Share

Bab 200

Author: Y Airy
last update Last Updated: 2024-02-10 16:37:07
Arfeen khawatir jika Jay masih belum meninggalkan rumah. Ia khawatir pria itu akan mencelakai sang istri. Meski ia sudah memberikan peringatan, tapi ia juga mengenal siapa Jaya Mahesa.

Jika pria itu merasa keberadaan sang istri akan mengancam Lyra, maka ia bisa melakukan apa pun untuk membuat nonanya tetap aman.

"Ada beberapa lelaki di rumah ini, takutnya saat kau berenang mereka mengintipmu. Bagaimana?" itu alasan yang logis untuk menghentikan niat sang istri.

"Benar juga, ada Tantra dan pamanmu kan? Kenapa aku tak berfikir ke sana ya?"

"Kita berkeliling rumah ini saja agar kau bisa mengenali tiap sudutnya. Ok!"

"Itu bukan ide yang buruk sih!" Larena setuju.

Akhirnya mereka hanya berkeliling Mansion, Larena ingin menghapal tiap sudut Mansion. Langkahnya terhenti saat melihat banyak kupu-kupu yang berterbangan di atas taman bunga.

Larena setengah berlari menghampiri, Arfeen pun harus berjalan cepat untuk memastikan istrinya aman.

"Ini indah sekali!" puji Larena yang merangsek ma
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Rokhimah Himah
kalau udh bahas perang......klan.....takut deh
goodnovel comment avatar
Wenny ThePooh
next...xda sabar tunggu parti seterusnyw
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 201

    Vano teringat ketika ia hendak pergi menemui Malik. Saat itu ia memang menceritakan rencana pertemuannya dengan Malik kepada Ferano, ia meminta pendapat apakah harus menemui Malik atau tidak. Saat itu Ferano justru tampak sangat bersemangat, ia menyuruh Vano untuk menerima tawaran pertemuan itu. Apalagi katanya ini berhubungan dengan kasus Megaproyek. Bahkan Ferano yang menyarankan putranya untuk sekedar membeli minuman kesukaan Malik agar hubungan keduanya membaik. Vano terperanjat. "Papa ... apakah mungkin?" ia menggeleng, tak ingin mempercayai dugaannya. Apakah ini mungkin? Untuk bisa memastikan semua ini, ia tak mungkin bisa melakukannya sendiri. Ia sama sekali tak memiliki kekuasaan. Tapi Arfeen memilikinya. Kekuasaan menantunya itu bisa melakukan apa pun. Vano memungut handphone, membuka kontak Arfeen namun ia belum menekan kursor telepon. Ada sedikit keraguan, lebih tepatnya gengsi jika ia harus meminta bantuan menantunya itu. Tapi ia tak memiliki pilihan, satu-satunya y

    Last Updated : 2024-02-11
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 202

    Vano hanya tersenyum getir dengan sahutan sang menantu. Tentu saja ia cukup mengenal siapa Zagan, kekejaman Malik ia juga mengetahuinya. Dan Malik sendiri yang pernah mengatakan padanya bahwa ia akan menjadikan putranya menjadi sosok yang ditakuti semua orang. Beberapa percakapan kecil mereka terngiang di ingatan."Dia putramu, tapi kau ingin menjadikan dia seorang iblis?" "Klan Mahesvara membutuhkan seorang iblis untuk menjadi pemimpin."Zagan mungkin memang seperti jelmaan iblis, iblis ciptakan Malik dan Ferano. Tapi Arfeen Grafielo adalah suami putrinya. Pemuda itu cukup sopan dan menyayang. Satu yang Vano yakini.Arfeen sangat mencintai Larena dan rela mati demi putrinya itu. Ia percaya jika Arfeen tidak akan pernah menyakiti Larena. "Kau benar ... bukan hanya aku korban dari Megaproyek. Tapi juga Malik ... entah kau akan percaya atau pun tidak! Aku memang sempat marah dan membencinya yang mengambil keputusan ... sehingga kami harus hidup menderita bertahun-tahun. Tapi tidak a

    Last Updated : 2024-02-13
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 203

    "Apakah kau masih mengharapkannya?"Arfeen ingin jawaban yang jujur dari sang istri, setelah itu ia bisa memutuskan apakah akan memberitahukan sekarang atau tidak tentang Damian. "Kenapa kau masih bertanya seperti itu?" "Karena aku butuh kepastian. Aku tidak tahu apakah kau benar-benar mencintaiku atau tidak!"Larena memalingkan wajah, apakah setiap laki-laki selalu butuh pembuktian atau ucapan? Apakah sikapnya selama ini belum menunjukan jika dirinya sudah mencintai pemuda itu? "Aku hanya memiliki satu mantan, apa kabar dengan dirimu yang bahkan tak bisa dihitung?" kesalnya. Sekarang Arfeen jadi menelan ludah. Ia tak bisa berkata-kata ketika disinggung tentang hal itu. Jadi senjata makan tuan kan?"Wife!" Arfeen memungut tangan sang istri namun langsung ditepis. "Maaf! Bukannya aku meragukanmu tapi ... apa kau tahu?" Arfeen menghela nafas dalam sebelum melanjutkan. "Selama ini aku hanya bisa merasakan kasih sayang Mama. Meski Papa dan Kakek memilihku menjadi pewaris, mereka memi

    Last Updated : 2024-02-15
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 204

    "Limusin? Kita akan naik limusin?" girang Rena yang memang belum pernah naik limusin. Meski La Viva mulai berkembang pesat dan menjadi brand ternama, namun ia belum bisa membeli limusin. Karena saat La Viva berkembang mereka masih menggunakan dana investasi dari Ferano yang mengambil keuntungan nyaris 30% dari laba perusahaan. Padahal untuk pengoperasian perusahaan saja juga membutuhkan dana yang tidak sedikit. "Kau senang?""Tidak! Tapi aku bahagia."Mereka pergi ke restoran itu menggunakan limusin, tetap si kembar yang berada dibalik kemudi. Sesampainya di restoran mereka juga dilayani dengan baik. Kendaraan yang mereka naikin sudah menandakan status mereka di masyarakat. Tak perlu diberitahu siapa mereka, pemilik restoran sudah tahu apa yang harus dilakukan.Pemilik restoran melayani mereka dengan baik, sebelumnya Larena tak pernah diperlakukan seistimewa itu. Sementara di rumah Vano ...."Apa?! Arfeen membawa Larena pergi ke Palembang naik helikopter? Kok Mama tak diajak?""B

    Last Updated : 2024-02-16
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 205

    "Katakan Vano! Kenapa kalian diam saja!" hardik Ferano yang sudah berdiri di belakang mereka. Tentu saja Vano dan Viera terkejut, kenapa papanya tiba-tiba ada di rumah mereka? "Pa!" Ferano mendekat. Menatap manik mata putranya. "Jawab pertanyaanku. Kenapa kalian membicarakan Larena dan keluarga Mahesvara? Dan di mana Larena sekarang?"Viera yang melangkah mendekat. "Larena tinggal bersama Arfeen di keluarga Mahesvara, karena Arfeen diminta untuk tinggal di sana agar mempermudah pekerjaannya!" itu alasan yang sangat masuk akal dan tak mungkin papa mertua curiga. "Jadi ... Arfeen dan Larena tinggal di Mansion keluarga Mahesvara?" "Ya, aku hanya minta Larena untuk sedikit memanfaatkan kebaikan keluarga itu kepada Arfeen. Apa itu salah?" "Ouh, jadi seperti itu!" saut Ferano yang tampak percaya. Tentu saja Viera tidak akan membocorkan identitas Arfeen begitu mudah kepada papa mertuanya yang gila kedudukan dan sanjungan. "Ada apa Papa datang ke rumah?" tanya Vano. "Kau tidak kembali

    Last Updated : 2024-02-17
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 206

    "Bukan anak kandung Ferano?" tanya Arfeen mengulang ucapan sang istri. "Tak ada orang tua di dunia ini yang tega menjebak anaknya sendiri. Bahkan lebih dari satu kali, kau bisa bayangkan itu kan?" ada nada perih dalam suara Larena. Arfeen tercenung. Apa yang dikatakan sang istri ada benarnya juga. Meski ia bisa berada di titik ini karena ad atujuan tersembunyi. Tapi setidaknya Kakek dan papanya tak pernah menjebaknya seperti yang dilakukan Ferano terhadap Vano. "Ini tidak boleh terjadi. Aku tahu memalsukan tanda tangan juga melanggar hukum. Tapi yang dipalsukan juga tanda tangan sendiri, dan pada dokumen untuk sebuah perusahaan fiktif. Tapi ini harus dilakukan?""Kau akan meminta Papa untuk membubuhkan tanda tangan palsu?""Jangan khawatir, aku akan melindungi Papa. Beberapa komandan polisi cukup segan terhadapku!" "Kau bisa jamin Papa tidak akan tersandung hukum?" "Kasus Megaproyek juga sebenarnya bisa membawa Papa membusuk di dalam penjara. Tapi itu tidak terjadi!" Larena menco

    Last Updated : 2024-02-17
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 207

    "Arfeen, jangan membuatku penasaran. Aku juga ingin tahu semuanya!" desaknya karena sang suami seperti tak ingin berbagi informasi dengannya. Arfeen menatap sang istri, "Bukannya aku tak ingin memberitahumu, aku hanya tak ingin kau terlalu kepikiran. Saat ini kau sedang mengandung!" Larena mengerucutkan bibir. "Aku masih bisa menjaga diri, kau sudah memberiku satu pengawal pribadi. Lalu sekarang ada pelayan pribadi. Aku yakin aku akan baik-baik saja!" Arfeen menghela nafas panjang. "Bagaimana kalau ... kau tak perlu memikirkan apa pun. Cukup pikirkan kesehatanmu dan bayi kita. Untuk masalah yang saat ini ada, biarkan aku dan Papa yang menyelesaikannya. Ok!" ia mengelus rambut panjang Larena. Larena tak menjawab. Ada benarnya juga ia memang harus lebih memikirkan kesehatan calon anak mereka. Tapi masalah ini memang cukup mengganggu pikirannya. "O ya, aku ada sesuatu untukmu. Sebenarnya sudah lama aku ingin memberikannya, tapi belum sempat!" ungkap Arfeen. Larena mengerjakan mata b

    Last Updated : 2024-02-18
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 208

    "Ingat! Kau harus tampak menyedihkan saat menemuinya!""Jangan khawatir, itu salah satu keahlianku.""Istirahatlah, besok adalah hari penting!" perintahnya. Pria itu mengangguk dan kembali ke kamar. Sebenarnya ia sudah tidak betah jika terus berdiam diri di dalam rumah itu, namun ia tak bisa melawan penolongnya. "Apa yang kau rencanakan?" tanya Alvi yang baru saja memasuki rumah itu. Ia langsung menjatuhkan bokongnya di sofa. "Rencana balas dendam pada Arfeen!" jawab Resya lugas. "Kau tak ingin melibatkan aku?""Masih bisa teratasi.""Tapi yang kita hadapi adalah Zagan! Kita tak boleh main-main, Resya.""Aku tahu apa yang aku lakukan, Om." Resya menyipitkan mata. "Apa hubungan Om dengan Lyra Mahesvara?"Alvi sedikit terperanjat, apakah keponakannya tahu hubungannya dengan Lyra?"Kenapa kau bertanya seperti itu?""Lyra itu tak bisa dipercaya, jika dia bisa mengkhianati keluarganya dia juga bisa menjadi ancaman terbesar kita!""Hubunganku dengan Lyra bukan urusanmu. Jangan pernah kau

    Last Updated : 2024-02-18

Latest chapter

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 237 : Tamat

    Arfeen terpaku menatap sosok di depannya itu. "Bella! Apa yang kau lakukan di sini?" "Menyelamatkanmu dari para gadis itu, apalagi?" jawab wanita itu dengan senyum hangat. "Aku masih bisa mengatasi mereka sendiri!" "Oya, lalu kenapa kau lari?" "Aem!" Arfeen kebingungan untuk menjawab. "Ayolah, Arfeen. Kau memang seorang Casanova, tapi kau benci dikerubungi para gadis. Seharusnya kau menempatkan pengawalan ketat untuk mengantisipasi. Di acara seperti ini sudah pasti jati dirimu akan terbongkar!" Arfeen menghela nafas panjang. "Terima kasih, tapi aku harus pergi!" ia hendak melangkah namun Bella kembali menyandarkan tubuhnya menggunakan telunjuk. "Kau mau aku berteriak bahwa kau sedang melecehkan aku?" Arfeen menyimpulkan senyum miring. "Kau mengancamku?" "Aku hanya ... argh!" kalimat Bella belum berlanjut karena Arfeen sudah lebih dulu membalik tubuh wanita itu yang kini justru dirinya yang bersandar tembok dengan tangan Arfeen di lehernya. "Dengar Bella, sudah aku katakan

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 236

    "Rena, apa kau tega pada Kakek?" seru Ferano yang mencoba membujuk cucunya. Dua orang polisi sudah memegangi lengannya kanan dan kiri. "Larena, Papa sudah tua. Tega sekali kalian lalukan itu?" seru Arland tak terima. "Kami masih keluargamu!""Keluarga!" desis Arfeen dengan kecut, "Keluarga tidak menumbalkan anggota keluarganya sendiri."Arland menatap tajam kepada Arfeen. "Ini pasti ulahmu kan?" ia hendak menyerang nalun lekas digentikan oleh anak buah Arfeen. Kedua tangannya dicengkeram dan langsung diborgol ke belakang. "Lepaskan aku!"Buk!Satu tinju mendarat di wajah Arland. Nyaris semua anggota keluarga Jayendra sudah ditahan. "Arfeen!""Lancang kau hanya menyebutkan nama saja, panggil Tuan Zagan!" seru Gray. Mereka semua membeliak, Tuan Zagan?Jadi Arfeen ... Arfeen adalah Tuan Muda Mahesvara? Kenapa Lyra tak pernah memberitahu? "Tuan Muda, kami tidak melakukan kesalahan apa pun padamu. Tolong ampuni kami!" pinta Radika. Arfeen mengeraskan rahang. "Korban kecelakaan Papa

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 235

    "Ahk, jangan terlalu kencang. Itu menyakitiku!"Seketika kedua mata Larena mendelik, ia melepas peluknya dna menatap wajah di bawahnya. Mata pemuda itu sudah membuka, tengah menatapnya. "Kau ... kau sudah siuman?" beonya. Arfeen mengulum senyum. "Jadi ... pesonaku begitu mengagumkan ya, sampai kau jatuh cinta berkali-kali?" celetuknya memainkan satu alis. "Sejak kapan kau sadar?" tanya Larena mencubit perut Arfeen. "Argh ... sakit, Wife. Sakit, aku masih sakit kenapa kau menganiaya aku?" protesnya mengelus bekas cubitan sang istri. Larena menatap wajah di depannya masih dengan tatapan tak percaya. "Sejak kapan kau sadar? Kau sengaja ingin membuatku takut? Hah?" air mata langsung mengalir deras di pipinya. Arfeen menyentuh pipi sang istri, mengusap cairan hangat itu dengan ibu jarinya. "Maaf!" ucapnya lirih. Larena pun langsung merebahkan diri ke pelukannya."Kenapa kau lakukan itu?" isaknya, "Aku pikir ... kau akan benar-benar meninggalkan aku ... jangan seperti itu lagi ...

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 234

    "Keluarga Adipradana?" seru Vano. "Kau dan Arfeen?""Iya, Tuan. Saya dan Presdir sama-sama mimiliki darah kleuarga Adipradana. Presdir ... adalah cucu dari Jenderal Wira Adipradana!"Vano menghela nafas dalam. Pantas saja Arfeen berbeda dari semua keluarga Mahesvara yang lainnya. Anak itu jelas memiliki jiwa seorang pemimpin. Ternyata di dalam darahnya mengalir darah orang hebat. Larena sangat beruntung bisa menikahi dengannya. "Golongan darah Anda sama dengan pasien?" tanya si dokter. "Iya, Dok. Anda bisa mengambil sebanyak yang dibutuhkan!" jawabnya dengan iklas. "Mari ikut saya!"Jordi tetap harus melakukan mengecekan terlebih dahulu, setelah cocok baru transfusi bisa dilakukan. Beruntung Arfeen hanya membutuhkan dua kantung darah, sehingga masih bisa mengambil dari tubuh Jordi. Di luar ruangan, Larena masih menangis. Bahkan tangisnya kian pilu. Arfeen rela mengorbankan nyawa demi dirinya, pemuda itu membuktikan kata-kata yang rela mati demi dirinya. Sementara ia ... apa yang

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 233

    "Arfeen!" suara Larena bergetar. Ia menggengam erat tangan pemuda itu yang terasa sangat dingin. Biasanya tangan Arfeen sangat hangat! Sekarang, ia benar-benar takut jika pemuda itu akan pergi untuk selamanya. Larena meletakan telapak tangan itu ke pipinya yang basah oleh cairan hangat yang tak bisa ia bendung. Berharap tangan dingin itu akan menghangat, nyatanya justru kian dingin. Ia bahkan menggosok telapak tangan Arfeen dengan kedua tangannya lalu kembali menempelkan pada pipinya. Tapi tetap tak berhasil. Dokter sedang mencoba menghentikan pendarahan di luka Arfeen. Peluru yang mengenainya berkaliber cukup besar, itu mengakibatkan darah terus mengalir keluar meski posisi Arfeen terngkurap. Tapi tak mungkin melakukan tindakan untuk mengeluarkan pelurunya di dalam helikopter. Sang dokter tak ingin mengambil resiko. Larena sungguh tak tega melihat kondisi punggung pemuda itu, tangisnya semakin menjadi. Berkali-kali ia mengecupi telapak tangan Arfeen yang ia genggam. Bahkan keti

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 232

    "Larena!"Larena menghentikan langkah dua meter di hadapan Arfeen. Arfeen langsung berhambur memeluk wanita itu, Larena sama sekali tak memberikan respon apa pun. wanita itu hanya mematung, membiarkan sang suami memeluk tubuhnya. Karena mungkin saja itu akan menjadi pelukan terakhir mereka. Jujur saja Larena merasa merindukan pelukan itu. Ketika berada di dalam pelukan Arfeen ia merasa sangat tenang. Tapi ia hanya memikirkan bayi yang ada dalam kandungannya. Lyra bilang jika bayi itu lahir laki-laki maka itu akan menjadi ancaman, maka wanita itu akan datang untuk menghabisi putranya. Untuk itu ia harus menjauh dari Arfeen. Lagipula apa yang dilakukan lelaki itu juga banyak membuatnya kecewa. "Kau baik-baik saja kan? Lyra tidak menyakitimu?"Larena hanya menggeleng. Arfeen tampak sangat bahagia lalu memeluknya sekali lagi namun kali ini Larena menolak pelukannya. Hal itu membuat Arfeen terpaku. "Ada apa?""Aku ingin kita tetap berpisah!" pinta Larena. "Berpisah? Sayang!""Jang

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 231

    Suara lembut itu membuat Tantra terpaku, rahangnya langsung mengeras menatap sepupunya. Wanita itu! Darah keluarga Wijaya rupanya lebih kuat di tubuh Lyra daripada keluarga Mahesvara. "Kau tak sepantasnya melakukan ini terhadap Kakek, Lyra.""Apakah aku meminta pendapatmu?" tanya Lyra sinis. Tentu saja hal itu membuat tangan terasa sedikit marah. Tapi Tantra tahu harusnya ia tak berdebat dengan Lyra. Sejak awal Lyra memang yang selalu menghasut dirinya untuk merasa iri kepada Arfeen. Bahkan selalu mendorongnya untuk membenci sepupunya itu. Tapi rupanya itu semua ada niat picik! Lyra hanya memanfaatkann dirinya untuk membenci Arfeen. Karena wanita itu membutuhkan dukungan. Tantra yang saat itu masih polos selalu berhasil termakan oleh bujukan dari Lyra untuk membenci Arfeen. Sejak kecil Lyra selalu berpura-pura baik di depan Arfeen dan juga selalu keluarga. Tapi di belakang ia selaku menatap Arfeen penuh benci. "Lyra, Seharusnya kau tak perlu melakukan ini!" ucap Radika. "Aku t

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 230

    "Tantra!" desis Radika dengan bibir gemetar. Meski Tantra tak memiliki kelebihan seperti Arfeen, tapi pemuda itu tetap cucunya. "Tuan Muda, Tantra!" desis Liam."Kakek, jangan pikirkan aku!" seru Tantra yang sama sekali tak ada rasa takut. "Kelangsungan Klan Mahesvara jauh lebih penting dari nyawaku yang sama sekali tak berharga!" Tantra memberanikan diri berucap demikian. Ia masih ingin hidup, tapi jika hanya karena dirinya akuenya klan Mahesvara harus hancur, ia tidak akan pernah rela. Seumur hidupnya ia belum bisa memberikan kontribusi apa pun untuk keluarganya. Paling tidak nyawanya bisa berarti untuk bisa menyelamatkan kekuasaan klan Mahesvara. Ia yakin Arfeen mampu membawa keluarga Mahesvara menjadi lebih berjaya. Apalagi jika dalam pertarungan ini mereka menang. Maka ia tidak akan menyesal mati untuk itu. "Sepertinya kakekmu tidak menyayangimu, Tuan Muda Tantra. Sayang sekali ... harusnya kau memilih pihak yang benar untuk bisa mendapatkan hakmu!" Maher sengaja mengatakan

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 229

    Arfeen memutuskan untuk mendekat. "Jadi kalian semua bersatu untuk menjatuhkan aku? Ini sangat menarik!" Dewa menyimpulkan senyum getir. "Andai saja sejak awal kau mau mengalah, ini tidak akan terjadi. Aku pasti akan memberikan dukungan kepada klan Mahesvara, dan kita bisa bersama menjadi lebih besar!" Arfeen menimpai dengan tawa ringan yang getir. "Maaf, Tuan Dewa Wijaya. Aku tidak membutuhkan dukunganmu untuk bisa berjaya. Aku masih memiliki kemampuan!" "Sombong sekali, kau hanya beruntung karena terlahir sebagai anak lelaki, Arfeen. Jika tidak! Kau pasti sudah buang ke tong sampah!""Yakin? Aku ragukan itu, Kakek memiliki alasan kuat kenapa mempertahankan aku. Karena pada kenyataannya ... akulah yang kelak akan membuat nama Mahesvara semakin besar. Kau tidak percaya itu?""Jangan pernah bermimpi, karena hari ini ... akan menjadi hari terakhirmu menghela nafas!"Arfeen menaruh telunjuk di bibirnya seolah sedang berfikir. "Sayangnya setelah aku pikirkan ... hari ini tidak akan me

DMCA.com Protection Status