Beranda / Romansa / Pesona Presdir Posesif / Claudia Aslinya ... Tidak Seperti Itu

Share

Claudia Aslinya ... Tidak Seperti Itu

last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-23 06:08:04

Pertanyaan Dirga tidak dihiraukan Aruna. Yang benar saja … cemburu?!

“Jangan temui Bu Clau dulu,” cegah Aruna. Dia ingat, Daddy-nya akan menemui Claudia. Apa jadinya kalau Dirga melihat keduanya bersama?

“Kalau lo nggak mau, yaudah.” Dirga berlalu setelah mengatakan itu.

Mata besar Aruna terbelalak. Dia memutar otak mencari cara supaya Dirga tidak menemui Claudia sekarang.

‘Aduh, gimana ini? Kalau Dirga nekat nemuin Bu Clau sekarang, bisa aja Bu Clau lagi sama Daddy.’

Lalu tiba-tiba saja terdengar bunyi jatuh yang agak cukup keras di lantai. Otomatis itu menghentikan langkah Dirga yang belum terlalu jauh. Kepala pemuda itu menoleh ke belakang. Dia melihat Aruna yang sudah jatuh terduduk di lantai dengan napasnya yang pendek-pendek.

“Arunaaa!” seru Dirga tanpa pikir panjang membalikkan tubuhnya agar kembali menghampiri Aruna.

Cepat-cepat Dirga mengambil inhaler yang tergantung di tali tas bahu Aruna dan membantu menyemprotkan benda mungil itu ke dalam mulut Aruna.

Dirga tidak mempeduli
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Tresna Sumirat Hermiati
lanjuuuuuuuuuut
goodnovel comment avatar
Falisha Irsan
waahhh Ryu pasti penasaran tuh dg cerita hidup Claudia masa ibunya baru meninggal dunia. Qt yang baca juga ingin tau donk Thor.. lanjut lagi Thor. SEMANGAT!!!
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Presdir Posesif   Tangga Darurat Ketiga Kalinya

    Entah apa yang dibicarakan Ryuga dan Bu Yuli, tapi setelah Claudia masuk lalu mengobrol satu dua hal dan memutuskan berpamitan karena Bu Yuli ada kesibukan lain, Ryuga lebih banyak diam dibandingkan biasanya.“Kamu sakit, Ryuga?” Claudia memutuskan bertanya.Kini keduanya sudah berada di luar, tepatnya di depan ruangan dekan.Claudia memandangi wajah Ryuga lamat-lamat. Kulit putih pria itu tampak kelihatan pucat. Manik hitam tajam itu juga tampak sendu kala bersinggungan mata dengan Claudia.Keterdiaman Ryuga membuat Claudia langsung berinisiatif mengangkat tangan untuk menempelkannya di dahi Ryuga.Tapi, pria itu lebih dulu menahan lengan Claudia dan menurunkannya. Sepasang manik hitamnya menyorot Claudia dalam.“Khawatirkan dirimu sendiri, Claudia.” Ryuga mengucapkannya dengan penuh kelembutan.Claudia menaikkan satu alisnya. Meskipun mentalnya tidak sepenuhnya baik, tapi fisik Claudia sangat prima. Ryuga terlihat aneh.“Aku–“Claudia!”Panggilan itu refleks membuat Claudia menolehk

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-23
  • Pesona Presdir Posesif   Saling Menekankan

    Semula Claudia sudah berpikir buruk mengenai Ryuga yang menyeretnya bahkan menyudutkannya ke dinding di bawah tangga darurat.Namun, seperti apa yang Ryuga katakan barusan, ini bukan pertama kalinya keduanya berada di tangga darurat. Dari yang sudah-sudah, Ryuga tidak melakukan hal yang membahayakan Claudia.‘Tidak bahaya apanya? Jantungku rasanya mau copot berkali-kali!’ seru Claudia cukup dalam batinnya saja.Dia berusaha menyingkirkan tangan Ryuga dan untungnya Ryuga segera menarik tangannya. Seketika itu, Claudia mengatur napasnya dengan baik dan teratur.“Sebenarnya kenapa, Ryuga?” tanya Claudia memutuskan bertanya dengan mengikuti cara Ryuga, berbisik di telinga pria itu.Tentu untuk melakukannya, Claudia harus menjinjitkan kaki. Dia berusaha untuk tidak menyentuh lengan kiri pria itu yang memakai gips. Claudia berhati-hati, sebab penerangan di tangga darurat begitu minim.Sepertinya belum kunjung selesai direnovasi.Belum sempat Ryuga memberitahu, suara seseorang terdengar di l

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-23
  • Pesona Presdir Posesif   Bertemu Aruna Dirga

    ‘Dimana letak kewarasanmu, Claudia?!’Sepanjang jalan menyusuri koridor, Claudia tak berhenti merutuki dirinya sendiri mengingat kebodohan apa yang dia lakukan bersama Ryuga di bawah tangga darurat beberapa saat yang lalu.Bagaimana kalau seseorang masuk dan memergoki keduanya sedang melakukan hal tidak senonoh di lingkungan kampus?Claudia merinding membayangkannya. Setelah tautan saliva keduanya terlepas tadi, Claudia meraup oksigen sebanyak mungkin. Ryuga melakukan hal yang sama dengan posisi kening dan hidung yang masih bergesekan dengan Claudia.Tidak, sebenarnya Ryuga melakukannya dengan sengaja. Kepalanya terasa pening. Tapi, detik berikutnya Ryuga membubuhi kecupan-kecupan kecil di bibir cherry Claudia.Ada senyum di bibir tipisnya yang menggoda.“Aku rasa, kamu tidak terlalu amatir lagi, Claudia.” Ryuga bisa merasakan Claudia mulai membalas, tidak pasif seperti yang sudah-sudah.Claudia membuang wajah ke sisi kiri. Malu sendiri mendengarnya. Apa Ryuga secara tidak langsung

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24
  • Pesona Presdir Posesif   Bersebelahan

    ‘Sialan!’Dirga menggertakan giginya kesal mendengar pertanyaan atau lebih tepatnya sindiran Aruna padanya.“Lo merasa tersakiti selama jadi cewek gue, Aruna?” tanya Dirga disertai dengusan. Padahal Dirga tahu betul dia cukup buruk memperlakukan Aruna selama ini.Keduanya saling bertatapan satu sama lain.“Ya menurut kamu, gimana?” Aruna menjawab pertanyaan dengan pertanyaan. Sekon berikutnya, Aruna mempertanyakan itu pada dirinya sendiri. Dirga memang banyak menyakiti perasaannya, tapi Aruna yang memilih mengabaikan rasa sakit itu ‘kan?Sepertinya baik Aruna dan Dirga melupakan kehadiran Ryuga dan Claudia yang masih berada di sini.Selesai membeli minuman untuk dirinya dan Claudia, Ryuga mengajaknya duduk di salah satu meja yang kosong, terpaut dua meja dari Aruna dan Dirga.“Apa yang mereka bicarakan sebenarnya?” tanya Ryuga menekuk alisnya kesal setelah menghabiskan setengah air di botolnya.Masih dengan satu tangannya, Ryuga meremas botol tersebut. Claudia hanya bisa meneguk ludah

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24
  • Pesona Presdir Posesif   Serba Mengejutkan

    Belum sempat menyemprotkan inhaler, tubuh Aruna mendadak oleng dan jatuh di pundak Claudia. Semendadak itu Aruna jatuh pingsan!“Aruna!”Ketiga orang di dekat Aruna jelas panik. Claudia dengan cepat memegangi tubuh Aruna agar tidak jatuh terjengkang.Penjaga kios di kantin yang melihat itu pun sampai ada yang mendekat untuk melihat.“Ryuga,” panggil Claudia menatapnya panik.Sementara Ryuga yang melihat putrinya tidak sadarkan diri bergegas memutar langkahnya agar tiba di sampingnya. Begitu pula dengan apa yang dilakukan Dirga.“Bantu aku supaya Aruna naik di punggungku, Claudia,” pinta Ryuga dengan tegas.“Tangan kamu–“Biar gue aja yang bawa, Mbak,” sela Dirga. Ekspresinya benar-benar datar. Berbeda dengan Ryuga yang tampak kesulitan.Suasana di kantin tampak sepi. Mungkin karena tidak ada jadwal kelas di akhir Jum’at ini. Sebagian mahasiswa lebih tertarik berada di Gymnasium untuk menonton perlombaan.“Mau saya bantu, Mas?” tawar seorang Bapak penjaga kios tersebut.“Tidak, terima

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24
  • Pesona Presdir Posesif   Bertemu Rektor dan Ternyata ... Ups!~ Kejutan Lagi

    Claudia jelas memilih pergi sendirian setelah meminta maaf pada Ryuga karena tak bisa ikut menemani.“Aku menyerahkan semuanya padamu, Ryuga. Tapi … tolong, jangan terlalu ketus dengan Dirga. Selain dia pacar dari putrimu, dia juga adikku.”Dengan kata lain, Claudia seperti memperingati Ryuga. Itu yang dikatakannya sebelum pergi.Kini Claudia melangkahkan kakinya cepat ke arah gedung rektorat. Jaraknya lumayan agak jauh dari kantin keberadaan Claudia tadi.‘Nggak, Claudia, ayo berpikir positif!’ ucapnya keras-keras dalam hati.Claudia sudah bertekad, dia tidak akan membiarkan pikiran-pikiran buruk menguasai isi kepalanya. Itu penyakit dan tentu tidak sehat!Kurang lebih setelah hampir lima menitan, Claudia tiba di gedung rektorat. Gedung itu berada paling depan, tidak jauh letaknya dari gerbang depan kampus.Huft~Sebelum masuk ke dalam, Claudia mengatur napasnya agar jauh lebih tenang. Dia juga ingin menetralisir detak jantungnya yang berdebar sangat kencang.“Oke, tarik napas … buan

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24
  • Pesona Presdir Posesif   Sebuah Pilihan yang Sulit

    Tidak banyak yang Claudia ingat soal kakek dari pihak Sang Mama. Dia hanya pernah bertemu satu atau dua kali. Itu pun seperti sembunyi-sembunyi. Pun, dari pihak keluarga besar ibunya sendiri maupun Sang ayah. “Tidak, Prof. Malik,” jawab Claudia sedikit ragu-ragu. Jari-jari tangan Claudia saling bertaut, dia hanya bisa menjawab pendek. Claudia enggan memberitahu jika sebenarnya baru-baru kemarin dia menghubungi orang kepercayaan kakeknya. Untuk suatu hal, tentu saja. “Meskipun begitu, aku selalu berharap Kakek berumur panjang dan sehat,” bubuh Claudia berikutnya. Ketika menghadiri pemakaman Lani, Kakek Claudia datang dan itulah pertemuan keduanya. Claudia tidak begitu mempedulikan karena saat itu dia masih sangat berduka. “Saya kira beliau tampak sehat ketika dua bulan lalu kami tidak sengaja bertemu,” beritahu Prof. Malik. Dia paham posisi Claudia mengapa tidak berkomunikasi dengan kakeknya. Dan tentu, sejak dulu Malik lebih memilih mundur dan tidak ikut campur. “Syukurlah, itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-25
  • Pesona Presdir Posesif   Daddy jadi Om?!

    Sementara di sisi lain, Dirga yang membopong Aruna dari kantin berhasil tiba di parkiran. Dia celingukan mencari keberadaan Ryuga dan Claudia yang tidak terpantau oleh manik hitamnya yang tajam.“Mbak Claudia sama pria itu nggak mungkin nyasar ‘kan?” dengus Dirga menarik napasnya.Rasanya tidak mungkin Dirga terlalu cepat berjalan. Lagipula tidak mudah berjalan sambil membopong seseorang. Belum lagi Dirga harus mengabaikan tatapan-tatapan mahasiswa lain padanya.Samar-samar Dirga mendengar apa yang orang-orang itu katakan.“Ihh, itu bukannya Kak Dirga Disastra, ya? Dia gendong siapa? Kak Aruna?”“Eh, itu Kak Aruna kenapa?”Begitulah kira-kira. Rata-rata adik tingkatnya yang berkomentar.Pandangan Dirga turun, menatap Aruna yang kepalanya bersandar di bahu kirinya. Sebagian rambutnya menutupi wajah cantik Aruna.“Lo kelihatan mungil, tapi berat juga,” ucap Dirga disertai dengusan. Dia tidak mengeluh, hanya heran saja.Ini kali kedua Dirga membopong Aruna setelah dulu membopongnya ke UK

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-25

Bab terbaru

  • Pesona Presdir Posesif   H-3

    Dua puluh menit lagi seminar untuk career preparation dalam acara Job Fair yang diadakan kampus Tuma akan segera dimulai. Selaku dosen muda yang ikut dilibatkan, Claudia seharusnya saat ini tengah ada di aula acara tersebut.“Kenapa Tante Yuli mengajakku untuk berbicara di sini?” tanya Claudia keheranan. Dia membiarkan punggungnya bersandar di dinding tembok sambil kedua tangan tengah memeluk dirinya sendiri.Pandangan Claudia mengedar ke sekeliling, tidak ada apa pun di dalam ruangan pintu darurat. Hanya ada sebuah tangga untuk akses dari ruangan atas yang belum sepenuhnya jadi. Lima menit yang lalu Tante Yuli menemui Claudia seraya mengatakan, ‘Sebelum acara, bisa kamu ke ruangan pintu tangga darurat dekat gedung prodi kita, Clau? Ada hal penting yang Tante ingin bicarakan.’Alih-alih mengajaknya berbicara di ruangan fakultas, Bu Yuli malah mengajaknya berbicara di ruangan pintu darurat. Sekon berikutnya, Claudia tersentak. Dia segera menegakkan tubuhnya. ‘Tunggu … Tante Yuli tidak

  • Pesona Presdir Posesif   Tentang Cuti untuk Bulan Madu

    “Saya sudah menyebarkan undangan pernikahan Anda dan Bu Claudia pada kolega penting dari Daksa Company, Pak Ryuga. Kemungkinan besar … kolega yang hadir saat acara seminar nanti sudah menerima undangan pernikahan Anda, Pak.”Pandangan Ryuga terangkat, menatap lurus ke arah sekretarisnya yang sedang menjelaskan di kursi depan mobil. Sang sekretaris lanjut bicara, “Semoga saja itu tidak membuat Anda merasa tidak nyaman ada di sana, Pak Ryuga.”Sang sekretaris hanya mengikuti perintah Ryuga yang sudah menjadwalkan untuk mengirimkan undangan tiga hari sebelum acara. “Kerja bagus,” angguk Ryuga. “Terima kasih banyak, Diana,” ucap Ryuga dengan nada suara yang terdengar tulus.Di depan sana, sesaat Diana merasa tertegun. Wanita itu terkekeh sambil mengibaskan tangan ke udara, “Tolong jangan seperti itu, Pak Ryuga. Sudah tugas saya untuk membantu–“Terima kasih sudah mengurungkan niat pengunduran diri dari perusahaan, Diana.” Tanpa Diana, jadwal kegiatannya pasti akan sangat berantakan. Mesk

  • Pesona Presdir Posesif   Hot Tea - Hot Tea

    Seorang pria cenderung mengikuti logika dibandingkan perasaannya. Riel termasuk pria dengan tipe pertama. Akan tetapi, sepertinya itu tampak berbeda dengan apa yang baru saja dilakukannya. Dengan kesadaran penuh, kini Riel tengah berdiri di sebuah kamar flat–tempat yang baru didatanginya kedua kali. Tangan kanannya sudah terangkat, hendak mengetuk pintu. Namun, mendadak Riel ragu. Tapi, sudah terlanjur disini …. Alhasil tangannya menggantung di udara. Riel membuang wajah sekaligus mengembuskan napas kasarnya. Bertepatan dengan itu, pintu kamar flat tersebut terbuka dari dalam. Refleks, Riel kembali meluruskan pandangan. Maniknya langsung bersitatap dengan sosok penghuni kamar pemilik flat. Bibir Riel sudah terbuka, hendak mengatakan sesuatu selagi dia menurunkan tangan. Namun, sebelum suaranya mengudara, mulutnya dibungkam oleh sebuah tangan mungil di hadapannya. Jarak keduanya dekat sekali. Riel bisa merasakan deru napas pendek wanita di hadapannya. Sementara sang wanita juga bi

  • Pesona Presdir Posesif   Kesalahan Riel

    Selagi Ryuga mengambil tab dan catatan di ruangan kerjanya, secara bersamaan dia mendapatkan panggilan telepon dari Riel. Pria dengan tahun kelahiran yang sama dengan Claudia itu menanyakan satu dua hal terkait kontrak kerjasama dengan perusahaan lain.“Besok aku tinjau kembali terkait kontrak dari perusahaan yang kamu maksud, Riel. Sekarang, aku harus menemui Claudia dulu.” Dengan kata lain, Ryuga sedang tidak mau diganggu.Bisa berduaan dengan Claudia adalah waktu emas bagi Ryuga. Jadi, tidak boleh disia-siakan.“Baik, Pak Ryuga.”Ibu jari Ryuga yang hendak menekan tombol merah di layar ponsel tertahan saat mendengar suara Riel bicara lagi di seberang sana. “Apa Anda sedang bersama Bu Claudia, Pak Ryuga?”Mendapatkan pertanyaan itu, Ryuga mengurungkan niat untuk mengakhiri panggilan. Dia menautkan alis. “Kenapa kamu ingin tahu, Riel?” tanyanya dengan nada cukup sinis.Riel menahan napas menyadari betapa bodohnya pertanyaan itu. Dia sesaat lupa jika Ryuga benar-benar bersikap posesif

  • Pesona Presdir Posesif   Pernyataan Sayang

    Keputusan Aruna sudah benar dengan tidak ingin menambah urusan Claudia lebih banyak. Kini Claudia tengah dibuat pusing karena Emma menodongkan pertanyaan yang cukup membuat Claudia kepikiran.‘Memikirkan jawaban untuk pertanyaan Tante Em jauh lebih sulit dibandingkan memikirkan jawaban untuk pertanyaan mahasiswa,’ batin Claudia seraya menggeleng-gelengkan kepala.Saking fokus berpikir sambil melamun, Claudia sampai tidak lagi mengikuti alur cerita film yang tengah ditontonnya sejak lima belas menit lalu bersama Ryuga. Merasa diabaikan, Ryuga berusaha mencari perhatian. Bersama Claudia, Ryuga merasa menjadi pria yang haus dengan atensi dan juga … sentuhan.Demikian, Ryuga mengubah posisinya yang duduk menjadi terbaring dengan kepala yang sengaja dijatuhkan di atas paha wanita itu.Tindakan kecil Ryuga tersebut berhasil membuyarkan lamunan Claudia. Pandangan Claudia turun dan langsung bertukar pandangan dengan manik hitam Ryuga.“Beritahu aku apa yang mengganggu pikiranmu saat ini, Clau

  • Pesona Presdir Posesif   Nama yang Kembali Disebut

    Tampak seorang pemuda tengah berdiri seorang diri di dekat tempat pembelian tiket masuk. Dia baru saja membeli dua tiket untuk masuk ke dalam wahana bermain. Bibir tipisnya mengulas senyum kecil menatap tiket di tangannya lamat-lamat. Satu tiket untuk dirinya dan satu lagi untuk seorang gadis berharga baginya. Membayangkan keduanya akan menghabiskan waktu berdua membuat Dirga tersenyum sendiri. Detik berikutnya, Dirga menggelengkan kepalanya. Jangan senang dulu, pikirnya. Lantas Dirga meluruskan pandangannya. Dari jarak satu meter, Dirga melihat Aruna berjalan tidak sendirian. Gadis itu ditemani dua sosok yang sangat Dirga kenali. "Apa itu Aland sama Anjani?" gumam Dirga seraya melorotkan kacamata hitamnya ke bawah. Kedua alis Dirga menukik kesal. Sepertinya tebakannya tidak meleset. Aruna memang datang bersama Aland dan Anjani. "Udah lama nunggunya, Dir?" Hilang sudah sapaan manis dari Aruna yang biasa diucapkannya pada Dirga. Kini, Aruna tampak kehilangan minat untuk berbicara

  • Pesona Presdir Posesif   Menjemput Anjani

    Jika Ryuga dan Claudia tengah sibuk dan kewalahan karena baik Emma maupun Ratih mulai membahas tentang pernikahan, di sisi lain mobil yang dikendarai Aland baru saja tiba di depan kompleks perumahan Anjani. Tampak Anjani yang ke luar dari pos satpam. Gadis itu sepertinya menunggu di sana. Dia berlarian kecil sehingga membuat poninya bergerak lucu. “Pagi, Runa!” panggil Jani seraya mendekat ke arah mobil. Dibalik poninya yang sedikit menutupi pandangan, dia bisa melihat sosok lain selain Aruna di mobil tersebut. Demikian, Anjani sedikit memiringkan kepalanya untuk menatap ke arah sosok tersebut. Dia tidak lagi terkejut sebab Aruna sudah memberitahunya tentang sosok itu. Karena itulah Anjani setuju untuk ikut. Aruna melambaikan tangan lalu mengembangkan senyum cerahnya dan membalas, “Pagi, Jani. Ayo masuk!” titah Aruna. Detik setelah Aruna mengatakan itu, Aland–sosok lain dan tidak bukan di sebelah Aruna ke luar dari mobil. “Mau ke mana, Om Aland?” tanya Aruna keheranan. Pandangann

  • Pesona Presdir Posesif   Baju Prewedding?

    Emma mengabaikan Ryuga karena dua hal, pertama karena ternyata Ryuga sudah sembuh. Itu bisa dipastikan saat Emma melihat putra semata wayangnya itu bisa berdiri dan menimpali ucapannya. Dan yang kedua jelas karena Claudia Mada. Emma meneriaki nama wanita itu sekali lagi sesaat sebelum si pemilik nama ke luar dari salah satu ruangan yang ada di rumah Ryuga. “Tante Emma?” panggil Claudia pelan saat melihat sosok Emma. Dalam hatinya Claudia berbicara, ‘Apa tamu barusan itu Tante Emma?’ “Syukurlah ….” Ekspresi wajah Emma yang panik kini perlahan berubah menjadi raut wajah penuh kelegaan. Dia mengelus dadanya perlahan. Baru saja Emma mendapati Claudia keluar dari ruangan kerja Ryuga, bukan dari kamar. Hal itu membuat Emma merasa lega tanpa mengetahui kejadian beberapa saat lalu dirinya datang. Dia mendekati Claudia dengan langkah tergopoh-gopoh. “Kamu di sini karena mendengar Ryuga sakit, Clau?” Seketika Claudia meringis. Dia menatap Emma dengan pandangan tidak enak. “I–iya, Tan

  • Pesona Presdir Posesif   Tamu tak Diundang

    Sadar jika kamar adalah tempat yang paling ‘berbahaya’, Claudia meminta Ryuga untuk membawanya ke ruangan lain. Claudia sempat berpikir, ‘Jika bukan di kamar, semua akan aman. Baik aku dan Ryuga tidak akan berlebihan.’Namun, tidak ada orang yang benar-benar pasti bisa menebak yang akan terjadi selanjutnya.Keduanya berakhir ada di ruangan kerja Ryuga dengan posisi sekarang ini Claudia tengah duduk di atas pangkuan Ryuga. Sementara Ryuga terduduk di atas kursi kerjanya.Mmhh~Suara lenguhan Claudia terdengar. Di sela-sela perang bibir keduanya, Ryuga melarikan kedua tangannya pada tubuh Claudia. Satu di leher dan satu di paha wanita itu. Claudia memberikan respons dengan menyelipkan jari-jari telunjuknya ke dalam helaian rambut Ryuga.Pagutan panas keduanya terlepas kala Sang pria menyadari jika wanitanya membutuhkan pasokan oksigen untuk bernapas. Tampak benang saliva sisa-sisa penyatuan lidah keduanya tampak mengkilat di sekitaran bibir.“Claudia,” panggil Ryuga dengan suara rendah.

DMCA.com Protection Status