Beranda / Urban / Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia / 53. Tak Akan Biarkan Kau Menang

Share

53. Tak Akan Biarkan Kau Menang

Penulis: Y Airy
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-13 02:51:33
Larisa belum menjawab pertanyaan Lyra. Ia justru merasa heran untuk apa hal seperti itu dipertanyakan.

"Maaf, Nona. Tempo hari sepupu saya datang dan sepertinya persentasinya kurang memuaskan untuk Presdir Mahesvara!"

"Dan kalian pikir persentasimu akan memuaskan kami?" saut Lyra membuat Larisa menggerutu.

Lyra berharap yang datang adalah Ferano, bukan wanita di depannya yang sebenarnya tidak kompeten.

Lyra membuka file yang kini ada di tangannya, memang kerja sama yang ditawarkan oleh Jaya Abadi Corp cukup menjanjikan. Tapi jika yang menangani proyek ini adalah orang yang kurang meyakinkan, bisa menjadi kerugian yang cukup besar.

Tapi adiknya meminta agar menyetujui proposal mereka? Apakah ada yang sedang sang adik beritahu?"

"Baiklah, Nona Larisa. Kami menyetujui proposal kalian, tapi ada beberapa ketentuan yang harus kalian patuhi!" jelas Larena.

"Tak masalah, kami pasti akan menjaga kerja sama ini dengan baik."

"Kalau begitu kami akan segera membuatkan kontraknya, jika s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   54. Belum Bisa Memberi Nafkah

    Arfeen merapatkan mobil di halaman lobi, rupanya sang istri sudah menunggu. Namun kali ini wanita itu tak sendiri, ia bersama Vano Jayendra. Arfeen keluar dari mobil untuk menghampiri keduanya. Dua orang itu menatapnya heran karena hari ini Arfeen tampak sangat rapi dengan jas. Dan jas yang dikenakannya tampak cukup mahal. Jika berdandan seperti itu, Arfeen memang tampak seperti tuan muda kaya raya. "Pa, Papa mau ikut makan siang?" tanya Arfeen dengan sopan. Tadinya Vano hanya mengantar putrinya sampai teras, namun ketika Arfeen menawari ia jadi berubah pikiran. Tak ada salahnya ikut makan siang bersama menantu gembelnya itu. Ia ingin tahu apakah menantunya itu mampu membayarkan makan siang mereka di restoran mewah?"Kebetulan aku memang sedang ingin mencari makan siang, kita belum pernah makan siang bersama kan!" saut Vano dengan seringai mencurigakan. Tentu saja Arfeen sangat senang mendengar hal itu. Ini akan menjadi kesempatan yang bagus agar mereka bisa lebih dekat. "Tapi .

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-14
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   55. Aku Bukan Pembunuh!

    Arfeen tak langsung menjawab pertanyaan sang mertua. Ia harus menyusun kata yang tepat agar tak dicurigai."Ehm, aku ... memang sempat membaca sedikit. Karena ... keburu ketahuan oleh Kepala staf!" jawabnya sedikit terbata. Ia benar-benar berhati-hati dalam berucap. Vano menghela nafas, entah mengapa ia berharap menantunya itu menemukan sesuatu yang bisa membuktikan bahwa dirinya tak bersalah. "Pa, boleh aku tahu apa yang sebenarnya terjadi tentang Megaproyek?" tanya Arfeen membuat ketiga orang itu kembali fokus padanya. "Maaf, tapi aku sempat mendengar isu tentang Megaproyek. Di mana proyek itu melibatkan Papa. Isu itu kudengar dari orang kantor, sayangnya mereka juga tidak tahu banyak dan lagi ... mereka juga tak mau sembarang berbicara!" Vano tampak menggerutu, Arfeen bisa melihat amarah di dalam kilatan matanya. "Maaf jika aku lancang, Pa. Tapi kata Rena ... Papa hanya korban di sini tapi Papa yang harus menanggung semuanya. Jadi paling tidak, kita harus bisa membersihkan nam

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-14
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   56. Bukan Untuk Membelamu

    Alen menatap curiga pada Arfeen. Ia pikir pemuda gembel itu sudah dibuang oleh Vano. Dan ia bisa menjodohkan Sandy dengan Larena. La Viva masih berkembang dengan baik sampai saat ini. Jika putrinya tak mampu menyaingi La Viva, maka ia harus bisa mengambil alih perusahaan itu. Jika Sandy menikahi Larena, maka Sandy akan bisa mengambil alih La Viva untu Bela. Selama ini Bela selalu mengeluh tak bisa menyaingi La Viva. Ambisi putrinya itu adalah menjadi ratu kosmetik. Ia ingin menjadi pemimpin perusahaan kosmetik nomor satu di negara ini. Sayangnya, La Viva selalu unggul. Dan Berlian Cosmetic sering kali menjadi nomor 2 atau 3. "Tuan Alen Weitzman, jika Anda berharap akan ada perceraian antara aku dan Larena ... mungkin Anda harus bangun dari mimpi. Karena jika terlalu lama terjebak dalam mimpi, ketika bangun itu terkadang cukup menyakitkan!""Bocah tengik, jaga bicaramu! Sepertinya kau tidak tahu dengan siapa sedang berbicara!" Alen tampak marah. Arfeen mengeluarkan tawa getir, gaya

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-15
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   57. Pertemuan Federasi

    "Menyewa pengawal pribadi?" tanya Vano."Pa, sebentar lagi adalah kontes produk kecantikan. Aku yakin, akan banyak pihak yang mencoba menjatuhkan Rena dan tak ingin Rena menang. Ya ... harus kuakui kali ini aku setuju dengan Arfeen untuk menjaga Rena lebih ekstra!" jawab Viera. "Aku juga setuju sial pengawal pribadi!" saut Arfeen. "Tapi mencari pengawal pribadi yang benar-benar bisa dipercaya itu tidak mudah!" "Soal itu, biar menjadi urusanku. Aku kenal beberapa orang yang bekerja di perusahaan service guard, aku bisa minta saran padanya untuk mencari pengawal pribadi Rena!" tukas Arfeen. "Tapi apa kau yakin mereka kompeten? Kau yakin mereka memang bekerja di jasa service guard?""Tentu saja, Ma. Kami pernah satu sasana dulu!" Tentu saja Viera tidak percaya begitu saja mengingat asal usul pekerjaan Arfeen sebelumnya. Menantunya itu kan hanya mantan tukang sapu jalan. "Ma, dulu Arfeen juga sering mencari uang tambahan dengan pertarungan di atas ring!" ujar Rena membela. Ia tahu

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-17
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   58. Tercipta Sebagai Monster

    Radika menoleh Arfeen yang tampak tenang, pemuda itu sama sekali tak menampakan rasa khawatir. "Apakah kau siap?"Arfeen menghela nafas dalam, "Kenapa tidak!" "Kau belum mempersiapkan diri, Nak.""Aku sudah sering menghadapi situasi seperti ini, Kakek tak perlu khawatir!" sautnya bangkit berdiri. Arfeen membungkuk untuk memberi hormat pada mereka. "Kalian semua adalah seniorku, dan aku hanya anak kemarin sore yang masih mentah. Tapi jika memang aku diberi tugas untuk memimpin federasi, aku akan berusaha sebaik mungkin untuk tidak mengecewakan kalian."Ucapan Arfeen sudah jelas bahwa ia menerima tantangan adu kekuatan itu. "Baiklah, Tuan Muda. Dari kami semua, Henri adalah yang memiliki kemampuan bela diri paling mahir. Jika Anda berhasil mengalahkannya, artinya Anda lolos fase pertama untuk menjadi ketua federasi!" ujar Andros. "Baiklah, aku terima itu."Andros menoleh Henri yang masih duduk, "Bagaimana saudaraku, junior kita sudah siap membuktikan diri!"Henri bangkit dari dudu

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-18
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   59. Ujian Ketua Federasi

    Tak ada yang menyahut pertanyaan Arfeen. Andros tak menyangka jika ternyata Arfeen sangat tangguh. "Enam tahun hidup di jalanan, membuatku mempelajari ... seperti apa kejamnya dunia yang sesungguhnya. Di mana kau harus menjadi yang terkuat untuk bisa bertahan hidup!" ucap Arfeen dengan nada dingin. Aura dingin seperti itu yang membuat Radika yakin bahwa cucunya mampu menjadi ketua federasi. Ia telah menciptakan monster di depannya sejak bocah itu kecil. 1Kehidupan liar di luar sana hanya akan membuatnya bertambah kuat. Itu sebabnya dulu ia lebih memilih mengusirnya daripada memasukkan ke dalam penjara saat Arfeen menjadi tersangka kecelakaan Malik. Meski ia tahu, di dalam penjara pun Arfeen pasti mampu menjadi pemimpin. Henri masih terpatung di tempatnya, ia tak menyangka jika Arfeen mampu membuatnya tak bisa bergerak dengan menghentikan jalan darahnya. "Cucuku, jangan marah. Mungkin mereka hanya mengujimu!" ujar Radika yang bisa melihat ada benih api amarah di dalam kolam

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-19
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   60. Son of Demon

    Viera menatap sinis pada Mya. Ia sangat puas melihat Mya yang selalu sombong padanya itu kini mati kutu. Dan selama ini Mya juga selalu menghindar setiap kali dirinya menanyakan tentang Damian. Padahal Larena rela menjadi perawan tua demi menunggu janji yang Damian pernah umbar. Dan karena bertahun-tahun Damian menghilang, akhirnya karena desakan keluarga besar, Viera pun memaksa Larena untuk segera menikah. Hingga Larena terjebak menikahi seorang brondong miskin yang memiliki pekerjaan hina. Seorang tukang sapu jalan, yang sesekali juga suka terjun ke dalam gorong-gorong untuk membersihkannya. Hal yang sangat memalukan bagi keluarga mereka. Tapi sekarang Arfeen bekerja di Mahesvara Group, tak ada yang tahu kan posisi Arfeen sebagai staf gudang arsip. Jadi Viera bisa memanfaatkan hal itu untuk membungkam mulut teman-temannya. "Apakah benar menantumu bekerja di Mahesvara Group?" tanya Lestari yang meragukan. "Benar." "Apa posisinya? Jangan-jangan dia menjadi cleaning serv

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-19
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   61. Pengawal Pribadi Tuan Muda

    "Sepenting apa sampai Mama rela menunggu di sini?" "Dengar, teman arisanku sepertinya tak percaya jika kau bekerja di Mahesvara Group. Aku tidak mau tahu, jika dia mencari tahu tentangmu ke Mahesvara Group secara langsung. Jangan sampai dia tahu jika kau hanya seorang staf gudang!" "Teman arisan Mama?" "Lestari Gunawangsa dan Mya Atmaja. Kau tahu ... Mya adalah Tante Damian. Aku tak mau tahu, jangan biarkan mereka menpernalukanku jika kau masih ingin jadi menantuku!" perintah Viera lalu berbalik menuju kamar. "Apakah artinya sekarang Mama sudah mengakuiku sebagai menantu?" Viera menghentikan langkah, memutar kepalanya. "Untuk saat ini belum, tapi jika kau bisa mengatasi masalah ini ... aku bisa mempertimbangkan!" Arfeen mengulas senyum. "Ok!" Jawaban Arfeen membuat mata Viera sedikit mendelik. Kenapa bocah itu masih santai? Arfeen menyadari ekspresi sang mama mertua. "Ma, kebetulan ... hari ini ... aku sudah tidak menjadi staf gudang lagi!" Sekarang mata Viera justru mend

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-20

Bab terbaru

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 237 : Tamat

    Arfeen terpaku menatap sosok di depannya itu. "Bella! Apa yang kau lakukan di sini?" "Menyelamatkanmu dari para gadis itu, apalagi?" jawab wanita itu dengan senyum hangat. "Aku masih bisa mengatasi mereka sendiri!" "Oya, lalu kenapa kau lari?" "Aem!" Arfeen kebingungan untuk menjawab. "Ayolah, Arfeen. Kau memang seorang Casanova, tapi kau benci dikerubungi para gadis. Seharusnya kau menempatkan pengawalan ketat untuk mengantisipasi. Di acara seperti ini sudah pasti jati dirimu akan terbongkar!" Arfeen menghela nafas panjang. "Terima kasih, tapi aku harus pergi!" ia hendak melangkah namun Bella kembali menyandarkan tubuhnya menggunakan telunjuk. "Kau mau aku berteriak bahwa kau sedang melecehkan aku?" Arfeen menyimpulkan senyum miring. "Kau mengancamku?" "Aku hanya ... argh!" kalimat Bella belum berlanjut karena Arfeen sudah lebih dulu membalik tubuh wanita itu yang kini justru dirinya yang bersandar tembok dengan tangan Arfeen di lehernya. "Dengar Bella, sudah aku katakan

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 236

    "Rena, apa kau tega pada Kakek?" seru Ferano yang mencoba membujuk cucunya. Dua orang polisi sudah memegangi lengannya kanan dan kiri. "Larena, Papa sudah tua. Tega sekali kalian lalukan itu?" seru Arland tak terima. "Kami masih keluargamu!""Keluarga!" desis Arfeen dengan kecut, "Keluarga tidak menumbalkan anggota keluarganya sendiri."Arland menatap tajam kepada Arfeen. "Ini pasti ulahmu kan?" ia hendak menyerang nalun lekas digentikan oleh anak buah Arfeen. Kedua tangannya dicengkeram dan langsung diborgol ke belakang. "Lepaskan aku!"Buk!Satu tinju mendarat di wajah Arland. Nyaris semua anggota keluarga Jayendra sudah ditahan. "Arfeen!""Lancang kau hanya menyebutkan nama saja, panggil Tuan Zagan!" seru Gray. Mereka semua membeliak, Tuan Zagan?Jadi Arfeen ... Arfeen adalah Tuan Muda Mahesvara? Kenapa Lyra tak pernah memberitahu? "Tuan Muda, kami tidak melakukan kesalahan apa pun padamu. Tolong ampuni kami!" pinta Radika. Arfeen mengeraskan rahang. "Korban kecelakaan Papa

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 235

    "Ahk, jangan terlalu kencang. Itu menyakitiku!"Seketika kedua mata Larena mendelik, ia melepas peluknya dna menatap wajah di bawahnya. Mata pemuda itu sudah membuka, tengah menatapnya. "Kau ... kau sudah siuman?" beonya. Arfeen mengulum senyum. "Jadi ... pesonaku begitu mengagumkan ya, sampai kau jatuh cinta berkali-kali?" celetuknya memainkan satu alis. "Sejak kapan kau sadar?" tanya Larena mencubit perut Arfeen. "Argh ... sakit, Wife. Sakit, aku masih sakit kenapa kau menganiaya aku?" protesnya mengelus bekas cubitan sang istri. Larena menatap wajah di depannya masih dengan tatapan tak percaya. "Sejak kapan kau sadar? Kau sengaja ingin membuatku takut? Hah?" air mata langsung mengalir deras di pipinya. Arfeen menyentuh pipi sang istri, mengusap cairan hangat itu dengan ibu jarinya. "Maaf!" ucapnya lirih. Larena pun langsung merebahkan diri ke pelukannya."Kenapa kau lakukan itu?" isaknya, "Aku pikir ... kau akan benar-benar meninggalkan aku ... jangan seperti itu lagi ...

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 234

    "Keluarga Adipradana?" seru Vano. "Kau dan Arfeen?""Iya, Tuan. Saya dan Presdir sama-sama mimiliki darah kleuarga Adipradana. Presdir ... adalah cucu dari Jenderal Wira Adipradana!"Vano menghela nafas dalam. Pantas saja Arfeen berbeda dari semua keluarga Mahesvara yang lainnya. Anak itu jelas memiliki jiwa seorang pemimpin. Ternyata di dalam darahnya mengalir darah orang hebat. Larena sangat beruntung bisa menikahi dengannya. "Golongan darah Anda sama dengan pasien?" tanya si dokter. "Iya, Dok. Anda bisa mengambil sebanyak yang dibutuhkan!" jawabnya dengan iklas. "Mari ikut saya!"Jordi tetap harus melakukan mengecekan terlebih dahulu, setelah cocok baru transfusi bisa dilakukan. Beruntung Arfeen hanya membutuhkan dua kantung darah, sehingga masih bisa mengambil dari tubuh Jordi. Di luar ruangan, Larena masih menangis. Bahkan tangisnya kian pilu. Arfeen rela mengorbankan nyawa demi dirinya, pemuda itu membuktikan kata-kata yang rela mati demi dirinya. Sementara ia ... apa yang

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 233

    "Arfeen!" suara Larena bergetar. Ia menggengam erat tangan pemuda itu yang terasa sangat dingin. Biasanya tangan Arfeen sangat hangat! Sekarang, ia benar-benar takut jika pemuda itu akan pergi untuk selamanya. Larena meletakan telapak tangan itu ke pipinya yang basah oleh cairan hangat yang tak bisa ia bendung. Berharap tangan dingin itu akan menghangat, nyatanya justru kian dingin. Ia bahkan menggosok telapak tangan Arfeen dengan kedua tangannya lalu kembali menempelkan pada pipinya. Tapi tetap tak berhasil. Dokter sedang mencoba menghentikan pendarahan di luka Arfeen. Peluru yang mengenainya berkaliber cukup besar, itu mengakibatkan darah terus mengalir keluar meski posisi Arfeen terngkurap. Tapi tak mungkin melakukan tindakan untuk mengeluarkan pelurunya di dalam helikopter. Sang dokter tak ingin mengambil resiko. Larena sungguh tak tega melihat kondisi punggung pemuda itu, tangisnya semakin menjadi. Berkali-kali ia mengecupi telapak tangan Arfeen yang ia genggam. Bahkan keti

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 232

    "Larena!"Larena menghentikan langkah dua meter di hadapan Arfeen. Arfeen langsung berhambur memeluk wanita itu, Larena sama sekali tak memberikan respon apa pun. wanita itu hanya mematung, membiarkan sang suami memeluk tubuhnya. Karena mungkin saja itu akan menjadi pelukan terakhir mereka. Jujur saja Larena merasa merindukan pelukan itu. Ketika berada di dalam pelukan Arfeen ia merasa sangat tenang. Tapi ia hanya memikirkan bayi yang ada dalam kandungannya. Lyra bilang jika bayi itu lahir laki-laki maka itu akan menjadi ancaman, maka wanita itu akan datang untuk menghabisi putranya. Untuk itu ia harus menjauh dari Arfeen. Lagipula apa yang dilakukan lelaki itu juga banyak membuatnya kecewa. "Kau baik-baik saja kan? Lyra tidak menyakitimu?"Larena hanya menggeleng. Arfeen tampak sangat bahagia lalu memeluknya sekali lagi namun kali ini Larena menolak pelukannya. Hal itu membuat Arfeen terpaku. "Ada apa?""Aku ingin kita tetap berpisah!" pinta Larena. "Berpisah? Sayang!""Jang

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 231

    Suara lembut itu membuat Tantra terpaku, rahangnya langsung mengeras menatap sepupunya. Wanita itu! Darah keluarga Wijaya rupanya lebih kuat di tubuh Lyra daripada keluarga Mahesvara. "Kau tak sepantasnya melakukan ini terhadap Kakek, Lyra.""Apakah aku meminta pendapatmu?" tanya Lyra sinis. Tentu saja hal itu membuat tangan terasa sedikit marah. Tapi Tantra tahu harusnya ia tak berdebat dengan Lyra. Sejak awal Lyra memang yang selalu menghasut dirinya untuk merasa iri kepada Arfeen. Bahkan selalu mendorongnya untuk membenci sepupunya itu. Tapi rupanya itu semua ada niat picik! Lyra hanya memanfaatkann dirinya untuk membenci Arfeen. Karena wanita itu membutuhkan dukungan. Tantra yang saat itu masih polos selalu berhasil termakan oleh bujukan dari Lyra untuk membenci Arfeen. Sejak kecil Lyra selalu berpura-pura baik di depan Arfeen dan juga selalu keluarga. Tapi di belakang ia selaku menatap Arfeen penuh benci. "Lyra, Seharusnya kau tak perlu melakukan ini!" ucap Radika. "Aku t

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 230

    "Tantra!" desis Radika dengan bibir gemetar. Meski Tantra tak memiliki kelebihan seperti Arfeen, tapi pemuda itu tetap cucunya. "Tuan Muda, Tantra!" desis Liam."Kakek, jangan pikirkan aku!" seru Tantra yang sama sekali tak ada rasa takut. "Kelangsungan Klan Mahesvara jauh lebih penting dari nyawaku yang sama sekali tak berharga!" Tantra memberanikan diri berucap demikian. Ia masih ingin hidup, tapi jika hanya karena dirinya akuenya klan Mahesvara harus hancur, ia tidak akan pernah rela. Seumur hidupnya ia belum bisa memberikan kontribusi apa pun untuk keluarganya. Paling tidak nyawanya bisa berarti untuk bisa menyelamatkan kekuasaan klan Mahesvara. Ia yakin Arfeen mampu membawa keluarga Mahesvara menjadi lebih berjaya. Apalagi jika dalam pertarungan ini mereka menang. Maka ia tidak akan menyesal mati untuk itu. "Sepertinya kakekmu tidak menyayangimu, Tuan Muda Tantra. Sayang sekali ... harusnya kau memilih pihak yang benar untuk bisa mendapatkan hakmu!" Maher sengaja mengatakan

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 229

    Arfeen memutuskan untuk mendekat. "Jadi kalian semua bersatu untuk menjatuhkan aku? Ini sangat menarik!" Dewa menyimpulkan senyum getir. "Andai saja sejak awal kau mau mengalah, ini tidak akan terjadi. Aku pasti akan memberikan dukungan kepada klan Mahesvara, dan kita bisa bersama menjadi lebih besar!" Arfeen menimpai dengan tawa ringan yang getir. "Maaf, Tuan Dewa Wijaya. Aku tidak membutuhkan dukunganmu untuk bisa berjaya. Aku masih memiliki kemampuan!" "Sombong sekali, kau hanya beruntung karena terlahir sebagai anak lelaki, Arfeen. Jika tidak! Kau pasti sudah buang ke tong sampah!""Yakin? Aku ragukan itu, Kakek memiliki alasan kuat kenapa mempertahankan aku. Karena pada kenyataannya ... akulah yang kelak akan membuat nama Mahesvara semakin besar. Kau tidak percaya itu?""Jangan pernah bermimpi, karena hari ini ... akan menjadi hari terakhirmu menghela nafas!"Arfeen menaruh telunjuk di bibirnya seolah sedang berfikir. "Sayangnya setelah aku pikirkan ... hari ini tidak akan me

DMCA.com Protection Status