Share

Pesona Istri Yang Dikhianati
Pesona Istri Yang Dikhianati
Author: Danastri

Bab 1

Author: Danastri
Biasanya, rumah tangga akan mengalami cobaan pada tahun ketujuh pernikahan. Namun, pernikahanku baru berlangsung selama empat tahun, Lionel sudah diam-diam menyimpan wanita lain di luar.

Di pinggiran kota, tepat di depan sebuah vila mewah. Frenny Wiguna duduk diam di kursi belakang mobil mewah sambil memandangi suaminya yang tengah diam-diam bertemu dengan wanita lain.

Gadis itu masih sangat muda. Dia mengenakan gaun putih yang tampak polos dan memesona. Mereka berpegangan tangan seperti sepasang kekasih yang dimabuk asmara. Wajah Lionel saat itu memancarkan kelembutan yang tak pernah didapatkan Frenny selama pernikahan mereka.

Gadis itu mendongakkan kepala sambil merengek manja, "Kakiku sakit ... Lionel, peluk aku, ya?"

Frenny mengira Lionel pasti tidak akan menurutinya. Lionel terkenal sebagai pria dingin dan sulit didekati, sikapnya keras dan tidak sabaran. Bahkan jika wanita baru itu sedang dimanjakan, rasanya tidak mungkin dia akan menoleransi sikap manja seperti itu.

Namun detik berikutnya, Frenny merasa dirinya ditampar kenyataan dengan sangat keras.

Suaminya malah mengusap ujung hidung si gadis dengan lembut. Kemudian, dia mengangkat tubuh gadis itu dengan kedua tangan, seolah-olah sedang mengangkat harta karun paling berharga di dunia ini.

Tangan mungil si gadis pun melingkar di leher kekar Lionel secara alami. Jari-jarinya menyisir ujung rambut hitam berkilau milik pria itu dengan lembut.

Di leher Lionel, ada sebuah tahi lalat merah yang sangat sensitif jika disentuh. Dulu, Frenny pernah tidak sengaja menyentuhnya saat bercinta. Setelah itu, Lionel langsung menindihnya, mencengkeram kedua lengannya dengan keras dan menjadi sangat buas ....

Benar saja, Lionel akhirnya tak tahan lagi. Dia mendorong gadis itu ke pilar di gazebo taman dengan tatapan jernih dan menggebu.

Frenny menutup mata perlahan-lahan. Dia tidak ingin lagi melihat lebih lanjut. Dia belum pernah melihat Lionel yang tergila-gila karena cinta seperti itu.

Lantas ... Frenny ini dianggap apa?

Dulu sebelum menikah, justru Lionel yang mengejarnya dengan penuh semangat. "Frenny, kamu adalah pasangan paling cocok untukku di antara semua orang-orang berpengaruh."

Hanya karena satu kalimat itu, Frenny rela meninggalkan dunia seni yang sangat dicintainya. Dia menikah ke Keluarga Pramudya, menyelami dunia bisnis dan kemewahan bagaikan dibakar oleh api cinta yang membara.

Empat tahun berlalu. Lionel sukses merebut kekuasaan keluarga.

Sementara itu, Frenny menjadi pion tak berguna yang bisa dibuang kapan saja. Lionel menganggapnya terlalu kaku, terlalu "berkelas", dan tidak punya sisi feminin. Akhirnya, dia memilih untuk menyimpan wanita lain di luar.

Frenny, kamu benar-benar terlalu polos .... Terlalu konyol.

....

Saat membuka matanya kembali, mata Frenny sudah tak lagi menyimpan perasaan cinta ataupun benci. Lantaran perasaannya sudah kandas, kini saatnya berbicara soal uang.

Vila tempat Lionel dan kekasih gelapnya berselingkuh itu, bahkan merupakan harta bersama mereka sebagai suami istri. Frenny tidak ingin pasangan berengsek itu mendapat keuntungan seenaknya. Dia bertanya pelan kepada sekretaris yang duduk di kursi depan, Annie, "Selama tiga bulan ini, Lionel selalu sama wanita itu?"

Annie menjawab tegas, "Gadis itu namanya Natasha Wijaya. Bisa dibilang, dia teman masa kecil Pak Lionel, tapi orangnya nggak terlalu pintar. Tiga bulan lalu, Pak Lionel bersikeras menempatkannya di perusahaan. Sejak itu, dia selalu mendapat perlakuan khusus."

Setumpuk dokumen diletakkan di hadapan Frenny. Frenny membolak-balik isinya dengan perlahan. Dia merasa dirinya bisa merelakan semuanya.

Asalkan Lionel bersedia membagi harta bersama, Frenny akan mengambil uang dan sahamnya, lalu pergi tanpa menoleh lagi.

Di luar mobil, daun-daun musim gugur berwarna kekuningan. Sinar senja menyinari dunia dengan pancaran keemasan yang menyilaukan mata.

Frenny mengatur kembali perasaannya, lalu menekan nomor Lionel. Lionel mungkin sedang sibuk bermesraan dengan kekasihnya. Sebab, dia baru menjawab telepon itu setelah berdering beberapa kali.

Suaranya terdengar angkuh dan dingin, "Ada apa?"

Frenny menundukkan pandangan dan bertanya, "Hari ini ulang tahunku. Kamu pulang makan malam nggak?"

Di seberang sana, Lionel terdiam sejenak. Pria yang tidak ingin pulang, tentu bisa menemukan sejuta alasan untuk menghindar. Pasti alasan klise seperti ada urusan penting atau jamuan yang tak bisa ditinggalkan.

Namun, Frenny mendengar suara manja gadis lain itu dengan jelas, "Lionel, kamu sudah selesai belum sih? Aku nggak izinkan kamu bicara sama dia ...."

Lionel terdiam. Lalu, dengan sedikit nada canggung, dia berkata, "Kalau nggak ada yang penting, aku tutup dulu."

Bunyi panggilan diputus terdengar dari ponsel. Sesuai dengan sifat Lionel yang tegas dan tanpa basa-basi.

Annie mengumpat dengan kesal, "Pak Lionel keterlaluan! Dia lupa kalau ...."

Namun, Frenny tidak memedulikannya. Dia bahkan sempat berpikir, 'Maaf ya sudah mengganggu waktu romantismu dan kekasihmu itu. Tapi bagaimana lagi? Istri sah ini lagi kesal.'

Frenny tersenyum tipis. "Dia bukan lupa, Annie. Dia cuma nggak peduli. Hubungi perusahaan, matikan air, listrik, dan gas di vila itu. Nanti juga dia bakal tahu rasanya ingin pulang."

Annie memujinya, "Anda benar-benar hebat, Bu."

Frenny tidak menanggapi. Dia menolehkan wajah untuk menatap ke luar jendela mobil dengan tenang. Matahari terbenam dan awan senja menyatu di ufuk barat.

Frenny masih ingat dengan jelas, senja di kala itu sama persis dengan langit hari ini. Saat itu, dia pernah bertanya pada Lionel, apakah kontrak pernikahan mereka akan berlaku seumur hidup? Dia juga bertanya, apakah mereka tidak akan pernah saling mengkhianati?

Lionel mengiakannya. Dia bilang, Frenny adalah wanita paling penting di hatinya.

Namun sekarang, Lionel justru membuatnya merasa bahwa semuanya sudah cukup asalkan ada uang.

Setetes air mata mengalir perlahan dari sudut mata Frenny ....

....

Frenny kembali ke tempat tinggal mereka di Vila Imperium. Setengah jam kemudian, sang sekretaris mengantarkan dokumen surat perceraian.

Frenny mengajukan pembagian setengah dari total kekayaan bersama. Kemudian, dia masuk kamar mandi. Setelah selesai mandi dan mengenakan pakaian, entah mengapa, dia kembali berdiri di depan cermin besar.

Kemudian, dengan gerakan yang seolah-olah di luar kesadarannya, Frenny membuka kembali jubah mandi berwarna putihnya. Di bawah cahaya lampu kristal yang terang, dia menatap tubuhnya sendiri.

Tubuh yang telah lelah bekerja bertahun-tahun, tentu tidak bisa dibilang montok. Namun, kulitnya yang putih dan bersih, masih menyimpan keanggunan. Hanya saja, jelas itu tidak cukup menggoda bagi pria. Kalau memang cukup, kenapa Lionel masih harus mencari wanita lain di luar?

Frenny teringat pada gadis muda itu. Dia bahkan membayangkan adegan saat Lionel bergumul dengan tubuh wanita muda itu di atas ranjang. Pasti jauh lebih panas dibandingkan saat bersama dirinya.

Frenny mengernyit pelan. Dia merasa malu dengan pikirannya sendiri yang membandingkan hal semacam itu.

Tiba-tiba, pintu ruang ganti terbuka perlahan. Lionel pulang. Dia berdiri di ambang pintu.

Kemeja hitam dan celana panjang yang mahal membungkus tubuhnya yang tinggi dan tegap. Fitur wajahnya yang tegas, tampak begitu maskulin di bawah cahaya dan memancarkan pesona pria dewasa yang tak bisa disangkal.

Frenny sempat berpikir dalam hati, 'Bahkan kalau Lionel nggak punya kekayaan triliunan sekalipun, dengan tampang seperti itu saja, pasti ada banyak wanita yang rela menyerahkan diri padanya. Aku sudah tidur dengannya selama empat tahun, sepertinya ... nggak terlalu rugi.'

Suami istri itu saling berpandangan. Mereka bisa saling memahami tanpa perlu kata-kata.

Lionel melangkah perlahan masuk ke ruang ganti, lalu berdiri di belakang Frenny dan menatap tubuh mereka berdua yang terpantul di cermin.

Frenny sudah merapikan pakaiannya. Rambut hitamnya diikat dengan rapi. Bahkan setelah mandi pun, dia tetap tampil seperti seorang wanita karier yang kuat dan tak tergoyahkan.

Lionel jelas masih mengingat, pada malam pernikahan mereka, Frenny masih tampak agak rapuh. Saat berhadapan dengan tubuh laki-laki, sekujur tubuh Frenny gemetar ketakutan.

Malam itu, mereka bahkan tidak melakukan apa-apa.

Setengah bulan kemudian, perusahaannya mengalami masalah. Malam itu, Frenny meringkuk dalam pelukannya sambil terus memanggil namanya dengan suara pelan. Lionel memeluknya erat dan malam itulah mereka benar-benar menjadi suami istri.

Namun, kehidupan ranjang mereka memang sangat jarang. Di rumah, Frenny adalah Nyonya Pramudya yang terhormat. Di Grup Rahayu, dia adalah direktur yang memegang kekuasaan besar. Dia selalu tampil tangguh dan dingin. Bahkan di atas ranjang, Lionel berani bersumpah, Frenny tidak pernah benar-benar menikmati semuanya. Lama-lama, dia merasa itu membosankan.

Lionel mendekat sambil berseloroh, "Listrik dan air di vila itu, kamu yang suruh matikan, ya?

Cuma karena aku lebih perhatian sama anak dari seniorku, kamu langsung tersinggung?"

Frenny menatapnya lewat pantulan di cermin. Lionel sempat menghitung, hari-hari ini seharusnya masa subur Frenny.

Tangannya menyentuh lembut cuping telinga istrinya, lalu mendekatkan wajahnya dan berbisik, "Kamu ajak aku pulang karena ulang tahun, atau karena ... kebutuhan biologis? Nyonya Pramudya yang baru 26 tahun ternyata sebergairah ini?"

Ucapannya kotor, tapi Frenny tahu betul apa yang sebenarnya dia inginkan.

Lionel menginginkan seorang anak.

Kakek dari pihak Keluarga Pramudya masih memegang 10% saham Grup Rahayu. Lionel butuh seorang anak sebagai tambahan kekuatan untuk merebutnya.

Namun Lionel tidak tahu, kemungkinan mereka punya anak sudah sangat kecil. Sejak insiden perut Frenny ditendang seseorang dengan keras setelah mendorong Lionel, peluang untuk hamil baginya hampir tidak ada.

Frenny memejamkan mata perlahan, menyembunyikan kesedihannya.

Namun, Lionel sedang dalam suasana hati yang berbeda. Dengan mudah, dia mengangkat tubuh istrinya dan membaringkannya secara horizontal ke atas ranjang utama yang empuk. Tubuhnya langsung menindih dari atas ....

Akan tetapi, mana mungkin Frenny mau?

Dia menahan dada suaminya dengan telapak tangan. Rambut hitamnya terurai sebagian di sisi bantal, jubah mandinya pun sedikit terbuka. "Lionel!"

Namun, Lionel hanya menatap wajah istrinya dengan penuh intensitas. Dia menundukkan kepala dan mencium bibir Frenny dengan ganas, sementara tubuhnya sudah tak bisa dihentikan lagi ....
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 2

    Frenny mencengkeram erat seprai, jari-jarinya meninggalkan kerutan di permukaannya.Di saat seperti ini, dia masih sempat memikirkan, 'Apa wanita di luar sana belum cukup untuk memuaskan Lionel? Kenapa hari ini dia nggak langsung masuk ke inti, malah rela menghabiskan waktu menciumiku?'Namun, Frenny tidak merasa tersentuh sama sekali. Selain rasa muak, dia tidak merasakan apa pun.Akhirnya dia memilih untuk diam dan berbaring pasrah di atas ranjang, membiarkan Lionel melakukan sesukanya. Lagi pula, sekeras apa pun Lionel mencoba, dia tidak akan bisa menghasilkan seorang anak.Awalnya, Lionel masih merasa terangsang oleh penampilan Frenny yang setengah terbuka, tapi ketika dia menyadari Frenny hanya diam kaku seperti kayu di atas ranjang ....Pria mana pun pasti akan kehilangan gairah. Benar-benar merusak suasana.Ujung rambut hitam Lionel basah oleh keringat. Wajahnya sedikit memerah dan suaranya serak, "Kenapa jadi nggak mau?"Meski mereka tidak sering berhubungan badan, setidaknya a

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 3

    Lionel hanya mengangguk sedikit. Hardika tersenyum tipis, lalu bangkit berdiri untuk memberi ruang bagi pasangan suami istri yang kini telah menjadi asing itu.Setelah Hardika pergi, Lionel menatap penampilan Frenny dan mengernyitkan alis tampannya. "Kenapa pakai baju seperti itu? Pulang dan ganti bajumu. Nanti kita harus ke rumah keluarga untuk makan malam."Frenny tahu betul, yang dimaksud Lionel dengan "makan malam", adalah aksi pamer keharmonisan di depan keluarga besar mereka. Semua itu demi saham yang masih digenggam kakek Lionel.Kadang-kadang, Frenny merasa Lionel seperti sosok berkepribadian ganda. Dari luar, dia tampak tenang dan berwibawa, tapi jauh di dalam hatinya, dia adalah orang yang penuh perhitungan. Lionel memang dilahirkan untuk bersaing dalam dunia kekuasaan.Frenny memilih untuk bekerja sama. Sebelum proses pembagian harta selesai, semua masih soal kepentingan. Dia pun kembali ke kantor untuk mengganti pakaian dengan setelan formal, lalu turun bersama Lionel mengg

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 4

    Pukul sembilan malam, keduanya meninggalkan kediaman Keluarga Pramudya.Saat Lionel sedang memasang sabuk pengaman, dia bertanya dengan tak acuh, "Tadi kamu ngobrol apa sama Dillon? Kalian kelihatan cukup akrab."Frenny mengangguk pelan, "Ya, kami ngobrol soal kekasih masa kecilmu."Lionel terdiam.Beberapa saat kemudian, Lionel perlahan menggenggam tangan Frenny. Suaranya terdengar lebih lembut dari biasanya, "Aku belum pernah tidur dengannya."Frenny bersandar di kursi dengan mata berkaca-kaca. Dia sangat paham, kelembutan Lionel ini bukan karena cinta, melainkan karena Frenny sedang berada di masa subur dan Lionel ingin menanam benih di rahimnya.Itu tidak ada hubungannya dengan cinta, bahkan lebih tidak ada hubungannya lagi dengan dirinya.Frenny benar-benar penasaran. Jika Lionel tahu bahwa dirinya tidak bisa memiliki anak lagi, apakah dia masih akan mencoba mempertahankannya? Atau justru langsung menandatangani surat cerai dan buru-buru mencari wanita lain yang pantas menjadi Nyo

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 5

    Frenny tahu, saat dia mengungkap kebenaran itu, tidak akan ada lagi jalan untuk kembali antara dirinya dan Lionel.Namun, ketika kekecewaan dalam hati seseorang sudah mencapai batas, maka tak akan ada lagi rasa takut. Hati akan memilih untuk melepaskan semuanya, bahkan jika itu berarti kehilangan segalanya.Frenny menatap suami yang pernah dicintainya dan memperlihatkan semua lukanya dengan kejam di hadapan Lionel. Saat dia mulai bicara, rasa nyeri di hatinya sudah begitu dalam hingga nyaris tak terasa lagi."Lionel, kamu nggak perlu pertimbangkan apa pun lagi. Bukan cuma posisiku di Grup Rahayu, bahkan gelar Nyonya Pramudya pun aku nggak mau lagi, karena aku nggak bisa ha ...."Namun, sebelum kata "hamil" sempat selesai diucapkan, ponsel Lionel berdering.Tatapannya masih terpaku pada wajah Frenny saat dia mengangkat telepon. Di ujung sana, terdengar suara Reyna yang panik, "Pak Lionel, kondisi Bu Natasha sedang gawat. Anda harus segera datang!""Aku mengerti."Setelah menutup telepon

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 6

    Malam akhir musim gugur, suasana di dalam mobil terasa hangat seperti musim semi.Frenny mencium aroma tembakau dari tubuh pria di sampingnya. Merek rokok yang diisap Hardika sama persis dengan yang biasa digunakan Lionel. Frenny menjadi bingung. Dalam kesadaran yang samar, dia mengira pria di sampingnya adalah Lionel ....Frenny memejamkan mata, menggenggam tangan pria itu, dan memanggil dengan lirih, "Lionel."Dalam keadaan setengah sadar, dia seolah kembali ke masa lalu.Masa lalunya bersama Lionel ....Hardika tidak menarik tangannya, juga tidak berkata apa-apa. Dia hanya menoleh, memandangi gelap malam di depan kaca mobil. Langit hitam legam dengan rintikan hujan yang membuat suhu terasa lembap. Sama seperti suasana hatinya saat ini.Hardika pernah berhubungan dengan wanita.Namun, semua itu hanya hubungan timbal balik. Mereka saling memanfaatkan dengan suka rela, tanpa beban emosional sama sekali. Dia belum pernah merasakan cinta sedalam yang dimiliki Frenny. Untuk sesaat, dia me

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 7

    Pagi-pagi sekali, Frenny terbangun dengan kepala terasa sakit.Pelayan di rumah membawakan obat untuknya dengan perhatian.Setelah meminum obat, kondisinya membaik. Dia pun bersiap menuju kamar mandi untuk mandi. Namun, pelayan itu berkata dengan kesal, "Tuan digoda sama wanita jalang itu. Padahal semalam Tuan sempat pulang, tapi melihat Nyonya mabuk seperti itu, dia tetap pergi begitu saja."Frenny baru tahu bahwa semalam Lionel sempat pulang.Pelayan itu kembali teringat sesuatu, "Oh iya, Nyonya. Jas milik Pak Hardika sudah kami kirim ke penatu atas perintah Tuan Lionel. Katanya, harus dikirim langsung ke tangan Pak Hardika. Tuan masih punya hati juga bisa perhatian sama Nyonya."Pelayan itu tentu saja tidak tahu seluk-beluk dalam hati Lionel dan mengira semua itu hanyalah bentuk kepedulian. Namun, Frenny tahu, Lionel hanya takut diselingkuhi.Berhubung kondisi tubuhnya masih belum pulih, Frenny memilih beristirahat di rumah selama dua hari. Di sela waktu, dia sempat menjenguk nenekn

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 8

    Di area parkir, Frenny bertemu dengan Hardika.Hardika tampak agak terkejut. Namun setelah berpikir sejenak, dia melangkah mendekat dan bertanya dengan pandangan yang dalam, "Benar-benar mau meninggalkan Grup Rahayu?"Frenny mengangguk ringan. "Iya, aku memang akan pergi."Dia melempar koper kecilnya ke dalam bagasi mobil, lalu menutupnya. Setelah itu, dia berbalik menghadap Hardika dan berkata dengan nada datar, "Terima kasih untuk malam itu."Hardika menatap wajahnya .... Ekspresinya tenang dan tidak memperlihatkan emosi apa pun. Inilah Frenny yang dikenalnya.Kecantikan dan kerapuhannya malam itu, hanya bagaikan sebuah mimpi yang singkat.Tatapan Hardika semakin dalam. Dia hanya mengangguk singkat dengan wibawa khasnya. "Cuma masalah kecil."Meski terlihat dingin, saat mobil Frenny perlahan melaju dan menjauh, Hardika tetap berdiri di tempat yang sama cukup lama. Wajahnya tampak sedang berpikir keras.....Pukul delapan malam, Frenny kembali ke Vila Imperium.Begitu dia turun dari m

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 9

    Setiap huruf yang tertera di atas kertas itu, dibaca Lionel berulang kali hingga matanya terasa perih dan berair.Tiba-tiba, dia memahami semua penderitaan dan air mata Frenny.Barulah dia mengerti, mengapa Frenny mengajukan pertanyaan dengan begitu histeris di tempat parkir malam itu. "Lionel, kenapa bahkan lima menit pun kamu nggak bisa berikan untukku? Lionel, apa kamu masih Lionel yang dulu?"Ternyata, Frenny tidak bisa punya anak lagi!Lionel memang tidak mencintai Frenny, tapi Frenny adalah seseorang yang penting baginya. Frenny telah menemaninya selama empat tahun, melewati masa tergelap dalam hidupnya, hingga menyaksikannya berdiri di puncak kekuasaan.Saat mereka menikah, mereka pernah sepakat akan punya dua anak. Satu diberi nama Asha Pramudya, satu lagi Ashir Pramudya.Lionel duduk perlahan di pinggir ranjang.Wajahnya yang biasanya gagah dan percaya diri, kini tampak hancur dan rapuh. Dia merogoh sakunya untuk mengambil sebatang rokok, lalu menyalakan api dengan kepala tert

Latest chapter

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 50

    Di ruang presdir Grup Rahayu.Lionel bersandar di kursi kulit, tengah menganalisis dirinya sendiri dengan serius.Segala hal yang dia lakukan, semua demi menjaga kestabilan pernikahannya, demi seorang pewaris yang sah. Dia tidak membenci Frenny, bahkan sedikit menyukainya.Setidaknya dalam urusan itu, belakangan ini mereka cukup kompak. Pria memang makhluk penuh hasrat. Jika nafsu mereka terpenuhi di ranjang, mereka akan menjadi lebih murah hati.Lionel bersedia memperlakukan Frenny dengan baik, membiarkannya menikmati segala keuntungan dari sebuah pernikahan, memberi ilusi cinta kalau memang itu yang diinginkan Frenny.Namun, semua itu tidak ada hubungannya dengan cinta. Lionel tetap tidak mencintai Frenny.Saat dia tenggelam dalam pikirannya, Reyna mengetuk pintu dan masuk. "Pak Lionel, ada telepon dari Jenewa."Lionel menerima ponselnya, mengangguk ringan. "Kamu keluar dulu."Reyna kembali ke ruang sekretaris sambil berpikir dalam hati, 'Telepon dari Jenewa selalu datang seminggu se

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 49

    Lionel menghampiri Frenny, sorot matanya dalam. "Kenapa kamu ke sini?"Frenny mengangkat tas dokumennya. "Bukan buat kencan."Tatapan Lionel semakin suram. Dia mengajak istrinya, "Temani aku makan sedikit lagi ya?"Frenny tidak memberi muka. Dia bahkan tidak melirik ke arah Molly, hanya berkata dengan suara datar, "Aku sudah kenyang. Lionel, kalian lanjutkan urusan kalian. Aku pulang dulu."Detik berikutnya, Lionel meraih pergelangan tangannya. Dengan alis berkerut, dia memanggil, "Frenny."Frenny hanya tersenyum tipis, memandang Lionel sambil berkata, "Bukankah kalian sedang bicara soal kerja sama? Aku nggak seposesif itu, apalagi kita cuma pasangan kontrak, 'kan? Kalau waktunya habis, kita bubar. Kamu mau sama siapa, itu bukan urusanku."Alis Lionel berkerut semakin dalam. Tentu saja dia tahu Frenny merajuk. Namun, karena dia merasa tersinggung, dia pun tidak memiliki kesabaran untuk membujuk dan langsung membiarkannya pergi.Frenny juga tidak menunjukkan sedikit pun rasa menyesal. D

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 48

    "Istriku sangat baik, dia adalah wanita yang luar biasa. Tapi, aku nggak mencintainya.""Aku yakin, aku nggak punya perasaan cinta sebagai pria kepada wanita terhadapnya. Aku berhubungan intim dengannya hanya karena ingin punya ahli waris yang sah.""Tapi, entah kenapa aku seperti kecanduan. Padahal sebelumnya, aku ini pria yang selalu bisa menahan diri."Lionel benar-benar bingung.Beberapa saat kemudian setelah evaluasi, dokter berkata, "Pak Lionel, yang pertama-tama harus kamu pastikan adalah apa kamu benar-benar nggak mencintai istrimu? Perasaan antara pria dan wanita itu sangat sulit dipahami, bukan hal yang sepenuhnya subjektif maupun objektif."Lionel mengerutkan kening, menolak untuk berpikir ke arah sana. Karena di masa mudanya, dia pernah mencintai seseorang. Dia tahu betul seperti apa rasanya jatuh cinta.Setelah sesi konsultasi berakhir, Lionel mengancingkan jasnya dan keluar dari ruang konsultasi.Di luar, Reyna menunggu di depan pintu. Saat melihatnya keluar, Reyna bertan

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 47

    Frenny sedang sakit, jadi tentu tidak mungkin melakukan hubungan suami istri. Dia kembali ke ranjang untuk beristirahat.Dari arah kamar mandi, terdengar suara gemercik air. Lionel sedang mandi. Suara air itu menenangkan, membuat Frenny mengantuk. Tanpa sadar, Frenny pun tertidur.Dalam mimpinya, Lionel masih saja terus mengganggunya, tidak mau melepaskannya. Saat terbangun lagi, waktu sudah menunjukkan pukul 1 dini hari.Di kamar hanya ada satu lampu baca yang menyala. Lionel bersandar di ujung ranjang, sedang membaca dokumen penting.Penampilannya memang luar biasa. Bahkan hanya dengan jubah mandi putih, dia tetap tampak memukau. Frenny sekalipun tidak bisa menahan diri untuk menatapnya beberapa kali.Gerakan kecil dari tempat tidur membuat Lionel menoleh. Dia menatap Frenny sambil bertanya pelan, "Sudah bangun?"Frenny mengangguk. "Sekarang jam berapa?"Lionel meletakkan dokumen di tangan, lalu membaringkan setengah badannya dan merangkul pundak istrinya. Suaranya terdengar lembut d

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 46

    Tak lama kemudian, Lionel membuka pintu kamar utama.Kamar itu tenang dan sunyi. Di udara tercium samar aroma feminin. Saat melangkah lebih dalam, dia melihat Frenny terbaring di ranjang. Tampaknya sedang tertidur.Lionel berjalan mendekat, lalu berlutut di sisi ranjang. Dia menyibakkan helaian rambut dari wajah Frenny dan menyentuh keningnya. Masih panas.Frenny terbangun, demam membuatnya tampak linglung. Tatapannya bertemu mata Lionel. Suara lembut keluar dari bibirnya. "Kamu sudah pulang?"Jantung Lionel berdebar-debar. Dia mengelus lembut wajah istrinya dan menjawab pelan, "Aku sudah minta mereka bawakan bubur ke atas. Makan sedikit, baru tidur lagi. Badanmu masih nggak enak ya?"Saat menyentuhnya, Lionel seperti mengelus anak anjing kecil. Frenny merasa sedikit canggung. Dia mengangkat tangan dan menyentuh kening Lionel. Pria ini tidak demam.Lionel terkekeh-kekeh, merasa kesal sekaligus geli. "Salah ya kalau aku perhatian? Dulu kamu selalu bilang aku kurang peka."Frenny bersand

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 45

    Di ruang rapat, Lionel sedang memimpin rapat pagi saat Reyna masuk sambil membawa ponselnya. Lionel mengangkat alis, sedikit terkejut, lalu mengambil ponsel itu.Suara dari seberang adalah suara asisten rumah tangganya. "Tuan, Nyonya sakit. Demamnya sudah sampai 39 derajat, aku khawatir Nyonya nggak kuat."Meskipun agak dramatis, pesannya cukup jelas.Lionel hendak bicara, tetapi menyadari para eksekutif di ruang rapat sedang memandangnya, dia tersenyum ringan. "Frenny sakit. Dia telepon cuma buat manja-manja, suruh aku pulang cepat."Para eksekutif terdiam. Kalau bukan karena mereka tahu betapa parahnya pertengkaran Lionel dengan Frenny sebelumnya, mereka mungkin akan percaya.Setelah pamer kemesraan, Lionel berpesan kepada pembantu untuk menjaga Frenny baik-baik dan berjanji akan pulang lebih cepat. Tutur katanya penuh perhatian, seolah-olah dirinya adalah suami ideal.Setelah menutup telepon, Lionel lanjut memimpin rapat. Hal pertama yang diumumkan adalah Natasha dikeluarkan dari Pr

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 44

    Lionel menyalakan sebatang rokok, lalu melangkah masuk ke ruang VIP di rumah sakit. Kebetulan saat itu, Dennis sedang melakukan konsultasi di sana.Melihat Lionel datang, Dennis menyapa dengan senyum tenang. "Lionel, kamu juga datang. Rencana operasinya sudah hampir beres, tinggal menentukan tanggal operasinya saja."Kondisi tubuh Tabita belum cukup kuat, jadi masih perlu pemulihan. Akhirnya, Dennis menetapkan operasi akan dilakukan dua minggu lagi. Frenny pun merasa lega.Dennis juga mengundang seorang teman lamanya. Lionel pun mengantar mereka sampai ke tempat parkir.Sepanjang jalan, Dennis terus memuji Frenny. Sebelum pergi, dia menepuk pundak Lionel sambil berpesan, "Perlakukan dia baik-baik. Dia gadis yang baik, aku bisa lihat itu. Kalau kamu lepasin dia, belum tentu dapat yang sebaik ini lagi."Lionel tersenyum tipis dan membukakan pintu mobil untuk Dennis. "Tenang saja, Paman Dennis."Dennis tertawa dan masuk ke mobil. Tak lama kemudian, mobil mewah itu perlahan melaju dan mele

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 43

    Lionel berbaring di atas ranjang, tatapannya dalam dan kelam. Tak lama kemudian, dia juga turun dan masuk ke kamar mandi. Frenny sedang mencuci muka.Pria itu memeluk pinggang rampingnya dari belakang, dagunya bertumpu di bahu sang istri. Suaranya rendah dan serak. "Tunggu dua tahun lagi ya? Setelah aku 30 tahun, kita baru punya anak. Kamu 'kan selalu bilang ingin melakukan sesuatu."Frenny mengangkat kepala, menatap wajah tampan Lionel di cermin, seolah-olah sedang melihat orang asing.Setelah hening beberapa saat, Frenny tersenyum tipis. "Lionel, trik apa lagi yang kamu mainkan?"Ucapan itu menohok. Hati Lionel terasa sakit. Dia tidak menjawab, hanya langsung mengangkat tubuh Frenny, menggendongnya sampai ke depan jendela besar kamar. Di bawah cahaya matahari pagi, dia terus mencium Frenny ....Tirai putih melambai ringan ditiup angin pagi. Tubuh wanita itu lembut dan halus bagaikan sutra.....Menjelang siang, pasangan suami istri itu baru keluar dari kamar. Frenny masih harus menje

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 42

    Di luar dugaan, Lionel berhenti bergerak. Dia menunduk menatap Frenny yang berada dalam pelukannya. Jakunnya bergerak naik turun, menunjukkan betapa berusaha dia menahan diri.Beberapa saat kemudian, Lionel bangkit dari tubuhnya. Bisa dibilang, dia melepaskan wanita itu malam ini. Dengan ekspresi datar, Lionel berkata, "Mandi sana."Ketika Frenny bangkit, kedua kakinya terasa lemas dan gemetar. Saat tertatih-tatih menuju kamar mandi, dia bahkan terkejut melihat bayangannya sendiri di cermin, terlalu berantakan dan kacau.Di kamar tidur, Lionel membalikkan tubuh. Setelah menarik napas beberapa kali, dia meraih laci di samping tempat tidur, mengambil sebungkus rokok, lalu meletakkan sebatang rokok di bibirnya.Kemudian, dia berjalan ke depan jendela besar di ruang tamu untuk duduk, membuka sedikit celah, dan berdiri di sana sambil perlahan mengisap rokoknya.Cahaya lampu kekuningan menyinari wajah Lionel. Bagian wajah yang terkena cahaya terlihat bersih, sementara kelopak matanya membent

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status