Share

Bab 196

Penulis: Y Airy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-06 02:27:00

"Kita akan lihat apakah istriku cocok denganmu atau tidak. Jika dia tidak cocok aku tak bisa menerimamu!"

"Saya mengerti, Tuan Muda."

Dara hanya ingin membalas Budi pria yang ada di hadapannya. Ia tahu ia tak memiliki apa pun untuk bisa membalas kebaikannya, selain tenaga dan kesetiaan. Seperti Rohan yang memutuskan untuk mengabdi padanya, ia juga akan melakukan hal yang sama. Mengabdi pada tuan muda Mahesvara.

Ia berharap istri dari tuan muda Mahesvara bersedia menerimanya sebagai pelayan.

Itu jauh lebih baik daripada ia harus mempertontonkan tubuhnya kepada para pria hidung belang di klub. Bahkan melayani nafsu bejat mereka.

Ia memang mendapatkan uang tips yang lumayan dari pekerjaannya itu. Tapi itu semua tidak akan bisa membeli kebahagiaan.

Semalam setelah penggrebekan terjadi, dna memberikan keterangan sebagai saksi pad apihak kepolisian. Ia mengikuti Rohan ke kontrakannya, ia sengaja tak membawa semua uang yang ia dapatkan sebagai tips. Ia tak mau mengunakan uang itu lagi.

"M
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Rokhimah Himah
hayo lanjut thor
goodnovel comment avatar
Rokhimah Himah
jangan sakiti afren thor
goodnovel comment avatar
Subaida
please Up lgi Thor jgn lama2 penasaran ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 197

    Tubuh Arfeen terpelanting ke lantai ring. Semua orang tercekat menyaksikan hal itu. "Kubilang apa ... Hardi itu tidak terkalahkan!" ujar salah satu penonton yang memasang taruhan untuk Hardi."Hei, apa kau tidak tahu siapa yang menjadi lawan Hardi saat ini?" saut teman yang satunya lagi. "Aku dengar dia adalah Tuan Muda keluarga Mahesvara!" jawab si orang pertama. Pria berjaket biru itu menyimpulkan senyum miring. "Dia adalah Zagan, raja mafia yang menjadi ketua federasi. Itu sebabnya aku berani pasang taruhan tinggi untuknya!" "Apa katamu? Zagan? Ketua federasi ... maksudmu kelompok jaringan hitam yang menguasai Asia itu?" saut pria yang mendukung Hardi. "Iya. Aku yakin dia bisa mengalahkan Hardi Suwiryo, lihat saja beberapa menit lagi. Apa yang terjadi saat ini baru pemanasan untuknya!" Terus terang pria ini belum pernah melihat langsung seperti apa rupa Zagan sebelum hari ini. Ia pikir pria itu berwajah sangar karena biasanya ketua mafia memang sangar meskilun tampan. Tapi Za

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-07
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 198

    "Hah, kenapa?" seru Larena terkejut namun tak bergerak dari posisinya. Arfeen menghampiri sang istri, "Jangan tengkurap begitu, nanti kalau anak kita penyok bagaimana?"Kedua mata Larena melebar seketika. Penyok? Dan detik berikutnya wanita itu malah tertawa terpingkal-pingkal. Jelas saja hal itu membuat Arfeen bingung, pemuda itu menggaruk belakang kepala dengan wajah bodoh. Memangnya ada yang lucu apa! Sampai sang istri tertawa seperti itu. Larena sampai menelentangkan tubuh, memegangi perutnya yang sampai terasa sakit. "Wife, aku sedang khawatir kenapa kau malah tertawa? Posisimu tadi itu membahayakan anak kita!" Larena menghentikan tawa, mencoba mengontrolnya. Nafasnya jadi sedikit terengah. "Aduh, yang membuat perutku sakit justru karena tertawa. Kau itu sangat lucu!" keluar lagi tawa ringan. "Lu-lucu?" beo Arfeen melotot. Larena hanya memutar kepala menatap pemuda itu. "Usia kandunganku masih 2 bulan, bahkan anak kita belum ketahuan bentuknya seperti apa!" ia bangkit dan m

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-08
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 199

    "Kau akan kembali ke kediaman Mahesvara?" seru Viera saat Larena mengutarakan niatnya untuk mengikuti Arfeen pulang ke rumahnya. "Iya, Ma. Bukankah Mama juga sudah tahu jika kondisiku membaik aku memang harus ikut Arfeen!""I-iya tapi ... secepat ini?" Vano hanya diam menatap putrinya, ada sorot kekecewaan di kolam matanya. Larena tak ingin melukai hati orang tuanya. Ia juga tetap ingin tinggal bersama mereka. Tapi saat ini ia harus mengikuti ke mana suaminya tinggal. Untuk sekarang Arfeen tak mungkin tinggal seatap dengan papanya. Larena menghampiri Vano, menyentuh lengannya. "Maafkan Rena, Pa. Tapi untuk saat ini ... Rena harus tinggal di rumah Arfeen!" "Kau putri Papa satu-satunya, Papa tahu suatu saat ketika kau menikah kau memang harus meninggalkan kami. Tapi entah mengapa ... Papa masih ingin kau menjadi putri kecil Papa!" "Rena sudah cukup dewasa, Pa. Bahkan nyaris tua, tapi sampai kapanpun aku tetap princess Papa!" ia memeluk tubuh Vano dari samping. Karena tak ingin me

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-09
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 200

    Arfeen khawatir jika Jay masih belum meninggalkan rumah. Ia khawatir pria itu akan mencelakai sang istri. Meski ia sudah memberikan peringatan, tapi ia juga mengenal siapa Jaya Mahesa. Jika pria itu merasa keberadaan sang istri akan mengancam Lyra, maka ia bisa melakukan apa pun untuk membuat nonanya tetap aman. "Ada beberapa lelaki di rumah ini, takutnya saat kau berenang mereka mengintipmu. Bagaimana?" itu alasan yang logis untuk menghentikan niat sang istri. "Benar juga, ada Tantra dan pamanmu kan? Kenapa aku tak berfikir ke sana ya?" "Kita berkeliling rumah ini saja agar kau bisa mengenali tiap sudutnya. Ok!""Itu bukan ide yang buruk sih!" Larena setuju. Akhirnya mereka hanya berkeliling Mansion, Larena ingin menghapal tiap sudut Mansion. Langkahnya terhenti saat melihat banyak kupu-kupu yang berterbangan di atas taman bunga. Larena setengah berlari menghampiri, Arfeen pun harus berjalan cepat untuk memastikan istrinya aman. "Ini indah sekali!" puji Larena yang merangsek ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-10
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 201

    Vano teringat ketika ia hendak pergi menemui Malik. Saat itu ia memang menceritakan rencana pertemuannya dengan Malik kepada Ferano, ia meminta pendapat apakah harus menemui Malik atau tidak. Saat itu Ferano justru tampak sangat bersemangat, ia menyuruh Vano untuk menerima tawaran pertemuan itu. Apalagi katanya ini berhubungan dengan kasus Megaproyek. Bahkan Ferano yang menyarankan putranya untuk sekedar membeli minuman kesukaan Malik agar hubungan keduanya membaik. Vano terperanjat. "Papa ... apakah mungkin?" ia menggeleng, tak ingin mempercayai dugaannya. Apakah ini mungkin? Untuk bisa memastikan semua ini, ia tak mungkin bisa melakukannya sendiri. Ia sama sekali tak memiliki kekuasaan. Tapi Arfeen memilikinya. Kekuasaan menantunya itu bisa melakukan apa pun. Vano memungut handphone, membuka kontak Arfeen namun ia belum menekan kursor telepon. Ada sedikit keraguan, lebih tepatnya gengsi jika ia harus meminta bantuan menantunya itu. Tapi ia tak memiliki pilihan, satu-satunya y

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-11
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 202

    Vano hanya tersenyum getir dengan sahutan sang menantu. Tentu saja ia cukup mengenal siapa Zagan, kekejaman Malik ia juga mengetahuinya. Dan Malik sendiri yang pernah mengatakan padanya bahwa ia akan menjadikan putranya menjadi sosok yang ditakuti semua orang. Beberapa percakapan kecil mereka terngiang di ingatan."Dia putramu, tapi kau ingin menjadikan dia seorang iblis?" "Klan Mahesvara membutuhkan seorang iblis untuk menjadi pemimpin."Zagan mungkin memang seperti jelmaan iblis, iblis ciptakan Malik dan Ferano. Tapi Arfeen Grafielo adalah suami putrinya. Pemuda itu cukup sopan dan menyayang. Satu yang Vano yakini.Arfeen sangat mencintai Larena dan rela mati demi putrinya itu. Ia percaya jika Arfeen tidak akan pernah menyakiti Larena. "Kau benar ... bukan hanya aku korban dari Megaproyek. Tapi juga Malik ... entah kau akan percaya atau pun tidak! Aku memang sempat marah dan membencinya yang mengambil keputusan ... sehingga kami harus hidup menderita bertahun-tahun. Tapi tidak a

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-13
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 203

    "Apakah kau masih mengharapkannya?"Arfeen ingin jawaban yang jujur dari sang istri, setelah itu ia bisa memutuskan apakah akan memberitahukan sekarang atau tidak tentang Damian. "Kenapa kau masih bertanya seperti itu?" "Karena aku butuh kepastian. Aku tidak tahu apakah kau benar-benar mencintaiku atau tidak!"Larena memalingkan wajah, apakah setiap laki-laki selalu butuh pembuktian atau ucapan? Apakah sikapnya selama ini belum menunjukan jika dirinya sudah mencintai pemuda itu? "Aku hanya memiliki satu mantan, apa kabar dengan dirimu yang bahkan tak bisa dihitung?" kesalnya. Sekarang Arfeen jadi menelan ludah. Ia tak bisa berkata-kata ketika disinggung tentang hal itu. Jadi senjata makan tuan kan?"Wife!" Arfeen memungut tangan sang istri namun langsung ditepis. "Maaf! Bukannya aku meragukanmu tapi ... apa kau tahu?" Arfeen menghela nafas dalam sebelum melanjutkan. "Selama ini aku hanya bisa merasakan kasih sayang Mama. Meski Papa dan Kakek memilihku menjadi pewaris, mereka memi

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-15
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 204

    "Limusin? Kita akan naik limusin?" girang Rena yang memang belum pernah naik limusin. Meski La Viva mulai berkembang pesat dan menjadi brand ternama, namun ia belum bisa membeli limusin. Karena saat La Viva berkembang mereka masih menggunakan dana investasi dari Ferano yang mengambil keuntungan nyaris 30% dari laba perusahaan. Padahal untuk pengoperasian perusahaan saja juga membutuhkan dana yang tidak sedikit. "Kau senang?""Tidak! Tapi aku bahagia."Mereka pergi ke restoran itu menggunakan limusin, tetap si kembar yang berada dibalik kemudi. Sesampainya di restoran mereka juga dilayani dengan baik. Kendaraan yang mereka naikin sudah menandakan status mereka di masyarakat. Tak perlu diberitahu siapa mereka, pemilik restoran sudah tahu apa yang harus dilakukan.Pemilik restoran melayani mereka dengan baik, sebelumnya Larena tak pernah diperlakukan seistimewa itu. Sementara di rumah Vano ...."Apa?! Arfeen membawa Larena pergi ke Palembang naik helikopter? Kok Mama tak diajak?""B

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-16

Bab terbaru

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 237 : Tamat

    Arfeen terpaku menatap sosok di depannya itu. "Bella! Apa yang kau lakukan di sini?" "Menyelamatkanmu dari para gadis itu, apalagi?" jawab wanita itu dengan senyum hangat. "Aku masih bisa mengatasi mereka sendiri!" "Oya, lalu kenapa kau lari?" "Aem!" Arfeen kebingungan untuk menjawab. "Ayolah, Arfeen. Kau memang seorang Casanova, tapi kau benci dikerubungi para gadis. Seharusnya kau menempatkan pengawalan ketat untuk mengantisipasi. Di acara seperti ini sudah pasti jati dirimu akan terbongkar!" Arfeen menghela nafas panjang. "Terima kasih, tapi aku harus pergi!" ia hendak melangkah namun Bella kembali menyandarkan tubuhnya menggunakan telunjuk. "Kau mau aku berteriak bahwa kau sedang melecehkan aku?" Arfeen menyimpulkan senyum miring. "Kau mengancamku?" "Aku hanya ... argh!" kalimat Bella belum berlanjut karena Arfeen sudah lebih dulu membalik tubuh wanita itu yang kini justru dirinya yang bersandar tembok dengan tangan Arfeen di lehernya. "Dengar Bella, sudah aku katakan

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 236

    "Rena, apa kau tega pada Kakek?" seru Ferano yang mencoba membujuk cucunya. Dua orang polisi sudah memegangi lengannya kanan dan kiri. "Larena, Papa sudah tua. Tega sekali kalian lalukan itu?" seru Arland tak terima. "Kami masih keluargamu!""Keluarga!" desis Arfeen dengan kecut, "Keluarga tidak menumbalkan anggota keluarganya sendiri."Arland menatap tajam kepada Arfeen. "Ini pasti ulahmu kan?" ia hendak menyerang nalun lekas digentikan oleh anak buah Arfeen. Kedua tangannya dicengkeram dan langsung diborgol ke belakang. "Lepaskan aku!"Buk!Satu tinju mendarat di wajah Arland. Nyaris semua anggota keluarga Jayendra sudah ditahan. "Arfeen!""Lancang kau hanya menyebutkan nama saja, panggil Tuan Zagan!" seru Gray. Mereka semua membeliak, Tuan Zagan?Jadi Arfeen ... Arfeen adalah Tuan Muda Mahesvara? Kenapa Lyra tak pernah memberitahu? "Tuan Muda, kami tidak melakukan kesalahan apa pun padamu. Tolong ampuni kami!" pinta Radika. Arfeen mengeraskan rahang. "Korban kecelakaan Papa

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 235

    "Ahk, jangan terlalu kencang. Itu menyakitiku!"Seketika kedua mata Larena mendelik, ia melepas peluknya dna menatap wajah di bawahnya. Mata pemuda itu sudah membuka, tengah menatapnya. "Kau ... kau sudah siuman?" beonya. Arfeen mengulum senyum. "Jadi ... pesonaku begitu mengagumkan ya, sampai kau jatuh cinta berkali-kali?" celetuknya memainkan satu alis. "Sejak kapan kau sadar?" tanya Larena mencubit perut Arfeen. "Argh ... sakit, Wife. Sakit, aku masih sakit kenapa kau menganiaya aku?" protesnya mengelus bekas cubitan sang istri. Larena menatap wajah di depannya masih dengan tatapan tak percaya. "Sejak kapan kau sadar? Kau sengaja ingin membuatku takut? Hah?" air mata langsung mengalir deras di pipinya. Arfeen menyentuh pipi sang istri, mengusap cairan hangat itu dengan ibu jarinya. "Maaf!" ucapnya lirih. Larena pun langsung merebahkan diri ke pelukannya."Kenapa kau lakukan itu?" isaknya, "Aku pikir ... kau akan benar-benar meninggalkan aku ... jangan seperti itu lagi ...

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 234

    "Keluarga Adipradana?" seru Vano. "Kau dan Arfeen?""Iya, Tuan. Saya dan Presdir sama-sama mimiliki darah kleuarga Adipradana. Presdir ... adalah cucu dari Jenderal Wira Adipradana!"Vano menghela nafas dalam. Pantas saja Arfeen berbeda dari semua keluarga Mahesvara yang lainnya. Anak itu jelas memiliki jiwa seorang pemimpin. Ternyata di dalam darahnya mengalir darah orang hebat. Larena sangat beruntung bisa menikahi dengannya. "Golongan darah Anda sama dengan pasien?" tanya si dokter. "Iya, Dok. Anda bisa mengambil sebanyak yang dibutuhkan!" jawabnya dengan iklas. "Mari ikut saya!"Jordi tetap harus melakukan mengecekan terlebih dahulu, setelah cocok baru transfusi bisa dilakukan. Beruntung Arfeen hanya membutuhkan dua kantung darah, sehingga masih bisa mengambil dari tubuh Jordi. Di luar ruangan, Larena masih menangis. Bahkan tangisnya kian pilu. Arfeen rela mengorbankan nyawa demi dirinya, pemuda itu membuktikan kata-kata yang rela mati demi dirinya. Sementara ia ... apa yang

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 233

    "Arfeen!" suara Larena bergetar. Ia menggengam erat tangan pemuda itu yang terasa sangat dingin. Biasanya tangan Arfeen sangat hangat! Sekarang, ia benar-benar takut jika pemuda itu akan pergi untuk selamanya. Larena meletakan telapak tangan itu ke pipinya yang basah oleh cairan hangat yang tak bisa ia bendung. Berharap tangan dingin itu akan menghangat, nyatanya justru kian dingin. Ia bahkan menggosok telapak tangan Arfeen dengan kedua tangannya lalu kembali menempelkan pada pipinya. Tapi tetap tak berhasil. Dokter sedang mencoba menghentikan pendarahan di luka Arfeen. Peluru yang mengenainya berkaliber cukup besar, itu mengakibatkan darah terus mengalir keluar meski posisi Arfeen terngkurap. Tapi tak mungkin melakukan tindakan untuk mengeluarkan pelurunya di dalam helikopter. Sang dokter tak ingin mengambil resiko. Larena sungguh tak tega melihat kondisi punggung pemuda itu, tangisnya semakin menjadi. Berkali-kali ia mengecupi telapak tangan Arfeen yang ia genggam. Bahkan keti

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 232

    "Larena!"Larena menghentikan langkah dua meter di hadapan Arfeen. Arfeen langsung berhambur memeluk wanita itu, Larena sama sekali tak memberikan respon apa pun. wanita itu hanya mematung, membiarkan sang suami memeluk tubuhnya. Karena mungkin saja itu akan menjadi pelukan terakhir mereka. Jujur saja Larena merasa merindukan pelukan itu. Ketika berada di dalam pelukan Arfeen ia merasa sangat tenang. Tapi ia hanya memikirkan bayi yang ada dalam kandungannya. Lyra bilang jika bayi itu lahir laki-laki maka itu akan menjadi ancaman, maka wanita itu akan datang untuk menghabisi putranya. Untuk itu ia harus menjauh dari Arfeen. Lagipula apa yang dilakukan lelaki itu juga banyak membuatnya kecewa. "Kau baik-baik saja kan? Lyra tidak menyakitimu?"Larena hanya menggeleng. Arfeen tampak sangat bahagia lalu memeluknya sekali lagi namun kali ini Larena menolak pelukannya. Hal itu membuat Arfeen terpaku. "Ada apa?""Aku ingin kita tetap berpisah!" pinta Larena. "Berpisah? Sayang!""Jang

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 231

    Suara lembut itu membuat Tantra terpaku, rahangnya langsung mengeras menatap sepupunya. Wanita itu! Darah keluarga Wijaya rupanya lebih kuat di tubuh Lyra daripada keluarga Mahesvara. "Kau tak sepantasnya melakukan ini terhadap Kakek, Lyra.""Apakah aku meminta pendapatmu?" tanya Lyra sinis. Tentu saja hal itu membuat tangan terasa sedikit marah. Tapi Tantra tahu harusnya ia tak berdebat dengan Lyra. Sejak awal Lyra memang yang selalu menghasut dirinya untuk merasa iri kepada Arfeen. Bahkan selalu mendorongnya untuk membenci sepupunya itu. Tapi rupanya itu semua ada niat picik! Lyra hanya memanfaatkann dirinya untuk membenci Arfeen. Karena wanita itu membutuhkan dukungan. Tantra yang saat itu masih polos selalu berhasil termakan oleh bujukan dari Lyra untuk membenci Arfeen. Sejak kecil Lyra selalu berpura-pura baik di depan Arfeen dan juga selalu keluarga. Tapi di belakang ia selaku menatap Arfeen penuh benci. "Lyra, Seharusnya kau tak perlu melakukan ini!" ucap Radika. "Aku t

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 230

    "Tantra!" desis Radika dengan bibir gemetar. Meski Tantra tak memiliki kelebihan seperti Arfeen, tapi pemuda itu tetap cucunya. "Tuan Muda, Tantra!" desis Liam."Kakek, jangan pikirkan aku!" seru Tantra yang sama sekali tak ada rasa takut. "Kelangsungan Klan Mahesvara jauh lebih penting dari nyawaku yang sama sekali tak berharga!" Tantra memberanikan diri berucap demikian. Ia masih ingin hidup, tapi jika hanya karena dirinya akuenya klan Mahesvara harus hancur, ia tidak akan pernah rela. Seumur hidupnya ia belum bisa memberikan kontribusi apa pun untuk keluarganya. Paling tidak nyawanya bisa berarti untuk bisa menyelamatkan kekuasaan klan Mahesvara. Ia yakin Arfeen mampu membawa keluarga Mahesvara menjadi lebih berjaya. Apalagi jika dalam pertarungan ini mereka menang. Maka ia tidak akan menyesal mati untuk itu. "Sepertinya kakekmu tidak menyayangimu, Tuan Muda Tantra. Sayang sekali ... harusnya kau memilih pihak yang benar untuk bisa mendapatkan hakmu!" Maher sengaja mengatakan

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 229

    Arfeen memutuskan untuk mendekat. "Jadi kalian semua bersatu untuk menjatuhkan aku? Ini sangat menarik!" Dewa menyimpulkan senyum getir. "Andai saja sejak awal kau mau mengalah, ini tidak akan terjadi. Aku pasti akan memberikan dukungan kepada klan Mahesvara, dan kita bisa bersama menjadi lebih besar!" Arfeen menimpai dengan tawa ringan yang getir. "Maaf, Tuan Dewa Wijaya. Aku tidak membutuhkan dukunganmu untuk bisa berjaya. Aku masih memiliki kemampuan!" "Sombong sekali, kau hanya beruntung karena terlahir sebagai anak lelaki, Arfeen. Jika tidak! Kau pasti sudah buang ke tong sampah!""Yakin? Aku ragukan itu, Kakek memiliki alasan kuat kenapa mempertahankan aku. Karena pada kenyataannya ... akulah yang kelak akan membuat nama Mahesvara semakin besar. Kau tidak percaya itu?""Jangan pernah bermimpi, karena hari ini ... akan menjadi hari terakhirmu menghela nafas!"Arfeen menaruh telunjuk di bibirnya seolah sedang berfikir. "Sayangnya setelah aku pikirkan ... hari ini tidak akan me

DMCA.com Protection Status