Share

BAB 8 Sesal Dalam Penyesalan

"kenapa hendak pergi begitu saja, kau bahkan tidak bertanya tumbal apa yang harus kau siapkan," Mbah Mijan menegur dengan keras.

"Aku perlu memberikan tumbal juga?" Tanya Ifan panik.

"Loh, iya." Tegas Mbah Mijan.

"Mbah aku pikir dua kepala ayam semalam merupakan tumbal" Ifan mengernyitkan dahinya.

"Iya memang, namun kau harus menyiapkan tumbal untuk pengukuhan dan keselamatan dirimu sendiri," terang Mbah Mijan.

"Apa Mbah tumbalnya?" Tanya Ifan dengan cemas.

"Setiap lima tahun sekali, tumbalnya orang orang yang kau kasihi" tukas Mbah Mijan.

Ifan membelalakkan matanya, panik "Mbah bercandakan?" Tanyanya.

Mbah Mijan menggelengkan kepala "tidak le, Mbah berkata jujur, kau mendapatkan jimat terbaik, bukan hanya menguasai mahluk halus, tapi jimat itu mendatangkan rezeki, dan keberkahan dalam hidupmu, kau akan selalu beruntung dalam segala hal" tukas Mbah Mijan dengan yakin.

"Mbah, kenapa tidak mengatakan hal ini sejak awal?" Protes Ifan kesal.

Mbah Mijan menduduki kursi kayu dengan perlahan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status