Share

Jatuh cinta, berjuta rasanya.

“Abang?!”

“Shaka? Dasar ente bikin kaget aja!” abang Brayen ikut berteriak.

“Tadinya daddy yang mau jemput, tetapi daddy kutahan ketika daddy bilang Monica konsultasi di rumah sakit ini. Aku langsung yang minta untuk menjemput Monica. Takutnya kalian dilihat seperti tadi,” jawab abang Shaka enteng. Pipiku sudah tak nisa dikondisikan. Merah merona kurasa.

Aku menarik napas lalu mengembuskannya pelan, benar-benar seperti uji nyali saja teriakan abang Shaka, kukira kamii ketahuan. Abang Shaka tak henti tertawa melihat ekspresi kami yang seperti anak muda yang pacaran.

“Gangguin ajak, kau.” Abang Brayen terlihat kesal melihat Shaka yang masuk tiba-tiba.

“Masih berani juga, ya, kalian. Makanya cari restu daddy dulu, kalau mau bersatu.”

"Tenang saja, Daddy pasti merestui," jawab Abang Brayen.

"Gak caya aku kalau belum lihat langsung," balas abang Shaka dengan nada dibuat-buat.

Aku hanya diam mendengar mereka yang seperti adu jotos, mereka terus salih sahut seperti anak kecil, meski begit
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status