Share

Mengagumi Sosoknya

Mobil Ammar tiba di parkiran sebuah taman yang cukup luas di kota Jakarta.

Bersikap seperti seorang lelaki yang gentle, Ammar turun lebih dulu untuk kemudian membukakan pintu untuk Naina.

“Silakan turun, tuan putri!” ucap Ammar, yang memancing senyum manis di bibir Naina.

“Jangan berlebihan, Ammar! Bercandamu tidak lucu!” Naina mendelik, tapi bibirnya tetap tersenyum.

Dan Ammar tak peduli. Ia memang menyukai senyum itu.

Bahkan bisa dibilang, senyum Naina adalah salah satu favoritnya di dunia ini.

“Taman ini sudah mengalami banyak perubahan.” Naina berkomentar, ketika langkahnya terhenti di pintu masuk taman kota yang di sekitarnya banyak ditumbuhi pohon dan beraneka macam bunga.

Ammar berdiri di samping Naina,  membenamkan kedua tangannya ke dalam saku celana, lantas mengangguk setuju.

“Ya, taman ini banyak berubah. Menjadi lebih cantik.” ketika mengucapkan kata ‘cantik’, entah m
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status