Share

Bab 223

Arfeen mengepalkan tinju dengan geram, rahangnya mengeras hingga urat-urat di lehernya tampak menonjol.

Damian tersenyum menyeringai. "Selamanya kau tidak akan bisa menggantikan posisiku di hati Larena. Haa ... aaa ... akh!"

Dorr!

Tawa Damian berakkhir bersamaan dengan suara tembakan yang menggelegar. Satu timah panas mendarat tepat di kepalanya, tubuhnya roboh ke samping.

Arfeen menoleh, sedikit di belakangnya Vano masih menodongkan senjata ke depan. Ujung senjata api itu mengepulkan asap putih. Beberapa detik lalu ia merebut senjata api milik Tio yang terselip di pinggang. Kebetulan Tio yang berjaga di luar sel.

Vano merasa geram dengan Damian, dulu ia hanya mengirim Damian pergi jauh dari Larena. Tapi sekarang ia memutuskan untuk mengirim pria itu langsung ke alam baka.

"Apa yang Papa lakukan?" tanya Arfeen menatapnya.

"Dia memang tak pantas hidup di dunia. Seharusnya dulu ... kau habisi saja dia bukan malah hanya membuangnya ke laut!"

Arfeen tersenyum menyeringai, "Aku tak me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status