chelsea sangat tersipu kali ini.“Mari lihat hadiah apa yang aku bawa untukmu My Hubby,” Chelsea segera merangkul pinggang Sahzad. Tiba-Tiba Nyonya Ava merenggangkan pelukan keduanya, dan berkata,” Apa Aku diacuhkan sekarang, apakah pantas begitu?” Nyonya Ava melengkungkan bibirnya.“Hahahhaha. Oh my mom, are you jealous?&rdquo
Brak,,,, Kedua bagian dari pintu kamar para pelayan tebuka lebar, diiringi datangnya Kanaya beserta Tuan Beny dan beberapa pengawalnya.Karena kedatangan Kanaya secara tiba-tiba, Faraya terkejut sembari berkata, “Astaga, mereka datang. Apakah mereka mendengar ucapanmu Alice?”“Kamu, Kamu, Kamu,” Kanaya menunujuk satu persatu di antara mereka, “Alice dan Faraya, ikut Aku juga!”“Astaga, Apa kita akan dihukum?” Ucap Faraya dengan gugup kepada Alice.“Kalian berdua Ikutlah dengan ku, kalian akan menjadi silir untuk Sultan Sulaiman malam ini, Apakah kalian bisa berdansa,? Astagaaaa,,,,, Grazy Girls, berdansa seperti ini,,,,seperti ini!” Tuan Beny memperagakan sedikit gerakan dansa dengan geram.“Hahahhahahah, Ayo cepat,” Teriak Tuan Beny.Di lorong ruangan VIP kerajaan.Sahzad yang melihat Ervin dari kejauhan segera memanggil putranya itu, “Ervin, Singa
Sorak gemurai para hadirin tamu terdengar kompak saat menyambut dan memberi sambutan kepada sang Sultan. Chelsea di gandeng menuruni anak tangga dengan sangat romantic membuat para wanita yang melihatnya merasa sangat iri.“Alice, tidak bisakah kamu berhenti berbicara sembrono seperti itu?” Tegur Faraya. “Apa yang salah dengan perkataanku?” Ucapnya tanpa rasa malu. “Tentu saja itu salah jika kamu berbicara di sisni Alice,” Faraya tak hentinya menasehati Alice.“Kata Sambutan dari Sultan Sahzad : Selamat datang para hadirin undangan saya. Semoga kita semua berada dalam keberkahan, dan semoga kita semua dapat menikmati pesta malam ini dengan berbahagia. Bersulang untuk kita semua!” Sultan Sahzad berdiri di mimbar utama, sorotan lampu yang mengarah kepadanya membuat tubuh kokoh tampan miliknya tampak bersinar dengan aura kebijaksanaan.“Jaya Sultan Sahzad,” Sorak serempak para tamu undangan mengangkat gelas anggur di tangannya masing-masing. Tu
Di lantai satu sebelum mengantar napan untuk sultan, Alice bertemu dengan Gauri dan Tuan Beny. “Anda melakukannya dengan sangat baik, ini langkah pertama untuk mendukungan Anda. Besok Anda akan menjadi Silir VIP Sultan.”“Apa maksudnya itu? Aku tidak mengerti.”“Gauri, jelaskan padanya,” Tuan Beny berlalu menyisakan Alice, Gauri,dan Faraya.“Sultan Sahzad memberikanmu kain sutra putih buakan, itu artinya Sultan mengangkat anda menjadi Havlet?”“Halvet?”“Itu artinya I WANT YOU. Kami semua menyaksikan bagaimana Kamu berdansa denmgan gerakan yang sangat merayu. Cukup dengan game gadis naïf seperti itu Alice.” Gauri sedikit mengangkat suaranya sembari berjalan meninggalkan Alice.“Alice, Kamu telah berhasil menyihir sultan. Haruskah kita takut kepadamu sekarang karena kamu adalah seorang penyihir,” Canda Fraya.Namun candaan itu ditepis masam ole
“Aku meridukanmu, hatiku selalu berdebar-debar setiap mengingat dirimu dan saat berada di dekatmu . Rasakanlah ini.” Goda Chelsea sembari menuntun tangan Sahzad ke dadanya, Sahzad hanya menjawab dengan tatapan hangat ke arah Chelsea. “Dapatkah kamu merasakannya? Aku benar-benar tersipu jika kamu menatapku seperti itu. Untuk itu jangan pernah menghapus namaku di hatimu, Pangeranku.” Chelsea menyelesaikan perkataanya langsung mendaratkan tubuh seksinya di atas Sahzad.Sahzad langsung menangkap bibir tipis Chelsea membawanaya ke bibinya. Kedua insan itu sekarang berada di atas ranjang yang sam, takk seperti sebelumnya Sahzad kelihatannya bermain dengan sedikit terpaksa. Chelsea yang menyadari itu terus berusaha membuat Sahzad takluk. Dia dengan cepat naik ke atas badan Sahzad, memanjakan tubuh Sahzad dengan setiap ciuman kecil di titik-titik sensitifnya.Setelah lima menit berselang, Sahzad mencium kening Chelsea dan b
“Dia memanggilku,” Alice segera memberi penjelasan setelah melihat kepanikan di wajah Faraya, dengan wajah penuh kepuasan melihat kecemasan Faraya, “Jangan takut, itu hanya lelucon saja.” tutur Alice. “Itu bukan lelucon Alice!” sela Faraya.Saat keduanya berkutik tentang peryataan Alice barusan. Tiba-tiba Kananya masuk menghampiri mereka, “mengapa kamu belum siap-siap Alice, segera pergi bersihkan badanmu dan jangan terlambat untuk membersihkan kamar Sultan. Kamu paham! Dan kalian semua juga bersiap-siaplah untuk meghidangkan makan malam kerajaan.” tegas Kanaya.Di pusat pasar kota Nam,Di palantaran gedung Pengontrolan Pasar internasional, Marta yang sedang menikmati kopi bersama beberapa rekannya. “Aku ikut menyaksikan eksekusi Tuan Narendra, bahkan dia tidak dapat mengatakan sepatah katapun sampai akhirnya dia benar-benar selesai,” ujar Marta sembeari meneguk kopi miliknya. “Kam
Di lantai satu sebelum mengantar napan untuk sultan, Alice bertemu dengan Gauri dan Tuan Beny. “Anda melakukannya dengan sangat baik, ini langkah pertama untuk mendukungan Anda. Besok Anda akan menjadi Silir VIP Sultan.”“Apa maksudnya itu? Aku tidak mengerti.”“Gauri, jelaskan padanya,” Tuan Beny berlalu menyisakan Alice, Gauri,dan Faraya.“Sultan Sahzad memberikanmu kain sutra putih buakan, itu artinya Sultan mengangkat anda menjadi Havlet?”“Halvet?”“Itu artinya I WANT YOU. Kami semua menyaksikan bagaimana Kamu berdansa denmgan gerakan yang sangat merayu. Cukup dengan game gadis naïf seperti itu Alice.” Gauri sedikit mengangkat suaranya sembari berjalan meninggalkan Alice.“Alice, Kamu telah berhasil menyihir sultan. Haruskah kita takut kepadamu sekarang karena kamu adalah seorang penyihir,” Canda Fraya.Namun candaan itu ditepis masam ole
Sorak gemurai para hadirin tamu terdengar kompak saat menyambut dan memberi sambutan kepada sang Sultan. Chelsea di gandeng menuruni anak tangga dengan sangat romantic membuat para wanita yang melihatnya merasa sangat iri.“Alice, tidak bisakah kamu berhenti berbicara sembrono seperti itu?” Tegur Faraya. “Apa yang salah dengan perkataanku?” Ucapnya tanpa rasa malu. “Tentu saja itu salah jika kamu berbicara di sisni Alice,” Faraya tak hentinya menasehati Alice.“Kata Sambutan dari Sultan Sahzad : Selamat datang para hadirin undangan saya. Semoga kita semua berada dalam keberkahan, dan semoga kita semua dapat menikmati pesta malam ini dengan berbahagia. Bersulang untuk kita semua!” Sultan Sahzad berdiri di mimbar utama, sorotan lampu yang mengarah kepadanya membuat tubuh kokoh tampan miliknya tampak bersinar dengan aura kebijaksanaan.“Jaya Sultan Sahzad,” Sorak serempak para tamu undangan mengangkat gelas anggur di tangannya masing-masing. Tu
Brak,,,, Kedua bagian dari pintu kamar para pelayan tebuka lebar, diiringi datangnya Kanaya beserta Tuan Beny dan beberapa pengawalnya.Karena kedatangan Kanaya secara tiba-tiba, Faraya terkejut sembari berkata, “Astaga, mereka datang. Apakah mereka mendengar ucapanmu Alice?”“Kamu, Kamu, Kamu,” Kanaya menunujuk satu persatu di antara mereka, “Alice dan Faraya, ikut Aku juga!”“Astaga, Apa kita akan dihukum?” Ucap Faraya dengan gugup kepada Alice.“Kalian berdua Ikutlah dengan ku, kalian akan menjadi silir untuk Sultan Sulaiman malam ini, Apakah kalian bisa berdansa,? Astagaaaa,,,,, Grazy Girls, berdansa seperti ini,,,,seperti ini!” Tuan Beny memperagakan sedikit gerakan dansa dengan geram.“Hahahhahahah, Ayo cepat,” Teriak Tuan Beny.Di lorong ruangan VIP kerajaan.Sahzad yang melihat Ervin dari kejauhan segera memanggil putranya itu, “Ervin, Singa
“Singa kecilku, bagaimana perjalananmu. Apakah itu menyenangkan?” Sambut Sahzhad terhadap putranya, “Sangat membosankan, karena Dady gak ikut,” Jawab Ervin cemberut.Disisi lain Chelsea juga menunggu untuk di peluk oleh Sahzhad, “Kapan-kapan kita akan mengajak Dady. Kamu setuju Ervin?”. Sahzad menurunkan Ervin dari pelukannya dan berpindah memeluk Chelsea. “ Aku sangat merindukanmu,” Kta mereka serentak.“Ah, ini sangat menyengakan bisa memelukmu kembali. Aku benar-benar merindukanmu, wahai kekasihku,” Sambutan hangat dari Sahzad membuat Chelsea sangat tersipu kali ini.“Mari lihat hadiah apa yang aku bawa untukmu My Hubby,” Chelsea segera merangkul pinggang Sahzad. Tiba-Tiba Nyonya Ava merenggangkan pelukan keduanya, dan berkata,” Apa Aku diacuhkan sekarang, apakah pantas begitu?” Nyonya Ava melengkungkan bibirnya.“Hahahhaha. Oh my mom, are you jealous?&rdquo
Di bilik milik Nyonya Ava, dia duduk dengan anggun pada kursi di sudut jendela. Menyeruput cangkir ditangannya dengan jemari yang tampak masih awet muda. “Pendidikan para gadis pelayan telah dipercayakan kepadamu. Bagaimana dengan gadis kasar itu. Apa dia masih mencoba memberotak? Apa dia sudah mengetahui tempatnya sekarang?”“Dia sangat bersemangat hari ini, otaknya sangat tajam menerima pelajaran, Nyonya.” Kanaya memberikan informasinya.“Kita tidak membutuhkan kepintarannya, yang kita butuhkan hanyalah berprilaku baik dan sopan Kanaya, jangan sampai dia berfikir bahwa Kamu mendukungnya.” Nyonya Ava segera menyongsong pujian Kanaya.“Dia adalah wanita yang cantik,” Shanas menimpali perkataan Nyonya Ava.“Kecantikan akan memudar, jika dia tidak bisa menjaga sikapnya,”Braaakkkkk….Tuan Beny membuka pintu bilik, segera memberi penghormatan sebelum menyampaikan maksudnya. &ldq
Di dalam ruang rapat.“Yang Mulia, Anda tahu yang terbaik dan apa yang harus dilakukan,”“Ya, tentu saja, Tuan Farhat, Saya tahu persis apa yang harus saya lakukan,”Di ruang kantor Pengaturan Bisnis.“Permisi Tuan Narendra, ini laporan tagihan pinjaman dari nasabah bank Gold kita.” Sekretaris itu melaporkan secara rinci pada Tuan Narendra.“Para pedagang di pasar Nam memintak tenggang waktu, karena musibah yang terjadi kemaren Tuan.”“Besok datangi mereka kembali, dan katakan untuk segera membayar dua kali lipat, kalau tidak bakar seluruh tempat dagang mereka!!! Kemudian datangi hakim Agung untuk membuat pengakuan bahwa mereka telah membakar kios pasar!” Sekretaris itu menunduk dengan penuh kepatuhan.Di kelas khusus pelayan.“Hari ini kamu akan belajat tentang adab di istana, bagaimana cara membungkuk dan bangkit yang benar ketika bertemu petinggi istana. Okay everybody, wake up! Wake up! Silahkan tiru gerakan saya. Mengerti!”“Yeeee.” Sor
Pagi ini Shazhad akan menghampiri rapat perdananya bersama para mentrinya. Pelayan menyiapkan pakaiannya memakaikan kain kaftan pada tubuh kekar sang Sultan itu, Shazhad terlihat sedikit gugup, meraih dasi yang melekat pada kerah bajunya. "Ini hari pertama ku menjadi pemimpin kerajaan ini." Aiden menunduk dan segera membuka pintu kamar, mendampingi Shazhad dari belakang.Di asarama pelayan.Saat para gadis pelayan saling bercengkrama sesama mereka, Gauri membuka pintu asrama sebelum berkata. "Jangan membuat kebisingan, hari ini kalian akan melaksanankan pelatihan khusus pelayan. Setiap hari kalian akan mengikuti pelatihan khusus pelayan sebelum menjadi pelayan tetap istana,""Ayo cepat berbaris!" Ben segera menginstrusikan mereka untuk berbaris. Kanaya si Pelayan VIP dengan langkah kaki mantap berjalan menuju Alice. "Apa kamu memahaminya!""Ya, Saya memahaminya," Alice dengan patuh menjawab teguran Kanaya. Setelah mendengar jawaban Alice Kanaya segera enyah d