Share

BAB 20

Penulis: Izzy_Mochii
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-03 13:08:12
David duduk di balkon menatap birunya langit bergantikan hitam dengan bintang-bintang menghiasinya.

“Kakak,” panggil Jessica terdengar merdu.

“Ya,” jawab David membalikkan badannya sambil tersenyum.

Berdiri di hadapannya, seorang gadis menutup pemandangan langit malam digantikan dengan memperlihatkan paras yang anggun, mata besar dihiasi dengan bulu mata yang lentik. Hidung yang mancung dengan bibir mungilnya.

Dia mengenakan piyama sebatas lutut dengan rambut panjangnya tergerai. Memancarkan sosok wanita yang sangat anggun.

“Kakek sudah menunggu untuk makan malam,” ajak Jessica.

“Baik,” ujar David.

Tidak seperti sebelumnya, di sini David bisa makan dengan menikmati irama canda gurau di meja makan. Walau hanya berpenghuni tiga orang saja terasa sangat harmonis.

“Biar aku bantu.” David membantu membawa beberapa piring kotor ke wastafel.

“Jangan, biar aku saja.” Jessica menghentikan David yang hendak mencuci piring kotor.

“Kali ini biarkan aku yang melakukannya,” ucap David.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Petarung Tangguh!   BAB 21

    Di kejauhan, Sean merasakan khawatir akan David. Baginya, secerdiknya David ketika memegang senjata, David tidak mengerti budaya di tempat lain. “Apa kau begitu mengkhawatirkannya di luar sana, Mayor?” tanya seorang perwira. “Tentu saja, apakah dia akan mudah beradaptasi di lingkungan yang baru? Dengan semua hal yang mungkin tabu untuknya,” jelas Sean sambil menopang dagunya. “Pasti dia mampu beradaptasi dengan cepat,” ujar Perwira. Berusaha menenangkan. “Dia memang pintar, tapi hatinya tulus dan polos. Orang seperti itu menjadi incaran untuk memanfaatkan perasaannya, itu sesuatu kelebihan yang merugikan.” Sean menerawang langit-langit bumi, tampak berpikir tentang David. “Lalu sekarang bagaimana?” tanya Perwira. Mengerukan dahinya. “Aku masih memantaunya,” jawab Sean. ***Sementara jam istirahat, Adi mengajak David berkeliling untuk memperkenalkan wilayah sekolahnya. “Kau beruntung bisa belajar di sini,” ucap Adi sembari berjalan. David diam tidak merespons, dia fokus memper

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-05
  • Petarung Tangguh!   BAB 22

    David tidak mau menjawab awalnya, tetapi melihat mereka yang sudah keterlaluan, David seperti ingin mengubah keinginannya. “Maafkan aku, Mayor,” batin David. "Menjauhlah!" David dengan santai mendorong Adi agar tidak terkena dampak dari pukulan tidak berarah dari Kevin dan rekan lainnya. Hal itu tidak sebanding dengan David yang sudah lekat dengan dunia perang yang jauh lebih berbahaya. David bermaksud hanya menahan diri dan memberi mereka pelajaran ringan saja. Adi hanya berdiri sambil menutup mulutnya saat melihat David mengelak dan menangkis pukulan mereka satu per satu. David tidak terluka sedikit pun karena baginya serangan mereka sangat mudah diatasi. Di waktu bersamaan, Jessica yang berjalan di lorong sekolah dan dihadang oleh Lisa dan Evelyn.“Kau Jessica?” Bertanya dengan ketus, yang bernama Lisa–ketua kelompok wanita yang merasa berkuasa karena ayahnya seorang pejabat. “Iya,” jawab Jessica sedikit menunduk, tetapi melirik Evelyn. Perasaannya berubah tidak enak. “Jadi k

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-05
  • Petarung Tangguh!   BAB 23

    Yang lain melihat Jessica dengan pakaian yang kotor dan luka memar lain, tidak ada satu pun di antara mereka yang menanyakan kepada Jessica tentang apa yang terjadi kepadanya. Semua acuh. Justru banyak dari mereka menertawakan pakaian Jessica yang kotor. “Di mana Kakak?” tanya Jessica lirih dengan mata berkaca-kaca, bingung mencari David di mana. Tiba-tiba, langkah gadis itu terhenti karena dia mendengar sebuah suara samar-samar yang menyebut nama David. Menoleh ke arah utara, tampak berbeda murid tengah membicarakan tentang keseruan yang ada di taman belakang sekolah. Tanpa ragu, Jessica berlari yakin akan firasatnya. Ada hal yang tidak beres di taman belakang sekolah, sesuai dengan apa yang dikatakan para siswa itu. Benar saja, dia melihat David yang sedang dihadang sekelompok siswa, bahkan Jessica mengenalnya. “Jangan! Aku mohon hentikan.” teriak Jessica memecah keributan dan kemudian berlari ke tengah taman hingga terjatuh-jatuh. “Jessica!" David terkejut akan kehadiran Jess

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-14
  • Petarung Tangguh!   BAB 24

    Adi dan Jessica melihat tingkah David seperti bukanlah David yang baru dia kenal kemarin. Dengan mata telanjang siap menyaksikan dari kejauhan. Adi yang sangat takut, sesekali menutup matanya. Sangat mengerikan. Baku hantam satu sama lain tak dapat terelakkan. Suara pukulan, bahkan bisa terdengar. David tidak bisa menahan dirinya, kini dengan tatapan seperti akan membunuh mereka. “Kakak kumohon hentikan!” Pinta Jessica histeris.Tidak sanggup melihat yang sebenarnya, Jessica juga terkejut melihat kenyataan David yang sedang dikeroyok malah unggul. Dalam sekejap tiga orang tumbang hanya sekali pukul. Jessica tak percaya melihat aksi David yang luar biasa kuat.Jessica takut David akan melukai mereka lebih parah dari sekarang. Kevin hanya bisa mundur menjauh melawan rasa khawatirnya terhadap David. Melihat Jhon yang sudah penuh luka lebam meringkuk di lantai."Kenapa kalian berdua diam saja? Maju habisin dia!" perintah Kevin yang sudah terlihat panik. Namun, dengan cepat David bergera

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-15
  • Petarung Tangguh!   BAB 25

    David hanya diam dan melangkah lebih cepat. Tak memedulikan mereka. Jessica dan Adi, bahkan sulit mengimbangi cara jalan David yang cepat. “David, ikut ke ruangan saya.” Suara bernada tinggi, datang dari arah belakang. Mereka berbalik badan, ternyata dihadapkan dengan sosok wanita bertubuh gemuk dengan ciri khas sanggul tingginya. Beliau adalah Bu Siska, ahli konseling di sekolah. “Kenapa berdiri saja, ayo ke ruangan saya," ucap Bu Siska lagi. Dia berjalan terlebih dahulu, dengan diikuti David, Jessica, dan Adi. Tentu saja ide mengadu kepada Bu Siska adalah ulah Evelyn, yang tidak terima ketika menyaksikan Kakak Lisa, dihajar habis-habisan oleh David. Evelyn tidak mau kehilangan muka karena tidak ingin ketahuan awal dari perkelahian karena telah mengusik Jessica terlebih dahulu. “Kenapa kalian ikut? Saya hanya memanggil anak itu!" tegas Bu Siska kepada Adi dan Jessica menunjuk David.“Tapi saya adiknya, Bu," jawab Jessica.“Saya teman sebangkunya, Bu," sambung Adi. Mereka ingin

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-16
  • Petarung Tangguh!   BAB 26

    Tanpa berbicara sedikit pun David tersenyum mengisyaratkan Jessica dan Adi untuk pergi bersama dirinya. Keduanya pun menuruti apa yang dikehendaki David. “Anak itu sangat cerdik rupanya, anak seperti itu seharusnya tidak terlibat masalah di sini.” Bu Siska bergumam, geleng-geleng lagi. Dia juga sangat paham dengan struktur koordinasi sekolah yang kalah akan kekuasaan para murid yang memiliki latar belakang berkelas dan petinggi. Karena orang tua Kevin merupakan tokoh penting pendanaan terbesar di sekolah. Begitu jam pelajaran usai. Jessica dan David langsung pulang. Sementara, sesampainya di rumah, David memberikan surat suspensi kepada Kakek dan bercerita apa yang sebenarnya terjadi.“Apa? Kau baru dua hari sekolah dan sudah mendapat suspensi karena berkelahi?” tanya Kakeknya tidak percaya. “Mereka yang salah Kek, bukan Kakak.” Jessica membela. David hanya duduk terdiam. Sedangkan Victor hanya mengelus dan sesekali memijat keningnya. “Kakak berkelahi kemarin juga karena membela

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-19
  • Petarung Tangguh!   BAB 27

    "Baiklah, aku bisa tenang kalau begitu, jagalah Jessica selagi berjalan berdua denganmu." Victor menghela napas panjang. Merasa tidak perlu khawatir. “Kalau begitu, aku tunggu di bawah, Kak” Jessica angkat bicara karena tidak merasa keberatan. "Hei, David cucuku, di luar sangat dingin, jangan lupa memakai pakaian tebal untuk melindungi kulit mudamu itu," cibir Victor membuat kerutan di wajah. “Dan kunci mobil ada di atas meja ruangan tamu," sambungnya. Jessica tersenyum mendengar ucapan kakeknya karena memberikan perhatian kepada David. David pun kembali ke kamarnya untuk mengambil dan memakai jaket kesayangannya. “Hati-hati di jalan, jangan terlalu lama, itu akan membuatmu masuk angin,” pesan Victor kepada mereka.“Kakek ada hal yang perlu ditambah lagi, tidak?” tanya Jessica sambil memeriksa daftar pesanan untuk keperluan bahan dari pesanan pelanggan toko kue Victor. “Tidak, jika nanti ada yang tertinggal, kakek akan menghubungimu," jawab Victor. “Baiklah, kami pergi dulu.” Je

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-20
  • Petarung Tangguh!   BAB 28

    “Ya ampun, anak lelaki tampan yang baik.” Seorang ibu paruh baya melewati dengan melihat ke arah David yang membantu Jessica. Jessica tersenyum menunduk melihatnya. Sementara David, meletakkan barang itu ke troli. Bersikap santai saja seolah tidak terjadi apa-apa. “Maaf, Kak, merepotkan," ujar Jessica lirih. “Tidak sama sekali, ayo lanjutkan.” David mendorong trolinya lagi. “Sudah cukup, Kak, sekarang tinggal bahan untuk di rumah," sela Jessica. David dan Jessica menuju bagian fresh food. “Kakak, apa makanan yang kamu sukai?” tanya Jessica. “Tidak ada, aku akan makan apa pun yang ada," jawab David. “Emm, kau lebih suka sayuran atau daging?” tanya Jessica sambil menawarkan sayuran kepadanya. “Keduanya aku suka karena tubuh kita membutuhkan asupan nutrisi keduanya," jawab David. Jessica mengangguk mengambil beberapa bungkus daging dan juga sayuran. Karena kakek juga lebih suka makan sayuran. Apalagi untuk usianya yang tidak lagi muda, nutrisi dari sayuran lebih dibutuhkan unt

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-21

Bab terbaru

  • Petarung Tangguh!   BAB 38

    Gerakan David yang lincah dapat menghindari pukulan lalu menggerakkan tangan dengan cepat meraih belakang kepala Paul dan menghantam wajah pemuda itu ke lantai. Dalam sekali dorongan, Paul tergeletak dan pingsan seketika. "Sialan!" Larry berteriak. "Ayo, kali ini kita jangan sampai kalah lagi! Maju semua!" sambungnya dalam kemarahan dan tidak mau menerima penghinaan dari David. David yang dipenuhi marah tidak lagi memperdulikan hal lain dan menghantam mereka satu per satu sampai benar-benar terluka. Tiba giliran Larry, mendaratkan kayu mengarah ke David. Bukannya mundur, David malah maju selangkah dan berhasil menghindarinya, kemudian dengan satu entakkan memukul tangan Larry mengakibatkan senjata terlepas. David hendak melancarkan pukulan, tetapi Kevin ingin menyerangnya dari belakang, justru hal tersebut disadari oleh David. Memutar badan sambil menendang wajah Larry dan bergerak ke samping, dia berhasil menghindari serangan Kevin.Menangkap pergelangan tangan Kevin, kemudian d

  • Petarung Tangguh!   BAB 37

    Tujuan hidup David sudah ditentukan dengan melindungi orang sekitarnya, bukan membunuh manusia tak bersalah, seperti masa lalu kehidupan yang pernah dia jalani. Setelah menghubungi Victor beralasan ingin mengurus sesuatu hal yang penting dan meminta maaf karena menggunakan kurir untuk mengirim selai pesanan. David berencana pergi ke sekolah mengambil barang milik Jessica yang sempat tertinggal, kemudian memberi perhitungan. David berjalan dengan penuh marah, mengotak-atik ponsel menghubungi seseorang untuk mencari informasi tentang Kevin ataupun Lisa. "Siapa lagi kalau bukan Adi, pasti dia tahu sesuatu tentang mereka." David menggerutu, mengepalkan tangannya geram. Pembicaran yang singkat antara David dan Adi melalui telepon. Setelah mengetahui informasi, David pergi menemui Kevin, sedangkan Adi yang belum tahu permasalahannya, kembali ke sekolah mengambil barang pribadi milik Jessica, atas permohonan David. Tiba di sebuah base camp 'tempat berkumpul Kevin and genks ketika bolos m

  • Petarung Tangguh!   BAB 36

    "Pelan-pelan, Kak," sambungnya spontan hendak memegang tangan David yang sangat telaten merawat luka di wajahnya."Ya … ini udah pelan, kok, bagaimana bisa kamu mendapatkan luka sebanyak dan separah ini?" David menjawab dan kemudian bertanya kepada Jessica."Aku tadi terjatuh ketika mau berangkat ke sekolah," jawab Jessica tertunduk dan menggigit bibirnya sedikit. "Jadi … kamu tadi terjatuh ketika hendak pergi ke sekolah? Benarkah?" tanya David kembali. "Aku lari terburu-buru, tidak memperhatikan jalan dan tersandung." Bibir Jessica gemetar karena gugup. "Begitukah?" David sangat memahami luka jatuh tidak akan separah ini. Jessica membisu dipenuhi rasa bersalah karena sudah membohongi David. David sudah tau bahwa Jessica menutupi kejadian sebenarnya, tetapi dia bersikap tenang seperti biasanya. Salah satu watak David adalah terbiasa selalu tenang dalam keadaan genting apa pun. Pengalaman yang mengajarkannya untuk bisa mengontrol pikiran dan emosinya. "Lebih parah dari tertabrak

  • Petarung Tangguh!   BAB 35

    "Apa kau melihat wajah orang yang memukulmu, Jessica?” tanya Kepala Sekolah mencoba membela Lisa berharap mengetahui kebenaran sesungguhnya. Kepala Sekolah yang tidak mau kehilangan salah satu donatur terbesar harus segera menyelesaikan permasalahan yang diperbuat oleh Lisa dengan menutupi kasusnya. "Mukanya memang tertutup, tapi aku yakin itu benar Lisa," teriak Jessica, dia harus meyakinkan diri sendiri agar tidak tersudut atas perilaku semua orang yang tidak percaya kepadanya. "Apa yang kau lakukan? Kau memanggil Polisi dan Kepala Sekolah untuk menuduh anak saya sebagai kriminal, begitu? Terus juga tanpa bukti yang jelas!" Ningsih, ibu kandung Lisa angkat bicara berdiri dari tempat duduk. Dengan ciri khas gaya elegan rambut pendek sebahu, memakai anting berlian yang berkilau dan aksesoris perhiasan mewah lain menghiasi penampilan. Seolah ingin menunjukkan dan memamerkan siapa dirinya. Ningsih bukan menegur anaknya yang bersalah, justru menambah keruh keadaan dan tetap ingin memb

  • Petarung Tangguh!   BAB 34

    “Jessica pulang secepat ini?” gumamnya. Dia masuk ke dapur mencari selai yang dikatakan kakek. Namun, sebelum dia pergi lagi, dia melihat pintu kamar Jessica yang tertutup. “Mungkin dia sangat lelah, sebaiknya aku tidak mengganggunya.” David berpikir akan langsung kembali ke toko. Dia keluar melihat kembali sepatu Jessica yang tergeletak tidak beraturan, dia berniat menaruhnya di rak sepatu. Namun, matanya terfokus melihat ada bercak darah di sepatu Jessica. David menyentuh bercak merah dan menciumnya memastikan bahwa itu benar darah. Dia terbelalak dan kembali menaiki anak tangga dengan cepat lalu mengetuk pintu kamar Jessica. “Jessica ....” “Jessica, buka pintunya! Kau pulang lebih awal?” tanya David menutupi rasa curiganya. “Jessica!” serunya lagi memanggil.Namun, tanpa ada jawaban dari dalam. “Jessica, aku tahu kau di dalam, buka pintunya!” pinta David sedikit berteriak. “Kak, aku sangat lelah, aku ingin istirahat sebentar, kebetulan sekolah memang pulang cepat, nan

  • Petarung Tangguh!   BAB 33

    Sementara itu di sekolah sedang jam istirahat, Jessica memutuskan untuk ke perpustakaan. “Jessica!” seru Evelyn. Jessica hanya berbalik badan memandang Evelyn dengan perasaan cemasnya. “Aku minta maaf soal kejadian kemarin, Kakak kamu jadi kena suspensi,” jelas Evelyn. Jessica masih terdiam tanpa respons.“Kevin dan yang lain tidak sengaja membuat Kakakmu terkena hukuman suspensi,” sambung gadis itu. “Aku tidak mempermasalahkannya,” Jessica sangat gugup karena perasaannya makin tidak keruan. “Untuk menebusnya, aku mentraktirmu di kafe depan,” ungkap Evelyn. “Tidak perlu, Evelyn!” Jessica mencoba menolak ajakan Evelyn. “Ayolah, kau tidak menghargaiku kalau begitu!” Evelyn memasang raut wajah kecewanya. “Baiklah.” Jessica pasrah mencoba percaya kepada Evelyn karena ucapan yang sepertinya tulus. “Ayook!” Evelyn menggandeng Jessica berjalan keluar gerbang sekolah. Semula Jessica tidak merasa curiga, tetapi hingga pada akhirnya di suatu gang kecil, Evelyn beralasan bahwa ponseln

  • Petarung Tangguh!   BAB 32

    “Kakek, apa yang mendorongmu membuka toko kue?” tanya David dengan memperhatikan Victor yang sedang mengolah bahan kue. “Kue yang manis, lembut, memanjakan lidah mampu merangsang perasaan hati dan pikiran menjadi positif, David,” jelasnya meminta David mencoba kue buatannya. “Kau tahu, David? Menghiasnya juga dibutuhkan cinta, di dalamnya tidak hanya manis, dia penuh dengan kasih sayang.” Victor memberi toping cream pada setiap pancake buatannya. David penasaran karena aroma yang menggoda, mencoba mengambil kue dan memakannya. “Enak, Kek,” pujinya. “Tentu saja, sesuatu yang dimulai dari hati yang tulus akan membuahkan hasil yang maksimal,” jelas Victor. “Kakek kenapa tidak terjun dalam bisnis lain?” tanya David, masih mengunyah kue. “Tidak, aku ingin melihat senyuman di wajah setiap orang dengan hal kecil, seperti itu contohnya. Kau tau, gigitan kecil membuatnya tersenyum bahagia.” Victor menunjuk ke arah salah satu pelanggan wanita dan putrinya yang sedang menikmati kue. “Mere

  • Petarung Tangguh!   BAB 31

    “Kakek butuh istirahat, besok harus ke toko, kan?” tanya Jessica. “Ahh, benar, tapi besok aku akan mempunyai partner untuk membantuku.” Kakek melirik David. “Kakak, kan, sekolah besok, eh ....” Jessica menutup mulutnya teringat bahwa David mendapat suspensi dari sekolah. Dia sontak menunduk terlihat murung merasa bersalah kembali. “Tentu, Kek, ini sebuah keberuntungan, aku bisa membantumu di toko seharian penuh besok.” David memahami perasaan Jessica mulai berbicara dengan nada semangat. “Baiklah, ayo kembali ke kamar. Kamu besok sekolah, kan, Sayangku, dan kau David, harus membantuku di toko.” Victor berkata sambil berdiri meregangkan otot-otot di tubuhnya. “Selamat malam cucu-cucuku,” lanjut Victor lalu meninggalkan mereka. “Selamat malam, Kek,” ucap David dan Jessica bersamaan. Mereka berdua pun berjalan menuju kamarnya masing-masing. “Jessica,” lirih David memanggil Jessica. “Iya, ada apa, Kak?” tanya Jessica menoleh. “Bagaimana dengan besok?” Tanya David.“Tentu saja be

  • Petarung Tangguh!   BAB 30

    “Tidak perlu. Ini sangat enak,” ujar David. Berkata yang sebenarnya. “Benarkah? Jangan dipaksakan jika memang tidak menyukainya,” tambah Kakek. “Tidak, Kek, ini sungguh enak, aku hanya baru merasakannya.” David melanjutkan suapan berikutnya. Memang benar, makanan itu terasa enak di lidah David yang baru pertama kali menyantapnya. “Tentu saja, hot pot ini sudah terkenal dengan kelezatannya dan juga cara memasaknya yang berbeda," papar Jessica. Mengulas senyum tipis. Jessica meneguk segelas air dan mengelap bibirnya lalu berdiri menuju wastafel. “Hei, kami baru saja mulai dan kau sudah menghabiskannya?” ledek Kakek tertawa untuk Jessica. Jessica hanya tersipu malu. Sedikit menundukkan kepalanya. “Kau tau, David? Jessica itu hanya kecil tubuhnya, tapi bisa menghabiskan makanan dalam jumlah besar," sahut Kakek. Berbicara kepada David, tetapi melirik ke arah Jessica.“Kakek, berhentilah dan cepat makan! Kau bisa tersedak,” cibir Jessica dengan nada manja. Belum juga selesai berbicar

DMCA.com Protection Status