Share

Lebih Baik kita Berpisah

"Kita makan dulu, ya, Bund." Abang Shaka mengingatkan. Abang Shaka memberi kode agar aku menahan diri.

Ingin jujur jika aku kabur ke rumah ini. Semakin hari aku semakin tidak merasa cocok dengan abang Brayen, setelah panda ke sini, kurasa abang Brayen semakin tidak bisa kumengerti jalan pikirannya. Jika bertanya, kami justru akan beradu pendapat. Apa karena aku sudah tidak menarik lagi? atau karena dia membenci keluarga Adytama. Entahlah, semua belum kutemukan jawabannya sampai saat ini.

Menjelang isya, abang Shaka pamit beserta keluarganya, kasihan Cantika jika terlalu larut. Aku baru tahubjika setiap hari mereka selalu datang menjenguk bunda.

“Kapan-kapan main, Dek, ke rumah,” ucap abang Shaka.

“Insya Allah, Bang. Aku benar-benar dilemma saat ini,” balasku.

“Tenangkan dirimu, kamu harus komitmen dengan segala keputusan yang telah kamu ambil.”

“Iya, Bang.” Abang Shaka melirik gelang yang kugunakan.

“Akhirnya dipakai juga,” ucapnya menunjuk gelangku.

“Gelang ini memaksaku pulang ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status