Share

Akhinya

"Apakah kita akan terus begini dan begini terus. Saling menyakiti, padahal kita ingin bersama." Abang Brayen terus berbicara. Sementara aku tidak berani menatap wajahnya.

Dia mendekatiku yang duduk di taman. Aku terus menunduk. Hingga dia duduk di bawahku. Memegang tanganku dengan lembut. Memandang wajahku dengan teduh

"Harusnya kita berjuang untuk rasa yang ada di hati kita." Air mata yang kutahan akhirnya luruh juga.

"Ayo jawab! Apa kamu kira mudah bagiku melihatmu seperti ini," sambungnya lagi.

"Lalu kita harus bagaimana?" tanyaku spontan.

"Ayo kita berjuang agar kita menikah, Monica." Rasanya bagai disiram air hati ini. Begitu menyejukkan.

"Aku sudah tidak muda lagi, daripada kita lelah begini. Bagaimana jika kita menikah saja."

"Lalu dokter Alifa yang abang kenalkan?"

"Aku tidak mengenalkan siapa-siapa, Monica. Justru aku ingin mengenalkan kamu ke semua orang bahwa hanya kamu yang bersemayam di hatiku." Lagi, dia memberikan rasa yang aneh padaku.

Ternyata hanya isu saja dia yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status