Malam Harinya.
Sean kini sudah berada di mejan makan bersama keluarganya dengan Langit yang memutuskan untuk menginap di mansion tersebut. "Lang, Liora di mana? Kata Tantemu dia bersama kamu?" tanya David (ayah Sean ) menatap keponakannya yang sedang sibuk memainkan ponsel. Langit berhenti bermain ponsel, ia beralih menatap sang Om dengan senyum yang mengukir bibirnya. "Liora payah hati, Om! Dia sedang ... " Pletak ... Centong nasi melayang di kepalanya. "Apa sih, Om! Aku 'kan cuma ... " "Mau Om tambah?" tanya David menaik turunkan alisanya. "Nggak Om, aku diam nih, aku diam!" ucap Langit pasrah. "Ratu ... Coba kamu lihat Liora ke kamarnya, Nak!" perintah Freya pada putri bungsunya. "Tidak perlu, Tante! Yora di sini." Liora mencoba menerbitkan senyum, lalu ia melangkah menuju kursi yang biasa ia duduki. Namun, setelah mengingat Sean memilih wanita lain, wanita itu mengayunkan langkahnya mendekati Langit dan langsung duduk di samping pria tersebut. Langit menoleh, lalu menatap Liora dengan begitu lembut. "Kamu, baik?" tanyanya. "Fine," jawab Liora tersenyum kaku. Tidak lama kemudian, suara bel berbunyi dengan Sean yang langsung menoleh dan beranjak dari kursi duduknya untuk membukakan pintu. "Kamu sudah datang?" Sean tersenyum dan langsung menggandeng tangan wanita itu dan membawanya masuk. Liora yang melihat pemandangan itu, ia tersenyum, menahan rasa sakit yang menghujam. "Kenapa sesakit ini?" Melihat kedatangan calon istri Sean, David dan Freya terlihat sangat bahagia dengan Sean yang memilih untuk diam dan hanya menatap mata Liora yang tampak sembab dengan perasaan bersalah yang mendalam. Begitupun dengan Liora yang lebih banyak diam, hingga acara perkenalan dan makan malam bersama itu selesai. Setelah kedatangan calon istri Sean, Liora sama sekali tidak menatap wajah pria itu, ia tidak ingin terlihat rapuh di hadapan siapapun, begitu pun di depan calon istri Sean. Setelah kepergian calon istri Sean, Liora langsung mengutarakan niatnya untuk menemui orang yang telah dijodohkan dengannya di London. Wanita itu berpamitan, dan berharap David dan Freya mendoakan kebahagiaan untuk dirinya. Jika David dan Freya terlihat sangat bahagia mendengar tentang perjodohan Liora, berbeda dengan Sean yang langsung melenggang pergi karena tidak ingin lepas kendali karena rasa cemburu. Ia sadar bahwa ia tidak berhak melarang Liora untuk mencari penggantinya, karena Liora juga butuh kebahagiaan, bukan hanya rasa sakit seperti apa yang dia berikan pada wanita tersebut. * * * Setelah mendengar keputusan Liora, Sean kini berdiri di balkon sambil menatap langit gelap tanpa bintang, hingga beberapa saat kemudian terdengar suara langkah kaki seseorang yang mendekat. "Mau apa kamu ke sini?" tanya Sean tanpa menoleh. Liora tersenyum mendengar pertanyaan Sean. Lalu, ia semakin melangkah mendekat dan berdiri di samping pria tersebut. "Kenapa Kak Sean terlihat sangat marah? Apakah karena kejadian tadi sore?" tanya Liora bingung. "Aku sadar Kak, bahwa aku memang keterlaluan, aku melamar Kakak lebih dulu padahal jelas-jelas Kak Sean sudah punya calon istri dan akan segera menikah." Liora mengembuskan nafasnya kasar. "Sementara aku siapa? Aku hanya adik sepupu Kak Sean dan tidak lebih dari itu, tapi aku terlalu rakus hingga aku tidak rela melihat Kak Sean menjadi milik orang lain," ucap Liora dengan mata yang mengembun. "Maafkan aku, Kak! Selama ini, aku selalu mengganggu waktu Kakak, tapi setelah ini Kakak tenang saja, aku tidak akan menggangu Kakak kembali," ucap Liora tersenyum, dengan air mata yang kini terjun bebas Sementara Sean langsung membawa wanita itu dalam dekapannya. "Tidak, Yora! Seharusnya aku yang minta maaf. Karena tidak seharusnya aku meninggalkanmu begitu saja tanpa penjelasan," ucap Sean. Setelah itu, Sean menghela nafas. "Apakah kamu terlalu kecewa hingga kamu memutuskan untuk menerima perjodohan yang sebelumnya sudah kamu tolak?" tanya Sean sendu. Liora menjauhkan kepalanya dari dada bidang pria yang ia cintai, lalu menatap Sean dengan begitu dalam. "Aku tidak punya pilihan lain, Kak! Hanya ini satu-satunya cara agar aku bisa melupakan Kak Sean!" jawab Liora tersenyum dengan penuh kesedihan. * * * Ke esokan harinya. Liora benar-benar berangkat ke bandara dengan David dan Freya yang mengantarnya, sementara Sean hanya mengawasi wanita itu dari kejauhan, ia ingin mengucapkan sampai jumpa, tapi ia sadar bahwa jika ia mendekat maka ia hanya akan semakin menyakiti wanita yang dicintainya tersebut. Begitu tiba di London, Liora lalui kehidupannya dengan penuh semangat, ia terus mencoba menghilangkan rasa sakitnya pada Sean. Meski rasanya sulit, tapi ia terus berusaha untuk membuka hati untuk pria yang dijodohkan dengannya. Di sana ia juga di sibukkan dengan pekerjaan hingga ia tidak sempat memikirkan tentang perasaannya, bahkan di hari di mana Sean melangsungkan pernikahan, ia datang menghadirinya serta mengucapkan selamat. Jangan ditanya bagaimana perasaan wanita itu saat melihat orang yang dia cintai menikah dengan orang lain, karena jawabannya tentu perasaan Liora sangat terluka. Namun, ia sengaja menyaksikan semuanya, agar ia sadar bahwa pria yang ia cintai kini sudah menjadi milik wanita lain. Liora memutuskan untuk bekerja di London agar bisa segera melupakan Sean, dan fokus pada masa depannya yaitu Gala ( Tunangannya ). Meski sikap Gala dingin, tapi Liora selalu meyakinkan diri bahwa pilihan orang tuanya adalah yang terbaik. Akan tetapi, tanpa di duga. Setelah ia menerima Gala sebagai jodohnya, ia dikejutkan dengan kabar kematian Gala dengan kerabatnya sendiri 'Mentari' kakak kandung Langit putri dari Devano Brian Galaxy. Liora langsung datang ke tempat kejadian, hingga membuat ia syok saat melihat Gala dan Mentari yang meninggal bersamaan dengan jari-jemari yang saling bertaut dengan genggaman yang begitu erat. Sejak saat itu, ia mengerti mengapa Gala seakan tidak menganggap keberadaannya, apalagi setelah Liora mengetahui, bahwa mereka bukan hanya meninggal berdua, tapi Mentari hamil yang tidak banyak diketahui oleh semua orang, termasuk dirinya. Sejak saat itu, Liora membenci semua pria. Baginya semua pria itu sama saja, dan ia berjanji bahwa ia tidak akan pernah membuka hati untuk pria mana pun, karena menurut Liora cinta itu hanya kepalsuan, dan tidak ada yang tulus. * * * "Nona, Anda sudah sangat mabuk!" ucap sekretaris Liora yang tampak kesusahan untuk membawa atasannya tersebut. Sementara Liora hanya tersenyum tidak jelas sambil mengumpati Sean dan Gala. "Dasar pria biadab! Seharusnya mereka bilang kalau mereka tidak menyukaiku," ucap Liora dengan wajah yang terlihat menyedihkan. Namun, di detik berikutnya Liora tertawa terbahak-bahak. "Oh iya, aku lupa. Mereka 'kan sudah sama-sama menolakku, hanya saja aku yang bandel." Liora terus melangkah di bantu sang sekretaris, namun wanita itu malah mendorongnya, ia melangkah gontai dan hendak masuk ke kamar lain. Namun, sang sekretaris langsung membantu wanita tersebut menuju kamar yang tepat. "Dolly! Aku mau masuk ke kamarku, kenapa kau menarikku?" Liora terus melangkah terseok-seok. Sementara Dolly masih memasang wajah datar. "Nona salah masuk kamar!" Jawab Sang sekretaris. "Tidak, aku tidak salah masuk kamar. Itu kamarku, nomornya 1223." Liora menatap Dolly kesal, karena ia yakin bahwa kamar yang ia tuju itu adalah kamarnya. "Tadi nomornya bukan 1223, Nona! Tapi, 1123!" ucap Dolly sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Liora memanyunkan bibir mendengar ucapan Dolly. "Berarti aku salah ya?" tanya Liora cemberut. "Ini kamar Nona!" ucap sang sekretaris begitu mereka berada di kamarnya. "Oh, ini? Liora menatap nomor di pintu kamar hotel. "Ternyata kamu pintar, ini kamarku yang benar 1223," ucap Liora tertawa tidak jelas. Sementara Dolly langsung membawa Nona mudanya untuk beristirahat dengan Dolly yang kembali ke kamarnya yang terletak di samping kamar atasannya tersebut. Tidak lama setelah Dolly kembali, pintu kamar wanita itu terbuka dan menampilkan seseorang yang berhasil membuat mata Liora berbinar. "Kak Sean?""Kak Sean, akhirnya kamu datang!" ucap Liora tersenyum dengan mata yang masih memancarkan kesedihan.Sementara pria itu menutup pintu kamar hotel, lalu melangkah mendekati Liora dan langsung menarik Liora dalam dekapannya."Kenapa kau mengkhianati Cintaku? Aku sangat mencintaimu, sangat sangat mencintaimu," ucap pria tersebut.Pria yang dianggap Sean oleh Liora itu juga terlihat kacau, ia juga mabuk dan salah memasuki kamar Liora, hingga pria itu melihat Liora seperti wajah kekasihnya."Aku juga sangat mencintaimu, Kak! Tapi pertanyaanmu itu kamu terbalik, seharusnya aku yang bertanya seperti itu sama kamu, kenapa kamu mengkhianati ku dan memilih wanita lain untuk menjadi istrimu? Padahal, kamu sangat tahu bahwa aku itu tidak bisa hidup tanpa kamu, Kak." Liora menatap pria itu sendu."Dan lihat, karena aku terlalu mencintai Kak Sean aku dikhianati kembali," ucap Liora seraya mendorong tubuh pria tersebut hingga jatuh ke tempat tidur."Kak Sean?" Pria itu mengerutkan kening, dengan t
Keesokan harinya.Liora menggeliat, lalu ia menguap dan mengerjap-ngerjapkan mata untuk menyesuaikan penglihatannya dengan keadaan sekitar.Wanita itu mengerutkan kening saat ia tidak sengaja menyentuh sebuah tangan yang melingkar di pinggangnya. "Tangan siapa ini?"Jantung Liora berdetak tak karuan, ia yang tidur memunggungi Ronald, kini perlahan membalik tubuhnya, hingga tanpa sengaja hidung wanita itu bersentuhan dengan hidung pria yang telah menghabiskan malam dengannya.Liora begitu terkejut saat melihat keberadaan Ronald, hingga tanpa sadar wanita itu langsung mendorong tubuh Ronald, yang membuat pria itu jatuh dari tempat tidur sampai berhasil membuat pria itu terbangun dari mimpinya."Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Liora saat pria itu bangkit dari posisinya sambil mengucek-ngucek matanya untuk menyesuaikan penglihatannya."Duh, kenapa aku bisa jatuh dari tempat tidur sih, dan kenapa aku seperti mendengar orang yang sedang ngomel-ngomel?" Ronald masih setengah sadar.Li
Satu Bulan Berlalu.Liora memutuskan untuk kembali ke rumah orang tuanya di Indonesia setelah kejadian di malam itu bersama Ronald. Ia ingin membuang kenangannya bersama Sean, Gala maupun seseorang yang telah merenggut kesuciannya.Wanita itu fokus berkarir, dan tidak pernah berencana untuk menikah, sikapnya dingin pada semua pria membuat Adrian dan Raya ( Orang tua Liora ) khawatir pada sang putri, bahkan wanita itu selalu menolak setiap kali Adrian dan Raya mengatur perjodohan untuk putrinya tersebut.Beberapa kali Raya mencoba menjodohkan Liora, namun berakhir kegagalan karena Liora selalu membuat pria yang dijodohkan dengannya ketakutan.***Pagi hariLiora kini sarapan dengan keluarganya, wajah ceria yang biasa Liora tampakkan, kini menghilang entah kemana. Sejak pernikahan Sean dan Kematian Gala, sikap Liora berubah dingin hingga tidak ada sedikitpun senyuman di wajah wanita tersebut."Dek, apa kamu ingin berangkat bersamaku ke kantor?" tanya Marcell ( Kakak kandung Liora ) me
Setelah meeting selesai, Liora membereskan berkas-berkas yang berserakan di atas meja, dengan Ronald yang terus memandangi wajah wanita yang pernah ia tiduri. "Pantas saja kamu ingin membayar ku malam itu, ternyata kamu dari keluarga Aditama. Aku tidak menyangka kalau Tuan Adrian Aditama memiliki putri arogan dan suka mengambil keuntungan dari orang lain." Ronald menarik sebelah sudut bibirnya. Sementara Liora, ia langsung menghentikan gerakan tangannya mendengar ucapan Ronald, dan menatap pria itu dengan begitu tajam. "Apa maksudmu?" tanya Liora. "Aku tidak punya maksud apa-apa, hanya saja aku sadar bahwa kamu tidak mungkin sembarangan menikah dengan pria yatim piatu sepertiku." Ronald menatap Liora sinis. Sementara Liora hanya menghela nafas mendengar ucapan pria tersebut. "Asalkan kamu tahu, aku tidak pernah menilai seseorang dari segi kasta atau apapun itu yang bersangkutan dengan derajat. Tapi, aku sudah memutuskan untuk melajang seumur hidup, dan tidak ingin berurusan den
Liora terus memberontak dan mencoba melepaskan diri dari Ronald. Namun, pria itu seakan tuli, ia kini membawa Liora masuk ke dalam mobil dengan Liora yang terus menatap pria itu tajam."Ronald, apa-apaan kamu? Lepaskan aku!" Liora tidak berhenti memberontak."Sudah diam! Aku tidak akan menyakitimu! Jadi, patuhlah! Aku hanya menginginkan yang terbaik," ucap Ronald."Terbaik?" Wajah Liora memerah penuh amarah."Terbaik dengan mengikatku seperti ini, hah?"Tanpa menjawab ucapan Liora, Ronald kini menghidupkan mesin mobilnya, lalu ia melajukan mobil perlahan dan meninggalkan rumah sakit tersebut."Turunkan aku, kamu mau membawaku ke ke mana?"Ronald tidak menjawab, ia hanya menghubungi sekretarisnya dan meminta sang sekretaris untuk menyiapkan sesuatu yang ia butuhkan."Apa maksudmu meminta sekretaris kamu untuk menyiapkan KK dan KTP segala?""Sudah diam!""Aku tidak mau ya kabur sama kamu!" Liora terus terus untuk melepaskan diri, namun ia tidak berhasil hingga beberapa saat kemudi mobil
Kak Sean ... aku mencintaimu! Aku mohon terimalah cintaku! Jangan menikah dengannya, tapi menikahlah denganku!"Liora menjatuhkan tubuhnya dan bertekuk lutut di hadapan pria yang sangat ia cintai, ia mengangkat tangannya dengan memegang sebuah cincin, berharap Sean menerima lamarannya.Sean menoleh, menatap Liora, yang statusnya masih sepupu, kini berusaha untuk mengejarnya."Maaf, Yora! Aku tidak bisa."Sean menatap sepupunya tidak tega, air matanya hendak jatuh namun ia segera mengalihkan tatapannya dari wanita itu, lalu melangkahkan kakinya meninggalkan tempat tersebut.Sementara Liora terdiam, ia menatap punggung Sean yang menjauh, lalu ia bersimpuh dengan air mata yang mulai mengalir dari kedua pelupuk matanya."Kenapa kamu begitu tega, Kak? Aku begitu mencintaimu hingga aku tidak bisa mencintai orang lain." Liora menangis terisak-isak, hingga tubuh wanita itu bergetar hebat karena patah hati yang sangat membuatnya sakit.Setelah mendapatkan penolakan dari Sean, Liora perlahan ba
Setelah mendapatkan Penolakan dari Sean, Liora melangkahkan memasuki mansion dengan wajah kesal."Yora, wey ... !"Liora yang mendengar namanya dipanggil, ia langsung menoleh dan menatap seorang pria yang duduk di sofa ruang keluarga dengan kaki yang dinaikkan ke atas meja."Langit?" Liora mengerutkan kening. Lalu, ia melangkahkan kakinya mendekati pria yang memanggilnya tersebut.Sementara, pria itu langsung beranjak dan berdiri di hadapan Liora sambil tersenyum yang terlihat menyebalkan di mata Liora. "Kamu ngapain di sini?" tanya Liora."Kenapa kamu terkejut? Aku di sini ya karena ini rumah Om ku, lah ...," ucap Langit ( Sepupu Sean dari Daddy, Sementara Liora Sepupu Sean dari Mommy)."Males ngomong sama kamu! Mana Mentari? Dia di sini 'kan?" tanya Liora menanyakan kakak kandung Langit sekaligus sahabatnya tersebut."Aku ke sini sendiri, lagi pula aku sudah lama di Paris, hanya saja aku baru sempat mampir," jawab pria itu."Jika kamu sudah lama di Paris, kenapa kamu tidak tinggal d
Di belahan dunia lain, terdapat seorang CEO muda duduk di kursi kebesarannya dengan sekretaris yang berdiri di samping pria tersebut."Aku mau pulang lebih awal. Aku akan ke butik, aku akan memberi kejutan pada calon istriku!" ucap Pria itu tersenyum."Apa perlu aku antar, Tuan?" tanya sang sekretaris."Tidak, tidak perlu. Aku ingin mengemudi sendiri hari ini, kamu selesaikan saja pekerjaan di sini," titah Pria tersebut."Baik, Tuan!" jawab sang sekretaris sambil membungkukkan sedikit tubuhnya.Setelah itu, Ia balik badan dan mengayunkan langkahnya menuju pintu keluar dengan para karyawan yang menunduk hormat saat pria itu melewati mereka.***Ronald Cullen, seorang pengusaha sukses di usianya yang masih muda. Pria itu memiliki kekasih yang bernama Sherly. Ia sangat mencintai wanita itu dan selalu mengabulkan apapun yang di inginkan oleh wanita tersebut.Setelah selesai bekerja, Ronald berencana untuk mengajak sang kekasih makan malam bersama. Pria itu sengaja tidak memberi kabar
Liora terus memberontak dan mencoba melepaskan diri dari Ronald. Namun, pria itu seakan tuli, ia kini membawa Liora masuk ke dalam mobil dengan Liora yang terus menatap pria itu tajam."Ronald, apa-apaan kamu? Lepaskan aku!" Liora tidak berhenti memberontak."Sudah diam! Aku tidak akan menyakitimu! Jadi, patuhlah! Aku hanya menginginkan yang terbaik," ucap Ronald."Terbaik?" Wajah Liora memerah penuh amarah."Terbaik dengan mengikatku seperti ini, hah?"Tanpa menjawab ucapan Liora, Ronald kini menghidupkan mesin mobilnya, lalu ia melajukan mobil perlahan dan meninggalkan rumah sakit tersebut."Turunkan aku, kamu mau membawaku ke ke mana?"Ronald tidak menjawab, ia hanya menghubungi sekretarisnya dan meminta sang sekretaris untuk menyiapkan sesuatu yang ia butuhkan."Apa maksudmu meminta sekretaris kamu untuk menyiapkan KK dan KTP segala?""Sudah diam!""Aku tidak mau ya kabur sama kamu!" Liora terus terus untuk melepaskan diri, namun ia tidak berhasil hingga beberapa saat kemudi mobil
Setelah meeting selesai, Liora membereskan berkas-berkas yang berserakan di atas meja, dengan Ronald yang terus memandangi wajah wanita yang pernah ia tiduri. "Pantas saja kamu ingin membayar ku malam itu, ternyata kamu dari keluarga Aditama. Aku tidak menyangka kalau Tuan Adrian Aditama memiliki putri arogan dan suka mengambil keuntungan dari orang lain." Ronald menarik sebelah sudut bibirnya. Sementara Liora, ia langsung menghentikan gerakan tangannya mendengar ucapan Ronald, dan menatap pria itu dengan begitu tajam. "Apa maksudmu?" tanya Liora. "Aku tidak punya maksud apa-apa, hanya saja aku sadar bahwa kamu tidak mungkin sembarangan menikah dengan pria yatim piatu sepertiku." Ronald menatap Liora sinis. Sementara Liora hanya menghela nafas mendengar ucapan pria tersebut. "Asalkan kamu tahu, aku tidak pernah menilai seseorang dari segi kasta atau apapun itu yang bersangkutan dengan derajat. Tapi, aku sudah memutuskan untuk melajang seumur hidup, dan tidak ingin berurusan den
Satu Bulan Berlalu.Liora memutuskan untuk kembali ke rumah orang tuanya di Indonesia setelah kejadian di malam itu bersama Ronald. Ia ingin membuang kenangannya bersama Sean, Gala maupun seseorang yang telah merenggut kesuciannya.Wanita itu fokus berkarir, dan tidak pernah berencana untuk menikah, sikapnya dingin pada semua pria membuat Adrian dan Raya ( Orang tua Liora ) khawatir pada sang putri, bahkan wanita itu selalu menolak setiap kali Adrian dan Raya mengatur perjodohan untuk putrinya tersebut.Beberapa kali Raya mencoba menjodohkan Liora, namun berakhir kegagalan karena Liora selalu membuat pria yang dijodohkan dengannya ketakutan.***Pagi hariLiora kini sarapan dengan keluarganya, wajah ceria yang biasa Liora tampakkan, kini menghilang entah kemana. Sejak pernikahan Sean dan Kematian Gala, sikap Liora berubah dingin hingga tidak ada sedikitpun senyuman di wajah wanita tersebut."Dek, apa kamu ingin berangkat bersamaku ke kantor?" tanya Marcell ( Kakak kandung Liora ) me
Keesokan harinya.Liora menggeliat, lalu ia menguap dan mengerjap-ngerjapkan mata untuk menyesuaikan penglihatannya dengan keadaan sekitar.Wanita itu mengerutkan kening saat ia tidak sengaja menyentuh sebuah tangan yang melingkar di pinggangnya. "Tangan siapa ini?"Jantung Liora berdetak tak karuan, ia yang tidur memunggungi Ronald, kini perlahan membalik tubuhnya, hingga tanpa sengaja hidung wanita itu bersentuhan dengan hidung pria yang telah menghabiskan malam dengannya.Liora begitu terkejut saat melihat keberadaan Ronald, hingga tanpa sadar wanita itu langsung mendorong tubuh Ronald, yang membuat pria itu jatuh dari tempat tidur sampai berhasil membuat pria itu terbangun dari mimpinya."Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Liora saat pria itu bangkit dari posisinya sambil mengucek-ngucek matanya untuk menyesuaikan penglihatannya."Duh, kenapa aku bisa jatuh dari tempat tidur sih, dan kenapa aku seperti mendengar orang yang sedang ngomel-ngomel?" Ronald masih setengah sadar.Li
"Kak Sean, akhirnya kamu datang!" ucap Liora tersenyum dengan mata yang masih memancarkan kesedihan.Sementara pria itu menutup pintu kamar hotel, lalu melangkah mendekati Liora dan langsung menarik Liora dalam dekapannya."Kenapa kau mengkhianati Cintaku? Aku sangat mencintaimu, sangat sangat mencintaimu," ucap pria tersebut.Pria yang dianggap Sean oleh Liora itu juga terlihat kacau, ia juga mabuk dan salah memasuki kamar Liora, hingga pria itu melihat Liora seperti wajah kekasihnya."Aku juga sangat mencintaimu, Kak! Tapi pertanyaanmu itu kamu terbalik, seharusnya aku yang bertanya seperti itu sama kamu, kenapa kamu mengkhianati ku dan memilih wanita lain untuk menjadi istrimu? Padahal, kamu sangat tahu bahwa aku itu tidak bisa hidup tanpa kamu, Kak." Liora menatap pria itu sendu."Dan lihat, karena aku terlalu mencintai Kak Sean aku dikhianati kembali," ucap Liora seraya mendorong tubuh pria tersebut hingga jatuh ke tempat tidur."Kak Sean?" Pria itu mengerutkan kening, dengan t
Malam Harinya.Sean kini sudah berada di mejan makan bersama keluarganya dengan Langit yang memutuskan untuk menginap di mansion tersebut."Lang, Liora di mana? Kata Tantemu dia bersama kamu?" tanya David (ayah Sean ) menatap keponakannya yang sedang sibuk memainkan ponsel.Langit berhenti bermain ponsel, ia beralih menatap sang Om dengan senyum yang mengukir bibirnya. "Liora payah hati, Om! Dia sedang ... "Pletak ...Centong nasi melayang di kepalanya. "Apa sih, Om! Aku 'kan cuma ... ""Mau Om tambah?" tanya David menaik turunkan alisanya."Nggak Om, aku diam nih, aku diam!" ucap Langit pasrah."Ratu ... Coba kamu lihat Liora ke kamarnya, Nak!" perintah Freya pada putri bungsunya."Tidak perlu, Tante! Yora di sini."Liora mencoba menerbitkan senyum, lalu ia melangkah menuju kursi yang biasa ia duduki. Namun, setelah mengingat Sean memilih wanita lain, wanita itu mengayunkan langkahnya mendekati Langit dan langsung duduk di samping pria tersebut.Langit menoleh, lalu menatap Liora de
Sore harinya.Liora kini melamun di ruang keluarga, wanita itu terus memikirkan tentang ucapan Langit, haruskah ia melakukan sesuatu yang nekat seperti Pelangi agar ia bisa bersama dengan Sean?"Malam ini, Kak Sean akan mengenalkan calon istrinya. Mungkin Langit benar, aku harus menurunkan harga diriku demi cintaku. Seharusnya apa yang aku lakukan itu bisa dikatakan perjuangan 'kan? Bukan murahan." Liora bermonolog dengan dirinya sendiri.Setelah lama di ruang keluarga, tiba-tiba ia mendengar suara langkah kaki mendekat yang membuat wanita itu menoleh dan perlahan mengembangkan senyum."Kak Sean?"Melihat senyum di wajah sang sepupu, Sean hendak balik badan untuk menjauh. Ia tidak ingin Liora terus berharap yang akan semakin menyakiti keduanya.Akan tetapi, sebelum Sean melangkah menjauh. Liora langsung mengejar pria itu dan mencengkram pergelangan tangan pria itu. "Tunggu, Kak!"Sean menatap tangan Liora yang menggenggam tangannya. "Ada apa, Yora?"Liora tersenyum. "Ikut aku, Kak!" L
Di belahan dunia lain, terdapat seorang CEO muda duduk di kursi kebesarannya dengan sekretaris yang berdiri di samping pria tersebut."Aku mau pulang lebih awal. Aku akan ke butik, aku akan memberi kejutan pada calon istriku!" ucap Pria itu tersenyum."Apa perlu aku antar, Tuan?" tanya sang sekretaris."Tidak, tidak perlu. Aku ingin mengemudi sendiri hari ini, kamu selesaikan saja pekerjaan di sini," titah Pria tersebut."Baik, Tuan!" jawab sang sekretaris sambil membungkukkan sedikit tubuhnya.Setelah itu, Ia balik badan dan mengayunkan langkahnya menuju pintu keluar dengan para karyawan yang menunduk hormat saat pria itu melewati mereka.***Ronald Cullen, seorang pengusaha sukses di usianya yang masih muda. Pria itu memiliki kekasih yang bernama Sherly. Ia sangat mencintai wanita itu dan selalu mengabulkan apapun yang di inginkan oleh wanita tersebut.Setelah selesai bekerja, Ronald berencana untuk mengajak sang kekasih makan malam bersama. Pria itu sengaja tidak memberi kabar
Setelah mendapatkan Penolakan dari Sean, Liora melangkahkan memasuki mansion dengan wajah kesal."Yora, wey ... !"Liora yang mendengar namanya dipanggil, ia langsung menoleh dan menatap seorang pria yang duduk di sofa ruang keluarga dengan kaki yang dinaikkan ke atas meja."Langit?" Liora mengerutkan kening. Lalu, ia melangkahkan kakinya mendekati pria yang memanggilnya tersebut.Sementara, pria itu langsung beranjak dan berdiri di hadapan Liora sambil tersenyum yang terlihat menyebalkan di mata Liora. "Kamu ngapain di sini?" tanya Liora."Kenapa kamu terkejut? Aku di sini ya karena ini rumah Om ku, lah ...," ucap Langit ( Sepupu Sean dari Daddy, Sementara Liora Sepupu Sean dari Mommy)."Males ngomong sama kamu! Mana Mentari? Dia di sini 'kan?" tanya Liora menanyakan kakak kandung Langit sekaligus sahabatnya tersebut."Aku ke sini sendiri, lagi pula aku sudah lama di Paris, hanya saja aku baru sempat mampir," jawab pria itu."Jika kamu sudah lama di Paris, kenapa kamu tidak tinggal d