Share

Saling Menekankan

last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-23 22:25:47

Semula Claudia sudah berpikir buruk mengenai Ryuga yang menyeretnya bahkan menyudutkannya ke dinding di bawah tangga darurat.

Namun, seperti apa yang Ryuga katakan barusan, ini bukan pertama kalinya keduanya berada di tangga darurat. Dari yang sudah-sudah, Ryuga tidak melakukan hal yang membahayakan Claudia.

‘Tidak bahaya apanya? Jantungku rasanya mau copot berkali-kali!’ seru Claudia cukup dalam batinnya saja.

Dia berusaha menyingkirkan tangan Ryuga dan untungnya Ryuga segera menarik tangannya. Seketika itu, Claudia mengatur napasnya dengan baik dan teratur.

“Sebenarnya kenapa, Ryuga?” tanya Claudia memutuskan bertanya dengan mengikuti cara Ryuga, berbisik di telinga pria itu.

Tentu untuk melakukannya, Claudia harus menjinjitkan kaki. Dia berusaha untuk tidak menyentuh lengan kiri pria itu yang memakai gips. Claudia berhati-hati, sebab penerangan di tangga darurat begitu minim.

Sepertinya belum kunjung selesai direnovasi.

Belum sempat Ryuga memberitahu, suara seseorang terdengar di l
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Tresna Sumirat Hermiati
modus aja deuuuuhhhh
goodnovel comment avatar
Falisha Irsan
Hem..Hem..heemm. dasar Ryu tukang modus. Dengan cepat main samber aja bibir orang. hahaha lanjut lagi Thor. SEMANGAT!!!
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Presdir Posesif   Bertemu Aruna Dirga

    ‘Dimana letak kewarasanmu, Claudia?!’Sepanjang jalan menyusuri koridor, Claudia tak berhenti merutuki dirinya sendiri mengingat kebodohan apa yang dia lakukan bersama Ryuga di bawah tangga darurat beberapa saat yang lalu.Bagaimana kalau seseorang masuk dan memergoki keduanya sedang melakukan hal tidak senonoh di lingkungan kampus?Claudia merinding membayangkannya. Setelah tautan saliva keduanya terlepas tadi, Claudia meraup oksigen sebanyak mungkin. Ryuga melakukan hal yang sama dengan posisi kening dan hidung yang masih bergesekan dengan Claudia.Tidak, sebenarnya Ryuga melakukannya dengan sengaja. Kepalanya terasa pening. Tapi, detik berikutnya Ryuga membubuhi kecupan-kecupan kecil di bibir cherry Claudia.Ada senyum di bibir tipisnya yang menggoda.“Aku rasa, kamu tidak terlalu amatir lagi, Claudia.” Ryuga bisa merasakan Claudia mulai membalas, tidak pasif seperti yang sudah-sudah.Claudia membuang wajah ke sisi kiri. Malu sendiri mendengarnya. Apa Ryuga secara tidak langsung

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24
  • Pesona Presdir Posesif   Bersebelahan

    ‘Sialan!’Dirga menggertakan giginya kesal mendengar pertanyaan atau lebih tepatnya sindiran Aruna padanya.“Lo merasa tersakiti selama jadi cewek gue, Aruna?” tanya Dirga disertai dengusan. Padahal Dirga tahu betul dia cukup buruk memperlakukan Aruna selama ini.Keduanya saling bertatapan satu sama lain.“Ya menurut kamu, gimana?” Aruna menjawab pertanyaan dengan pertanyaan. Sekon berikutnya, Aruna mempertanyakan itu pada dirinya sendiri. Dirga memang banyak menyakiti perasaannya, tapi Aruna yang memilih mengabaikan rasa sakit itu ‘kan?Sepertinya baik Aruna dan Dirga melupakan kehadiran Ryuga dan Claudia yang masih berada di sini.Selesai membeli minuman untuk dirinya dan Claudia, Ryuga mengajaknya duduk di salah satu meja yang kosong, terpaut dua meja dari Aruna dan Dirga.“Apa yang mereka bicarakan sebenarnya?” tanya Ryuga menekuk alisnya kesal setelah menghabiskan setengah air di botolnya.Masih dengan satu tangannya, Ryuga meremas botol tersebut. Claudia hanya bisa meneguk ludah

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24
  • Pesona Presdir Posesif   Serba Mengejutkan

    Belum sempat menyemprotkan inhaler, tubuh Aruna mendadak oleng dan jatuh di pundak Claudia. Semendadak itu Aruna jatuh pingsan!“Aruna!”Ketiga orang di dekat Aruna jelas panik. Claudia dengan cepat memegangi tubuh Aruna agar tidak jatuh terjengkang.Penjaga kios di kantin yang melihat itu pun sampai ada yang mendekat untuk melihat.“Ryuga,” panggil Claudia menatapnya panik.Sementara Ryuga yang melihat putrinya tidak sadarkan diri bergegas memutar langkahnya agar tiba di sampingnya. Begitu pula dengan apa yang dilakukan Dirga.“Bantu aku supaya Aruna naik di punggungku, Claudia,” pinta Ryuga dengan tegas.“Tangan kamu–“Biar gue aja yang bawa, Mbak,” sela Dirga. Ekspresinya benar-benar datar. Berbeda dengan Ryuga yang tampak kesulitan.Suasana di kantin tampak sepi. Mungkin karena tidak ada jadwal kelas di akhir Jum’at ini. Sebagian mahasiswa lebih tertarik berada di Gymnasium untuk menonton perlombaan.“Mau saya bantu, Mas?” tawar seorang Bapak penjaga kios tersebut.“Tidak, terima

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24
  • Pesona Presdir Posesif   Bertemu Rektor dan Ternyata ... Ups!~ Kejutan Lagi

    Claudia jelas memilih pergi sendirian setelah meminta maaf pada Ryuga karena tak bisa ikut menemani.“Aku menyerahkan semuanya padamu, Ryuga. Tapi … tolong, jangan terlalu ketus dengan Dirga. Selain dia pacar dari putrimu, dia juga adikku.”Dengan kata lain, Claudia seperti memperingati Ryuga. Itu yang dikatakannya sebelum pergi.Kini Claudia melangkahkan kakinya cepat ke arah gedung rektorat. Jaraknya lumayan agak jauh dari kantin keberadaan Claudia tadi.‘Nggak, Claudia, ayo berpikir positif!’ ucapnya keras-keras dalam hati.Claudia sudah bertekad, dia tidak akan membiarkan pikiran-pikiran buruk menguasai isi kepalanya. Itu penyakit dan tentu tidak sehat!Kurang lebih setelah hampir lima menitan, Claudia tiba di gedung rektorat. Gedung itu berada paling depan, tidak jauh letaknya dari gerbang depan kampus.Huft~Sebelum masuk ke dalam, Claudia mengatur napasnya agar jauh lebih tenang. Dia juga ingin menetralisir detak jantungnya yang berdebar sangat kencang.“Oke, tarik napas … buan

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24
  • Pesona Presdir Posesif   Sebuah Pilihan yang Sulit

    Tidak banyak yang Claudia ingat soal kakek dari pihak Sang Mama. Dia hanya pernah bertemu satu atau dua kali. Itu pun seperti sembunyi-sembunyi. Pun, dari pihak keluarga besar ibunya sendiri maupun Sang ayah. “Tidak, Prof. Malik,” jawab Claudia sedikit ragu-ragu. Jari-jari tangan Claudia saling bertaut, dia hanya bisa menjawab pendek. Claudia enggan memberitahu jika sebenarnya baru-baru kemarin dia menghubungi orang kepercayaan kakeknya. Untuk suatu hal, tentu saja. “Meskipun begitu, aku selalu berharap Kakek berumur panjang dan sehat,” bubuh Claudia berikutnya. Ketika menghadiri pemakaman Lani, Kakek Claudia datang dan itulah pertemuan keduanya. Claudia tidak begitu mempedulikan karena saat itu dia masih sangat berduka. “Saya kira beliau tampak sehat ketika dua bulan lalu kami tidak sengaja bertemu,” beritahu Prof. Malik. Dia paham posisi Claudia mengapa tidak berkomunikasi dengan kakeknya. Dan tentu, sejak dulu Malik lebih memilih mundur dan tidak ikut campur. “Syukurlah, itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-25
  • Pesona Presdir Posesif   Daddy jadi Om?!

    Sementara di sisi lain, Dirga yang membopong Aruna dari kantin berhasil tiba di parkiran. Dia celingukan mencari keberadaan Ryuga dan Claudia yang tidak terpantau oleh manik hitamnya yang tajam.“Mbak Claudia sama pria itu nggak mungkin nyasar ‘kan?” dengus Dirga menarik napasnya.Rasanya tidak mungkin Dirga terlalu cepat berjalan. Lagipula tidak mudah berjalan sambil membopong seseorang. Belum lagi Dirga harus mengabaikan tatapan-tatapan mahasiswa lain padanya.Samar-samar Dirga mendengar apa yang orang-orang itu katakan.“Ihh, itu bukannya Kak Dirga Disastra, ya? Dia gendong siapa? Kak Aruna?”“Eh, itu Kak Aruna kenapa?”Begitulah kira-kira. Rata-rata adik tingkatnya yang berkomentar.Pandangan Dirga turun, menatap Aruna yang kepalanya bersandar di bahu kirinya. Sebagian rambutnya menutupi wajah cantik Aruna.“Lo kelihatan mungil, tapi berat juga,” ucap Dirga disertai dengusan. Dia tidak mengeluh, hanya heran saja.Ini kali kedua Dirga membopong Aruna setelah dulu membopongnya ke UK

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-25
  • Pesona Presdir Posesif   Solusi untuk Claire

    Ya, Daksa.Nama itu akhir-akhir ini sangat meresahkan bagi keluarga Lee. Nama keluarga yang cukup disegani bahkan oleh pihak media.Ketika Liam mencoba memberikan berita mengenai Claire, salah satu jurnalis yang sempat beberapa kali bekerja sama di bawahnya menolak.“Saya bisa membuat berita ini naik, Pak Liam. Tapi, dengan syarat tidak boleh ada nama keluarga Daksa.” Begitu katanya.Mendengar Liam menceritakan itu membuat Claire tentu kesal bukan main. Dia sudah membaca artikel yang pada akhirnya direvisi.Itu jauh dari apa yang Claire inginkan. Sialan!“ARGHHHH!” Claire berteriak marah sembari membanting ponselnya ke lantai sehingga ponsel tersebut berakhir mengenaskan di pojokan sofa.“Claire!” tegur Liam melihat kelakuan sang adik. “Tenangkan dirimu!” Tanpa sadar, suara Liam meninggi.Napasnya naik turun, berusaha agar bisa mengontrol emosinya. Karena sekarang ini Liam sedang mengunjungi Claire yang masih harus tetap mendekam dibalik jeruji besi.Keduanya sedang berada di ruangan

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-25
  • Pesona Presdir Posesif   Kekhawatiran Sam

    Entah sejak kapan kebencian di antara Claire dan Claudia mengakar. Namun, Sam kini sepenuhnya menyadari jika hubungan kedua wanita tersebut sudah benar-benar berakhir.Sekali lagi Sam berusaha menghubungi Claudia. Sembari satu tangannya memegangi ponsel yang ditempelkan di telinga, pandangan Sam mengedar untuk memperhatikan area kampus.“Ayolah, Clau. Kakak mohon angkat,” gumamnya yang terdengar putus asa.Tetap tidak diangkat. Sam mengembuskan napas berat. Dia tak punya pilihan lain selain turun dari mobil mewahnya.Selepas menjenguk Claire, Sam bergegas menuju kampus. Masih mengenakan topi hitam, kacamata, serta masker, Sam melangkahkan kaki ke luar dari parkiran.Dia tahu betul area kampus Tunggal Utama. Meskipun beberapa bangunan tampak berubah, Sam tidak perlu khawatir karena ada papan penunjuk jalan.Namun, seolah berjodoh, Sam tidak perlu repot-repot mencari Claudia karena wanita itu muncul sendiri. Claudia baru saja ke luar dari gedung rektorat.Sedikit berlari-lari kecil, Sam

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-26

Bab terbaru

  • Pesona Presdir Posesif   Kisah Kita Bukan Drama Korea

    Sesi perpisahan Aruna dan Dirga sudah berakhir. Pemuda itu melerai pelukannya pada tubuh Aruna dengan berat hati. Kedua sudut Dirga tertarik ke atas, memperlihatkan senyum yang Aruna inginkan sejak dulu.Merasa diperhatikan, refleks Aruna ingin menolehkan wajah. Akan tetapi, aksinya tertahan oleh tangan besar yang mendarat di puncak kepalanya. Suara Dirga mengudara, “Berani menolehkan wajah, aku akan menganggapmu ingin kembali padaku, Aruna.”Mata besar Aruna menyipit. ‘Apaan, sih, Dirga,’ ucapnya tidak habis pikir.Detik berikutnya, Aruna merasakan kepalanya diusap dengan sayang. Sesuatu yang tidak pernah Dirga lakukan sekali pun. Mata besar Aruna memejam, dia mengepalkan kedua tangan. Dengan sikap tegas dan berani, dia menepis lengan Dirga, membuatnya cukup terkejut dengan reaksi Aruna.“Udah ‘kan? Aku mau masuk.” Aruna tidak ingin terbawa suasana hanya karena sikap Dirga yang satu itu.Sementara Dirga tampak mengembuskan napas berat. “Kamu bisa masuk sekarang.” Karena Dirga tidak m

  • Pesona Presdir Posesif   Mari Jangan Pernah Bertemu Lagi

    Tampan tapi tidak berperasaan. Julukan itu cocok disematkan untuk seorang Dirga Disastra. Akan tetapi, sejujurnya Dirga hanya cukup payah mengakui apa yang dia rasakan. Apa dia cemburu melihat kedekatan Aruna dan Pras? Dirga hanya menautkan kedua alisnya sambil mendengus kasar begitu mobil yang dikendarainya berhenti tepat di posisi Aruna dan Pras berdiri. Tanpa menatap Aland, Dirga berkata, “Turun duluan, Al.” Suara rendahnya terdengar dingin. Pun, ekspresinya. Mengembuskan napas, Aland menganggukkan kepala, “Oke.” Sementara di luar mobil, Aruna terang-terangan melihat ke arah jendela kaca mobil yang terbuka. Dia tidak menyadari jika Pras sudah menurunkan kepala untuk berbisik rendah di telinganya, “Kamu berhutang penjelasan, Aruna.” Kedua tangan Aruna mengepal di sisi tubuh. Dia sama sekali tidak menyesali tindakannya pada Pras. Gadis itu membatin, ‘Cuma ini satu-satunya cara.’ “Apalagi, Al?” tanya Dirga keheranan melihat Aland yang tidak kunjung ke luar dari mobil. Saat Dirga

  • Pesona Presdir Posesif   Dilarang Cemburu

    Aruna memiliki niatan akan pergi menemui Diana setelah kepulangan Ryuga ke rumah. Karena sekarang ini, Aruna akan fokus menjaga Claudia. Meskipun Emma juga ikut menemani, Aruna tetap ingin bersama Claudia. Bahkan ketika Claudia berbaring dan tertidur, Aruna juga ada di sampingnya. Dia memeluk Claudia dari samping dan menunjukkan sisi manjanya, membuat Emma yang baru kembali dari dapur menggelengkan kepala. “Grammie lihat-lihat kamu nempel terus sama Mommy-mu.” Mendengar itu, Aruna menjawab dengan santai, “Aruna lagi puas-puasin momen, Grammie. Besok-besok, pasti yang nempelin Mommy adik bayi.” Pandangan Aruna turun untuk melihat perut rata Claudia. Dia juga mengangkat sedikit kepalanya. Menyadari satu hal, Aruna mengembuskan napas berat. Dia menambahkan, “Belum Daddy ….” Suaranya terdengar lesu. Meskipun Ryuga adalah Daddy-nya, tetapi pria itu juga adalah saingan terberatnya. “Cari pengganti Dirga sana, biar nggak kesepian,” celetuk Emma dengan entengnya. Dia bertukar pandangan de

  • Pesona Presdir Posesif   Berhenti

    Ada banyak hal yang terjadi dan tidak diketahui Garvi kala dirinya dalam keadaan koma. Pun, persahabatan yang terjalin di antara dirinya, Dirga, Pras, dan Aland yang sudah banyak mengalami perubahan.Dia menatap Aland dan Dirga bergantian. Keduanya sudah tampak jauh lebih dewasa dan juga keren. Salah satu sudut bibir Garvi terangkat, tersenyum menyeringai.Aland berdeham melihat Garvi tampak memiliki dunianya sendiri. “Eh, Kak, gimana keadaan lo?” tanyanya. Dia tidak lupa jika kedatangannya kembali ke Indonesia untuk menjenguk Garvi. Mengenai Anjani bisa diurus nanti.Garvi pun menjelaskan secara singkat mengenai kondisinya. Dia hanya harus menjalani pemulihan selama beberapa waktu.Begitu mendengarnya, terbesit perasaan bersalah dalam benak Dirga. Pemuda itu menyeletuk, “Gue usahakan balik ke sini kalau waktunya libur–“Ck, nggak usah!” sela Garvi disertai kekehan geli. Dia tidak ingin merepotkan teman dekatnya itu. “Fokus aja sama studi lo di sana. Gue ada yang jagain kok.” Saat men

  • Pesona Presdir Posesif   Kakak Beradik

    “Boleh diulangi lagi nggak, Kak?”Barangkali Anjani salah mendengar. Dia perlu memastikannya sekali lagi. Dan supaya tidak mencurigakan, Anjani mau membagikan tentang pikirannya. “Namanya familier dengan seseorang yang aku kenal–“Dimitrio, ya?” potong Garvi dengan senyum menyeringai di salah satu sudut bibirnya.Anjani mengerjapkan mata. Dia menganggukkan kepalanya kuat-kuat hingga membuat poninya mengayun, tampak menggemaskan di mata Garvi. Suaranya yang halus mengudara, “Pak Dimitri– maksudku Pak Dimitrio dosen di kampusku. Kak Garvi kenal?”Di tengah pergerakan Garvi yang terbatas, tangannya gatal untuk tidak menyentuh poni Anjani lantas mengacaknya pelan.“Eh–Sentuhan tangan besar Garvi seketika membuat Anjani terkejut. Gadis itu terdiam dengan mata yang membola.Garvi terkekeh pelan. “Aku tidak mengenali Dimitrio. Tapi, aku kenal Dimitrian–pemuda barusan yang kamu lihat … dia temanku.” Hanya sebatas itu Garvi bisa memberitahu.Mata Anjani memicing lantas menganggukkan kepalanya

  • Pesona Presdir Posesif   Menemui Garvi

    Mata besar Aruna menatap ke arah Garvi, seolah meminta penjelasan tentang kehadiran sosok pemuda tersebut.“Dia siapa, Kak Garvi?”Pertanyaan Aruna langsung dijawab kontan oleh sosok pemuda itu. “Nggak perlu tahu,” jawabnya tidak ramah.Lalu dia menepuk bahu Garvi dan mengatakan, “Cepat sembuh.”Usai mengatakan hal tersebut, dia berlalu pergi melewati Aruna dan Anjani tanpa meliriknya sedikit pun. Pemuda itu malah semakin menurunkan topinya.Anjani memicingkan mata, ‘Sepertinya aku pernah melihat dia. Tapi, di mana?’ Mata bulatnya tampak familier. Dan juga, tato di lengannya.Sementara Anjani fokus mengingat-ngingat, Aruna sudah mendekat ke arah Garvi yang tengah duduk sambil bersandar. Gadis itu langsung mengajukan sejumlah pertanyaan, “Teman Kakak ya itu? Siapa namanya? Tadi aku ketemu dia loh di rumah dosenku. Iya ‘kan, Jani?”Barulah saat namanya dipanggil, Anjani mengerjapkan mata lantas menganggukkan kepala. Garvi menyunggingkan senyum kecilnya. “Sudah mengocehnya?”Padahal nad

  • Pesona Presdir Posesif   Pemuda Bertato di Rumah Dimitri

    Aruna sepakat jika sesuatu yang berharga perlu dilindungi. Dia belajar itu dari sosok Daddy-nya sendiri. Dan saat ini, bagi Aruna, sesuatu yang perlu dilindungi itu adalah Garvi.Pulang kuliah lebih cepat tak membuat Aruna bisa menemui Garvi lebih awal. Gadis itu dimintai tolong oleh seorang dosen yang sangat menyebalkan baginya belakangan ini.“Aku antar pake kurir motor aja ya, Pak Dimi?” tawar Aruna sambil menatap lamat-lamat berkas yang ada di tangannya. Beberapa saat lalu, dia mengambil itu di loker Dimitri yang kuncinya tergantung di sana.“Saya mau kamu yang antar, Aruna. Itu berkas berharga saya. Kalau nanti hilang, mau kamu tanggung jawab?”Di seberang sana, Dimitri tampak memprotes dengan suaranya yang menyebalkan. Aruna meninggikan satu alisnya, sekilas menatap Anjani yang juga menatapnya.“Apa?” tanya Anjani tanpa suara.Mengembuskan napas, Aruna tampak merengut pelan. “Kenapa jadi aku yang harus tanggung jawab, Pak Dimi?” Dia sama sekali tidak mengerti. Jika boleh menamba

  • Pesona Presdir Posesif   Memecat Riel

    Jika Ryuga mau, dia bisa saja tetap berada di dekat Claudia dengan duduk di sofa yang tak jauh darinya. Hanya saja Ryuga memutuskan ke luar, sengaja memberikan Claudia ruang untuk bersama kedua temannya.Sebelum pergi, Ryuga memberikan titipan pesan sambil menatap Lilia dan Idellia bergantian, “Tolong panggil aku jika Claudia membutuhkan sesuatu. Aku ada di luar.”“Siap, Ryuga!”Begitu Ryuga ke luar, jelas Lilia dan Idellia sibuk menggoda Claudia. Ryuga duduk di kursi tunggu rawat inap yang letaknya ada di depan ruangan inap Claudia. Tidak sendirian. Ada sesosok pria yang lebih muda darinya juga tengah duduk di sana seraya meneguk minuman kaleng.Tiba-tiba saja Ryuga merampasnya tanpa permisi. “Bukankah sudah aku katakan untuk mengurangi minuman bersoda?” dengusnya sambil menjauhkan minuman kaleng itu dari hadapan Riel.Jika tadi Ryuga mengatakan tanpa meliriknya, maka sekarang manik hitam Ryuga bersitatap dengan manik Riel. “Perlu aku hubungi Diana untuk memarahimu?”Bukan tanpa ala

  • Pesona Presdir Posesif   Geli~

    “Oke, Claudia.”Claudia sendiri tidak menduga dengan respons yang diberikan Ryuga. Bahkan ekspresinya tampak pasrah, tidak ada alis yang menukik kesal karena merasa tidak terima.Dia menggelengkan kepala, ‘Ryuga kok aneh?’“Ryuga!” panggil Claudia begitu netra matanya menemukan punggung Ryuga yang membelakangi, bersiap pergi meninggalkan Claudia seorang diri.Alih-alih Ryuga yang merasa kesal, malah justru Claudia yang dibuat kesal seperti ini. “Kamu benar-benar akan meninggalkanku sendirian, Ryuga? Membiarkan aku tidur sendirian malam ini?” Saat mengatakannya, suara Claudia terdengar gemetar menahan tangis.Tubuh Ryuga kembali berbalik, menghadap ke arah Claudia. Manik hitamnya menyorotnya dalam-dalam. Dengan suara yang lembut, Ryuga bertanya, “Jadi, maumu apa sebenarnya, Nyonya Daksa?”“Mmm? Mau ditinggalkan sendiri atau ditemani?” tawar Ryuga kemudian. Dia sendiri cukup kaget dengan respons Claudia sebelumnya. Ryuga sedikit tidak mengerti, tidak biasanya Claudia bersikap seperti ta

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status