"Nona, kamu sudah menikah?"Yasmine Bahar duduk di ranjang pasien sambil mengangguk dengan lemas.Dokter tersenyum, lalu menyerahkan hasil tes kepadanya dan berkata, "Selamat, kamu hamil."Apa? Hamil?Yasmine tidak bisa merasakan kebahagiaan sedikit pun. Dia hanya merasa sekujur tubuhnya seketika menjadi dingin.Anak ini pasti bukan darah daging suaminya, Carlos Lingga.Dia bahkan tidak tahu siapa pria yang bersamanya malam itu.Yasmine kembali ke hotel dalam keadaan linglung. Sambil berdiri di bawah pancuran dan mandi air dingin, dia menatap perut bawahnya yang masih rata dengan kebingungan.Apa yang harus dia lakukan sekarang?....Di lantai bawah hotel, di dalam mobil Maybach edisi terbatas.Yogi Wardo yang merupakan seorang asisten menutup panggilan telepon. Kemudian, dia melaporkan dengan hormat, "Tuan Muda Carlos, wanita malam itu sudah dipastikan adalah Nona Qaila Bahar."Carlos membuka matanya. Tatapannya yang tajam dan dingin membuat paras tampannya menjadi makin berwibawa, me
Yasmine yang masih terkejut tiba-tiba didorong.Carlos menatapnya dengan sinis sambil berkata dengan kesal, "Dasar tidak tahu malu. Begitu ada kesempatan, langsung bertingkah genit."Dia yang merasa benci tidak lagi melirik Yasmine, melainkan langsung berjalan pergi.Setelah keluar dari kamar hotel, Carlos mengernyit dengan kuat seraya menatap telapak tangannya yang menyentuh Yasmine barusan.Ketika memeluk Yasmine tadi, hal pertama yang dia rasakan bukanlah jijik, melainkan rasa gugup yang sangat familier seperti malam itu.Namun, wanita yang bersamanya malam itu jelas-jelas adalah Qaila.Tidak mungkin Yasmine yang rendahan dan licik itu!Setelah suara langkah kaki Carlos tidak terdengar lagi, Yasmine masih menatap arah dia pergi dengan terbengong-bengong. Dia mengelus perut bawahnya dan merasa sangat campur aduk.Dia harus mencari tahu, apakah pria yang bersamanya malam itu adalah Carlos atau bukan.Jika ini adalah darah daging Carlos, Yasmine pun tidak akan bersedia bercerai dengann
Sepatu kulit yang mengilap mengeluarkan bunyi nyaring saat menginjak lantai.Carlos menghampiri Yasmine selangkah demi selangkah. Dia menatap Yasmine dengan sorot mata yang sangat tajam."Kamu bilang, aku tidur denganmu?" tanyanya.Meskipun curiga akan hal ini, Yasmine masih belum yakin seratus persen. Dia barusan berbicara dengan begitu percaya diri hanya untuk mengelabui Raisa dan Qaila.Ketika berhadapan dengan Carlos, dia pun merasa sangat canggung.Namun, karena masalah sudah sampai tahap ini, dia tidak punya jalan untuk mundur lagi. Yasmine hanya bisa memberanikan diri untuk berbicara jujur dan membuktikan semuanya secara langsung."Malam itu, ketika ...," jawabnya.Tiba-tiba, Raisa maju dan melayangkan tamparan kepadanya. Tangannya menampar wajah Yasmine dengan sangat keras."Yasmine, aku benar-benar nggak mendidikmu dengan baik, makanya kamu begitu nggak menghargai diri sendiri sekarang. Kamu tidur dengan sembarang pria, tapi masih menuduh Tuan Muda Carlos yang menidurimu? Biar
Yasmine tidak langsung meninggalkan rumahnya, melainkan pergi ke gudang belakang.Dua tahun lalu, dia tiba-tiba diusir oleh keluarganya sehingga tidak sempat membawa barangnya. Setelah itu, dia dicelakai seseorang hingga masuk penjara. Sampai sekarang, dia baru punya waktu untuk mengambil barangnya.Sesuai dugaannya, dia menemukan semua barangnya di beberapa kardus rongsokan yang ada di gudang.Sebagian besar barangnya masih ada di sini, tetapi resep obat untuk berbagai penyakit kompleks yang ditelitinya menghilang!Di mana resep itu?Itu adalah hasil kerja kerasnya setelah belajar ilmu kedokteran selama bertahun-tahun.Yasmine hendak mencari Raisa untuk menanyakannya. Namun, dia tiba-tiba mendengar obrolan Raisa dengan ayahnya.Raisa berkata, "Kehadiran Yasmine benar-benar ancaman besar untuk Qaila.""Dua tahun lalu, Qaila mencabut jarum perak sembarangan untuk menjebloskan Yasmine ke penjara. Tapi, dia hanya dikurung dua tahun. Sekarang, dia sudah menjadi istri Tuan Muda Carlos. Apa
"Beliau lagi di Shoot Club. Penyakitnya kambuh, nyawanya dalam bahaya. Kalau bisa, tolong segera datang kemari," kata pria yang menelepon itu.Selagi ada pilihan lain, Yasmine tidak akan pernah meminjam uang dari Carlos.Jadi, dia langsung membuat keputusan. Dia berkata, "Pak, aku mau ke Shoot Club."Di perjalanan, Yasmine ingin menelepon Yogi untuk memberitahunya akan pulang lebih malam. Namun, baterainya habis sampai ponselnya mati.Karena tidak punya pilihan lain, dia hanya bisa menjelaskannya nanti setelah pulang.Lagi pula, Carlos hanya mendesaknya untuk pulang dan bukan sedang menunggunya.Langit di luar jendela menjadi makin gelap.Suasana di dalam Vila Keluarga Lingga terasa sangat suram sekarang.Carlos sedang duduk di sofa kulit yang luas sambil menyilangkan kakinya. Matanya yang dingin tertuju pada pintu masuk vila.Bibirnya yang tipis terlihat datar, sementara ekspresinya terlihat sangat tidak sabar.Siapa pun yang melihatnya akan bergidik ngeri.Yogi berdiri di samping. Di
Yasmine mengenal baik wajah ini. Pria ini adalah mantan kekasih yang telah dia kencani selama 5 tahun!Henry Wongso!Dua tahun lalu, mereka putus karena Henry selingkuh. Yasmine mengira mereka tidak akan pernah bertemu lagi. Siapa sangka, mereka malah bertemu di saat seperti ini.Meskipun sangat terkejut, Yasmine segera menenangkan dirinya kembali.Dia bertanya dengan tenang, "Kamu mau berobat?"Lantaran sangat membutuhkan uang, dia tidak keberatan meskipun harus menahan rasa jijiknya saat mengobati bajingan seperti Henry."Aku dengar, kamu lagi buka konsultasi dan butuh uang. Yasmine, aku masih menyukaimu, aku ingin membantumu." Henry datang ke hadapan Yasmine, lalu mengulurkan tangan untuk merangkul pinggangnya sambil melanjutkan, "Asalkan kamu mau menjadi pacarku lagi, aku akan memberimu uang."Yasmine seketika merasa sangat geram hingga sekujur tubuhnya gemetaran. Panggilan telepon yang dianggapnya sebagai harapan dan kesempatan untuk membalikkan situasi ternyata hanya tipuan Henry
"Sayangnya, wanita secantik ini malah diambil orang lain duluan. Aku terlambat selangkah," keluh Lukas dengan sedih.Di sisi lain, wajah Carlos sangat muram sekarang. Dia mengepalkan tangannya erat-erat hingga terdengar suara kertak tulang.Dia benar-benar murka. Pada akhirnya, dia bergegas menghampiri Yasmine, lalu langsung meraih tangannya.Yasmine sangat terkejut saat merasakan ada pria yang mendekatinya. Setelah melihat jelas wajah pria itu, dia baru merasa lega dan berkata, "Tuan Muda Carlos, rupanya kamu."Ekspresi Carlos sangat dingin. Tangannya yang menggenggam pergelangan tangan Yasmine seolah-olah ingin menghancurkan tulangnya.Kemudian, dia berkata dengan sangat jijik, "Yasmine, kamu berani datang ke tempat seperti ini?"Dia malah sempat curiga bahwa wanita malam itu adalah Yasmine. Benar-benar ironis! Jelas-jelas wanita di depannya ini sangat hina dan tidak memiliki batasan!Yasmine tidak mungkin adalah wanita polos yang bersamanya malam itu!Begitu mendengarnya, Yasmine pu
Mampuslah! Dia pasti akan langsung didorong ke bawah karena mencium iblis berdarah dingin ini!Carlos terperangah karena bibirnya dicium, padahal dia hanya ingin menyelamatkan Yasmine.Berbeda dengan Yasmine yang panik, Carlos justru merasa bibir Yasmine sangat lembut dan manis. Untuk sesaat, perasaannya menjadi sangat campur aduk.Perasaan seperti ini hanya bisa diberikan oleh wanita malam itu.Hanya sekali, tetapi sudah membuatnya tergila-gila dan tak terlupakan.Sementara itu, Yasmine ...."Aku ... aku nggak sengaja!" Yasmine buru-buru mundur, lalu berdiri di sudut balkon untuk menjaga jarak paling jauh dengan Carlos. Dia menjelaskan, "Aku hanya ingin menolong burung yang terjebak itu."Wajah Yasmine memerah. Penampilannya yang panik sekaligus malu tampak sangat cantik.Untuk seketika, Carlos terpana melihatnya.Namun, begitu teringat pada hal-hal tak senonoh yang dilakukannya, Carlos kembali merasa jijik. Wajah Yasmine yang cantik ini hanyalah tipuan belaka.Dia mengalihkan pandang
“Kamu itu putri yang mau kurawat,” kata Laura sambil mengelus kepala Yasmine dan tersenyum penuh kasih sayang. Saat ini, wajahnya terlihat sangat cantik.Yasmine pun berseru terkejut, “Putri?”“Benar! Sejak kamu bersikap begitu bodoh dengan melindungiku di pesta itu, aku sudah memutuskan untuk merawatmu.” Laura berkata dengan penuh semangat, “Kelinci sebodoh kamu pasti akan ditindas di mana-mana tanpa aku. Jangan khawatir, kelak Ibu akan menjadi tumpuanmu yang kuat.”Putri .... Ibu ....Yasmine langsung mematung bagaikan disambar petir. Dia pernah mendengar ada penggemar ibu-ibu yang merawat idolanya bagaikan putrinya sendiri. Namun, itu hanya dilakukan secara online. Lagi pula, dia juga bukanlah seorang selebritas.Yasmine pun menepis tangan Laura, lalu buru-buru berdiri dan menaruh jarak di antara mereka sambil berkata, “Nona Laura, serius dikit.”“Aku serius kok! Aku akan menangani Simon sebagai hadiah untuk merayakan ikatan ibu dan anak ini!” jawab Laura dengan ekspresi serius.Yas
Yasmine pun merasa agak terkejut setelah mendengar ucapan Laura. Laura bukanlah orang yang suka ikut campur dalam masalah orang lain. Namun, kenapa Laura tiba-tiba berubah menjadi begitu antusias dan ingin mengajarinya menari?Begitu memikirkan dirinya harus belajar menari dari mantan pacarnya Carlos, Yasmine langsung tidak bersemangat dan menolak, “Nggak usah repot-repot. Aku ....”“Nggak repot kok! Aku nggak keberatan mengajarimu!” kata Laura sambil tiba-tiba menggenggam tangan Yasmine. Kemudian, dia mulai membimbing tubuh Yasmine untuk bergerak dengan anggun dan bertenaga. Seiring dengan langkah tarian mereka yang semakin lancar, mereka berdua pun mulai menari dengan indah.Madhav bertepuk tangan dan memuji, “Mantap banget!”Yasmine tidak pernah menari sebelumnya. Namun, dengan bimbingan Laura, dia pun merasakan kegembiraan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.“Seru, ‘kan?” tanya Laura.Yasmine mengangguk tanpa sadar dan menjawab, “Emm.”Laura pun tersenyum puas, lalu berkata,
Yasmine berkata dengan tenang, tetapi ucapannya malah dipenuhi dengan penghinaan. Dia melanjutkan, “Dengan kemampuan Carlos, hanya masalah waktu hingga dia bangkit kembali. Sebaiknya, kamu manfaatkan saja kesempatan ini untuk berbangga selagi bisa. Bagaimanapun, waktumu yang tersisa sudah nggak banyak lagi.”Seusai berbicara, Yasmine langsung masuk ke dalam mobilnya. Dia memang hanya duduk diam dalam mobil, tetapi aura dan kepercayaan diri yang dipancarkannya malah mampu mendominasi Qaila yang berpakaian mewah. Saat ini, Qaila langsung terlihat bagaikan seorang idiot.“Yasmine! Kamu kira Carlos masih bisa bangkit lagi? Konyol banget! Asal kamu tahu, hal itu nggak akan terjadi! Pak Harry sudah mempersiapkan sebuah serangan telak. Beberapa hari lagi, Carlos dan Keluarga Handoyo akan segera musnah!” seru Qaila dengan marah.Apa Harry berencana untuk meluncurkan serangan baru? Yasmine memang sudah bisa menebaknya, tetapi dia tidak menyangka Harry akan melakukannya secepat ini. Apalagi, dia
“Tinggalkan Kota Sulvan sekarang juga!” perintah Simon dengan dingin. Ekspresinya terlihat sangat galak. Apabila orang biasa yang melihatnya saat ini, mereka pasti akan langsung ketakutan. Namun, Laura sudah terbiasa menghadapi Simon yang seperti ini. Dia menyahut dengan ekspresi datar, “Aku akan pergi ke mana pun aku mau. Kamu nggak bisa mengendalikanku.”Selesai berbicara, Laura hendak langsung berjalan keluar. Akan tetapi, Simon tiba-tiba meninju pintu di atas kepala Laura dengan kuat hingga pintu itu hancur dan tangannya berdarah. Aura yang sangat kuat dan mengerikan juga terpancar dari tubuhnya. Dia menekankan kata-katanya lagi, “Pergi sekarang juga!”“Kalau aku nggak mau?” tanya Laura dengan menantang sambil menatap Simon. Dia sama sekali tidak takut dan malah memprovokasi Simon dengan berkata, “Apa hebatnya menghancurkan pintu? Kalau berani, pukul aku!”“Laura, jangan kira aku tidak berani memukul wanita!” teriak Simon dengan marah. Kemudian, dia mengangkat tinjunya yang berlum
Saat menghadapi pengepungan beberapa pria galak ini, Laura sama sekali tidak kelihatan takut. Dia malah memaki dengan dingin, “Minggir! Jangan halangi jalanku!”“Wanita cantik bermulut pedas justru sangat seksi!” goda pria yang memimpin di paling depan itu. Dia berperawakan tinggi dan kekar. Ada tiga bekas luka panjang di wajahnya, sedangkan lengannya yang terbuka dipenuhi dengan berbagai macam luka. Sangat jelas bahwa dia pernah melewati kehidupan yang penuh pertumpahan darah sebelum datang ke Kota Sulvan.Pria itu terlihat kejam, nadanya saat berbicara juga sangat kasar. Dia melanjutkan, “Aku suka tipe wanita sepertimu. Permainan kita nanti pasti akan lebih seru. Kuberi kamu satu kesempatan lagi, kamu mau ikut aku pergi atau mau aku menyeretmu pergi?”“Minggir!” seru Laura dengan kesal.“Itu berarti kamu pilih aku menyeretmu pergi ya!” ujar pria itu sambil tertawa sombong. Kemudian, dia segera mengulurkan tangannya untuk mencengkeram Laura.Laura hendak menghindar, tetapi orang lainn
Baru saja Carlos selesai berbicara, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa. Kemudian, Miranda berjalan menghampirinya dan bertanya dengan cemas, “Carlos, aku cuma pergi ke kamar mandi, kenapa kamu keluar dari kamar lagi? Waktu yang kamu habiskan setiap hari untuk pergi menjenguk Nyonya Lydia sudah sangat memengaruhi efek aromaterapi, tapi kamu malah sering keluar dari kamar lagi. Kalau begitu terus, aku nggak jamin bisa menyembuhkanmu.”“Aku tahu,” jawab Carlos dengan dingin. Ekspresinya seketika menjadi muram. Kemudian, dia pun berjalan kembali ke kamar.Miranda menatap punggung Carlos dengan kening berkerut. Dia tahu jelas bahwa Carlos pasti akan melakukan hal seperti ini lagi.Akhir-akhir ini, waktu yang dihabiskan Carlos di dalam kamar semakin tidak teratur. Waktu terpapar aromaterapi yang tidak cukup akan sangat berpengaruh pada efek hipnoterapi. Sementara itu, Yasmine juga sudah kembali dan mungkin bisa ikut campur dalam menyiapkan makanan Carlos. Berhubung wak
“Yaya! Yasmine! Cepat kembali!” seru Carlos dengan kesal karena libodonya masih belum tersalurkan. Setelah berinisiatif untuk merayunya, wanita itu malah tiba-tiba pergi. Apa-apaan ini?“Ckck, perjalananku kali ini benar-benar nggak sia-sia! Tak disangka, ada hari di mana kamu bisa dikendalikan sepenuhnya oleh seorang wanita,” ejek Laura sambil bersandar pada kusen pintu dengan santai.Carlos melirik Laura dengan dingin, lalu merapikan jaketnya yang berantakan. Setelah libidonya sirna, dia pun terlihat menjadi sangat dingin dan bertanya, “Buat apa kamu datang kemari?”Carlos sama sekali tidak tahu Laura akan datang ke Kota Sulvan. Sebenarnya, Laura membohongi Yasmine dengan mengatakan Carlos yang memintanya untuk datang.“Aku datang untuk membantumu menghadapi Simon,” jawab Laura sambil tersenyum.Carlos tidak begitu percaya pada ucapan Laura. Saat dia menelepon Laura untuk memintanya mengaturkan pesta sebelumnya, Laura juga hanya membantunya untuk memancing Simon keluar dan tidak mela
Yasmine pun langsung merasa sangat terancam dan tanpa sadar bertanya, “Buat apa kamu pergi ke Kota Sulvan?”“Ke mana pun aku menari, Simon pasti akan datang untuk mengacau. Kalau aku menari di Kota Sulvan, akan ada banyak kesempatan untuk membuat Keluarga Yanwar menyinggungnya. Pada saat itu, dia mungkin akan memusnahkan Keluarga Yanwar karena dendam pribadinya,” jawab Laura dengan percaya diri.Yasmine pun merasa agak terkejut setelah mendengar Laura hendak membantunya dan bertanya, “Kenapa kamu tiba-tiba mau membantuku?”“Aku bukan melakukannya demi kamu, tapi demi Carlos. Dia yang memohon padaku,” jawab Laura dengan tatapan penuh godaan.Setelah mendengar jawabannya, hati Yasmine langsung tenggelam. Ternyata Carlos mencari Laura lagi, tetapi tidak memberitahunya. Dengan meminta bantuan Laura, dia akan semakin berutang budi pada Laura.“Nona Laura, nggak usah ....” Sebelum Yasmine sempat menyelesaikan kata-katanya, Laura sudah langsung naik ke helikopter. Melihat Laura yang duduk san
Yasmine tidak memiliki pilihan lain selain mencoba mati-matian. Namun, Simon yang merasa sangat marah malah langsung berbalik untuk pergi. Yasmine pun termenung saat melihat punggungnya yang kian menjauh. Apa maksudnya ini? Apa dia setuju atau menolak?Yasmine benar-benar tidak bisa menebak pemikiran pria itu dan akhirnya berteriak, “Tuan Simon, aku akan menunggu jawabanmu!”...“Aku sudah menggunakan cara lembek, keras, dan bahkan provokasi, tapi masih nggak tahu apa Simon sebenarnya bersedia turun tangan atau nggak,” keluh Yasmine pada Carlos melalui telepon. Dia merasa sangat putus asa karena benar-benar sudah melakukan semua yang bisa dilakukannya.Simon benar-benar luar biasa sulit dihadapi dan sepertinya tidak ada seorang pun yang lebih sulit dihadapi daripada dia.Carlos menghibur, “Dia memang begitu. Di dunia ini, hanya ada beberapa orang yang bisa meyakinkannya untuk melakukan sesuatu. Jangan patah semangat, kamu sudah melakukan yang terbaik.”Mendengar ucapan Carlos yang sepe