Share

78. Hutang

“Apa yang harus kita lakukan sekarang?” tanya Rey yang sudah merasa buntu dalam mencari solusi untuk perusahaannya yang sudah berada di ambang kehancuran.

“Papa nyerah,” jawab Eddy sambil menyandarkan punggugnya di kursi kebesarannya, kursi yang menemaninya selama ini menjalankan roda perusahaan. Tatap mata Eddy terlihat nanar yang menunjukkan betapa pasrahnya dengan masa depan yang akan menghampiri.

“Mungkin ini karma untuk papa,” sambung Eddy yang tanpa sadar meneteskan air mata kala mengingat semua kesalahan yang telah dia lakukan di masa lalu.

“Papa tidak boleh nyerah begitu saja. Bagaimana dengan kami, Pa?”

Rey tampak sangat kebingungan. Untuk saat ini bukan hanya masalah perusahaan yang menjadi beban hidupnya, tetapi juga banyaknya tagihan yang diakibatkan oleh tindakan istrinya yang sangat konsumtif. Sedangkan untuk diminta kembali sebagai modal usaha sama sekali tidak mau memberi.

“Kau sudah menemui Ageng?” tanya Eddy, berharap menantunya itu masih bersedia memberikan ban
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Choirul Khasbi04
setuju geng buat isterimu aja biar si miranti dan isteri rey mringis
goodnovel comment avatar
Mua Wanah
bener buat Queen aja geng biar tau rasa tu nenek lampir...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status