Share

Melawan Sisil

Darahku mendidih melihat Sisil yang menggendong Arvian. Dia terus tersenyum tanpa merasa bersalah sedikit pun. Dengan bangganya dia memamerkan dirinya di depan abang Brayen, dia seperti memenangkan permainan karena berhasil menggendong Arvian sebelum aku pulang. Dasar licik!

"Ibu macam apa yang ninggalin anakanya," ucapnya. Dia benar-benar menguji iman. Suaranya terus memojokkanku.

"Ternyata kamu pintar, ya, Sil. Kalau begitu silahkan gendong Arvian sesuka hatimu." Dia kira aku akan melayaninya, tak peduli Aku berlalu meninggalkan mereka. Meski aku begitu jengkel dia menggendong Arvian.

Abang Brayen tak banyak kata, dia menatapku sekilas. Namun, siapa sangka dia justru mengikutiku masuk ke kamar. Dasar aneh!

"Darimana?" tanyanya pelan.

"Dari bunda," balasku. Daripada berbohong nanti ceritanya semakin panjang.

"Apa kamu tidak mendengarku?" tanyanya. Nada suaranya sedikit berbeda.

"Aku mendengarmu, makanya aku pulang." Aku membalas dengan nada yang sedikit nyeletuk.

"Apa maumu?"

"Menika
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Ummi Salmiah
tetap nulis, kak. cuma ambil waktu libur di awal bulan biasanya. Terima kasih, ya kak, masih setia.
goodnovel comment avatar
Baiti Ummu Fadhil
jarang nulis skrg thor..
goodnovel comment avatar
Azzahra
Masih penasaran, lanjut thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status