Share

Lamaran ke adik Madu

Meski begitu, dia mengambil jus alpukat itu, tak sabar rasanya melihat dia sakit perut. Baru sampai ke bibirnya dia melepas lagi. Dia mang sedikit menyebalkan.

"Kenapa adik madu? Takut jika aku kasih sesuatu?" tanyaku menantangnya. Jangan sampai ditindas dengan orang baru.

"Tidak juga," balasnya. Mentalnya memang tidak perlu diragukan lagi.

Abang Brayen langsung minum jus buatanku juga.Sisil juga ikut minum jus yang aku buat. Ternyata dia hanya menggertakku saja, kena kan. Abang Brayen terlihat menikmati jus jeruk yang aku buat. Mereka tertawa bersama tanpa menghiraukanku. Obat pencaharnya belum bereaksi. Hebat juga si Damar cari obat. Efeknya tidak secara langsung.

Sepertinya dia sengaja membuatku menjadi nyamuk ditengah-tengah mereka. Sedikit-dikit mereka tertawa bahagia, hingga lupa ada raga yang tak berhenti menatapnya. Tak ingin melihat kebersamaaan mereka, aku ke belakang meninggalkan mereka. Aku juga heran dengan perasaanku yang tidak ada cemburu melihat kebersamaan mereka.

“Ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status