Share

Pertemuan

Kadang ... semesta pun ikut berpihak ketika kerinduan semakin menyeruak, seperti irama lagu di hatiku yang terus berdendang, walau hanya sekedar melihat wajahnya yang begitu semakin berseri. Kakiku turut gemetar berada di dekatnya. Nyatanya rindu itu memang berat, apalagi hanya bisa memandangnya. Namun, tak bisa menggapainya.

Apakah aku salah merindukan abang angkatku ini? Merindukan tanpa batas waktu ditentukan. Ini sungguh berat bagiku yang sudah jelas tidak bisa bersamanya.

“Apa kabarmu, Dik?” tanya abang Brayen. Ya Allah, hanya mendengar suaranya hati ini terasa bergetar.

“Baik, Bang,” jawabku. Aku bahkan tak berani hanya sekedar memandang wajahnya.

“Kenapa kamu kurus?” tanyanya lagi.

"Diet?" tanyanya lagi.

“Karena merindukan abang, puas?“ balasku polos. Astagfirullah kenapa pula aku jujur begini. Abang Brayen nampak tersenyum mendengar ucapanku yang senonoh ini.

“Aku juga,” balasnya tersenyum.

Aku hanya menunduk tak berani memandang wajahnya. Kami benar-benar canggung atau just
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Maulida
yah ketahuan pdahal baru ketemu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status