Larisa belum menjawab pertanyaan Lyra. Ia justru merasa heran untuk apa hal seperti itu dipertanyakan. "Maaf, Nona. Tempo hari sepupu saya datang dan sepertinya persentasinya kurang memuaskan untuk Presdir Mahesvara!" "Dan kalian pikir persentasimu akan memuaskan kami?" saut Lyra membuat Larisa menggerutu. Lyra berharap yang datang adalah Ferano, bukan wanita di depannya yang sebenarnya tidak kompeten. Lyra membuka file yang kini ada di tangannya, memang kerja sama yang ditawarkan oleh Jaya Abadi Corp cukup menjanjikan. Tapi jika yang menangani proyek ini adalah orang yang kurang meyakinkan, bisa menjadi kerugian yang cukup besar. Tapi adiknya meminta agar menyetujui proposal mereka? Apakah ada yang sedang sang adik beritahu?" "Baiklah, Nona Larisa. Kami menyetujui proposal kalian, tapi ada beberapa ketentuan yang harus kalian patuhi!" jelas Larena. "Tak masalah, kami pasti akan menjaga kerja sama ini dengan baik." "Kalau begitu kami akan segera membuatkan kontraknya, jika s
Arfeen merapatkan mobil di halaman lobi, rupanya sang istri sudah menunggu. Namun kali ini wanita itu tak sendiri, ia bersama Vano Jayendra. Arfeen keluar dari mobil untuk menghampiri keduanya. Dua orang itu menatapnya heran karena hari ini Arfeen tampak sangat rapi dengan jas. Dan jas yang dikenakannya tampak cukup mahal. Jika berdandan seperti itu, Arfeen memang tampak seperti tuan muda kaya raya. "Pa, Papa mau ikut makan siang?" tanya Arfeen dengan sopan. Tadinya Vano hanya mengantar putrinya sampai teras, namun ketika Arfeen menawari ia jadi berubah pikiran. Tak ada salahnya ikut makan siang bersama menantu gembelnya itu. Ia ingin tahu apakah menantunya itu mampu membayarkan makan siang mereka di restoran mewah?"Kebetulan aku memang sedang ingin mencari makan siang, kita belum pernah makan siang bersama kan!" saut Vano dengan seringai mencurigakan. Tentu saja Arfeen sangat senang mendengar hal itu. Ini akan menjadi kesempatan yang bagus agar mereka bisa lebih dekat. "Tapi .
Arfeen tak langsung menjawab pertanyaan sang mertua. Ia harus menyusun kata yang tepat agar tak dicurigai."Ehm, aku ... memang sempat membaca sedikit. Karena ... keburu ketahuan oleh Kepala staf!" jawabnya sedikit terbata. Ia benar-benar berhati-hati dalam berucap. Vano menghela nafas, entah mengapa ia berharap menantunya itu menemukan sesuatu yang bisa membuktikan bahwa dirinya tak bersalah. "Pa, boleh aku tahu apa yang sebenarnya terjadi tentang Megaproyek?" tanya Arfeen membuat ketiga orang itu kembali fokus padanya. "Maaf, tapi aku sempat mendengar isu tentang Megaproyek. Di mana proyek itu melibatkan Papa. Isu itu kudengar dari orang kantor, sayangnya mereka juga tidak tahu banyak dan lagi ... mereka juga tak mau sembarang berbicara!" Vano tampak menggerutu, Arfeen bisa melihat amarah di dalam kilatan matanya. "Maaf jika aku lancang, Pa. Tapi kata Rena ... Papa hanya korban di sini tapi Papa yang harus menanggung semuanya. Jadi paling tidak, kita harus bisa membersihkan nam
Alen menatap curiga pada Arfeen. Ia pikir pemuda gembel itu sudah dibuang oleh Vano. Dan ia bisa menjodohkan Sandy dengan Larena. La Viva masih berkembang dengan baik sampai saat ini. Jika putrinya tak mampu menyaingi La Viva, maka ia harus bisa mengambil alih perusahaan itu. Jika Sandy menikahi Larena, maka Sandy akan bisa mengambil alih La Viva untu Bela. Selama ini Bela selalu mengeluh tak bisa menyaingi La Viva. Ambisi putrinya itu adalah menjadi ratu kosmetik. Ia ingin menjadi pemimpin perusahaan kosmetik nomor satu di negara ini. Sayangnya, La Viva selalu unggul. Dan Berlian Cosmetic sering kali menjadi nomor 2 atau 3. "Tuan Alen Weitzman, jika Anda berharap akan ada perceraian antara aku dan Larena ... mungkin Anda harus bangun dari mimpi. Karena jika terlalu lama terjebak dalam mimpi, ketika bangun itu terkadang cukup menyakitkan!""Bocah tengik, jaga bicaramu! Sepertinya kau tidak tahu dengan siapa sedang berbicara!" Alen tampak marah. Arfeen mengeluarkan tawa getir, gaya
"Menyewa pengawal pribadi?" tanya Vano."Pa, sebentar lagi adalah kontes produk kecantikan. Aku yakin, akan banyak pihak yang mencoba menjatuhkan Rena dan tak ingin Rena menang. Ya ... harus kuakui kali ini aku setuju dengan Arfeen untuk menjaga Rena lebih ekstra!" jawab Viera. "Aku juga setuju sial pengawal pribadi!" saut Arfeen. "Tapi mencari pengawal pribadi yang benar-benar bisa dipercaya itu tidak mudah!" "Soal itu, biar menjadi urusanku. Aku kenal beberapa orang yang bekerja di perusahaan service guard, aku bisa minta saran padanya untuk mencari pengawal pribadi Rena!" tukas Arfeen. "Tapi apa kau yakin mereka kompeten? Kau yakin mereka memang bekerja di jasa service guard?""Tentu saja, Ma. Kami pernah satu sasana dulu!" Tentu saja Viera tidak percaya begitu saja mengingat asal usul pekerjaan Arfeen sebelumnya. Menantunya itu kan hanya mantan tukang sapu jalan. "Ma, dulu Arfeen juga sering mencari uang tambahan dengan pertarungan di atas ring!" ujar Rena membela. Ia tahu
Radika menoleh Arfeen yang tampak tenang, pemuda itu sama sekali tak menampakan rasa khawatir. "Apakah kau siap?"Arfeen menghela nafas dalam, "Kenapa tidak!" "Kau belum mempersiapkan diri, Nak.""Aku sudah sering menghadapi situasi seperti ini, Kakek tak perlu khawatir!" sautnya bangkit berdiri. Arfeen membungkuk untuk memberi hormat pada mereka. "Kalian semua adalah seniorku, dan aku hanya anak kemarin sore yang masih mentah. Tapi jika memang aku diberi tugas untuk memimpin federasi, aku akan berusaha sebaik mungkin untuk tidak mengecewakan kalian."Ucapan Arfeen sudah jelas bahwa ia menerima tantangan adu kekuatan itu. "Baiklah, Tuan Muda. Dari kami semua, Henri adalah yang memiliki kemampuan bela diri paling mahir. Jika Anda berhasil mengalahkannya, artinya Anda lolos fase pertama untuk menjadi ketua federasi!" ujar Andros. "Baiklah, aku terima itu."Andros menoleh Henri yang masih duduk, "Bagaimana saudaraku, junior kita sudah siap membuktikan diri!"Henri bangkit dari dudu
Tak ada yang menyahut pertanyaan Arfeen. Andros tak menyangka jika ternyata Arfeen sangat tangguh. "Enam tahun hidup di jalanan, membuatku mempelajari ... seperti apa kejamnya dunia yang sesungguhnya. Di mana kau harus menjadi yang terkuat untuk bisa bertahan hidup!" ucap Arfeen dengan nada dingin. Aura dingin seperti itu yang membuat Radika yakin bahwa cucunya mampu menjadi ketua federasi. Ia telah menciptakan monster di depannya sejak bocah itu kecil. 1Kehidupan liar di luar sana hanya akan membuatnya bertambah kuat. Itu sebabnya dulu ia lebih memilih mengusirnya daripada memasukkan ke dalam penjara saat Arfeen menjadi tersangka kecelakaan Malik. Meski ia tahu, di dalam penjara pun Arfeen pasti mampu menjadi pemimpin. Henri masih terpatung di tempatnya, ia tak menyangka jika Arfeen mampu membuatnya tak bisa bergerak dengan menghentikan jalan darahnya. "Cucuku, jangan marah. Mungkin mereka hanya mengujimu!" ujar Radika yang bisa melihat ada benih api amarah di dalam kolam
Viera menatap sinis pada Mya. Ia sangat puas melihat Mya yang selalu sombong padanya itu kini mati kutu. Dan selama ini Mya juga selalu menghindar setiap kali dirinya menanyakan tentang Damian. Padahal Larena rela menjadi perawan tua demi menunggu janji yang Damian pernah umbar. Dan karena bertahun-tahun Damian menghilang, akhirnya karena desakan keluarga besar, Viera pun memaksa Larena untuk segera menikah. Hingga Larena terjebak menikahi seorang brondong miskin yang memiliki pekerjaan hina. Seorang tukang sapu jalan, yang sesekali juga suka terjun ke dalam gorong-gorong untuk membersihkannya. Hal yang sangat memalukan bagi keluarga mereka. Tapi sekarang Arfeen bekerja di Mahesvara Group, tak ada yang tahu kan posisi Arfeen sebagai staf gudang arsip. Jadi Viera bisa memanfaatkan hal itu untuk membungkam mulut teman-temannya. "Apakah benar menantumu bekerja di Mahesvara Group?" tanya Lestari yang meragukan. "Benar." "Apa posisinya? Jangan-jangan dia menjadi cleaning serv