Carlos yang marah hendak menghampiri mereka. Namun, ketika hendak melangkah, Carlos teringat dengan penolakan Yasmine sebelumnya. Sekarang, dia tidak berhak menghentikan mereka. Saat memikirkan hal ini, ekspresi Carlos makin masam.Edgar yang ketakutan hendak kabur secara diam-diam. Dia tidak ingin berada di tempat yang mengerikan ini.Namun, Carlos sudah menekan bahu Edgar sebelum Edgar sempat kabur. Edgar yang gemetaran bertanya, "Ada apa?"Carlos langsung mendorong Edgar ke ruang tamu. Edgar terhuyung, dia hampir terjatuh. Suara Edgar pun mengejutkan Yasmine dan Raymond.Raymond meledek, "Tuan Muda Edgar, kamu kram, ya?"Edgar berusaha berdiri tegak, lalu memelototi pelakunya. Hanya saja, Carlos tidak terlihat lagi di luar. Dasar pria licik! Edgar yang kesal berbalik, lalu bertanya sembari memandang Raymond, "Apa yang kalian berdua lakukan tadi?"Raymond menjawab, "Pacaran!" Yasmine yang tidak berdaya memutar bola matanya.Edgar merasa pusing, dia memandang ke luar dengan perasaan b
Edgar buru-buru menyanggah, "Yasmine nggak bilang siapa pria yang satu lagi. Belum tentu Raymond.""Siapa lagi selain Raymond?" tanya Carlos sambil meremas foto Raymond.Edgar ingin berkomentar, tetapi dia tidak tahu apa yang harus dikatakannya. Hanya ada beberapa pria di kehidupan Yasmine. Selain Hanafi, yang paling dekat dengan Yasmine adalah Raymond. Namun, tidak ada yang tahu kapan Yasmine mulai menyukai Raymond.Edgar memijat pelipisnya dan menimpali, "Cinta akan lebih berharga kalau ada persaingan dan tantangan. Tuan Muda Carlos, bagaimana kalau kamu bersaing secara adil?"Carlos membentak, "Yasmine itu istriku!"Edgar yang gugup mengingatkan, "Mantan istri."Carlos menatap Edgar dengan dingin. Edgar yang gemetaran mundur. Ucapannya memang benar, kenapa Carlos begitu galak kepadanya? Siapa suruh Carlos bercerai dengan Yasmine waktu itu?Edgar diam-diam mengeluh, tetapi dia yang ketakutan menjelaskan, "Jangan lupa seperti apa respons Yasmine waktu kamu menyerang perusahaan Raymond
Di pinggiran kota, botol anggur jatuh ke lantai secara keras, disertai dengan jeritan emosi seseorang. "Yasmine membalikkan keadaan lagi! Dia lagi-lagi lolos! Begitu obat baru ini diluncurkan, dia bukan hanya bisa melunasi utang 600 triliun, tapi juga bisa meningkatkan reputasinya. Sejak saat itu, dia benar-benar akan berdiri teguh di dunia medis dan kalangan elite!""Bukannya kamu bilang ingin menghancurkannya? Bukannya kamu ingin membawanya ke hadapan Jonas? Jadi, apakah ini rencanamu? Dasar nggak guna, kamu ini benar-benar sampah!" timpal orang tersebut.Louis duduk di depan komputer dengan ekspresi yang sangat licik. Dia tidak menyangka bahwa Yasmine mampu mengembangkan obat baru hanya dalam kurun waktu sebulan. Wanita itu bahkan mengembangkan obat baru yang menembus sejarah dan mengguncang dunia kedokteran."Aku nggak akan gagal," ucap Louis. Tangan kecilnya tampak memegang mouse erat-erat. Dia melanjutkan dengan ekspresi yang sangat kejam dan suram, "Makin tinggi dia berdiri, aka
Di pesta Keluarga Susilo, Kepala Keluarga Susilo, Ethan Susilo, menyambut Carlos di karpet merah dengan sangat antusias. Dia terlihat menyunggingkan senyuman yang sangat lebar sambil berkata, "Tuan Carlos, terima kasih sudah menghadiri pesta keluarga kami. Kehadiranmu membuat Keluarga Susilo makin berjaya."Sementara itu, Carlos berjalan masuk tanpa ekspresi. Para tamu juga keluar dari aula pesta untuk menyambutnya dengan ramah."Keluarga Susilo benar-benar beruntung. Karena Tuan Carlos bersedia datang, pesta ini bisa dianggap sukses. Mereka bahkan bisa dianggap sudah menang dalam persaingan tersembunyi dengan Keluarga Linata.""Iya. Awalnya, aku kira mereka akan kalah. Bagaimanapun, Nona Yasmine yang begitu berbakat pergi ke pesta Keluarga Linata malam ini dan membuat kehebohan besar di sana.""Walaupun sangat berbakat, dia nggak akan sebanding dengan Tuan Carlos.""Benar sekali ...."Ethan menunjukkan ekspresi sangat bangga. Dia pun menunjukkan sikap yang makin menyanjung Carlos. Aka
Yasmine mengangkat kedua tangannya untuk memeluk Carlos erat-erat. Tindakannya ini membuat pria itu tertegun sejenak. Tak lama kemudian, senyuman penuh kasih sayang sontak terukir di wajahnya. Ternyata Yasmine menganggapnya begitu spesial. Meski mabuk, dia masih mengenali Carlos. Selama dia ....Alhasil, tak lama kemudian, Yasmine malah mengangkat kepalanya yang terbenam di dada Carlos. Dia yang mabuk memandang pria itu dengan linglung sambil bertanya, "Siapa kamu?"Carlos terdiam. Pandangan Yasmine kabur sehingga tidak dapat melihat wajah pria itu dengan jelas. Dia hanya melihat sebuah topeng yang mengganggu. Topeng ini membuatnya sama sekali tidak dapat membedakan apakah orang yang dipeluknya adalah Hanafi atau Carlos. Rasanya terlalu kacau.Yasmine merasa sangat gelisah dan ingin segera mengetahui siapa sosok yang dipeluknya. Dia menggerakkan tangannya ke atas, lalu menyentuh topeng Carlos dan menariknya dengan keras. Akhirnya, dia pun mendapati wajah pria itu.Ini adalah wajah yang
Yasmine sangat kebingungan. Pada saat itu, Raymond bergegas masuk dengan gesit. Ketika melihat Yasmine, dia langsung berseru, "Yasmine, siapa yang mengantarmu pulang semalam saat kamu mabuk? Apakah dia melakukan sesuatu padamu?"Usai berkata demikian, Raymond hendak menarik Yasmine untuk memeriksanya dengan saksama. Namun, sebelum mendekat, dia mendapati kancing pakaian Yasmine yang salah dikaitkan, serta bekas ciuman yang jelas terpampang di leher putih wanita itu.Langkah Raymond langsung terhenti di tempat dan raut wajahnya menjadi suram. Segera setelah itu, dia langsung berseru dengan emosi, "Siapa orangnya?"Kepala Yasmine yang baru sadar dari mabuk terasa makin sakit. Tekanan pada pelipisnya juga bertambah seiring dengan teriakan Raymond. Ketika dia hendak menenangkan Raymond, pintu kamar tidurnya tiba-tiba terbuka.Kemudian, Carlos yang mengenakan piama longgar berjalan keluar dari dalam. Wajahnya jelas terlihat lelah dan suaranya bahkan terdengar lemah. "Kenapa?"Sembari berkat
Lantaran ditatap tajam oleh Carlos, Edgar tidak berani melanjutkan kata-katanya.Di taman, Raymond memelototi Yasmine dengan tatapan yang penuh emosi, seolah-olah ingin melubangi tubuh wanita itu dengan tatapannya.Pria itu menegur, "Yasmine, aku benar-benar sudah meremehkanmu. Walaupun lumayan menyukai Hanafi, kamu masih belum bisa memastikan perasaanmu dan belum memilihnya. Kalian ini masih belum jadian. Kemarin malam, dia mengambil kesempatan dalam kesempitan, jadi sudah pasti kamu yang dirugikan.""Kalaupun nggak membencinya, kamu juga nggak seharusnya menghentikanku untuk memukulnya! Ini menyangkut masalah citra dan harga diri wanita, mengerti?" tanya Raymond.Yasmine merasa pusing mendengarnya. Dia duduk di bangku batu sambil memegangi kepala, lalu berujar dengan pelan, "Kemarin malam, aku yang berinisiatif.""Apa?" seru Raymond yang sekujur tubuhnya membeku.Yasmine menghela napas sembari melanjutkan, "Jadi, mulai sekarang tolong jangan ikut campur dalam urusanku dan Tuan Hanafi
Bagi Yasmine, waktu 5 hari tidak ada bedanya dengan hukuman mati. Andai saja dia mampu memastikan perasaannya lebih awal, waktu 5 hari ini tidak akan mengubah apa pun.Akan tetapi, Hanafi sudah akan meninggalkan Kota Sulvan dalam 5 hari. Pada saat itu, Yasmine tidak dapat secara langsung menjalin hubungan dengan pria itu, bahkan lebih sulit untuk melihatnya pergi begitu saja. Apa yang dapat Yasmine lakukan dalam waktu 5 hari? Bagaimana dia bisa mengatasi ini?Yasmine merasa bingung dan terjebak dalam dilema. Setelah berpikir lama dan masih tak berdaya, dia akhirnya datang secara diam-diam ke ruang konseling dengan memakai masker.Terapis psikologinya adalah seorang wanita muda. Begitu melihat penampilan Yasmine, dia sontak tersenyum karena tahu apa yang dipikirkannya. Pandangannya tidak bertahan lama di wajah Yasmine. Segera setelah itu, si terapis menuangkan segelas teh dan duduk di sofa yang lain.Wanita itu berkata, "Nona Yasmine, jangan khawatir. Ini adalah tempat yang privasinya t