Share

Menyusun Rencana

last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-07 19:58:57

“Kalau lo cuma mau main ponsel, nggak usah paksa gue buat ke luar, Aruna. Buang-buang waktu gue aja.”

Aruna menaikkan pandangan saat mendapat teguran dari Dirga, kekasihnya yang rupawan. Alhasil, Aruna menaruh ponselnya di atas meja dengan posisi layar kaca menghadap meja.

“Maaf, Dirga. Barusan Daddy kirimin foto sama calon mommy-ku. Mereka romantis banget deh, malam malam berdua,” cerita Aruna.

Gadis itu mulai menyantap ayam yang sudah dipesannya sejak beberapa saat lalu dengan senyum mengembang di bibirnya. Sementara Dirga sudah menghabiskannya dua potong selagi Aruna memainkan ponselnya.

“Daddy lo mau nikah lagi?” Dirga bertanya tanpa menatap Aruna. Lebih baik melihat potongan-potongan ayam besar yang menggoda.

Padahal Aruna selalu tampak cantik … di mata orang lain. Lihat saja ke beberapa meja yang ada di sana, beberapa pemuda meliriknya terang-terangan karena kelihatannya Dirga sangat tak acuh.

“Iya, Daddy harus nikah lagi. Pokoknya harus!” seru Aruna dengan antusias. “Soalnya ak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
titin suprihatin
hadeh, ga suka krn apa takut kalo lo ga kebagian warisan apa. lebih ga masuk akal lg elo, dr keluarga terpandang eh tapi kelakuannya kek orng ga berpendidikan.
goodnovel comment avatar
Herni Utami
dirga2 sok jual mahal giliran aruna pilih yg lain baru tau rasa ......
goodnovel comment avatar
Tria Ia
mau bertanya, apa bisa kembali ke setelan sebelumnya (menggunakan waktu) bila sudah pernah membeli koin ?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Presdir Posesif   Berita Sampah

    Esok harinya, pagi-pagi sekali berita gosip sudah wara-wiri di layar televisi. Sosok Ratih sengaja bangun pagi demi melihat gosip terbaru yang langsung menjadi trending topik.“Aku yakin cara ini pasti berhasil,” ucapnya seraya berlalu dari kamar dengan raut wajah puas karena rencana kedua kini mulai berjalan.Dia buru-buru turun ke bawah menuju ruang makan. Di sana sudah ada Eyang Ila, Rudi, dan Emma. Suaminya Angga tidak pulang semalam. Maka, pagi ini tidak menunjukkan batang hidungnya.“Selamat pagi semuanya,” sapa Ratih kepada keluarganya itu. Wanita itu mengedarkan pandangan menatap wajah-wajah itu bergantian. Tampaknya mereka sudah melihat kabar berita pagi ini dilihat dari ekspresi wajahnya.“Aku tadi melihat berita tentang Bellanca Grey yang terbaru.” Ratih membuka suaranya lagi. “Kakak sudah lihat beritanya?” Baik Rudi maupun Emma mengangguk. Orang kepercayaannya melapor dengan segera jika itu berhubungan dengan keluarga Daksa.“Semoga saja Claudia tidak melihat beritanya,”

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-07
  • Pesona Presdir Posesif   Jemputan Pagi

    “Kamu lebih suka siapa, Aruna? Claudia atau Bella?” Alih-alih menjawab pertanyaan putrinya, Ryuga malah mengajukan pertanyaan. Daddy satu anak itu melemparkan senyum menggoda sebelum meneguk air putih, menandakan dirinya telah selesai sarapan. “Bu Claudia dong, Daddy. Aruna cuma mau Bu Claudia yang jadi Mommynya Aruna,” rengeknya sambil mempoutkan bibirnya. Claudia sudah mengambil hatinya Aruna tanpa bersusah payah. Gadis itu juga merasa jika Claudia adalah wanita yang tepat untuk bersama Ryuga. Sepasang manik hitamnya menyorot lembut ke arah putrinya. “Memang Claudia mau?” “Daddy harus bikin Bu Claudia maulah pokoknya. Aruna nggak mau tau, ya.” Gadis itu lalu menggembungkan pipinya. Ryuga hanya balas terkekeh. Tangannya maju untuk mengusap puncak kepala Aruna. Sesi perbincangan pagi ini harus berakhir karena Ryuga harus segera berangkat ke kantor. “Mau berangkat sekarang atau nanti?” Masih dalam posisi duduk, Aruna melirik jam di tangannya. “Aruna nanti aja. Masuk kelasnya jam

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-08
  • Pesona Presdir Posesif   Panggilan Akrab

    Fyuhhhh~Claudia membuang napasnya setelah menyadari jika apa yang dia tanyakan pada dirinya sendiri adalah pertanyaan bodoh.Dia kembali melanjutkan langkah, segera keluar dari rumah setelah mengucapkan, “Aku pergi,” yang langsung disahuti Larissa dengan teriakan, “Hati-hati.”Jika berita itu benar, Ryuga dan Bellanca akan menikah, maka itu bagus untuk Claudia. Kontrak pertunangan keduanya akan berakhir. Bukankah itu kabar baik?“Berangkat sekarang, Mbak?” Claudia memfokuskan pandangan ke arah Dirga lalu mengukir senyum di bibir cherry-nya.“Uhm I-iya,” angguk Claudia.“Mbak dijemput siapa?” tanya Dirga penasaran.Claudia mengangkat kedua alisnya, “Haa?”Lalu jari telunjuk Dirga menunjuk ke luar pekarangan rumahnya, tepat pada sebuah mobil hitam yang sudah terparkir di sana. Mata Claudia memelotot seketika.‘Kok Ryuga cepat banget datangnya!?’ Batin Claudia tak habis pikir.Dia memutar otaknya cepat. Lagi-lagi Claudia harus menciptakan kebohongan di depan pemuda ini.“Mbak … pesan l

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-08
  • Pesona Presdir Posesif   Pertengkaran Pertama

    “Kamu mempermasalahkan hal sekecil itu, Claudia?”Ryuga tak mengira jika Claudia akan mengatakan demikian. Ekor matanya terus melirik Claudia yang tampak kelihatan murung.Di tengah-tengah itu, ponsel Ryuga berdering. Nama sekretarisnya tertera di layar ponsel yang Ryuga taruh pada dashboard mobil. Tangan Ryuga langsung mengambil headset tanpa kabel untuk menyambungkan telepon.“Ya, Diana?”Sekilas Claudia melirik Ryuga lalu mengalihkan pandangannya keluar jendela. Pagi ini suasana hatinya buruk sekali.“Katakan pada Bella untuk menungguku.” Suara Ryuga mengudara lagi.Mendengar nama Bellanca disebut, Claudia menahan napas. Rasanya oksigen di dalam mobil Ryuga membuat dadanya sesak.“Claudia,” panggil Ryuga setelah dia mematikan telepon dengan Diana.“Bisa turunkan aku di depan, Ryuga?” Claudia mengangkat jari telunjuknya ke arah halte bus.“Jangan konyol, Claudia. Untuk apa kamu turun di sana?” tanya Ryuga dengan ketus.Claudia mengepalkan kedua tangannya yang diletakkan di atas paha

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-09
  • Pesona Presdir Posesif   Kekasih Cueknya Aruna

    UHUKKK UHUKKKSeorang gadis tersedak saat tengah meminum susu kotak strawberry miliknya. Pemuda di samping gadis itu langsung mengalihkan perhatiannya dari ponsel demi melihat keadaan kekasihnya.“Pelan-pelan ‘kan bisa minumnya? Nggak ada yang bakal minta susu kotak strawberry lo, Aruna,” omelnya sambil meraih tissue yang ada di meja kantin.Ya, gadis yang tersedak itu Aruna. Dia hendak meraih tissue yang disodorkan Dirga. Namun, ternyata pemuda itu membersihkan area mulut Aruna dengan tissue tersebut.“He-he iya maaf, aku kaget,” ringis Aruna. Dia bersyukur tersedak karena Dirga yang biasanya cuek jadi perhatian seperti ini.Manik hitam Dirga menatap Aruna tajam. Pemuda itu menarik tangannya dan membuang tissue itu ke tong sampah tak jauh dari tempat duduknya.Lalu Dirga dengan cuek kembali ke aktivitasnya semula, fokus dengan ponselnya, mengabaikan Aruna.“Kamu nggak nanya aku kaget kenapa, Dirga?” tanya Aruna memasang wajah murungnya seketika.“Nggak penting,” sahut Dirga datar.Ar

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-09
  • Pesona Presdir Posesif   Aku Bisa Sendiri

    Setelah sampai di ruangan dosen, Aruna malah mematung. Dia mendadak ragu untuk menghampiri Claudia yang sedang duduk di mejanya.Sosok wanita cantik itu tampak memikirkan sesuatu.‘Apa baiknya aku nggak perlu kasih tahu Bu Claudia?’ tanya Aruna dalam hatinya. Gadis itu takut mengganggu pekerjaan Claudia.Namun, belum sempat berbalik, Claudia lebih dulu menemukan presensi Aruna. Claudia melambaikan tangan, menyuruh Aruna menghampirinya.Di tempatnya berdiri, Aruna menggelengkan kepala. ‘Kayaknya nggak deh.’Lantas Aruna buru-buru berbalik dan melangkahkan kakinya ke luar dari ruangan dosen.“Lho, kenapa?” Melihat kepergian Aruna, Claudia bangkit dari duduknya dan cepat menyusul gadis itu keluar.Untungnya, langkah Aruna tidak secepat langkah Ryuga sehingga Claudia masih bisa menyusulnya.HAPClaudia menangkap lengan kiri Aruna. Tubuhnya maju ke depan untuk berhadapan dengan Aruna“Kenapa pergi? Kamu mau temui Ibu?” tanya Claudia menaikkan satu alisnya.Satu tangan Aruna naik untuk meng

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-10
  • Pesona Presdir Posesif   Dicepuin

    Sempat salah mengambil langkah, Ryuga terdiam sejenak setelah Claudia mematikan sambungan telepon. Ryuga cukup merasa bersalah dengan menurunkan Claudia pagi tadi. Dan perasaan itu kembali menghantuinya.Manik hitam Ryuga menyorot tajam ke arah Bellanca. “Aku tidak akan membuat kesepakatan apa pun, Bella. Jika memang kamu berani mengungkap identitas Aruna, silakan saja …,” jeda Ryuga sambil bangkit dari duduknya.Setelah Bellanca mengancamnya di kantor, Ryuga belum sempat bisa membahas itu karena dia memiliki pekerjaan yang harus dikerjakan. Maka, Ryuga sepakat menemui Bellanca di kediamannya untuk membicarakan hal ini.Namun, saat Ryuga pergi ke kamar mandi sebentar, Bellanca malah dengan lancang mengangkat telepon dari Claudia.“Tapi, akan ada harga yang harus dibayar ‘kan?” dengus Ryuga dengan nada final.Tanpa harus menunggu Bellanca merespons ucapannya, Ryuga pergi meninggalkan kamar hotel Bellanca dengan langkahnya yang super cepat.Ryuga harus menemui Claudia. Dia menduga Bella

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-11
  • Pesona Presdir Posesif   Lima Menit Kedua

    Sesekali menolak Ryuga bukan masalah besar ‘kan?Claudia mendadak gelisah dalam duduknya sambil mengigiti bibir bawahnya. Satu tangannya masih setia menggenggam ponsel yang sudah diatur dalam mode hening. Sudah tiga kali Ryuga menelepon Claudia. Namun, tak ada satu pun yang Claudia angkat.Sekarang Claudia sudah mengganti bajunya dengan piyama. Wajah tanpa polesan make up membuat Claudia tetap cantik natural. Rambutnya juga dicepol tinggi-tinggi. “Dir, ponsel lo angkat dulu gih. Berisik banget,” keluh Aland yang merasa terganggu dengan aktivitas keduanya yang sedang bermain playstation atau PS.“Mbak, tolong angkat teleponnya dong. Bilangin sama Aruna gue lagi nggak mau diganggu.” Kepala Dirga menoleh ke belakang sambil menyodorkan ponsel miliknya. Claudia yang duduk di sofa langsung menghindar. Kedua tangannya menyilang di depan dada.“Bilang sendiri, Dirga,” titah Claudia menolak permintaan pemuda tersebut.Maka, tak ada pilihan lain, Dirga menyimpan stik PS, dan langsung pergi men

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-11

Bab terbaru

  • Pesona Presdir Posesif   Kesalahan Riel

    Selagi Ryuga mengambil tab dan catatan di ruangan kerjanya, secara bersamaan dia mendapatkan panggilan telepon dari Riel. Pria dengan tahun kelahiran yang sama dengan Claudia itu menanyakan satu dua hal terkait kontrak kerjasama dengan perusahaan lain.“Besok aku tinjau kembali terkait kontrak dari perusahaan yang kamu maksud, Riel. Sekarang, aku harus menemui Claudia dulu.” Dengan kata lain, Ryuga sedang tidak mau diganggu.Bisa berduaan dengan Claudia adalah waktu emas bagi Ryuga. Jadi, tidak boleh disia-siakan.“Baik, Pak Ryuga.”Ibu jari Ryuga yang hendak menekan tombol merah di layar ponsel tertahan saat mendengar suara Riel bicara lagi di seberang sana. “Apa Anda sedang bersama Bu Claudia, Pak Ryuga?”Mendapatkan pertanyaan itu, Ryuga mengurungkan niat untuk mengakhiri panggilan. Dia menautkan alis. “Kenapa kamu ingin tahu, Riel?” tanyanya dengan nada cukup sinis.Riel menahan napas menyadari betapa bodohnya pertanyaan itu. Dia sesaat lupa jika Ryuga benar-benar bersikap posesif

  • Pesona Presdir Posesif   Pernyataan Sayang

    Keputusan Aruna sudah benar dengan tidak ingin menambah urusan Claudia lebih banyak. Kini Claudia tengah dibuat pusing karena Emma menodongkan pertanyaan yang cukup membuat Claudia kepikiran.‘Memikirkan jawaban untuk pertanyaan Tante Em jauh lebih sulit dibandingkan memikirkan jawaban untuk pertanyaan mahasiswa,’ batin Claudia seraya menggeleng-gelengkan kepala.Saking fokus berpikir sambil melamun, Claudia sampai tidak lagi mengikuti alur cerita film yang tengah ditontonnya sejak lima belas menit lalu bersama Ryuga. Merasa diabaikan, Ryuga berusaha mencari perhatian. Bersama Claudia, Ryuga merasa menjadi pria yang haus dengan atensi dan juga … sentuhan.Demikian, Ryuga mengubah posisinya yang duduk menjadi terbaring dengan kepala yang sengaja dijatuhkan di atas paha wanita itu.Tindakan kecil Ryuga tersebut berhasil membuyarkan lamunan Claudia. Pandangan Claudia turun dan langsung bertukar pandangan dengan manik hitam Ryuga.“Beritahu aku apa yang mengganggu pikiranmu saat ini, Clau

  • Pesona Presdir Posesif   Nama yang Kembali Disebut

    Tampak seorang pemuda tengah berdiri seorang diri di dekat tempat pembelian tiket masuk. Dia baru saja membeli dua tiket untuk masuk ke dalam wahana bermain. Bibir tipisnya mengulas senyum kecil menatap tiket di tangannya lamat-lamat. Satu tiket untuk dirinya dan satu lagi untuk seorang gadis berharga baginya. Membayangkan keduanya akan menghabiskan waktu berdua membuat Dirga tersenyum sendiri. Detik berikutnya, Dirga menggelengkan kepalanya. Jangan senang dulu, pikirnya. Lantas Dirga meluruskan pandangannya. Dari jarak satu meter, Dirga melihat Aruna berjalan tidak sendirian. Gadis itu ditemani dua sosok yang sangat Dirga kenali. "Apa itu Aland sama Anjani?" gumam Dirga seraya melorotkan kacamata hitamnya ke bawah. Kedua alis Dirga menukik kesal. Sepertinya tebakannya tidak meleset. Aruna memang datang bersama Aland dan Anjani. "Udah lama nunggunya, Dir?" Hilang sudah sapaan manis dari Aruna yang biasa diucapkannya pada Dirga. Kini, Aruna tampak kehilangan minat untuk berbicara

  • Pesona Presdir Posesif   Menjemput Anjani

    Jika Ryuga dan Claudia tengah sibuk dan kewalahan karena baik Emma maupun Ratih mulai membahas tentang pernikahan, di sisi lain mobil yang dikendarai Aland baru saja tiba di depan kompleks perumahan Anjani. Tampak Anjani yang ke luar dari pos satpam. Gadis itu sepertinya menunggu di sana. Dia berlarian kecil sehingga membuat poninya bergerak lucu. “Pagi, Runa!” panggil Jani seraya mendekat ke arah mobil. Dibalik poninya yang sedikit menutupi pandangan, dia bisa melihat sosok lain selain Aruna di mobil tersebut. Demikian, Anjani sedikit memiringkan kepalanya untuk menatap ke arah sosok tersebut. Dia tidak lagi terkejut sebab Aruna sudah memberitahunya tentang sosok itu. Karena itulah Anjani setuju untuk ikut. Aruna melambaikan tangan lalu mengembangkan senyum cerahnya dan membalas, “Pagi, Jani. Ayo masuk!” titah Aruna. Detik setelah Aruna mengatakan itu, Aland–sosok lain dan tidak bukan di sebelah Aruna ke luar dari mobil. “Mau ke mana, Om Aland?” tanya Aruna keheranan. Pandangann

  • Pesona Presdir Posesif   Baju Prewedding?

    Emma mengabaikan Ryuga karena dua hal, pertama karena ternyata Ryuga sudah sembuh. Itu bisa dipastikan saat Emma melihat putra semata wayangnya itu bisa berdiri dan menimpali ucapannya. Dan yang kedua jelas karena Claudia Mada. Emma meneriaki nama wanita itu sekali lagi sesaat sebelum si pemilik nama ke luar dari salah satu ruangan yang ada di rumah Ryuga. “Tante Emma?” panggil Claudia pelan saat melihat sosok Emma. Dalam hatinya Claudia berbicara, ‘Apa tamu barusan itu Tante Emma?’ “Syukurlah ….” Ekspresi wajah Emma yang panik kini perlahan berubah menjadi raut wajah penuh kelegaan. Dia mengelus dadanya perlahan. Baru saja Emma mendapati Claudia keluar dari ruangan kerja Ryuga, bukan dari kamar. Hal itu membuat Emma merasa lega tanpa mengetahui kejadian beberapa saat lalu dirinya datang. Dia mendekati Claudia dengan langkah tergopoh-gopoh. “Kamu di sini karena mendengar Ryuga sakit, Clau?” Seketika Claudia meringis. Dia menatap Emma dengan pandangan tidak enak. “I–iya, Tan

  • Pesona Presdir Posesif   Tamu tak Diundang

    Sadar jika kamar adalah tempat yang paling ‘berbahaya’, Claudia meminta Ryuga untuk membawanya ke ruangan lain. Claudia sempat berpikir, ‘Jika bukan di kamar, semua akan aman. Baik aku dan Ryuga tidak akan berlebihan.’Namun, tidak ada orang yang benar-benar pasti bisa menebak yang akan terjadi selanjutnya.Keduanya berakhir ada di ruangan kerja Ryuga dengan posisi sekarang ini Claudia tengah duduk di atas pangkuan Ryuga. Sementara Ryuga terduduk di atas kursi kerjanya.Mmhh~Suara lenguhan Claudia terdengar. Di sela-sela perang bibir keduanya, Ryuga melarikan kedua tangannya pada tubuh Claudia. Satu di leher dan satu di paha wanita itu. Claudia memberikan respons dengan menyelipkan jari-jari telunjuknya ke dalam helaian rambut Ryuga.Pagutan panas keduanya terlepas kala Sang pria menyadari jika wanitanya membutuhkan pasokan oksigen untuk bernapas. Tampak benang saliva sisa-sisa penyatuan lidah keduanya tampak mengkilat di sekitaran bibir.“Claudia,” panggil Ryuga dengan suara rendah.

  • Pesona Presdir Posesif   Mendapatkan Vitamin Cherry

    Usai mengantarkan Aruna dan Aland, Ryuga dan Claudia masuk kembali ke dalam rumah. Claudia mendadak fokus pada ponsel di tangannya karena kebetulan ada pesan masuk dari Dirga. [Dirga: Di kehidupan selanjutnya, gue nggak mau terlahir sebagai anak tunggal. Gue mau punya Mbak … kayak Mbak Claudia.] Mendapatkan pesan itu, Claudia tidak dapat menahan senyumnya. Dia membatin, ‘Hmm, kayaknya kalau aku dilahirkan kembali juga aku maunya adikku dua. Aland dan Dirga.’ Meskipun sikap kedua pemuda itu tampak sama, sebelas dua belas. Namun, baik Aland dan Dirga memiliki sikap yang berbeda. SRETTTT Terdengar bunyi sesuatu yang ditutup di belakang sana. Hal itu berhasil mengejutkan Claudia. Wanita itu menolehkan wajahnya ke samping terlebih dahulu, Claudia baru menyadari jika Ryuga tidak berjalan di sisinya. ‘Lho, mana Ryuga?’ Detik berikutnya, Claudia menyeletuk, “Ryuga?” panggilnya selagi tangannya memasukkan ponsel ke dalam saku celana. “Aku di sini, Claudia,” sahut Ryuga dengan suaranya

  • Pesona Presdir Posesif   Pacaran Nggak Bikin Cocok

    Insiden air minum itu membuat Aland kesal. Pada akhirnya, Ryuga menyodorkan segelas air minum padanya karena Aruna mengambil gelas milik Claudia. “Jadi minum atau tidak, Aland?” tanya Ryuga dengan alis yang sudah menukik kesal karena pemuda di hadapannya tak kunjung menerima gelas air minum yang disodorkannya. Ujung-ujungnya Aland segera mengambilnya. “Makasih, Om.” Lantas Aland meneguk dan menghabiskan setengah air dari gelas itu. Dia mengusap bibirnya kasar. Pandangan yang dilayangkan Aland pada Claudia tampak sinis. “Mbak udah nggak sayang gue lagi sekarang?” Ditodong pertanyaan seperti itu, Claudia menatap Aland dengan tatapan nanar. “Kamu … ngerasanya gitu, Al?” Jika memang Aland merasa seperti itu, Claudia merasa bersalah. Air wajahnya berubah menjadi murung. “Pertanyaan gue yang barusan nggak serius kok, Mbak, hehe,” cengir Aland sambil memegangi leher belakangnya. Dia lupa jika kakak perempuannya adalah pribadi yang sensitif dan gampang kepikiran. Mata Claudia memicing m

  • Pesona Presdir Posesif   Dua Bocil Kematian

    Mendadak saja terlintas sebuah ide di kepala Claudia untuk melakukan penawaran dengan Ryuga. Alhasil Claudia tidak segera menjawab. Sengaja Claudia membuat dirinya agak mundur ke belakang. Akan tetapi, Ryuga menarik pinggang ramping Claudia agar tetap berada di posisinya.“Tidak mau memberikannya, Claudia?” tanya Ryuga mengkonfirmasi dengan suaranya yang terdengar rendah.Kepala Claudia menggeleng. Dia baru menjawab, “Dengan senang hati, Ryuga.”Pandangan Claudia turun untuk melihat bibir tipis Ryuga. Bohong jika Claudia tidak merasa kecanduan. Cepat-cepat Claudia menaikkan pandangannya lagi.Hanya Ryuga satu-satunya pria di antara pria lain yang pernah dekat dengannya, yang seakan terobsesi dengan bibir cherry milik Claudia.‘Apa kata Ryuga tadi? Vitamin C-nya adalah bibir cherry-ku?’ batin Claudia masih tidak habis pikir.Jawaban Claudia membawa Ryuga pada tindakan memiringkan wajah, hendak menjemput vitamin C yang ada pada bibir cherry Claudia. Namun, Claudia memundurkan wajah.“A–

DMCA.com Protection Status