Beranda / Rumah Tangga / Pesona Istri Dari Desa / Lebih Baik kita Berpisah

Share

Lebih Baik kita Berpisah

Penulis: Ummi Salmiah
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-30 19:39:15

"Kita makan dulu, ya, Bund." Abang Shaka mengingatkan. Abang Shaka memberi kode agar aku menahan diri.

Ingin jujur jika aku kabur ke rumah ini. Semakin hari aku semakin tidak merasa cocok dengan abang Brayen, setelah panda ke sini, kurasa abang Brayen semakin tidak bisa kumengerti jalan pikirannya. Jika bertanya, kami justru akan beradu pendapat. Apa karena aku sudah tidak menarik lagi? atau karena dia membenci keluarga Adytama. Entahlah, semua belum kutemukan jawabannya sampai saat ini.

Menjelang isya, abang Shaka pamit beserta keluarganya, kasihan Cantika jika terlalu larut. Aku baru tahubjika setiap hari mereka selalu datang menjenguk bunda.

“Kapan-kapan main, Dek, ke rumah,” ucap abang Shaka.

“Insya Allah, Bang. Aku benar-benar dilemma saat ini,” balasku.

“Tenangkan dirimu, kamu harus komitmen dengan segala keputusan yang telah kamu ambil.”

“Iya, Bang.” Abang Shaka melirik gelang yang kugunakan.

“Akhirnya dipakai juga,” ucapnya menunjuk gelangku.

“Gelang ini memaksaku pulang ke
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pesona Istri Dari Desa   Alibat Melawan Restu

    "Jaga ucapanmu, Monica!" teriaknya lagi."Apa yang harus kujaga? abang juga sudah berani membentakku!""Itu karena kamu tidak bisa diatur.""Sejak kapan aku tidak bisa diatur, Bang. Bahkan sesusah apa pun kita di desa, kita tidak pernah berdebat. Apa karena aku keluarga Adytama hingga abang mulai tidak menyukaiku. Ingatlah, sejarah, Bang. Abang juga dulu hidup di keluarga Adytama."Dia diam. Aku menunggu apa yang dia balas lagi padaku. Akan tetapi, dia masuk ke kamar tanpa permisi. Aku bahkan sulit masuk ke jalan pikirannya. Abang Brayen tidak seperti dulu lagi.Apakah bercerai adalah jalan satu-satunya agar kami bahagia? Abang Brayen pun, sepertinya tak peduli lagi denganku, dia lebih sibuk dengan pekerjaannya. "Jaga Arvian di rumah, suami berangkat kerja capek bukannya ditunggu, ini jalan-jalan entah kemana," ucapnya membuatku elus dada. Kurasa dia bahkan mulai tak peduli dengan bunda dan daddy. Padahal aku ingin cerita padanya jika bunda sakit parah saat ini, tetapi sepertinya pe

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-30
  • Pesona Istri Dari Desa   Bertahan atau Berpisah?

    Pernikahan Brayen dan Monica benar-benar di ujung tanduk, Brayen yang sudah terlanjur dendam dengan keluarga Adytama membuatnya ikut menyakiti hati Monica. Meski cinta begitu besar, tetapi dendam yang Brayen rasakan tidak mengubah keputusannya untuk membalas dendam dengan Reza Adytama. “Semua ini ulah tuan Reza, kami berharap tuan Brayen membalas semua perlakuan Reza Adytama.” Napas Brayen berat, meski kali ini dia harus melawan keluarga yang pernah menjadi bagian hidupnya ditambah dengan Reza adalah orang yang begitu berjasa dalam hidupnya.“Kalau bisa pisah saja dengan Monica, dia adalah bagian Adytama.” Bagi Brayen ini sungguh berat, selama ini mereka berjuang untuk bersama, tetapi kali ini harus berpisah.“Ini bagian dari balas budimu kepada Mr.Roy,” ucap asisten yang selalu memberikan informasi padaku.Data dan fakta memang menjurus semua ke Reza, sakit hati Brayen berakibat fatal pada dirinya. Bahkan Arvian pun tak pernah lagi dia rawat karena ada nama Adytama yang disematkan.

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-30
  • Pesona Istri Dari Desa   Amarah Brayen

    Kita memang hanya ditakdirkan untuk sesaat bersama berbagi segala peran yang pernah ada. Meski pada akhirnya kita tetap berpisah. Aku tahu pernikahan yang sukses adalah pernikahan yang membuat jatuh cinta berkali-kali. Akan tetapi, aku juga tidak tahan jika terus begini setiap hari. Aku tak tahan menunggu terlalu lama, diam pun begitu berat kurasa. Apakah aku harus menunggu menjadi gila dulu untuk tetap bersamanya. Bunda sedang membutuhkan tenaga dariku, ditambah abang Brayen yang semakin hari semakin aneh kurasa. Apakah dengan berpisah semua menjadi tenang. Jujur, aku merasa ragaku terasa begitu melelahkan.Pulang bertemu Mona dan abang Brayen, aku langsung mengambil Arvian. Segera berkemas untuk kembali ke rumah bunda, meski aku tahu jika penyakit bunda tidak boleh mendengar kabar buruk. Namun, kemana aku pergi jika tidak ke rumah."Nona mau kemana?" tanya asisten yang menjagaku. Tentu dia bertanya melihatku membawa tas berisi baju."Kasitahu Tuan kalian, jika aku pergi, " balasku.

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-31
  • Pesona Istri Dari Desa   Brayen Mau Kawin Lagi?

    Sampai rumah kami tak ada pembicaraan lagi. Arvian yang ada digendonganku terus kupeluk. Hanya memeluk Arvian, beban di pundak ini terasa berkurang. Do'aku semoga bunda tidak kambuh, tak kurang satu apa pun.“Jangan jadi istri durhaka,” ujarnya lagi.“Jangan pula jadi suami yang hanya menyakiti, selama kita bersama aku baru sadar ternyata sisi negatif abang begitu menyeramkan.” Aku dan dia seperti minyak dan air yang sulit untuk di satukan lagi. Apa yang dia harapkan dari pernikahan ini jika sudah tak memiliki rasa terhadapku dan keluarga yang selama ini menyanyangi kami sepenuh hati.Kututup pintu kamar, untungnya aku sudah makan, jadi tidak perlu keluar kamar lagi. Arvian adalah penyemangatku. Banyak hal yang kupikirkan, salah satunya, sikap abang Brayen yang kurasa semakin aneh. Apa ada yang salah hingga dia berubah seperti ini. Sepertinya aku harus mencari tahu. Sampai menjelang isya aku tak keluar kamar mencoba introspeksi diri, bayangan tadi sore juga begitu menyeramkan bagik

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-31
  • Pesona Istri Dari Desa   Lamaran ke adik Madu

    Meski begitu, dia mengambil jus alpukat itu, tak sabar rasanya melihat dia sakit perut. Baru sampai ke bibirnya dia melepas lagi. Dia mang sedikit menyebalkan."Kenapa adik madu? Takut jika aku kasih sesuatu?" tanyaku menantangnya. Jangan sampai ditindas dengan orang baru."Tidak juga," balasnya. Mentalnya memang tidak perlu diragukan lagi.Abang Brayen langsung minum jus buatanku juga.Sisil juga ikut minum jus yang aku buat. Ternyata dia hanya menggertakku saja, kena kan. Abang Brayen terlihat menikmati jus jeruk yang aku buat. Mereka tertawa bersama tanpa menghiraukanku. Obat pencaharnya belum bereaksi. Hebat juga si Damar cari obat. Efeknya tidak secara langsung.Sepertinya dia sengaja membuatku menjadi nyamuk ditengah-tengah mereka. Sedikit-dikit mereka tertawa bahagia, hingga lupa ada raga yang tak berhenti menatapnya. Tak ingin melihat kebersamaaan mereka, aku ke belakang meninggalkan mereka. Aku juga heran dengan perasaanku yang tidak ada cemburu melihat kebersamaan mereka.“Ma

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-31
  • Pesona Istri Dari Desa   Nasib Brayen

    Semua berubah drastis. Bukan hanya masalah dendam, tetapi ada masalh yang memang sudah lama dipendam oleh Mr. Roy. Brayen sama sekali tidak pernah curiga dengan semua perlakuan asisten Mr. Roy baru-baru ini. Dia masih merasa hal yang wajar. Yang tidak bisa dia terima adalah perbuatan Reza yang begitu kejam padanya. Padahal semua laporan itu tidak sepenuhnya benar.“Brayen kamu harus segera mengambil alih Adytama, lalu buang Monica.” Salah satu asisten Brayen tanpa ampun meminta secepatnya Monica disingkirkan.Monica dianggap sebagai penghalang untuk mendapatkan perusahaan Adytama. Imbasnya ke Monica memang sungguh Brayen perlihatkan.“Adytama itu kuat,” jawab Brayen. Di sisi lain Brayen merasa kali ini dia suda keliru. Dia baru tahu jika Mr.Roy adalah musuh perusahaan Adytama, Mr. Roy sudah lama mengintai sasarannya. Salah satunya menjadikan Brayen memihak pada mereka. Diberi kemewahan, jabatan dan tahta agar Brayen menjadi kacung Mr. Roy yang ternyata memang depresi karena dendamny

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-31
  • Pesona Istri Dari Desa   Menghadiri lamaran

    Aku terus tersenyum menghampiri abang Brayen yang nampak seperti patung. Melihat pelayan yang memujiku aku memasang wajah yamg tak sedikit pun ada raut kesedihan, lebih tepatnya aku tebar pesona. Tidak ada salahnya membuat dia kali ini tak berkedip. "Ayo kita berangkat, Bang," ajakku. Tak peduli dengan tatapannya yang begitu terkesima. Dia bahkan hampir tersandung jika tak dipegang Damar.Damar selalu di sampingku, tidak ingin berjauhan denganku sedikit pun."Hei, bisakah kamu jangan nempel di samping istriku," ucap abang Brayen. Diih, giliran begini baru sadar punya istri."Dia penjagaku, jadi wajar ada di sampingku," belaku. "Tapi tidak dekat-dekat," omelnyaAbang Brayen terus menatapku. Puas rasanya melihatnya seperti itu. Aku sengaja minta Damar agar di sampingku. Sekali-kali kita harus belajar dari pengalaman. Jika sudah tak sejalan, kenapa harus dipertahankan."Aku mau duduk di samping istriku," ucapnya lagi. Dia benar-benar menguji iman.Heran saja melihat tingkahnya yang aneh

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-02
  • Pesona Istri Dari Desa   Sisil Tak Tahu Malu

    "Kurasa ini memang karma karena kamu mengambil suami orang!" teriak seorang ibu yang sepertinya istri pejabat.Abang Brayen tak ada pergerakan melihat calon istrinya disindir orang banyak. Ambulance berdatangan menjemput yang keracunan. Mona dan Damar langsung tos, tanda misi berhasil. Aku maju mendekati Sisil yang sedang gugup menghadapi banyak komentar."Bagaimana, Sil? Kurasa ini permulaan. O, ya, cincinnya daripada nganggur boleh kuminta.""Enak saja, kamu! Dasar tidak bisa jaga laki sendiri!" teriaknya."Ha?! Maksudmu? Kamu saja kurasa gatelan," balasku tak mau kalah."Pergi kamu dari sini!" Dia kembali berteriak."Semoga kamu tidak stress, ya, Sil!" balasku berteriak. Huha ... pen ketawa melihat si Sisil ngamuk.Ibu-ibu mulai menyorakinya. Duh, kasihan sebenarnya melihat dia yang terzolimi. Namun, mau bagaimana lagi kita harus beri pelajaran pada wanita yang tidak tahu malu merebut suami orang."Kamu yang akan stress, karena suamimu kuambil." Dia belum menyerah."Lihat ibu-ibu

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-03

Bab terbaru

  • Pesona Istri Dari Desa   Reza Parah?

    Reza dilarikan ke rumah sakit karena ternyata Reza lemas dan mengalami sesak nafas. Kemungkinan yang terjadi karena Reza sempat emosi dan kepikiran Monica sehingga jantungnya kumat."Daddy kenapa, Bund.""Tiba-tiba lemas, padahal paginya daddy segar sekali.""Nafasnya naik turun, ya Allah bunda takut daddymu kenapa-kenapa." Nina menangis dipelukan Shaka. Monica yang mengira hanya chek up biasa ikut panik ketika dikabari abangnya jika Reza masuk ICU. Reza sampai tidak sadarkan diri menambah deretan kepanikan keluarganya."Bukannya tadi bunda bilang hanya chek up saja.""Iya, ternyata daddy lemas untung segera dilarikan ke rumah sakit.""Ya Allah Monica kira tidak separah ini." Terdengar suara serak Monica yang menangis mendengar Reza tidak sadarkan diri."Abang Brayen sudah menuju ke sana.""Iya, Dek. Kamu cepat ke sini," ucap Shaka yang meminta Monica langsung ke rumah sakit. Sementara Brayen shock melihat keadaan Reza, bayangan bersama ketika kecil membuat hati Brayen terenyuh dadd

  • Pesona Istri Dari Desa   Mencari Restu

    Misiku kali ini bukan lagi untuk bersatu dengan abang Brayen, tapi memikirkan bagaimana agar abang Brayen bersama daddy seperti dulu lagi. Terkadang kita dipaksa kuat oleh keadaan dan dibuat ikhlas oleh kenyataan, jadi pandai-pandailah menjaga perasaan kita sendiri, karena disaat kita terpuruk, susah dan sedih tidak semua orang akan peduli. “Ikuti saja kata bunda, Dek. Sejauh mana kamu melangkah jika dia jodohmu pasti dia akan kembali mengejarmu.”“Iya, Bang.”“Abang yakin kamu bisa melewatinya, Dek. Demi daddy,” kata abang Shaka.“Makasih, Bang. Demi kalian semua.”Segala sesuatu itu pasti ada hikmahnya. sakitnya daddy pasti jalan agar abang Brayen dan daddy bersatu kembali. Aku juga harus sadar jika usia daddy tidak muda lagi. Aku mau daddy di hari tuanya bahagia tanpa beban."Belajar untuk tidak terlalu berharap kepada siapapun kecuali Allah, karena harapan yang berlebihan kepada manusia hanya akan menyakiti perasaanmu sendiri," ucap ababg Shaka memberi nasehat. "Saatnya kamu le

  • Pesona Istri Dari Desa   Biarkan Dia Berjuang

    Reza kembali kumat, ternyata selama ini Reza ada riwayat jantung sehingga harus dikontrol minum obat setiap hari. Nina pun sadar semakin hari usia mereka sudah tidak muda lagi sehingga gampang sekali terkena penyakit.“Kasitahu anak-anak, Bang, kalau jantungmu sedang tidak baik-baik saja,” kata Nina pada Reza yang terbaring. Nina sadar semenjak Monica gagal menikah lagi, suaminya–Reza sering sakit-sakitan. Dia merasa gagal sebagai orang tua.“Bang, coba diubah pola pikirnya bahwa tidak semua keinginan kita selalu sejalan.”“Iya, Sayang. Daddy baik-baik saja, Bund.”“Baik-baik bagaimana, kata dokter abang harus berobat intensif.” “Tenang saja, Bund. Semua pasti baik-baik saja,” kata Reza. Jauh dari lubuk hatinya sebenarnya dia menginginkan yang terbaik bagi anak-anaknya. Shaka sudah bahagia dengan Gendhis. Sementara Monica masih dilema.“Apa abang memikirkan Monica?” tanya Nina. Dia penasaran akhir-akhir ini suaminya lebih pendiam.“Jangan dipendam, salah satu sumber penyakit adalah

  • Pesona Istri Dari Desa   Mahir Membuat Luka

    Aku duduk ikut bergabung bersama daddy dan abang Brayen. Walau jujur tanganku gemetar melihat reaksi daddy, sementara abang Brayen tetap santai. “Monica yang memintaku dad, untuk datang menemui daddy. Dia memang tidak sabaran,” katanya begitu renyah. Astagfirullah itu orang benar-benar enteng berucap. Aku langsung melotot tak percaya, eh dia justru senyum-senyum tidak jelas melihatku.“Tanpa diminta pun aku akan tetap menemui daddy,” sambungnya lagi.“Aku tidak bisa hidup tanpa Monica dan Arvian, Dad.”“Paling kamu cuma modus anak nakal!” daddy langsung to the point. Aku kira abang Brayen akan marah ternyata dia tertawa melihat reaksi daddy. Dia memang orang yang sulit untuk ditebak.“Aku serius, Dad. Monica dan Arvian adalah hidupku. Rasanya hari-hari begitu sulit tanpa mereka.” Aku hanya menunduk ketika abang Brayen berucap demikian. Sepertinya kupu-kupu mulai berterbangan. Rasanya malu sekali, apalagi lirikan matanya yang membuat wajah ini tersipu malu.“Luka yang kamu buat begitu

  • Pesona Istri Dari Desa   Agak lain

    Sampai rumah, daddy dan bunda menunggu di teras. Di mata mereka aku masih gadis kecil, yang jika setiap keluar rumah terlalu lama mereka pasti menungguku. Begitulah orang tua, selalu tersisa rasa yang sama, meski berkali-kali pernah terluka.“Apa Monica terlalu lama?” tanyaku padanya. Tak lupa pelukan hangat dari daddy yang selalu panik jika aku keluar terlalu lama.“Anaknya bukan anak kecil, Bang,” ucap bunda yang tak berhenti tersenyum.“Iya, bukan anak kecil, tapi kadang bikin panik dengan tingkahnya,” jawab daddy. Aku langsung memeluknya, percayalah semakin tua, orang tua pasti lebih protektif pada anaknya.“Apa Arvian bahagia?” tanya daddy. Aku mengangguk.“Syukurlah ….”“Dad ….”“Kenapa?” tanyanya.“Apa daddy merestui jika aku dan abang Brayen bersama lagi?” Daddy diam, sekarang aku yang canggung. Kebahagiaan yang tadi berubah menjadi rasa tidak nyaman.“Apa dia bisa menjamin berubah, sementara sampai detik ini daddy tidak melihat kesungguhannya.”Sekarang aku yang diam. “Jang

  • Pesona Istri Dari Desa   Semua Tentang Kamu

    Berkali- kali aku menghapus air mata sedih dan bahagia tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Aku bahagia melihat senyumannya yang tak henti. Sesekali dia memandangku meski terjeda karena fokus menyetir.“Jangan mengatakan apa-apa lagi, jawabanmu membuatku tidak mau kamu mengucapkan hal yang aneh lagi.”“Tulis di sini biar aku akan tempel di sudut kamarku. Apakah kamu menerimaku atau tidak,” balasnya lagi. Dia memberikanku polpen dan selembar kertas, dia niat sekali membuatku tersipu malu. Pernyataannya bahkan seperti tahu jawabannya aku menerimanya kembali. Dasar tuan arogan.“Tulislah apa kamu menerimaku. Karena ini sangat penting bagi hidupku,” sambungnya lagi.“Anda terlalu pede tuan.”Aku langsung menyimpan di dalam tas. Dia mirip dengan daddy, dia pasti akan memaksa aku menjawab sesuai dengan maunya. Laki-laki jika ada maunya dia akan memaksa, tapi kalau sudah dapat apa yang dia mau, tak sedikit yang terkesan cuek.“Kenapa di simpan?”“Nanti pas pulang aku berikan,” balasku. Wa

  • Pesona Istri Dari Desa   Pasti Ada Jalan

    "Bunda ...." Arvian memanggilku. Cepat sekali anak ini sampai padahal baru saja ayahnya menelponku. Apa sebenarnya mereka ada di sekitar sini."Hai, jagoan. Sama siapa ke sini?” tanya daddy menghampiri langsung Arvian."Sama ayah, Opa. Tapi dia menunggu di luar,” balas Arvian jujur. Apa abang Brayen yang mengajarkan Arvian untuk jujur.Daddy seketika diam. Bunda pun langsung memecahkan suasana agar tidak terlihat canggung. Aku hanya bisa menghela napas dalam-dalam, takut jika daddy kambuh lagi dengan tidak menginginkan kami kembali."Bersiaplah, Mon,” ujar bunda.Meski ragu, aku pun bersiap untuk berangkat dengan Arvian. Layaknya anak muda yang mau ketemuan aku sampai bingung menggunakan baju yang mana. Astagfirullah, kelakuanku makin aneh seperti abege labil. "Mon, lama sekali, kasihan Arvian lama menunggu." Bunda tiba-tiba datang ke kamar. Baru terasa malunya. Ada-ada saja kelakuanku yang makin aneh ini."Kamu kek anak muda saja, Mon. Milih baju saja lama sekali,” ledek Bunda."Haha

  • Pesona Istri Dari Desa   Berharap Kita Bersama Lagi

    Beharap untk kembali Aku dilema bukan karena tidak ingin menerima abang Brayen kembali, tetapi ada rasa trauma takut merasakan kekecewaan lagi. Manusiawi kurasa jika Aku tidak mau kecewa lagi untuk kedua kalinya."Bund, apa Aku harus menerima abang Brayen lagi?" tanyaku pada bunda yang sedang duduk merawat tanamannya. Aku merasa hidup bunda Lebih baik dibanding denganku. Hidupnya tenang di masa tuanya, sementara aku seperti mencari kepastian."Perasaan Monica bagaimana?" tanya bunda."Dilema, Bund. Apa kesempatan kedua itu memang benar adanya?""Jangan pernah mendahului takdir sayang, jika kamu yakin kembalilah bersamanya. Namun, apabila kamu ragu mintalah pada sang pemberi harap yang tidak pernah membuat hambanya kecewa," balas bunda.Entah mengapa setetes bening jatuh di pipiku, dengan banyak hal yang telah kulalui rasanya tidak mudah sampai di titik ini."Dan mintalah restu pada daddymu, barangkali dengan keikhlasannya bisa membuatmu semakin yakin," sambung bunda memberiku nasihat

  • Pesona Istri Dari Desa   Aku Ingin Kalian Bersatu

    POV ARVIANKali ini Aku merasa ada harapan melihat reaksi bunda yang mulai melirik ayah. Siapa yang tidak bahagia, setelah sekian lama harapan itu nampak di depan mata. Aku sama halnya dengan anak yang lain ingin orang tua yang utuh. Ingin keluarga bahagia yang tiap bangun tidur melihat mereka di depanku. "Kamu kenapa Arvian?" tanya Bani temanku yang biasa mendengar keluh kesahku."Doakan, ya, bunda dan ayahku bersatu lagi.""Bukannya daddy Aksenmu ada?" tanya Bani penasaran. "Mereka sudah lama pisah, Ban.""Semoga orang tuanmu bersatu lagi, Arvian.""Aamiin.""Kalau pun, tidak ada harapan aku harap kamu tetap jadi Arvian yang baik." Bani jauh lebih di atas tingkat dariku, dia sudah SMP. Namun, dia tidak mau dipanggil kakak. Bani adalah anak dari salah satu rekan dokter ayah.Aku bukan anak yang kuat, kadang Aku depresi melihat bagaimana teman-temanku bisa bahagia di usianya yang begitu indah. Main timezone dengan kedua orang tua lengkap, sementara Aku hanya bisa gigit jari melihat

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status