Share

Permintaan Claudia

last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-17 23:08:16

Setelah Claudia selesai menangis, wanita itu mengatakan tidak ingin pergi dengan mata yang sembab. Jadi, perjalanan menuju klinik berubah menjadi ke apartemen Ryuga.

Keduanya sudah berada di apartemen. Claudia menaruh tasnya di sofa dan Ryuga berusaha menarik dasi hitamnya yang masih terpasang rapi.

“Jangan dilepas dulu, Ryuga!” cegah Claudia namun sayangnya … terlambat. Dia mendesah kecewa begitu membalikkan tubuh, tahu-tahu dasi hitam itu sudah terlepas dari tempatnya.

Ryuga tidak bergeming setelah berhasil mencopot dasinya. Manik hitamnya menyorot wajah Claudia yang tampak kecewa.

“Aku ‘kan sudah bilang ingin melukismu … Ryuga,” ucap Claudia dengan nada yang lirih. Kepalanya menoleh ke arah kanvas yang sudah diletakkan Ryuga di atas meja.

“Ya sudah, tinggal pasang lagi, Claudia,” jawab Ryuga dengan enteng menyampirkan kembali dasi yang sudah dilepaskannya itu.

Entah karena suasana hatinya yang sedang tidak baik, Claudia menjadi lebih sensitif. Dia merasa terluka mendengar jawaban R
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Deni Zaenal Asikin
Kalo boleh, pengen nambahin judul novel ini. "Cinta yg Syahdu"
goodnovel comment avatar
Tresna Sumirat Hermiati
Tidurrrrrr ...
goodnovel comment avatar
ElisDha
akhirnya nya update juga
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Presdir Posesif   Sentuh Aku

    Jadi … begini ya rasanya ditolak secara tidak langsung?Claudia mengerjapkan matanya lambat. Dia tidak mengira Ryuga akan meresponsnya begitu. Apa Ryuga sengaja tengah menggodanya?“Kalau menolak ya sudah, aku tidak akan memaksa, Ryuga,” geleng Claudia. Tubuhnya berbalik untuk mengambil tas yang ada di sofa.Giliran Ryuga yang memicingkan mata mendengar respons dari Claudia. Pria itu menghampiri Claudia dan berdiri tepat di belakangnya.“Begitu saja? Kamu tidak berusaha merajuk, Claudia?”Kepala Claudia menggeleng. Dia membalikkan tubuhnya dengan hati-hati dan segera menatap Ryuga.“Aku pinjam kamar mandimu juga ya, Ryuga,” ucap Claudia menepuk bahu pria itu lantas menyunggingkan senyum.Ryuga menukik alisnya melihat Claudia pergi meninggalkannya begitu saja. Dia mendengus tidak percaya. Langkahnya memutar ke belakang, melewati Claudia, dan menerobos masuk ke dalam kamarnya, membuat Claudia menaikkan alisnya.‘Ada apa dengan Ryuga?’ heran Claudia dalam batinnya.Mencoba untuk tidak me

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-18
  • Pesona Presdir Posesif   Gangguan Kesekian

    Mendadak Claudia setengah yakin dan setengah ragu dengan apa yang ingin coba dia lakukan.‘Sejujurnya aku takut … tapi, mengingat Ryuga yang sudah membantuku dalam banyak hal, seharusnya aku juga bisa membantunya ‘kan?’Ya, benar. Claudia hanya harus memikirkan bagaimana cara untuk membalas budi atas apa yang telah Ryuga lakukan untuknya.Suara dua dalam pikirannya ikut berbicara, ‘Tapi, yang benar saja?! Ini terlalu liar untuk seorang Claudia Mada.’Saat Claudia mencoba memikirkan itu, bunyi dering dari ponsel menyala, menandakan ada panggilan masuk. Pandangan Claudia jatuh pada saku celana Ryuga. Pun, Ryuga yang langsung merogoh ponselnya.Terdengar pria itu menghela napas. “Siapa lagi kali ini …,” gumamnya menahan rasa kesal karena aktivitas berduaan dengan Claudia selalu mendapatkan gangguan. “Tunggu sebentar, Claudia,” sambung Ryuga.“O-oke,” sahut Claudia pelan. Dia lebih memilih mendudukkan dirinya di sisi ranjang Ryuga selagi menunggu pria itu selesai dengan teleponnya.“Ya.”

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-19
  • Pesona Presdir Posesif   Ayo Naik ke Atas Ranjangku!

    Mendengar saran dari Tirta, Ryuga teringat akan ucapan tempo hari dari Bu Yuli mengenai Claudia. Jika Bu Yuli tidak bisa memberitahunya secara langsung, Ryuga akan bertanya sendiri pada Claudia.Ini bukan lagi soal penasaran. Ryuga benar-benar menaruh empati serta simpati untuk wanita yang sudah mengisi singgasana hatinya itu.“Apa dia baik-baik saja sekarang, Ryuga?” tanya Tirta di penghujung akhir pembicaraan sebelum Ryuga benar-benar menutup teleponnya.“Kurasa … ya. Aku akan ke kamar untuk melihat Claudia.” Ryuga segera mengakhiri sambungan telepon dan meneguk sisa bir pada kaleng minuman yang dia buang berikutnya pada tong tampah.Lantas Ryuga berjalan menuju kamarnya masih depan pakaian yang terbuka seperti tadi. Saat itu Ryuga menebak jika Claudia sudah tertidur.Namun, pada kenyataannya, ketika Ryuga membuka pintu kamar, dia mendapati Claudia malah asyik bermain ponsel sambil berbaring miring yang menghadap ke arah pintu.“R-Ryuga,” panggil Claudia tampak terkejut dengan matan

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-19
  • Pesona Presdir Posesif   Cuddle

    “Claudia.”Itu panggilan kedua Ryuga karena Claudia masih belum meresponsnya. Dia mendaratkan satu tangannya di atas lengan Claudia, membuat wanita itu tersentak dalam duduknya.Claudia langsung merespons, “Y-ya, Ryuga?”Cepat-cepat Claudia memusatkan pikirannya agar fokus. Tapi, begitu netranya fokus menatap Ryuga, kepala Claudia dibuat pening.‘Masa gini saja kamu lemah, Clau!’ cibirnya dalam hati.Masih ingat jika Claudia menyukai pria tampan? Ryuga ‘kan salah satunya. Namun, tampilan Ryuga dengan rambutnya yang sedikit acak-acakan, tidak mengenakan atasan, duduk dengan posisi kaki kiri yang ditekuk dan tangannya yang di gips bertengker di atas lututnya. Dari sudut mana Ryuga tidak tampak mempesona?Aish! Claudia meneguk ludahnya dalam-dalam. Lantas Claudia menggelembungkan pipinya. Menyaksikan itu membuat Ryuga tertegun.Baru saja Claudia menunjukkan sisi menggemaskannya yang lain. Ryuga memainkan lidahnya di dalam mulut.“Sebenarnya ada apa, Ryuga? Aku sudah naik di ranjangmu lal

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20
  • Pesona Presdir Posesif   Kilas Balik Part 1

    Menanti jawaban Ryuga, Claudia menggigit bibir bawah bagian dalamnya sambil menatap Ryuga lekat-lekat. Claudia mencoba menebak-nebak tentang perasaan Ryuga. ‘Apa mungkin saja Ryuga masih menyimpan rasa pada … Natasha?’ pikir Claudia menyebut nama wanita yang dia tahu adalah sosok ibunya Aruna. Ryuga memang berucap menyukainya. Tapi, Claudia tidak pernah benar-benar tahu isi hati seorang Ryuga Daksa. Memikirkan itu membuat Claudia mendaratkan jari-jarinya meremat pelan di bahu kokoh Ryuga. “Hentikan, nanti sariawanmu bisa parah, Claudia,” tegur Ryuga mengedikkan dagu ke arah bibir cherry Claudia. “Eng~” jawab Claudia menurut. Dia berhenti menggigit bibirnya sendiri. Pandangannya turun, menatap otot perut Ryuga yang terlalu sayang untuk dilewatkan. ‘Jangan salahkan aku jadi lancang begini. Salahkan saja Ryuga yang dengan sukarela mempertontonkan otot-otot perutnya yang menggoda itu,’ cibirnya dalam hati. Pria tampan dengan otot yang tidak berlebihan. Ryuga jelas termasuk tipe pria

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-21
  • Pesona Presdir Posesif   Kilas Balik Part 2

    Claudia pernah mengatakan bahwa kehilangan tidak pernah mudah untuknya.Teringat ucapan itu membuat Ryuga mengusap sisi lengan kanan Claudia kala wanita tersebut terdiam beberapa saat.“M-maaf, Ryuga.” Suara Claudia terdengar bergetar menahan tangis. Claudia terlalu lemah jika itu menyangkut dengan orang tua, terlebih Sang Mama terkasih.Pandangan Claudia naik ke atas, berusaha menghalau air matanya yang sudah menggenang di sudut mata. Dan itu tidak luput dari pandangan Ryuga.Manik hitamnya menyorot lembut. “Tidak perlu dilanjutkan sekarang, Claudia,” ucap Ryuga. Dia tidak bisa mengukur kedalaman perasaan kesedihan seseorang, termasuk kesedihan yang Claudia rasakan. Pun, sebenarnya Ryuga juga tidak tahu seberapa dalam perasaan Claudia terhadapnya.Apakah hanya sebatas menyukai? Menyukai sekali? Atau sangat menyukai sekali?Kepala Ryuga menggeleng samar. Kenapa Ryuga harus memikirkan itu sekarang. Situasinya tidak tepat. Tanpa aba-aba, Ryuga membawa Claudia ke dalam pelukannya.‘Aku m

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-22
  • Pesona Presdir Posesif   Ketika Seniman Jatuh Cinta

    Setelah membujuk Ryuga dengan menuruti apa yang pria itu inginkan, Claudia akhirnya bisa merealisasikan untuk melukis pria itu.Walaupun … ya, bibir cherry-nya sedikit bengkak akibat ulah Ryuga. Claudia mencoba untuk tidak memusingkannya.Dan di sinilah keduanya sekarang. Ryuga duduk di sofa sambil menyilangkan kaki. Manik hitamnya menatap lurus ke depan. Tidak ada senyum di bibir tipis menggodanya.Terhitung sudah belasan menit berlalu Ryuga tetap pada posisi itu. Ketika Claudia sibuk dengan kanvas dan pensil di tangannya, Ryuga memanfaatkan itu dengan memikirkan kejadian beberapa menit sebelumnya.“Jangan tersenyum memperlihatkan gigi ya, Ryuga,” pinta Claudia setelah meletakkan kanvas pada penyangga lukisan.Mendengarnya, Ryuga merasa heran. Dia sudah tampan dengan setelan jas hitam kulit yang dikenakannya tadi. Dan Claudia bilang apa?“Kenapa?” heran Ryuga menaikkan satu alisnya. Manik hitamnya menatap Claudia dibalik kanvasnya penuh selidik. Ryuga mendengus geli. “Takut terpesona

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-22
  • Pesona Presdir Posesif   Ryuga: R-nya Rawr

    Mengangkat telepon tanpa seizin pemiliknya bukan tindakan yang dibenarkan. Tapi, Ryuga tidak dapat menahan rasa penasarannya sehingga dia berujung menerima telepon dari Sam. Urusan bagaimana respons Claudia akan Ryuga pikirkan nanti saja. “Ada keperluan apa menghubungi tunanganku?” Tanpa berbasa-basi, Ryuga melayangkan pertanyaan dengan suaranya yang ketus. Meskipun baru dua kali bertemu, Sam mengenali suara pria yang tiba-tiba saja mengangkat telepon Claudia. Sam tahu betul jika itu Ryuga Daksa. “Rupanya Claudia bersamamu,” gumam Sam menghela napas lega. Mendengarnya, Ryuga mengembuskan napas kasar. “Kalau tidak ada hal penting yang ingin kamu katakan, aku matikan sambungan– “Ryuga,” sela Sam di seberang sana dengan tegas. Pada akhirnya Sam memutuskan bicara, “Apa Claudia baik-baik saja?” Pertanyaan Sam membuat Ryuga terkekeh hambar. Rasanya benar-benar lucu. Setelah semua yang terjadi, Sambara masih berani mengkhawatirkan Claudia? “Tentu, Claudia baik-baik saja bersamaku,” s

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-23

Bab terbaru

  • Pesona Presdir Posesif   Hilang Kewarasan

    Pemberkatan pernikahan Ryuga dan Claudia berlangsung hanya beberapa jam saja. Toh, memang tamu yang hadir juga tidak banyak. Sebelum selesai, para tamu dipersilakan untuk menikmati jamuan yang sudah disiapkan di taman Azzata. Sementara Sang pengantin–Ryuga dan Claudia masih harus melakukan sesi foto, kali ini diminta untuk berfoto dengan sosok lain. “Misiii, Aruna mau ikut foto juga. Tapi, wajib di tengah!” celetuk Aruna–sesosok gadis yang sedari tadi sudah tidak sabar untuk berada di antara Ryuga dan Claudia. Dengan berat hati, Ryuga melerai tautan tangannya dengan tangan Claudia. Ada sedikit ketidakrelaan. Mau tidak mau, Ryuga menggeser beberapa langkah agar Aruna bisa bersebelahan dengan Claudia. Pria itu berkomentar, “Setelah kamu, gantian Daddy juga mau di tengah, Aruna.” Nada suaranya seolah menyiratkan jika Aruna harus setuju dengan apa yang Ryuga katakan. Mata besar Aruna melirik Ryuga dengan horror. Sikap keposesifan Ryuga bahkan berlaku untuk putrinya sendiri. Aruna mengg

  • Pesona Presdir Posesif   MENIKAH

    Lain halnya di ruangan mempelai pengantin pria, Ryuga saat ini hanya ditemani oleh sahabatnya, dr.Tirta. Pembawaan Ryuga yang tampak tenang diacungi jempol oleh sahabatnya. “Tinggal beberapa menit lagi prosesi pemberkatan pernikahan dimulai, Ryu,” beritahu Tirta saat melirik jam yang melingkar di tangan kirinya. “Kamu dan Claudia akan menikah,” geleng Tirta masih tidak percaya sampai detik sekarang. Selaku orang yang paling mengenal Ryuga sedari lama, Tirta merasa takjub pada akhirnya Ryuga bisa menemukan seseorang yang dicintai dan juga mencintainya. Ryuga memperlihatkan senyum mahalnya. “Mmmm,” angguknya. Kemudian dia merasakan tepukan di pundaknya. Begitu Ryuga menoleh, dia menemukan wajah Tirta tahu-tahu sudah dekat dengannya. Pria itu berbisik di telinga Ryuga. “Sudah siap untuk malam pertamamu, Ryu?” Pertanyaan Tirta jelas menggoda Ryuga. Obrolan semacam ini terkadang terjadi saat pernikahan. Lagipula Tirta adalah orang terdekat Ryuga dan keduanya sama-sama pria. Air wajah R

  • Pesona Presdir Posesif   Siap Menikah? Siap!

    Satu hari bergerak bak dalam satu kedipan. Karena saat membuka mata, Claudia tahu-tahu sudah ada di sebuah ruangan yang terdapat cermin berukuran besar di pojokan sehingga pandangannya tertuju ke arah sana. Claudia meneguk ludahnya dalam-dalam. Di depan cermin tersebut Claudia bisa melihat dirinya sendiri tengah duduk mengenakan gaun pengantin putih dan tengah memegangi buket bunga kecil dalam genggaman kedua tangannya. Wajah cantik yang dilihatnya adalah hasil make up dari satu jam yang lalu. Dia mengangkat satu tangan untuk menyentuh pipinya. Namun, tidak benar-benar menyentuh, dibiarkan mengambang. Claudia bergumam pelan, “I–ini bukan mimpi ‘kan?” Rasa-rasanya baru dua hari yang lalu dia masih sibuk bekerja di kampus, kemudian menghabiskan malam bersama teman-temannya, dan kejadiannya begitu cepat … hari pernikahannya sudah tiba. Claudia akan menikah dengan Ryuga–pria yang dia cintai. Pun, sebaliknya. Pintu besar di hadapannya diketuk. Sebuah suara berat menyeletuk dari luar, “

  • Pesona Presdir Posesif   Vitamin Dosis Tinggi

    Mendadak saja Ryuga terkekeh hambar. Bahkan saat statusnya sudah resmi menjadi suami dari Claudia Mada nanti, Ryuga tetap harus menahan diri?! Wah, buruk sekali nasibnya. “Yang benar saja,” gumamnya pelan sambil menggelengkan kepalanya tidak percaya. Dia sampai membuang wajahnya ke samping. Sial. Raut wajah Ryuga yang tampak kesal membuat Claudia keheranan. Dia bertanya, “Ada apa, Ryuga?” Claudia membenahi posisi duduknya. Sedikit ragu, dia meraih rahang pria itu dan mencoba menggerakkannya agar menatap lurus tepat pada netra matanya. Dia meralat pertanyaannya tadi, “Apa ada yang salah, Ryuga?” Ditodong pertanyaan seperti itu, Ryuga memicingkan mata. Satu tangannya naik, meraih tangan Claudia di sisi rahangnya kemudian tanpa diduga Ryuga mendaratkan kecupan di pergelangan tangan Claudia. Napas Claudia tercekat. Dia tidak bisa berkutik saat pria itu menaikkan pandangan untuk bertukar pandangan. Jantung Claudia kian berdebar kencang. Pertama, karena aksi Ryuga barusan. Kedua, mere

  • Pesona Presdir Posesif   Menjelang Hari-H

    “Claudia ….”Ekspresi wajah Ryuga sedikit memerah. Rahangnya tampak mengeras. Manik hitamnya menyorot tajam ke arah Claudia. Perlahan Ryuga melangkahkan kaki untuk berjalan mendekati wanitanya.‘Astaga, sepertinya aku membuat kesalahan!’ ringis Claudia dalam batinnya.Tanpa mengatakan apa pun, Ryuga segera menarik lembut tangan Claudia dan menyembunyikan tubuh wanita tersebut dari pandangan sosok pria lain di hadapannya.“Ayolah, yang benar saja,” dengus pria tersebut. Dia menunjuk dasinya yang belum selesai dipasangkan dengan jari-jari tangannya yang terluka. “Wanita itu belum selesai–“Wanita yang kamu maksud wanitaku, Argus Adiwilaga,” sela Ryuga penuh penekanan. Manik hitamnya menyorot tajam Argus.Sosok Argus Adiwilaga terkekeh sinis. Dia sama sekali tidak terintimidasi oleh Ryuga. Pria itu menyahut dengan santai. “Ya, tentu aku tahu siapa wanita cantik di belakangmu.”“Claudia Mada,” jeda Argus sambil berusaha mencuri pandang ke arah Claudia dibalik tubuh Ryuga.Sementara itu Cl

  • Pesona Presdir Posesif   Tidak Diundang

    “Dirga.” Tidak hanya memanggil dengan lembut, Aruna juga mendaratkan satu tangannya di atas tangan Dirga. Mata besarnya menatap Dirga penuh harap. Pandangan Dirga jatuh, menatap tangan Aruna yang menyentuhnya. Jauh di dalam lubuk hatinya, ada perasaan yang tidak bisa Dirga jabarkan dengan gamblang. “Please … Dirga.” Aruna tampak memohon dengan suara yang lirih. Firasatnya mendadak buruk. Lantas pandangan Dirga naik untuk menatap Aruna lagi. Sekelebat wajah Garvi muncul bak layar hologram. Gadis itu kembali berucap, “Kasih tahu aku maksud kamu apa, Dir?” Tangan Aruna meremat halus tangan pemuda itu. Terdengar embusan napas berat Dirga. “Besok selesai kuliah, gue jemput lo, Aruna. Kita ketemu sama Garvi.” Dirga mengatakan itu dengan nada suara yang final. Kepala Aruna mengangguk kuat-kuat. “Oke, besok aku ikut!” sahut Aruna terdengar antusias. Dia belum menyadari keanehan yang bisa ditemukan pada Dirga. Diam-diam pemuda itu bersyukur Aruna berhenti bicara dan berhenti bertanya. K

  • Pesona Presdir Posesif   Fakta Baru

    Selagi Aruna memundurkan langkah, sosok pria itu kian maju mendekati Aruna ditambah senyum seringaiannya yang tampak membuat ngeri.“T–to-long …,” gumam Aruna dengan napas yang terdengar putus-putus. Bahunya naik turun dan badannya tampak gemetar. Perasaannya bergemuruh. Entah apa yang membuatnya sampai bereaksi berlebihan seperti ini.“Runa?” panggil Anjani yang belum membaca keadaan. Dia kebingungan melihat Aruna yang tampak ringkih ketakutan.Sementara Lilia dan teman-temannya di belakang sana menyadari ada kejanggalan. Mereka persis di belakang Aruna. Dengan sigap Lilia langsung maju dan menempatkan dirinya di hadapan Aruna.Gadis itu segera dipegangi oleh Zoya dan Fanya di masing-masing kanan dan kiri. Fanya segera melayangkan pertanyaan, “Kamu baik-baik saja, Aruna?”Namun, Aruna belum memberikan respons. Zoya dan Fanya saling menatap satu sama lain seolah bertanya, ‘Apa yang terjadi?’“Aku mau berbicara dengan gadis kecil itu,” tunjuk sosok pria tadi ke arah Aruna yang tertutu

  • Pesona Presdir Posesif   Bertemu untuk Pertama Kali

    “Kamu lihat Aruna, Claudia?” Usai keluar dari ruangan pintu darurat, Ryuga melirik Claudia dan baru menanyakan soal putrinya. Sebelum tiba di kampus, selain mengirimkan pesan pada Bu Yuli, Ryuga juga mengirimkan pesan untuk Aruna. Tapi, tidak ada tanda-tanda Aruna membalas pesan bahkan membacanya. Claudia menggelengkan kepalanya ragu. “Aku belum bertemu Aruna hari ini, Ryuga.” Pun, Claudia sendiri tidak keluar jauh-jauh dari ruangan dosen dan prodi. Menelisik raut wajah tampan Ryuga yang tampak gelisah, Claudia memberikan rematan halus pada tangan pria itu. Pandangannya jatuh ke arah jam tangan yang dipakainya, mengira-ngira waktu yang tersisa sebelum acara dimulai. Lantas Claudia menatap Ryuga lagi. Dia meneguk ludahnya dalam-dalam. “Kamu keberatan kalau aku meminta bantuan Dirga untuk mencari Aruna, Ryuga?” Mendengar nama Dirga disebut, Ryuga menaikkan kedua alisnya. “Pemuda itu belum pergi, Claudia?” Ryuga tidak lupa pembicaraan Dirga dan Aruna di ruang tamu rumahnya pagi itu

  • Pesona Presdir Posesif   H-3

    Dua puluh menit lagi seminar untuk career preparation dalam acara Job Fair yang diadakan kampus Tuma akan segera dimulai. Selaku dosen muda yang ikut dilibatkan, Claudia seharusnya saat ini tengah ada di aula acara tersebut. “Kenapa Tante Yuli mengajakku untuk berbicara di sini?” tanya Claudia keheranan. Dia membiarkan punggungnya bersandar di dinding tembok sambil kedua tangan tengah memeluk dirinya sendiri. Pandangan Claudia mengedar ke sekeliling, tidak ada apa pun di dalam ruangan pintu darurat. Hanya ada sebuah tangga untuk akses dari ruangan atas yang belum sepenuhnya jadi. Lima menit yang lalu Tante Yuli menemui Claudia seraya mengatakan, ‘Sebelum acara, bisa kamu ke ruangan pintu tangga darurat dekat gedung prodi kita, Clau? Ada hal penting yang Tante ingin bicarakan.’ Alih-alih mengajaknya berbicara di ruangan fakultas, Bu Yuli malah mengajaknya berbicara di ruangan pintu darurat. Sekon berikutnya, Claudia tersentak. Dia segera menegakkan tubuhnya. ‘Tunggu … Tante Yuli tida

DMCA.com Protection Status