Share

Bab 123_ Memperjuangkan Maaf

Suara detak jam menjadi satu-satunya bunyi yang memecah keheningan di kamar Sisil. Meski begitu, kesunyian memang tidak selamanya sejalan dengan kedamaian. Buktinya, kini batin Sisil sedang berkecamuk hebat, menunggu Smith memulai percakapan.

Faktanya, Sisil memang tidak cukup berani untuk memecah kebisuan di antara mereka. Meski ia ingin mengatakan maaf, Sisil tidak yakin kesalahannya kemarin bisa dimaafkan Smith. Smith menjadi orang pertama yang ia tampar selama hidupnya. Dan sebagai seorang amatiran, nyatanya Sisil mempu melayangkan tamparan yang sangat keras.

Sementara itu, Smith sangat menikmati saat-saat seperti sekarang. Kecemasan yang ia temukan di wajah Sisil merupakan salah satu jenis kebahagiaan yang sangat ingin ia rasakan, selain melihat Sisil menangis. Itu sebabnya Smith tidak bermaksud untuk berbicara lebih dulu. Biar saja kalau mereka saling diam di kamar itu. Smith akan menunggu Sisil untuk berbicara lebih dulu.

 

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status