Share

Serba Mengejutkan

last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-24 21:28:51

Belum sempat menyemprotkan inhaler, tubuh Aruna mendadak oleng dan jatuh di pundak Claudia. Semendadak itu Aruna jatuh pingsan!

“Aruna!”

Ketiga orang di dekat Aruna jelas panik. Claudia dengan cepat memegangi tubuh Aruna agar tidak jatuh terjengkang.

Penjaga kios di kantin yang melihat itu pun sampai ada yang mendekat untuk melihat.

“Ryuga,” panggil Claudia menatapnya panik.

Sementara Ryuga yang melihat putrinya tidak sadarkan diri bergegas memutar langkahnya agar tiba di sampingnya. Begitu pula dengan apa yang dilakukan Dirga.

“Bantu aku supaya Aruna naik di punggungku, Claudia,” pinta Ryuga dengan tegas.

“Tangan kamu–

“Biar gue aja yang bawa, Mbak,” sela Dirga. Ekspresinya benar-benar datar. Berbeda dengan Ryuga yang tampak kesulitan.

Suasana di kantin tampak sepi. Mungkin karena tidak ada jadwal kelas di akhir Jum’at ini. Sebagian mahasiswa lebih tertarik berada di Gymnasium untuk menonton perlombaan.

“Mau saya bantu, Mas?” tawar seorang Bapak penjaga kios tersebut.

“Tidak, terima
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Tresna Sumirat Hermiati
Drama drama
goodnovel comment avatar
Dearma Nur Andini
lawak banget sih aruna
goodnovel comment avatar
Meisya Fitri
semangat thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Presdir Posesif   Bertemu Rektor dan Ternyata ... Ups!~ Kejutan Lagi

    Claudia jelas memilih pergi sendirian setelah meminta maaf pada Ryuga karena tak bisa ikut menemani.“Aku menyerahkan semuanya padamu, Ryuga. Tapi … tolong, jangan terlalu ketus dengan Dirga. Selain dia pacar dari putrimu, dia juga adikku.”Dengan kata lain, Claudia seperti memperingati Ryuga. Itu yang dikatakannya sebelum pergi.Kini Claudia melangkahkan kakinya cepat ke arah gedung rektorat. Jaraknya lumayan agak jauh dari kantin keberadaan Claudia tadi.‘Nggak, Claudia, ayo berpikir positif!’ ucapnya keras-keras dalam hati.Claudia sudah bertekad, dia tidak akan membiarkan pikiran-pikiran buruk menguasai isi kepalanya. Itu penyakit dan tentu tidak sehat!Kurang lebih setelah hampir lima menitan, Claudia tiba di gedung rektorat. Gedung itu berada paling depan, tidak jauh letaknya dari gerbang depan kampus.Huft~Sebelum masuk ke dalam, Claudia mengatur napasnya agar jauh lebih tenang. Dia juga ingin menetralisir detak jantungnya yang berdebar sangat kencang.“Oke, tarik napas … buan

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24
  • Pesona Presdir Posesif   Sebuah Pilihan yang Sulit

    Tidak banyak yang Claudia ingat soal kakek dari pihak Sang Mama. Dia hanya pernah bertemu satu atau dua kali. Itu pun seperti sembunyi-sembunyi. Pun, dari pihak keluarga besar ibunya sendiri maupun Sang ayah. “Tidak, Prof. Malik,” jawab Claudia sedikit ragu-ragu. Jari-jari tangan Claudia saling bertaut, dia hanya bisa menjawab pendek. Claudia enggan memberitahu jika sebenarnya baru-baru kemarin dia menghubungi orang kepercayaan kakeknya. Untuk suatu hal, tentu saja. “Meskipun begitu, aku selalu berharap Kakek berumur panjang dan sehat,” bubuh Claudia berikutnya. Ketika menghadiri pemakaman Lani, Kakek Claudia datang dan itulah pertemuan keduanya. Claudia tidak begitu mempedulikan karena saat itu dia masih sangat berduka. “Saya kira beliau tampak sehat ketika dua bulan lalu kami tidak sengaja bertemu,” beritahu Prof. Malik. Dia paham posisi Claudia mengapa tidak berkomunikasi dengan kakeknya. Dan tentu, sejak dulu Malik lebih memilih mundur dan tidak ikut campur. “Syukurlah, itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-25
  • Pesona Presdir Posesif   Daddy jadi Om?!

    Sementara di sisi lain, Dirga yang membopong Aruna dari kantin berhasil tiba di parkiran. Dia celingukan mencari keberadaan Ryuga dan Claudia yang tidak terpantau oleh manik hitamnya yang tajam.“Mbak Claudia sama pria itu nggak mungkin nyasar ‘kan?” dengus Dirga menarik napasnya.Rasanya tidak mungkin Dirga terlalu cepat berjalan. Lagipula tidak mudah berjalan sambil membopong seseorang. Belum lagi Dirga harus mengabaikan tatapan-tatapan mahasiswa lain padanya.Samar-samar Dirga mendengar apa yang orang-orang itu katakan.“Ihh, itu bukannya Kak Dirga Disastra, ya? Dia gendong siapa? Kak Aruna?”“Eh, itu Kak Aruna kenapa?”Begitulah kira-kira. Rata-rata adik tingkatnya yang berkomentar.Pandangan Dirga turun, menatap Aruna yang kepalanya bersandar di bahu kirinya. Sebagian rambutnya menutupi wajah cantik Aruna.“Lo kelihatan mungil, tapi berat juga,” ucap Dirga disertai dengusan. Dia tidak mengeluh, hanya heran saja.Ini kali kedua Dirga membopong Aruna setelah dulu membopongnya ke UK

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-25
  • Pesona Presdir Posesif   Solusi untuk Claire

    Ya, Daksa.Nama itu akhir-akhir ini sangat meresahkan bagi keluarga Lee. Nama keluarga yang cukup disegani bahkan oleh pihak media.Ketika Liam mencoba memberikan berita mengenai Claire, salah satu jurnalis yang sempat beberapa kali bekerja sama di bawahnya menolak.“Saya bisa membuat berita ini naik, Pak Liam. Tapi, dengan syarat tidak boleh ada nama keluarga Daksa.” Begitu katanya.Mendengar Liam menceritakan itu membuat Claire tentu kesal bukan main. Dia sudah membaca artikel yang pada akhirnya direvisi.Itu jauh dari apa yang Claire inginkan. Sialan!“ARGHHHH!” Claire berteriak marah sembari membanting ponselnya ke lantai sehingga ponsel tersebut berakhir mengenaskan di pojokan sofa.“Claire!” tegur Liam melihat kelakuan sang adik. “Tenangkan dirimu!” Tanpa sadar, suara Liam meninggi.Napasnya naik turun, berusaha agar bisa mengontrol emosinya. Karena sekarang ini Liam sedang mengunjungi Claire yang masih harus tetap mendekam dibalik jeruji besi.Keduanya sedang berada di ruangan

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-25
  • Pesona Presdir Posesif   Kekhawatiran Sam

    Entah sejak kapan kebencian di antara Claire dan Claudia mengakar. Namun, Sam kini sepenuhnya menyadari jika hubungan kedua wanita tersebut sudah benar-benar berakhir.Sekali lagi Sam berusaha menghubungi Claudia. Sembari satu tangannya memegangi ponsel yang ditempelkan di telinga, pandangan Sam mengedar untuk memperhatikan area kampus.“Ayolah, Clau. Kakak mohon angkat,” gumamnya yang terdengar putus asa.Tetap tidak diangkat. Sam mengembuskan napas berat. Dia tak punya pilihan lain selain turun dari mobil mewahnya.Selepas menjenguk Claire, Sam bergegas menuju kampus. Masih mengenakan topi hitam, kacamata, serta masker, Sam melangkahkan kaki ke luar dari parkiran.Dia tahu betul area kampus Tunggal Utama. Meskipun beberapa bangunan tampak berubah, Sam tidak perlu khawatir karena ada papan penunjuk jalan.Namun, seolah berjodoh, Sam tidak perlu repot-repot mencari Claudia karena wanita itu muncul sendiri. Claudia baru saja ke luar dari gedung rektorat.Sedikit berlari-lari kecil, Sam

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-26
  • Pesona Presdir Posesif   Menagih Cerita

    Selepas mengakhiri pembicaraannya dengan Sam, Claudia kembali ke ruangan dosen untuk bertemu rekan-rekan volinya.Pikirannya bercabang dan itu sedikit membuat kepala Claudia berdenyut sakit. Jadi Claudia menghentikkan langkahnya untuk duduk di bangku terdekat, sekadar menghela napas dan memijat pangkal hidungnya.“Mbak.”Demi mendengar panggilan itu, Claudia tidak langsung mengangkat kepalanya. Justru karena sudah familier, Claudia membalas panggilan itu tanpa menatap sosoknya.“Mmm, kenapa, Dir?” tanya Claudia dengan suaranya yang tidak bertenaga.Dirga ikut duduk di sebelah Claudia. Beberapa saat lalu Dirga mencari-cari keberadaan Claudia. Namun, karena tidak mau membuat Aruna kelelahan, Dirga menyuruh gadis itu pulang agar bisa istirahat di rumah.Untungnya Aruna segera menurut. Jadi, Dirga bisa mencari Claudia dengan cepat. Syukurlah dia bisa bertemu Claudia di sini.“Mau gue belikan obat pusing, Mbak?” tawar Dirga kemudian.Ujung bibir Claudia terangkat, membentuk senyuman kecil.

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-27
  • Pesona Presdir Posesif   Dimaafkan, Asal Peluk Dulu!

    Sebelum semuanya terlambat, Aruna memutuskan untuk segera pulang dan menemui Ryuga untuk meminta maaf dengan hal yang dia lakukan di kantin tadi.“Bercanda kamu kelewatan, Aruna.”Itu balasan Ryuga ketika Aruna sudah mengatakan permintaan maafnya. Dia menemui Ryuga di ruangan kerjanya. Kedua tangan Aruna saling memilin satu sama lain.Biarpun Ryuga menyayanginya, tapi Ryuga dalam mode marah itu tetap menyeramkan di mata Aruna.“Maaf, Dad,” bisik Aruna sekali lagi. Dia sama sekali tak berani mengangkat wajahnya. Takut jika manik hitam tajam Ryuga membuatnya menangis.Sebenarnya Ryuga tidak pernah bisa untuk berlama-lama marah pada putrinya. Ryuga bersikap seolah marah hanya untuk mendisiplinkan Aruna saja.“Daddy nggak dengar kamu ngomong apa, Aruna,” ucap Ryuga kali ini dengan suara yang jauh lebih lembut. Tangannya menunjuk sisi sofa yang kosong. Ryuga menambahkan, “Pindah sini, Na.”Perlahan Aruna menggeser duduknya agar lebih mendekat dengan Ryuga. Pun, kali ini Aruna memberanikan

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-27
  • Pesona Presdir Posesif   Video Call?!

    Tinggal satu setengah jam lagi, tim voli Claudia siap turun ke lapangan. Claudia sudah sangat siap untuk bermain. Rasa pusing yang mendera kepalanya juga sudah mereda.Barusan dia menyelesaikan pemanasan di GOR bersama yang lain. Sengaja untuk membakar semangat.“Gilaaa, panas banget!” teriak Idellia sambil berlari-lari kecil ke tepi lapangan.Claudia mengangguk setuju. Di sebelahnya, Lilia menyenggol lengan Claudia.“Untung lo nurut nggak pakai baju panjang, Clau,” ucapnya.“Iya, tapi kayaknya kalau buat dipakai main aku mending ganti baju aja deh,” timpal Claudia sambil memeluk kedua lengannya yang terekspos dengan gerakan menyilang.“Ih, kenapa? Kamu cantik banget loh, Clau,” puji Zoya yang memperhatikan Claudia dari depan.Claudia memakai baju olahraga hitam bergaris putih tanpa lengan milik Lilia. Terlihat cocok dan menggemaskan dengan rambut kepang hasil tangan Praya.“Nggak nyaman aja,” beritahu Claudia sambil tersenyum kikuk.Padahal Claudia sudah mengutarakan alasan yang sebe

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-27

Bab terbaru

  • Pesona Presdir Posesif   Perdebatan Kecil

    “Daddy!” Sebuah protesan dilayangkan Aruna tepat saat dia diinterograsi Ryuga di ruang tamu bersama Pras. Ya, suara lain itu milik Ryuga. Bukan milik hantu penunggu rumah ataupun kucing jadi-jadian. “Semua yang Daddy tuduhkan pada Kak Pras salah besar,” ucapnya dengan tegas. Aruna sudah menjelaskan kejadian yang sebenarnya. Namun, ekspresi Ryuga menunjukkan jika dirinya tidak percaya. Kedua alis Ryuga berkedut samar. “Oh, kamu membelanya, Aruna?” Mata besar Aruna memicing menatap ke arah Daddy-nya. Besok-besok, Aruna harus memberikan saran pada Aji untuk memasang CCTV di dalam rumah agar kejadian seperti ini bisa terekam oleh bukti. “Bukan begitu, Daddy …,” geleng Aruna dengan suara yang putus asa. Aruna frustasi. Mencoba menghilangkan ketakutannya, dia berucap, “Mommy mana? Cuma Mommy yang bisa bersikap netral dan tidak kekanakan seperti Daddy.” Aruna tidak peduli lagi jika kemarahan Ryuga bertambah dua kali lipat. Saat Ryuga mengeluarkan tanduk tak kasat mata di kepalanya, Arun

  • Pesona Presdir Posesif   Beruang Kembar

    Selang beberapa menit di kamar mandi, Aruna baru ke luar dengan wajah yang sudah tampak lebih segar. ‘Nggak perlu panik, Na. Itu cuma Kak Pras ‘kan? Bukan Kak Sam aktor terkenal?’ batinnya mencoba menenangkan diri. Tidak dipungkiri jika debar itu hadir dalam dadanya saat melihat Pras bersama Aland tadi. Wajahnya dibiarkan setengah basah. Tidak ada poni yang menghiasi dahi Aruna. Rambutnya terurai, sedikit berantakan. Namun, justru itu daya pikat alaminya. Mata besar Aruna celingukan melihat ke arah ruang tamu yang sudah tidak ada siapa-siapa. “Ke mana perginya beruang kembar itu?” Satu alis Aruna naik, keheranan. Yang Aruna maksud dengan beruang kembar itu Pras dan Aland. Rasa-rasanya julukan beruang kembar sudah cocok untuk keduanya. Detik setelah gumaman itu mengudara, knop pintu dibuka dari luar. Satu sosok beruang yang Aruna cari muncul. Dia melangkah masuk dan mengambil asbak kecil yang ada di atas meja. Belum sempat Aruna bertanya, suara berat pemuda di hadapannya lebih du

  • Pesona Presdir Posesif   Dua Suasana Pagi yang Berbeda

    Ternyata Ryuga benar. Dia sama sekali tidak salah mendengar. “Mas Ryuga?” ulang Ryuga lalu menusukkan ujung lidahnya di salah satu pipi. Dia mengurungkan niat–sebenarnya Ryuga hanya sekadar menggoda Claudia. Mendapati Ryuga yang merangkak mendekatinya, Claudia buru-buru meraih selimut dengan susah payah untuk menutupi tubuhnya yang polos. Setengah dari wajahnya sudah hampir tertutupi selimut, hanya saja Ryuga berhasil menariknya turun sebatas leher. “Ulangi, Claudia,” pintanya dengan suara yang rendah. Claudia menaikkan pandangan, menatap Ryuga, sebab tangan suaminya itu mengangkat dagunya. Seluruh wajah Claudia memanas. Bibir cherry-nya perlahan disentuh Ryuga dengan cara yang sensual. “Baiklah, jika memang Nyonya Daksa ini tidak mau bicara, aku menganggapmu tidak ingin melanjutkan– “Ja-hat!” Mendengar Claudia merutuk, sudut bibir Ryuga tertarik ke atas. Demi apapun, Claudia tampak menggemaskan. Apalagi Claudia yang menghindari kontak mata dengan manik hitamnya. “A–aku masih b

  • Pesona Presdir Posesif   Kunjungan Kesekian Ryuga (Vit.C)

    Warning: Mature content! Bagi yg kurang nyaman untuk baca, bisa skip bab ini okayyyy. Thank u … di atas ranjang.Namun, bukan berarti kehadiran calon anaknya yang sebentar lagi akan lahir tidak diinginkan oleh Ryuga. Dia sudah sangat menantikannya.“Lebih turun sedikit lagi, Claudia,” pinta Ryuga berbisik pelan di telinga istrinya itu dengan suaranya yang dalam. Tangannya membelai sisi pinggang atas Claudia yang terasa lembut.Pada kehamilan Claudia yang sudah menginjak tujuh bulan, Claudia tampak lebih berisi di beberapa bagian tubuh, salah satunya di bagian dada. Tangan Ryuga sudah bergeser pada bagian itu. Menekan lalu menggoda cherry di dada Claudia menggunakan dua jarinya.Satu lenguhan pelan mengudara. “Engh~”Dia

  • Pesona Presdir Posesif   Menginginkan Vitamin

    Mas RyugaMungkin sudah ratusan kali–oke, bagi Claudia itu berlebihan, rasanya sudah puluhan kali dia merapalkannya baik dalam hati maupun isi pikirannya. Bibirnya terlalu kelu untuk memanggil Ryuga demikian.Lidahnya terlalu kaku. Sisi dalam diri Claudia berbisik, ‘Semua akan terbiasa. Jadi, dicoba dulu, Clauuuu!’“Ryuga dan Aland belum pulang, Clau?”Celetukkan itu membuat Claudia mengerjapkan mata lantas menatap Sang Ayah yang sudah tampil rapi di hadapannya. “Ha? O–oh, belum, Yah. Sepertinya sebentar lagi,” jawab Claudia menduga-duga.Dia mengalihkan pandangannya ke arah jam dinding yang kini menunjukkan baru pukul tujuh pagi. Sekitar satu setengah jam lalu, Aji mengatakan jika Ryuga dan Aland ke luar untuk lari pagi.Baru Claudia ketahui setelah menikah jika Ryuga akan pergi berolahraga minimal satu kali dalam seminggu. Claudia menolehkan wajahnya lagi ke arah Aji. “Ayah sudah harus pergi sekarang?”Aji menganggukkan kepalanya. “Rasanya ada yang kurang kalau belum Ayah pastikan s

  • Pesona Presdir Posesif   Mas Ryuga?

    Pras mengantarkan Aruna pulang sesuai jam yang sudah ditetapkan Aji. Tidak ada keanehan. Sepanjang makan malam pun, Aruna bahkan tak segan memamerkan manik-manik yang dibelikan Pras di Pasar Sabtu. Namun, sekitar hampir jam setengah sembilan malam, gadis itu mulai terbatuk-batuk dan kesulitan bernapas. Asma Aruna … kambuh. Dan di saat-saat seperti itu, kekhawatiran Ryuga datang dua kali lipat. Pria itu cekatan memastikan kebutuhan Aruna terpenuhi. Claudia tidak diperbolehkan membantu, hanya menemani Aruna yang berbaring di ranjang tidur. Lagi-lagi Claudia dibuat terpesona. Dia beberapa kali kedapatan menggigit bibir bawahnya, menginginkan sesuatu dari suaminya itu. Akan tetapi, dengan cepat Claudia menepis jauh-jauh pemikirannya. ‘Ish, mikir apa, sih, kamu, Clau?!’ “Mom, tidur dengan Aruna, ya, malam ini?” pinta gadis itu sambil memeluk lengan Claudia. Hal itu membuat fokus Claudia teralihkan. Dia tidak langsung mengiakan. Malah melemparkan pandangan pada Ryuga yang ternyata sudah

  • Pesona Presdir Posesif   Jalan-Jalan Sore

    Ryuga menjeda ucapannya, dia belum sepenuhnya selesai. “Coba saja kalau kamu berani, Al.”Suaranya yang terdengar tegas dengan manik hitam yang menyorot tajam membuat Aland perlahan menarik kembali kepalanya ke dalam dan menutup pintu rapat-rapat setelah memberikan cengiran khasnya.‘Ya mana berani kalau sama Om Ryuga.’ Aland berani menghadapi masalah lain di luar sana, tapi jika menyangkut kakak iparnya, Aland rasanya sudah menyerah duluan.Pemuda itu meneguk ludahnya dalam-dalam. “Om Ryuga kapan nggak kelihatan seremnya, sih, Mbak?” keluhnya sambil berjalan mendekati Claudia. Jari telunjuk Aland mengambang, menunjuk ke arah perut besar kakak perempuannya. “Curiga … anaknya bakal mirip Om Ryuga banget kalau sudah dewasa.”Claudia mengelus perutnya dengan sayang. Bibir cherry-nya tersenyum mendengar Ryuga dalam keadaan marah pun masih peduli padanya. “Kok mesti dicurigai segala, Al? Wajar kalau mirip Ryuga, ‘kan memang Daddy-nya.”Mendaratkan bokongnya kembali di ranjang tidur, Aland

  • Pesona Presdir Posesif   Singkat, Padat, Oke

    “Ryuga Ryuga.”Tidak ingin membuat suaminya itu cemburu dan berakhir salah paham, Claudia mengangkat kedua tangannya dan menyentuh pipi Ryuga agar mendongak supaya bertukar pandangan dengannya.Sepasang manik hitam Ryuga yang menyorotnya tajam cukup berhasil membuat Claudia terintimidasi. Claudia meneguk ludahnya dalam-dalam. Dia membatin, ‘Satu-satunya yang tahu soal Dokter Valky hanya Ayah …. Apa saja yang Ayah katakan pada Ryuga?’Claudia yakin sekali dengan soal yang satu itu. Kecil kemungkinan jika Aland yang memberitahu soal Dokter Valky.“Tolong dengarkan penjelasanku dulu, ya?” pinta Claudia dengan suara yang lembut. Karena jika dilihat dari ekspresi Ryuga yang tampak kesulitan, sepertinya akan sulit mengajaknya untuk bicara.Ryuga menggelengkan kepala. Dia sudah mendengarnya dari Aji. Kira-kira begini, “Ayah baru ingat jika dulu sebelum Claudia pergi ke kota untuk melamar sebagai dosen, Dokter Valky sempat ditugaskan di Desa ini.”Mendengar informasi itu, Ryuga menyimaknya de

  • Pesona Presdir Posesif   Cemburunya Ryuga

    Valky …Berulang kali Ryuga memikirkan nama itu saat membersihkan dirinya di kamar mandi. Seingatnya, Aruna tidak memiliki teman pria dengan nama yang disebutkan tadi.Kalau begitu, kemungkinan besar Claudia mungkin saja mengenalnya? Dilanda penasaran, cepat-cepat Ryuga menyelesaikan kegiatan mandinya itu.Saat Ryuga membuka pintu kamar mandi, manik hitamnya tak sengaja menangkap kehadiran Aji yang hendak menuju dapur rumahnya. “Baru selesai mandi, Ryu?”Ryuga hanya menjawabnya dengan gumaman. Namun, langkah kakinya mengikuti Aji menuju dapur. Hubungan keduanya sebagai menantu dan mertua tidak bisa dibilang buruk. Meskipun tidak bisa dibilang akrab, keduanya masih bisa mengobrol dalam beberapa hal, termasuk mengenai festival yang akan diselenggarakan di Desa tempat Claudia tinggal.Alasan itulah yang menyebabkan Ryuga ada di desa kediaman istrinya–Claudia.“Semuanya sudah selesai, Yah?” Selaku sponsor yang mendanai besar acara festival tersebut, Ryuga memastikan. Beberapa saat yang la

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status