Share

My Lovely

Penulis: Ummi Salmiah
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-13 17:21:20

Aku langsung merebut ponsel yang dipegang bunda. Mereka saling menatap, rasa penasaran tentunya terlihat dari ekspresi mereka.

“Dek, itu siapa?” tanya daddy yang tidak bisa menyembunyikan penasarannya.

“Pakai sebut cinta-cinta segala,” jawab bunda terkekeh.

“Daddy sama bunda kayak gak pernah muda saja,” ucap abang Shaka membelaku. Bunda dan daddy sepertinya tidak mengenali suara abang Brayen.

Aduh, abang Brayen juga tidak mengerti sikon ketika menelpon. Bukannya dia bilang akan menelpon malam hari saja. Untung saja bisa terselamatkan. Kalau tidak bisa lama urusan dengan daddy dan bunda.

“Daddy senang, lah, adikmu bisa move on dari abangmu,” ujar Daddy yang membuat aku dan abang Shaka saling pandang.

“Ada yang kangen nih, dengan anak angkatnya.” Abang Shaka turut menggoda daddy.

“Daddy kalian itu, diam-diam tidak bisa move on dari anak angkatnya.” Bunda ikut meledek juga. Aku tak bisa berkata-kata lagi mendengar mereka. Tidak mungkin juga daddy bisa melupakan anak angkatnya.

“Kalian it
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Ummi Salmiah
terima kasih, kak selalu setia sampai part ini.
goodnovel comment avatar
Sahariah Ambo Dali
lanjutin thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Istri Dari Desa   Gara-Gara My Lovely

    Abang Brayen menjadi imam salat magrib malam ini, suaranya bahkan begitu merdu. Setiap bacaan yang dilantunkan begitu fasih, menambah kekhusuyan diantara kami. Sejak dulu aku ering berdo'a agar mendapat laki-laki yang bisa menjadi imam dalam salatku.Setelah salat magrib, Abang Brayen berdo’a begitu khusyuk, aku sampai menitikkan air mata. Do'a yabg dilantunkan tak ada lain selain kebaikan pada keluarga kami. Daddy terlihat begitu menikmati setiap lantunan do'a yang dibaca abang Brayen. Wajarkah jika cinta ini terus tumbuh bermekaran? Kurasa wajar, karena dia begitu memesona."Terima kasih, Nak. Telah kembali ke rumah," ucap daddy memeluk abang Brayen. Aku dan bunda hanya melihat, betapa mereka saling merindukan. "Bund, maafkan Brayen." Sekarang aku yang mundur, tak kuat melihat kemesraan mereka. Ini semakin menguatkan bahea kami memang ditakdorkan hanya sebagai keluarga buka sebagai pasangan.“Ayo kita makan malam,” ajak bunda. “Malam ini bonus bagi bunda dan daddy,”sambung bunda

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-14
  • Pesona Istri Dari Desa   Move On?

    “Kalian, kenapa berpelukan?” tanya bunda yang tiba-tiba bearada di belakang kami. Abang Brayen langsung melepas pelukannya padaku.“Tolong jelaskan, Brayen, Monica.” Bunda memaksa kami untuk mengakui.Kami tak bisa mengelak lagi. Meski begitu abang Brayen berusaha menjelaskan. Walau Bunda masih penasaran. Kurasa Abang Brayen semakin berani, padahal jelas-jelas kami diajarkan untuk tidak boleh bersentuhan dengan yang bukan muhrim. Begitu juga diajarkan oleh agama.“Aku mau pamitan, Bund. Tetapi karena aku kangen meluk dia ketika bayi maka aku pelukan. Kami saat ini sudah berdamai dengan keadaan, Bund, ” jawabnya. Maksudnya? Mengapa aku tak terima abang Brayen berucap demikian. Aku justru berharap dia memperjuangkan hubungan ini. Mengatakan yang sejujurnya bahwa dia masih menginginkan hubungan ini.“Tapi kok mesra sekali,” balas bunda. Bunda tentu masih penasaran dengan kejadian ini. Apalagi melihatku yang gelagapan.“Kan biasa kami berpelukan sebagai adik dan kakak,” jawab abang

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-15
  • Pesona Istri Dari Desa   Tak Terduga

    Abang Brayen menarikku agar ikut dengannya. Dia terus mengomel tidak jelas, lucu sekali aku melihatnya yang semakin bersikap aneh. “Kenapa, sih, Bang?” tanyaku. Aku turut mengomel padanya. Daddy terus memandang kami berdua. Meski dokter Bara terus mengajaknya berbicara. Aku dibuat salah tingkah dengan kelakuan abang Brayen yang semakin aneh. "Jangan bergerak, awas saja kalau dekat dengan Bara api itu," ketusnya. Diih, orang yang aneh."Daripada dekat dengan asap mengepul, bikin sesak napas.""Maksudmu?" pakai bertanya segala."Maksudmu aku asap?" tanyanya kembali. Astaga kalau tiap hari berkelahi begini bisa naik tensi dibuat."Kenapa kalian berkelahi terus, sih?" tanya bunda sambil geleng kepala.“Bunda, boleh aku bersama Monica ke tempat Shaka?” tanya abang Brayen pada Bunda.Aku terkejut, bunda juga demikian sekilan kami melihat Daddy yang ingin langsung menolak, abang Brayen terus berusaha merayu bunda. Dia seperti tak peduli dengan daddy yang akan marah.“Brayen sini dulu,” u

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-16
  • Pesona Istri Dari Desa   Apakah ini benar?

    Brayen terlihat marah, wajahnya pias ingin memarahi siapa saja di dekatnya, termasuk pada Monica yang hanya dia. Rasa cinta Brayen pada Monica semakin menjadi-jadi. Dia bahkan takut kehilangan Monica saat ini. Hatinya begitu panas melihat daddy Reza yang dekat dengan dokter Bara, rasanya ingin mengibarkan bendera perang. Monica saat ini hidupnya yang begitu dia dambakan.“Apa kamu ingin melihatku bersama wanita lain?” tanya Brayen pada Monica. Semua yang ada di ruangan ini terlihat tegang kembali.Apalagi kehadiran Ana menambah deretan sakit hati pada Monica. Selain itu, Ana justru tetap santai walau Brayen marah- marah. Bagi Ana saat ini sebenarnya hanya ingin dekat dengan Gendis. Belakangan ini rasa bersalah menyergapnya. Itulah yang membuat dia ingin melakukan cara agar bisa dekat dengan Gendis.‘Bisa jadi kita hanya ditakdirkan bersama, tapi bukan menjadi pasangan suami istri. Melihat Dokter Ana tersenyum puas membuatku cemburu.’ Monica membatin dalam dirinya. “Luar biasa sekali

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-17
  • Pesona Istri Dari Desa   Rasa yang Aneh

    Kadang hal yang terduga bisa jadi kenyataan seperti yang kurasakan saat ini. Apa benar Daddy mau menerima abang Brayen? Atau hanya sekedar angan yang tak mungkin terwujud."Selamat, ya buat kalian," ucap Ana dengan wajah yang sumringah. "Makasih, An. Idemu lumayan," balas abang Brayen. Mereka bahkan sekompak itu."Setidaknya aku bisa berbuat baik sekali seumur hidupku," jawab Ana."Semoga kalian langgeng. Terima saja Abang angkatnya jadi mantu, Om. Jangan sampai terulang kisah ayahku yang ditolak oleh bunda Nina. Untung saja dia masih waras, meski aku dan Gendis yang jadi korbannya." Dokter Ana berpamitan dan salaman sama daddy. Bunda tersenyum simpul, aku pun juga kaget. Semoga saja dokter Ana hidup lebih baik, dia terkenal cerdas meski cerdas bayangan, tetapi dia pintar dalam berargumen. Semua mahasiswa kedokteran tahu akan itu. Namun, sekali lagi yang manis rupa belum tentu manis hatinya. Setelah kepergian dokter Ana. Abang Shaka bereaksi."Bagaimana, Dad? Ucapan tidak boleh di

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-18
  • Pesona Istri Dari Desa   Menghindar

    “Saya dokter Rayyandra yang akan menjadi direkrtur rumah sakit ini.”Niat sekali untuk membuat orang jantungan. Stylenya bikin siapa saja terpesona. Bahkan nada bicaranya begitu memukau. Iya, dia adalah abang Brayen.“Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik, rekan-rekan seprofesi. Ayah sambung saya membeli rumah sakit ini tahun lalu. Dan baru kali ini saya mau menjadi penggantinya di tahun ini. Karena ada seseorang mengganggu saya beberapa hari ini.”Gemuruh tepuk tangan mewarnai rumah sakit ini. Ha? Maksudnya ada yang mengganggunya? “Dia mengganti nomor ponselnya, membuat saya mengambil jalan pintas,” Sambungnya lagi. Astagfirullah, dia malah curhat di depan banyak orang. Suasana hening seperti tersihir dengan ucapannya. Aku apalagi, mengapa ada orang yang keren seperti dia. Aku terus bergumam di dalam hati. Rasanya ada yang beda melihatnya yang begitu menawan. “Mengapa ada orang yang keren seperti pak direktur,” bisik Mona padaku. “Katanya dia ahli kejiwaan, apa kamu minggu la

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-20
  • Pesona Istri Dari Desa   Akhinya

    "Apakah kita akan terus begini dan begini terus. Saling menyakiti, padahal kita ingin bersama." Abang Brayen terus berbicara. Sementara aku tidak berani menatap wajahnya.Dia mendekatiku yang duduk di taman. Aku terus menunduk. Hingga dia duduk di bawahku. Memegang tanganku dengan lembut. Memandang wajahku dengan teduh"Harusnya kita berjuang untuk rasa yang ada di hati kita." Air mata yang kutahan akhirnya luruh juga."Ayo jawab! Apa kamu kira mudah bagiku melihatmu seperti ini," sambungnya lagi."Lalu kita harus bagaimana?" tanyaku spontan."Ayo kita berjuang agar kita menikah, Monica." Rasanya bagai disiram air hati ini. Begitu menyejukkan."Aku sudah tidak muda lagi, daripada kita lelah begini. Bagaimana jika kita menikah saja.""Lalu dokter Alifa yang abang kenalkan?""Aku tidak mengenalkan siapa-siapa, Monica. Justru aku ingin mengenalkan kamu ke semua orang bahwa hanya kamu yang bersemayam di hatiku." Lagi, dia memberikan rasa yang aneh padaku. Ternyata hanya isu saja dia yang

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-22
  • Pesona Istri Dari Desa   Terusir

    Abang Shaka akhirnya menjadi waliku, hanya satu kali tarikan napas akhirnya aku sah menjadi istri abang Brayen. Aku tak pernah bermimpi sebelumnya merasakan akad nikah dalam situasi seperti ini. Tak ada orang tua dan mertua mendampingi."Terima kasih telah menjadi istriku, Monica." Hanya deraian air mata yang keluar. Walau bahagia, rasanya ada yang kurang. Harusnya bahagia ini bisa kami rasakan beserta semua keluarga."Terima kasih juga telah menerimaku sebagai istrimu, Bang," balasku. Di mengucapkan do'a di atas ubun-ubunku.Kami menghampiri abang Shaka yang sedang menikmati hidangan. Acara resepsi dilanjutkan setelah akad nikah. Tak tanggung-tanggung abang Brayen memyewa gedung yang mewah untuk acara resepsi. Meski kursi yang harus diisi orang tua tak ada yang mendampingi. "Terima kasih, Bang. Sudah hadir ditengah-tengah kami." Aku mendekati abang Shaka. Jujur, aku ingin menangis sekerasnya, meluapkan rasa yang tak menentu ini."Kamu adikku Monica, adik kebanggaanku." Luruh sudah a

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-23

Bab terbaru

  • Pesona Istri Dari Desa   Reza Parah?

    Reza dilarikan ke rumah sakit karena ternyata Reza lemas dan mengalami sesak nafas. Kemungkinan yang terjadi karena Reza sempat emosi dan kepikiran Monica sehingga jantungnya kumat."Daddy kenapa, Bund.""Tiba-tiba lemas, padahal paginya daddy segar sekali.""Nafasnya naik turun, ya Allah bunda takut daddymu kenapa-kenapa." Nina menangis dipelukan Shaka. Monica yang mengira hanya chek up biasa ikut panik ketika dikabari abangnya jika Reza masuk ICU. Reza sampai tidak sadarkan diri menambah deretan kepanikan keluarganya."Bukannya tadi bunda bilang hanya chek up saja.""Iya, ternyata daddy lemas untung segera dilarikan ke rumah sakit.""Ya Allah Monica kira tidak separah ini." Terdengar suara serak Monica yang menangis mendengar Reza tidak sadarkan diri."Abang Brayen sudah menuju ke sana.""Iya, Dek. Kamu cepat ke sini," ucap Shaka yang meminta Monica langsung ke rumah sakit. Sementara Brayen shock melihat keadaan Reza, bayangan bersama ketika kecil membuat hati Brayen terenyuh dadd

  • Pesona Istri Dari Desa   Mencari Restu

    Misiku kali ini bukan lagi untuk bersatu dengan abang Brayen, tapi memikirkan bagaimana agar abang Brayen bersama daddy seperti dulu lagi. Terkadang kita dipaksa kuat oleh keadaan dan dibuat ikhlas oleh kenyataan, jadi pandai-pandailah menjaga perasaan kita sendiri, karena disaat kita terpuruk, susah dan sedih tidak semua orang akan peduli. “Ikuti saja kata bunda, Dek. Sejauh mana kamu melangkah jika dia jodohmu pasti dia akan kembali mengejarmu.”“Iya, Bang.”“Abang yakin kamu bisa melewatinya, Dek. Demi daddy,” kata abang Shaka.“Makasih, Bang. Demi kalian semua.”Segala sesuatu itu pasti ada hikmahnya. sakitnya daddy pasti jalan agar abang Brayen dan daddy bersatu kembali. Aku juga harus sadar jika usia daddy tidak muda lagi. Aku mau daddy di hari tuanya bahagia tanpa beban."Belajar untuk tidak terlalu berharap kepada siapapun kecuali Allah, karena harapan yang berlebihan kepada manusia hanya akan menyakiti perasaanmu sendiri," ucap ababg Shaka memberi nasehat. "Saatnya kamu le

  • Pesona Istri Dari Desa   Biarkan Dia Berjuang

    Reza kembali kumat, ternyata selama ini Reza ada riwayat jantung sehingga harus dikontrol minum obat setiap hari. Nina pun sadar semakin hari usia mereka sudah tidak muda lagi sehingga gampang sekali terkena penyakit.“Kasitahu anak-anak, Bang, kalau jantungmu sedang tidak baik-baik saja,” kata Nina pada Reza yang terbaring. Nina sadar semenjak Monica gagal menikah lagi, suaminya–Reza sering sakit-sakitan. Dia merasa gagal sebagai orang tua.“Bang, coba diubah pola pikirnya bahwa tidak semua keinginan kita selalu sejalan.”“Iya, Sayang. Daddy baik-baik saja, Bund.”“Baik-baik bagaimana, kata dokter abang harus berobat intensif.” “Tenang saja, Bund. Semua pasti baik-baik saja,” kata Reza. Jauh dari lubuk hatinya sebenarnya dia menginginkan yang terbaik bagi anak-anaknya. Shaka sudah bahagia dengan Gendhis. Sementara Monica masih dilema.“Apa abang memikirkan Monica?” tanya Nina. Dia penasaran akhir-akhir ini suaminya lebih pendiam.“Jangan dipendam, salah satu sumber penyakit adalah

  • Pesona Istri Dari Desa   Mahir Membuat Luka

    Aku duduk ikut bergabung bersama daddy dan abang Brayen. Walau jujur tanganku gemetar melihat reaksi daddy, sementara abang Brayen tetap santai. “Monica yang memintaku dad, untuk datang menemui daddy. Dia memang tidak sabaran,” katanya begitu renyah. Astagfirullah itu orang benar-benar enteng berucap. Aku langsung melotot tak percaya, eh dia justru senyum-senyum tidak jelas melihatku.“Tanpa diminta pun aku akan tetap menemui daddy,” sambungnya lagi.“Aku tidak bisa hidup tanpa Monica dan Arvian, Dad.”“Paling kamu cuma modus anak nakal!” daddy langsung to the point. Aku kira abang Brayen akan marah ternyata dia tertawa melihat reaksi daddy. Dia memang orang yang sulit untuk ditebak.“Aku serius, Dad. Monica dan Arvian adalah hidupku. Rasanya hari-hari begitu sulit tanpa mereka.” Aku hanya menunduk ketika abang Brayen berucap demikian. Sepertinya kupu-kupu mulai berterbangan. Rasanya malu sekali, apalagi lirikan matanya yang membuat wajah ini tersipu malu.“Luka yang kamu buat begitu

  • Pesona Istri Dari Desa   Agak lain

    Sampai rumah, daddy dan bunda menunggu di teras. Di mata mereka aku masih gadis kecil, yang jika setiap keluar rumah terlalu lama mereka pasti menungguku. Begitulah orang tua, selalu tersisa rasa yang sama, meski berkali-kali pernah terluka.“Apa Monica terlalu lama?” tanyaku padanya. Tak lupa pelukan hangat dari daddy yang selalu panik jika aku keluar terlalu lama.“Anaknya bukan anak kecil, Bang,” ucap bunda yang tak berhenti tersenyum.“Iya, bukan anak kecil, tapi kadang bikin panik dengan tingkahnya,” jawab daddy. Aku langsung memeluknya, percayalah semakin tua, orang tua pasti lebih protektif pada anaknya.“Apa Arvian bahagia?” tanya daddy. Aku mengangguk.“Syukurlah ….”“Dad ….”“Kenapa?” tanyanya.“Apa daddy merestui jika aku dan abang Brayen bersama lagi?” Daddy diam, sekarang aku yang canggung. Kebahagiaan yang tadi berubah menjadi rasa tidak nyaman.“Apa dia bisa menjamin berubah, sementara sampai detik ini daddy tidak melihat kesungguhannya.”Sekarang aku yang diam. “Jang

  • Pesona Istri Dari Desa   Semua Tentang Kamu

    Berkali- kali aku menghapus air mata sedih dan bahagia tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Aku bahagia melihat senyumannya yang tak henti. Sesekali dia memandangku meski terjeda karena fokus menyetir.“Jangan mengatakan apa-apa lagi, jawabanmu membuatku tidak mau kamu mengucapkan hal yang aneh lagi.”“Tulis di sini biar aku akan tempel di sudut kamarku. Apakah kamu menerimaku atau tidak,” balasnya lagi. Dia memberikanku polpen dan selembar kertas, dia niat sekali membuatku tersipu malu. Pernyataannya bahkan seperti tahu jawabannya aku menerimanya kembali. Dasar tuan arogan.“Tulislah apa kamu menerimaku. Karena ini sangat penting bagi hidupku,” sambungnya lagi.“Anda terlalu pede tuan.”Aku langsung menyimpan di dalam tas. Dia mirip dengan daddy, dia pasti akan memaksa aku menjawab sesuai dengan maunya. Laki-laki jika ada maunya dia akan memaksa, tapi kalau sudah dapat apa yang dia mau, tak sedikit yang terkesan cuek.“Kenapa di simpan?”“Nanti pas pulang aku berikan,” balasku. Wa

  • Pesona Istri Dari Desa   Pasti Ada Jalan

    "Bunda ...." Arvian memanggilku. Cepat sekali anak ini sampai padahal baru saja ayahnya menelponku. Apa sebenarnya mereka ada di sekitar sini."Hai, jagoan. Sama siapa ke sini?” tanya daddy menghampiri langsung Arvian."Sama ayah, Opa. Tapi dia menunggu di luar,” balas Arvian jujur. Apa abang Brayen yang mengajarkan Arvian untuk jujur.Daddy seketika diam. Bunda pun langsung memecahkan suasana agar tidak terlihat canggung. Aku hanya bisa menghela napas dalam-dalam, takut jika daddy kambuh lagi dengan tidak menginginkan kami kembali."Bersiaplah, Mon,” ujar bunda.Meski ragu, aku pun bersiap untuk berangkat dengan Arvian. Layaknya anak muda yang mau ketemuan aku sampai bingung menggunakan baju yang mana. Astagfirullah, kelakuanku makin aneh seperti abege labil. "Mon, lama sekali, kasihan Arvian lama menunggu." Bunda tiba-tiba datang ke kamar. Baru terasa malunya. Ada-ada saja kelakuanku yang makin aneh ini."Kamu kek anak muda saja, Mon. Milih baju saja lama sekali,” ledek Bunda."Haha

  • Pesona Istri Dari Desa   Berharap Kita Bersama Lagi

    Beharap untk kembali Aku dilema bukan karena tidak ingin menerima abang Brayen kembali, tetapi ada rasa trauma takut merasakan kekecewaan lagi. Manusiawi kurasa jika Aku tidak mau kecewa lagi untuk kedua kalinya."Bund, apa Aku harus menerima abang Brayen lagi?" tanyaku pada bunda yang sedang duduk merawat tanamannya. Aku merasa hidup bunda Lebih baik dibanding denganku. Hidupnya tenang di masa tuanya, sementara aku seperti mencari kepastian."Perasaan Monica bagaimana?" tanya bunda."Dilema, Bund. Apa kesempatan kedua itu memang benar adanya?""Jangan pernah mendahului takdir sayang, jika kamu yakin kembalilah bersamanya. Namun, apabila kamu ragu mintalah pada sang pemberi harap yang tidak pernah membuat hambanya kecewa," balas bunda.Entah mengapa setetes bening jatuh di pipiku, dengan banyak hal yang telah kulalui rasanya tidak mudah sampai di titik ini."Dan mintalah restu pada daddymu, barangkali dengan keikhlasannya bisa membuatmu semakin yakin," sambung bunda memberiku nasihat

  • Pesona Istri Dari Desa   Aku Ingin Kalian Bersatu

    POV ARVIANKali ini Aku merasa ada harapan melihat reaksi bunda yang mulai melirik ayah. Siapa yang tidak bahagia, setelah sekian lama harapan itu nampak di depan mata. Aku sama halnya dengan anak yang lain ingin orang tua yang utuh. Ingin keluarga bahagia yang tiap bangun tidur melihat mereka di depanku. "Kamu kenapa Arvian?" tanya Bani temanku yang biasa mendengar keluh kesahku."Doakan, ya, bunda dan ayahku bersatu lagi.""Bukannya daddy Aksenmu ada?" tanya Bani penasaran. "Mereka sudah lama pisah, Ban.""Semoga orang tuanmu bersatu lagi, Arvian.""Aamiin.""Kalau pun, tidak ada harapan aku harap kamu tetap jadi Arvian yang baik." Bani jauh lebih di atas tingkat dariku, dia sudah SMP. Namun, dia tidak mau dipanggil kakak. Bani adalah anak dari salah satu rekan dokter ayah.Aku bukan anak yang kuat, kadang Aku depresi melihat bagaimana teman-temanku bisa bahagia di usianya yang begitu indah. Main timezone dengan kedua orang tua lengkap, sementara Aku hanya bisa gigit jari melihat

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status