Share

Benci Kamu

Semilir angin berhembus menyejukkan. Matahari beranjak ke ufuk barat. Kilau keemasaanya berpendar memberikan warna yang terlihat indah memantul mengenai kulit.

Devan menepikan mobilnya di pinggir jalan. Bukan jalan menuju arah pulang, tapi sengaja Devan mengajak ke suatu tempat. Refreshing katanya. Sebagai seorang istri, Kiara nurut aja dong.

Mereka duduk lesehan beralas rumput sembari menatap matahari terbenam.

Andai kalian tahu, disini tempatnya lahan rumput dan lapang yang luas. Disebelah barat sana ada tebing yang tak terlalu dalam. Seberangnya ada persawahan yang menghijau.

"Gak papa kan gak langsung pulang?"

"Hm."

Kiara sedari tadi memang tidak banyak bicara. Hatinya masih dongkol.

"Sini," ujar Devan menyuruh Kiara untuk duduk lebih dekat. Pura-pura tak mendengar, Kiara tak beringsut sedikitpun dari posisinya.

"Ck."

Devan mendecak pelan. Akhirnya dialah yang menggeser duduknya hingga lengannya berdempe
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status