Ritual pernikahan di desa ini sangat rumit. Setelah semuanya selesai, waktu sudah berlalu setengah jam lebih. Jika dihitung-hitung, tenaga Carlos sudah pulih sejak tadi. Dia dan Kiara seharusnya sudah meninggalkan desa ini diam-diam. Yasmine pun merasa lega memikirkan hal ini.Selanjutnya adalah ritual memberi hormat kepada langit. Yasmine cukup memercayai tradisi semacam ini. Meskipun tidak mengambil akta nikah, ritual ini memiliki arti tertentu baginya. Yasmine tidak ingin memberi hormat bersama pria idiot ini, tetapi dia harus mengulur waktu untuk Carlos dan Kiara."Hormat kepada langit!" teriak si pembawa acara.Mendengar ini, Yasmine menggertakkan giginya seraya membungkukkan pinggangnya untuk memberi hormat. Dia bergumam dalam hati dengan putus asa, 'Lagi pula, aku nggak bisa kabur lagi malam ini. Kehidupanku akan segera berakhir. Ritual ini nggak ada apa-apanya lagi.'"Hormat kepada pasangan!" teriak si pembawa acara dengan suara nyaring.Pria idiot itu membungkuk sembari terkek
Matahari terbenam menyinari sosok keduanya yang saling berpelukan. Pemandangan yang sungguh indah!Carlos mencium mempelai wanita di pernikahan ini. Tidak peduli apakah mereka benar-benar adalah suami istri atau bukan, ciuman ini membuat keluarga mempelai pria naik pitam. Jika membiarkan putra mereka menikahi Yasmine, mereka hanya akan dipermalukan.Wanita paruh baya itu pun berteriak, "Dasar berengsek! Berani sekali kamu merebut calon istri putraku! Tian, tangkap mereka berdua. Aku akan menghajar mereka sampai mati!"Tian adalah putra sulung wanita ini. Usianya sekitar 30 tahun. Dia memiliki tubuh yang kekar dan paras yang ganas.Begitu mendengar perintah ibunya, Tian langsung membawa beberapa bawahannya yang kekar untuk menerjang ke arah Carlos.Carlos melepaskan bibir Yasmine dengan enggan. Begitu mendongak, dia langsung menendang perut Tian yang hendak menyerangnya.Tian pun terpelanting sampai beberapa meter jauhnya. Dia kesakitan hingga berteriak tanpa henti.Carlos merangkul pin
"Sebentar, perutku sakit. Aku harus ke toilet dulu.""Perutku juga sakit ....""Bibi, apa ada yang salah dengan makanan di rumah kalian? Kenapa perut kami sakit?"Sekelompok pemuda yang berusaha mendobrak pintu tiba-tiba berhenti. Raut wajah mereka tampak pucat. Mereka memegang perut masing-masing, lalu berlari untuk rebutan toilet.Tidak terdengar suara apa pun lagi dari pintu yang hampir runtuh itu. Mendengar percakapan di luar sana, Yasmine merasa sangat lega, seolah-olah selamat dari musibah besar."Untung saja, perut mereka sakit. Kalau nggak ...." Yasmine menoleh dan melihat ekspresi Carlos yang begitu tenang. Dia tiba-tiba menyadari sesuatu, lalu bertanya, "Kamu menaruh sesuatu di makanan mereka?""Obat pencahar," jawab Carlos. Yasmine seketika merasa lucu. Dia baru menyadari bahwa Carlos pergi menaruh obat pencahar sehingga tidak langsung menghentikan pernikahan tersebut. Meskipun agak jahat, tindakan ini justru mengulur banyak waktu untuk mereka.Yasmine bergegas mencari obat-
Bahkan, wanita paruh baya yang sejak tadi berteriak dengan sombong, juga dihajar sampai babak belur dan terbaring di sudut ruangan. Situasi seketika berbalik.Yasmine sulit memercayainya. Dia berkata sembari terisak-isak, "Kita ... kita selamat ....""Ya." Carlos mengelus kepala Yasmine seraya membalas, "Sudah kubilang, selama ada aku di sini, tidak akan ada yang bisa menyakitimu."Ketika Carlos diam-diam menaruh obat pencahar di dalam makanan, dia meminjam ponsel dari para koki dan mengirim lokasi kepada Yogi. Selama beberapa jam ini, Yogi dan para bawahan pun bergegas kemari.Yasmine yang merasa lega tak kuasa menahan air mata kebahagiaan. Dia menatap Carlos dengan mata berkaca-kaca sambil berkata, "Tuan Muda Carlos, kita .... Tuan Muda?"Sebelum selesai berbicara, Carlos sudah memejamkan matanya dan bersandar di tubuh Yasmine. Dia sudah tidak kuat lagi.Yasmine seketika merasa cemas. Dia buru-buru berteriak, "Yogi, cepat papah Tuan Muda ke ranjang. Aku akan mengobatinya. Apa kalian
Yasmine diantar ke rumah sakit oleh pihak kepolisian. Tidak berselang lama, Leo sudah tiba di rumah sakit.Selama 2 hari ini, Leo terus mencari keberadaan Yasmine. Dia benar-benar panik hingga tidak bisa tidur. Ketika melihat Yasmine yang terbaring di ranjang pasien dengan luka di sekujur tubuh, Leo pun merasa sangat kasihan padanya.Leo bergegas berlari ke sisi ranjang, lalu memeluk Yasmine. Dia berkata dengan cemas dan terisak-isak, "Yasmine, maafkan aku. Aku seharusnya menemukanmu lebih cepat. Aku seharusnya pergi ke gunung untuk mencarimu!"Jika bisa menemukan Yasmine lebih awal, Yasmine pasti tidak akan terluka parah seperti ini ataupun hampir kehilangan nyawanya. Leo ... hampir saja kehilangan cintanya.Yasmine merasa kurang terbiasa saat dipeluk oleh Leo. Meskipun demikian, dia tetap mengulurkan tangannya untuk menepuk punggung Leo dan membalas, "Ini bukan salahmu. Tenang saja, ini hanya luka kecil. Aku akan sembuh dalam beberapa hari."Leo kembali memeriksa luka Yasmine. Setela
Leo tahu apa yang dipikirkan Yasmine. Tatapannya menjadi makin suram. Dia tahu bahwa Yasmine tidak akan memutuskan untuk pergi besok, meskipun dirinya tidak dapat menjenguk Carlos. Namun, akan ada banyak perubahan yang terjadi jika mereka terus berada di Kota Sulvan.Leo tidak bisa membiarkan sesuatu terjadi pada Yasmine lagi, apalagi memberinya kesempatan untuk bertemu dengan Carlos. Dengan begitu, sosok Carlos hanya akan makin membekas di hatinya. Jadi, dia harus segera membawa Yasmine pergi dari tempat ini.Setelah mempertimbangkannya untuk sesaat, Leo akhirnya membuat keputusan, "Yasmine, aku bisa mempertemukanmu dengan Carlos untuk memastikan kondisinya baik-baik saja. Tapi, kamu harus janji. Setelah melihatnya, kamu harus meninggalkan Kota Sulvan. Gimana?"Sesudah memastikan keselamatan Carlos, Yasmine tidak akan memiliki kekhawatiran apa pun lagi. Jadi, dia mengangguk seraya mengiakan, "Oke."Di rumah sakit Keluarga Lingga.Yasmine dan Leo mengenakan seragam petugas kebersihan,
Meskipun tahu Carlos akan menikah, Yasmine tetap merasa kecewa saat mendengarnya berbicara demikian. Sungguh ironis! Apa yang dia harapkan dari Carlos? Dia tidak seharusnya mengharapkan apa pun!Leo menatap raut wajah Yasmine yang kecewa. Tatapannya lagi-lagi menjadi suram. Dia mengepalkan tangannya dengan erat, lalu berkata dengan lembut, "Dia sudah baik-baik saja. Ayo, kita pergi.""Ya ...." Yasmine menatap bayangan yang ada di kaca jendela. Meskipun jaraknya sangat dekat, mereka tidak bisa melihat satu sama lain. Hubungan mereka hanyalah sebuah mimpi. Sekarang, sudah saatnya Yasmine sadar dan pergi.Yasmine pun mengalihkan pandangannya, lalu berbalik dan pergi. Tepat ketika dia pergi, Carlos seperti merasakan sesuatu sehingga memandang ke luar jendela. Saat ini, matahari bersinar dengan terang, tetapi tidak bisa membuat suasana hatinya membaik.Sesudah meninggalkan rumah sakit, Leo membawa Yasmine ke vilanya. Dia bertanya, "Aku membawa kopermu ke vilaku saat kamu hilang hari itu. Ka
Sosok Reina yang ganas dan kejam telah terukir di benak Yasmine. Hal ini yang telah menghancurkan harapannya untuk mendapat kasih sayang ibu. Dia pun mengira tidak akan bertemu dengan Reina lagi untuk selamanya.Mendengar ini, Reina sontak menangis dan menjelaskan, "Yasmine, Ibu dikurung di ruang bawah tanah terlalu lama. Terkadang, Ibu akan seperti orang gila. Tapi, pikiran Ibu sadar saat kamu mengunjungi Ibu waktu itu.""Aku sudah berspekulasi tentang identitasmu, tapi nggak berani memastikannya. Aku takut Keluarga Handoyo akan menyakitimu. Itu sebabnya, aku hanya bisa berbicara kasar. Aku ingin melindungimu!" jelas Reina dengan memasang ekspresi tulus.Yasmine terperangah mendengarnya. Dia tidak menyangka bahwa Reina akan memberikan penjelasan seperti ini. Akan tetapi, penampilan gila dan ganas Reina waktu itu, tidak seperti orang yang berpura-pura ...."Yasmine, percayalah, kamu adalah putri kandungku. Mana mungkin aku nggak mencintaimu? Jika aku nggak menyayangimu, aku nggak mungk