Share

Tak Terduga

Penulis: Ummi Salmiah
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-04 21:23:42

"Sabar, Tuan. Makanya kalau mau cari simpati itu jangan pakai emosi," bisik Irwan.

"Kamu sebenarnya bela tuanmu apa si Gendis, ha?"

"Tau, lah." Et, dah ini asisten makin berani kurasa.

Pak RT pun terlihat bingung, tapi biarlah dia bingung. Takutnya kalau aku mengatakan suaminya si Gendis, bisa digebuk massa aku karena menelantarkan dia di sini. Hebatnya lagi keluarga Atmadja tidak merasa kehilangan justru merasa jika Gendis telah meninggal dunia.

"Besok saja kita kelilingnya, moodku gak baik, Wan." Irwan mengangguk. Meski dia sedang sebal, tapi dia menjagaku dengan hati-hati. Setiap warga yang mendekat dia hadang dengan tepat, seperti pengawal yang siaga menjaga tuannya.

Sampai pnginapan, aku langsung membersihkan diri agar terasa fresh. Pikiranku terus memikirkan Gendis dan bayi mungil itu. Apa dia adalah darah dagingku, benar-benar menjadi misteri bagiku.

"Tuan, kita makan malam dulu," ucap Irwan.

"Sebentar, Wan. Nunggu salat isya dulu," jawabku.

"Oke, Tuan. Aku lihat ada masjid ti
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Azzahra
makin seru
goodnovel comment avatar
Ar Ni
hayooooo loh...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Istri Dari Desa   Mengapa kamu berubah?

    Andai waktu bisa diulang, aku harap ini tidak terjadi diantara kita berdua. Membenci padahal saling merindukan. ****Irwan menepuk bahuku agar sadar bahwa ada Gendis di depanku. Dengan sedikit salah tingkah aku mengembalikan posisiku seperti semula. "Om, ini miss Rara." Rasanya napasku tercekat. Jadi disini dia dipanggil Miss Rara? Si Irwan langsung mengambil dompet dan memberikan uang. Mereka bersorak kegirangan karena mendapatkan uang dari Irwan, mereka tidak tahu jika kami sudah seperti patung karena terkejut. Gendis juga tidak ada pergerakan sama sekali. Sial, ini gara-gara asisten tidak jelas ini. Dia cukup mencurigakan. "Cepat kalian pergi!" usir Irwan menghalau mereka. Sekarang kami yang bingung karena tinggal berdua. Astagfirullah, berarti ini kerjaan si Irwan agar kami bisa berbicara berdua. Awas saja nanti. "Jangan pernah pengaruhi warga, aku sudah tenang disini. Kuharap ini yang terakhir bisa melihat wajahmu," tukasnya. Ada dendam yang terlihat di wajahnya. "Mengapa ka

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-05
  • Pesona Istri Dari Desa   POV Gendis

    "Pergilah ke tempat terpencil Rani," ucap ayah Gunawan memaksaku agar segera pergi dari tempat ini. "Berikan Shaka surat keterangan kamu tidak bisa memiliki keturunan," sambungnya lagi. Aku bahkan divonis mandul. Lalu bagaimana jika aku hamil? Mengingat aku pernah berhubungan badan dengan Shaka."Bagaimana jika aku hamil?" ayah hanya diam mendengar pertanyaanku.Apakah boleh aku mengatakan menyesal menjadi bagian dari mereka? Siapa yang ingin dibuang dan ditelantarkan seperti ini. Kurasa aku bukan anak mereka hingga setega ini."Jawab jujur, apakah aku anak ayah?" tanyaku menatap wajahnya."Iya, kamu anakku. Namun, kakek Atmadja membuat wasiat hanya mengakui satu keturuan saja." Kurasa itu hanya pernyataan ayah saja, sebenarnya aku bukan bagian dari mereka."Lalu apa salahku, yah. Kenapa bunda mau hamil jika tidak menginginkanku.""Ada satu alasan, kamu tidak perlu tahu. Tinggalkan Shaka karena dia sudah menggugatmu di pengadilan. " Bunda hanya diam ketika aku bertanya tentang ini, a

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-06
  • Pesona Istri Dari Desa   Bukalah Hatimu

    Kami hanya bisa tersenyum dari jauh melihat tingkah Gendis hingga melupakan Nuraini yang masih menatap kami."Selesaikan sama Nuraini," bisikku ke Irwan."Mau kemana?" tanyanya."Aku mau kejar istriku," bisikku lagi. Si Irwan hanya nyengir melihatku. Nuraini terlihat bingung melihat tingkah kami. Irwan juga turut pamit dan ikut mengejarku. Aku tahu dia pasti takut melihatku berjalan sendiri di desa ini.Udara pagi ini benar-benar membuatku merasa nyaman sekali. Pulang dari luar negeri dan tinggal di desa ini membuatku merasa sangat segar sekali."Kayaknya bakal ada yang mau tinggal disini.""Ada istri dan anakku di sini, Wan. Hampir setahun kami dipisahkan.""Untuk itu berjuanglah, nanti kita cari sinyal ke tuan besar. Hanya satu masalah yang harus tuan selesaikan bagaimana agar bisa tahu bayi mungil itu anak tuan juga," sambung Irwan.Dari jauh kami tidak menyangka jika Nuraini masih berjuang agar bisa dekat denganku, kali ini dia membawa ibunya."Aduh, dia belum menyerah, Tuan." "

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-06
  • Pesona Istri Dari Desa   Sakit

    "Lepas, nanti kita bisa digebuk massa," ucap Gendis sambil melepas dirinya. "Apa tidak ada ruang dihatimu untuk kembali? Apa kamu tidak kasihan dengan bayi mungil itu?" tanyaku masih memegang tangannya. "Kamu tidak ada hak untuk hidupku," balasnya. Aku hanya menunduk pasrah dengan jawabannya. "Baiklah, terserah kamu menerimaku atau tidak, yang jelas aku akan perjuangkan bayi itu sebagai ayahnya." Gendis tidak mendengar ucapanku, dia langsung masuk ke dalam rumahnya tanpa menolehku. Ini sungguh berat menurutku karena Gendis masih belum menerimaku.Aku pulang dengan wajah lesu, harapan bertemu dengan bayi mungil itu sirna. Gendis masih tetap egois dengan pilihannya. Pilihan untuk melupakanku. Hingga aku berbalik ada beberapa warga melihatku dengan heran. Namun, aku tidak peduli karena bagiku Gendis dan putri kecil itu yang harus aku perjuangkan, aku tidak peduli dengan tatapan heran orang lain padaku."Apa hubungan anda sebenarnya hingga ada di depan rumah miss Rara," ucapnya dengan

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-07
  • Pesona Istri Dari Desa   Ada sinyal di hatimu

    Gendis langsung membereskan semua peralatan medisnya. Tak ada ucapan apa pun yang keluar dari mulutnya, aku justru yang sungkan berada di sampingnya."Darimana dapat alat ini?" tanyaku menunjuk alat medis yang Gendis punya. Peralatan layaknya seorang dokter."Tuan Shaka seperti tidak tahu saja, jika ayah dan kakakku dokter. Sebelum mereka membuangku mereka juga menyiapkan alat ini," jawabnya.Membuang? Berarti benar dugaan bunda jika Gendis dibuang ke tempat ini. Desa yang terpencil jauh dari semuanya. Benar-benar luar biasa dokter Gunawan."Berhentilah terlihat seperti anak muda," ucapnya judes. Apa dia cemburu melihatku yang disapa wanita-wanita di sini."Bagaimana tidak muda, jika istri hilang entah kemana," balasku kilat. Dia hanya tersenyum kecut. "Kalau cemburu bilang saja!" tukasku."Pede syekali tuan Shaka. Mimpi ketinggian." Spontan aku mencubit hidungnya."Apa dia anakku?" tanyaku lagi. Rasa penasaran ini harus terjawab, mumpung kami berdua di rumah ini.Dia langsung und

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-08
  • Pesona Istri Dari Desa   Berdua Denganmu

    "Miss Rara tidak guyon, kan?" tanya salah satu dari mereka mendekat. Tentunya mereka penasaran dengan ucapan Gendis. "Aku tidak guyon, jika kalian tidak percaya aku punya bukti foto nikah kami berdua," balas Gendis. Dia langsung masuk kamar mengambil foto nikah kami berdua. Irwan menepuk pundakku agar ikut membela diri. Mengapa aku juga mendadak salah tingkah begini. Tak berselang lama Gendis keluar membawa foto nikah kami berdua. Selain itu dia juga membawa salinan fotokopi buku nikah kami. Dia memang luar biasa kurasa. "Jadi kuharap kalian tidak menggangguku lagi, di sini kami sedang berjuang untuk kembali bersama," ucapnya mantap sambil memegang tanganku. Satu per satu pemuda itu mundur teratur melihat Gendis yang memegang tanganku. Jangan ditanya tatapan mata mereka yang sinis melihatku. Ini pasti akan menjadi berita besar bagi mereka di desa ini. Aku sudah siap dengan segala resiko yang terjadi. Irwan pun ikut mundur teratur tanpa kuminta, setelah sepi Gendis langsung bereaks

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-09
  • Pesona Istri Dari Desa   Pergi Jauh

    "Pulanglah, yah. Aku memang bukan bagian Atmadja," balas Gendis."Aku peringatkan kamu sekali lagi," ucap Om Gunawan. "Peringatkan apalagi? Bukannya ayah sudah berhasil memisahkan kami berdua? Padahal putusan pengadilan belum turun." Hebat, Gendis berani membela diri. Ini memang tidak boleh dibiarkan, sekarang mungkin om Gunawan yang datang, bisa saja besok Ana yang datang ke tempat ini."Kamu tahu darimana?" tanya om Gunawan terdengar panik. Aku masih bersembunyi di kamar bersama Cantika yang sedang tertidur."Kebenaran itu selalu terungkap, jika kalian sudah menganggapku mati, kenapa masih terus menggangguku." Gendis berani melawan. Mendengar keributan di luar, Cantika menangis membuatku bingung. Sementara posisiku sedang bersembunyi. "Anakku menangis, yah. Pulanglah ... aku ingin istirahat." Terdengar Gendis mengusir ayahnya. Dengan pelan aku langsung menggendong Cantika, menenangkan dia agar tertidur lagi. Namun, langkah kaki membuat dadaku berdetak lebih cepat. Apa itu om Guna

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-10
  • Pesona Istri Dari Desa   Dikepung

    Om Gunawan langsung mengetuk pintu rumah Gendis, aku mengendap ke depan langsung masuk ke dalam mobil di dekat Gendis. Ini darurat, mau tidak mau kami harus duduk dalam keadaan sempit. Aku bisa ketahuan jika duduk di belakang."Sempit, Bang," ucap Gendis. Aku langsung menutup mulutnya agar tidak mengomel."Ada ayah dan bundamu, di luar. Pak supir cepat berangkat," bisikku.Rasanya seperti tak bernapas ketika aunty Fatia mendekat mobil kami. "Cepat, Kang, jalan." "Iya, Tuan."Terdengar langkah kaki yang mengejar kami sambil berteriak."Tunggu sebentar kami mencari anak kami!" teriaknya. Gendis sampai gemetar karena kami hampir ketahuan."Bagaimana bisa ada bunda dan ayah?" tanya Gendis."Entahlah ... mereka seperti tahu apa yang kita kerjakan. Hampir ketahuan," balasku.Mobil melaju dengan cepat, debaran di dada ini jangan ditanya. Ada sesuatu yang masih mengganjal. Entah apa yang akan terjadi. Berkali-kali aku mengatur napas, hari ini seperti mimpi."Tuan, sepertinya kita diikuti mo

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-11

Bab terbaru

  • Pesona Istri Dari Desa   Reza Parah?

    Reza dilarikan ke rumah sakit karena ternyata Reza lemas dan mengalami sesak nafas. Kemungkinan yang terjadi karena Reza sempat emosi dan kepikiran Monica sehingga jantungnya kumat."Daddy kenapa, Bund.""Tiba-tiba lemas, padahal paginya daddy segar sekali.""Nafasnya naik turun, ya Allah bunda takut daddymu kenapa-kenapa." Nina menangis dipelukan Shaka. Monica yang mengira hanya chek up biasa ikut panik ketika dikabari abangnya jika Reza masuk ICU. Reza sampai tidak sadarkan diri menambah deretan kepanikan keluarganya."Bukannya tadi bunda bilang hanya chek up saja.""Iya, ternyata daddy lemas untung segera dilarikan ke rumah sakit.""Ya Allah Monica kira tidak separah ini." Terdengar suara serak Monica yang menangis mendengar Reza tidak sadarkan diri."Abang Brayen sudah menuju ke sana.""Iya, Dek. Kamu cepat ke sini," ucap Shaka yang meminta Monica langsung ke rumah sakit. Sementara Brayen shock melihat keadaan Reza, bayangan bersama ketika kecil membuat hati Brayen terenyuh dadd

  • Pesona Istri Dari Desa   Mencari Restu

    Misiku kali ini bukan lagi untuk bersatu dengan abang Brayen, tapi memikirkan bagaimana agar abang Brayen bersama daddy seperti dulu lagi. Terkadang kita dipaksa kuat oleh keadaan dan dibuat ikhlas oleh kenyataan, jadi pandai-pandailah menjaga perasaan kita sendiri, karena disaat kita terpuruk, susah dan sedih tidak semua orang akan peduli. “Ikuti saja kata bunda, Dek. Sejauh mana kamu melangkah jika dia jodohmu pasti dia akan kembali mengejarmu.”“Iya, Bang.”“Abang yakin kamu bisa melewatinya, Dek. Demi daddy,” kata abang Shaka.“Makasih, Bang. Demi kalian semua.”Segala sesuatu itu pasti ada hikmahnya. sakitnya daddy pasti jalan agar abang Brayen dan daddy bersatu kembali. Aku juga harus sadar jika usia daddy tidak muda lagi. Aku mau daddy di hari tuanya bahagia tanpa beban."Belajar untuk tidak terlalu berharap kepada siapapun kecuali Allah, karena harapan yang berlebihan kepada manusia hanya akan menyakiti perasaanmu sendiri," ucap ababg Shaka memberi nasehat. "Saatnya kamu le

  • Pesona Istri Dari Desa   Biarkan Dia Berjuang

    Reza kembali kumat, ternyata selama ini Reza ada riwayat jantung sehingga harus dikontrol minum obat setiap hari. Nina pun sadar semakin hari usia mereka sudah tidak muda lagi sehingga gampang sekali terkena penyakit.“Kasitahu anak-anak, Bang, kalau jantungmu sedang tidak baik-baik saja,” kata Nina pada Reza yang terbaring. Nina sadar semenjak Monica gagal menikah lagi, suaminya–Reza sering sakit-sakitan. Dia merasa gagal sebagai orang tua.“Bang, coba diubah pola pikirnya bahwa tidak semua keinginan kita selalu sejalan.”“Iya, Sayang. Daddy baik-baik saja, Bund.”“Baik-baik bagaimana, kata dokter abang harus berobat intensif.” “Tenang saja, Bund. Semua pasti baik-baik saja,” kata Reza. Jauh dari lubuk hatinya sebenarnya dia menginginkan yang terbaik bagi anak-anaknya. Shaka sudah bahagia dengan Gendhis. Sementara Monica masih dilema.“Apa abang memikirkan Monica?” tanya Nina. Dia penasaran akhir-akhir ini suaminya lebih pendiam.“Jangan dipendam, salah satu sumber penyakit adalah

  • Pesona Istri Dari Desa   Mahir Membuat Luka

    Aku duduk ikut bergabung bersama daddy dan abang Brayen. Walau jujur tanganku gemetar melihat reaksi daddy, sementara abang Brayen tetap santai. “Monica yang memintaku dad, untuk datang menemui daddy. Dia memang tidak sabaran,” katanya begitu renyah. Astagfirullah itu orang benar-benar enteng berucap. Aku langsung melotot tak percaya, eh dia justru senyum-senyum tidak jelas melihatku.“Tanpa diminta pun aku akan tetap menemui daddy,” sambungnya lagi.“Aku tidak bisa hidup tanpa Monica dan Arvian, Dad.”“Paling kamu cuma modus anak nakal!” daddy langsung to the point. Aku kira abang Brayen akan marah ternyata dia tertawa melihat reaksi daddy. Dia memang orang yang sulit untuk ditebak.“Aku serius, Dad. Monica dan Arvian adalah hidupku. Rasanya hari-hari begitu sulit tanpa mereka.” Aku hanya menunduk ketika abang Brayen berucap demikian. Sepertinya kupu-kupu mulai berterbangan. Rasanya malu sekali, apalagi lirikan matanya yang membuat wajah ini tersipu malu.“Luka yang kamu buat begitu

  • Pesona Istri Dari Desa   Agak lain

    Sampai rumah, daddy dan bunda menunggu di teras. Di mata mereka aku masih gadis kecil, yang jika setiap keluar rumah terlalu lama mereka pasti menungguku. Begitulah orang tua, selalu tersisa rasa yang sama, meski berkali-kali pernah terluka.“Apa Monica terlalu lama?” tanyaku padanya. Tak lupa pelukan hangat dari daddy yang selalu panik jika aku keluar terlalu lama.“Anaknya bukan anak kecil, Bang,” ucap bunda yang tak berhenti tersenyum.“Iya, bukan anak kecil, tapi kadang bikin panik dengan tingkahnya,” jawab daddy. Aku langsung memeluknya, percayalah semakin tua, orang tua pasti lebih protektif pada anaknya.“Apa Arvian bahagia?” tanya daddy. Aku mengangguk.“Syukurlah ….”“Dad ….”“Kenapa?” tanyanya.“Apa daddy merestui jika aku dan abang Brayen bersama lagi?” Daddy diam, sekarang aku yang canggung. Kebahagiaan yang tadi berubah menjadi rasa tidak nyaman.“Apa dia bisa menjamin berubah, sementara sampai detik ini daddy tidak melihat kesungguhannya.”Sekarang aku yang diam. “Jang

  • Pesona Istri Dari Desa   Semua Tentang Kamu

    Berkali- kali aku menghapus air mata sedih dan bahagia tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Aku bahagia melihat senyumannya yang tak henti. Sesekali dia memandangku meski terjeda karena fokus menyetir.“Jangan mengatakan apa-apa lagi, jawabanmu membuatku tidak mau kamu mengucapkan hal yang aneh lagi.”“Tulis di sini biar aku akan tempel di sudut kamarku. Apakah kamu menerimaku atau tidak,” balasnya lagi. Dia memberikanku polpen dan selembar kertas, dia niat sekali membuatku tersipu malu. Pernyataannya bahkan seperti tahu jawabannya aku menerimanya kembali. Dasar tuan arogan.“Tulislah apa kamu menerimaku. Karena ini sangat penting bagi hidupku,” sambungnya lagi.“Anda terlalu pede tuan.”Aku langsung menyimpan di dalam tas. Dia mirip dengan daddy, dia pasti akan memaksa aku menjawab sesuai dengan maunya. Laki-laki jika ada maunya dia akan memaksa, tapi kalau sudah dapat apa yang dia mau, tak sedikit yang terkesan cuek.“Kenapa di simpan?”“Nanti pas pulang aku berikan,” balasku. Wa

  • Pesona Istri Dari Desa   Pasti Ada Jalan

    "Bunda ...." Arvian memanggilku. Cepat sekali anak ini sampai padahal baru saja ayahnya menelponku. Apa sebenarnya mereka ada di sekitar sini."Hai, jagoan. Sama siapa ke sini?” tanya daddy menghampiri langsung Arvian."Sama ayah, Opa. Tapi dia menunggu di luar,” balas Arvian jujur. Apa abang Brayen yang mengajarkan Arvian untuk jujur.Daddy seketika diam. Bunda pun langsung memecahkan suasana agar tidak terlihat canggung. Aku hanya bisa menghela napas dalam-dalam, takut jika daddy kambuh lagi dengan tidak menginginkan kami kembali."Bersiaplah, Mon,” ujar bunda.Meski ragu, aku pun bersiap untuk berangkat dengan Arvian. Layaknya anak muda yang mau ketemuan aku sampai bingung menggunakan baju yang mana. Astagfirullah, kelakuanku makin aneh seperti abege labil. "Mon, lama sekali, kasihan Arvian lama menunggu." Bunda tiba-tiba datang ke kamar. Baru terasa malunya. Ada-ada saja kelakuanku yang makin aneh ini."Kamu kek anak muda saja, Mon. Milih baju saja lama sekali,” ledek Bunda."Haha

  • Pesona Istri Dari Desa   Berharap Kita Bersama Lagi

    Beharap untk kembali Aku dilema bukan karena tidak ingin menerima abang Brayen kembali, tetapi ada rasa trauma takut merasakan kekecewaan lagi. Manusiawi kurasa jika Aku tidak mau kecewa lagi untuk kedua kalinya."Bund, apa Aku harus menerima abang Brayen lagi?" tanyaku pada bunda yang sedang duduk merawat tanamannya. Aku merasa hidup bunda Lebih baik dibanding denganku. Hidupnya tenang di masa tuanya, sementara aku seperti mencari kepastian."Perasaan Monica bagaimana?" tanya bunda."Dilema, Bund. Apa kesempatan kedua itu memang benar adanya?""Jangan pernah mendahului takdir sayang, jika kamu yakin kembalilah bersamanya. Namun, apabila kamu ragu mintalah pada sang pemberi harap yang tidak pernah membuat hambanya kecewa," balas bunda.Entah mengapa setetes bening jatuh di pipiku, dengan banyak hal yang telah kulalui rasanya tidak mudah sampai di titik ini."Dan mintalah restu pada daddymu, barangkali dengan keikhlasannya bisa membuatmu semakin yakin," sambung bunda memberiku nasihat

  • Pesona Istri Dari Desa   Aku Ingin Kalian Bersatu

    POV ARVIANKali ini Aku merasa ada harapan melihat reaksi bunda yang mulai melirik ayah. Siapa yang tidak bahagia, setelah sekian lama harapan itu nampak di depan mata. Aku sama halnya dengan anak yang lain ingin orang tua yang utuh. Ingin keluarga bahagia yang tiap bangun tidur melihat mereka di depanku. "Kamu kenapa Arvian?" tanya Bani temanku yang biasa mendengar keluh kesahku."Doakan, ya, bunda dan ayahku bersatu lagi.""Bukannya daddy Aksenmu ada?" tanya Bani penasaran. "Mereka sudah lama pisah, Ban.""Semoga orang tuanmu bersatu lagi, Arvian.""Aamiin.""Kalau pun, tidak ada harapan aku harap kamu tetap jadi Arvian yang baik." Bani jauh lebih di atas tingkat dariku, dia sudah SMP. Namun, dia tidak mau dipanggil kakak. Bani adalah anak dari salah satu rekan dokter ayah.Aku bukan anak yang kuat, kadang Aku depresi melihat bagaimana teman-temanku bisa bahagia di usianya yang begitu indah. Main timezone dengan kedua orang tua lengkap, sementara Aku hanya bisa gigit jari melihat

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status