Setidaknya, Keluarga Handoyo tidak akan terus tertipu dengan cara ini. Hanya saja, Yasmine begitu dibenci di Keluarga Handoyo. Mana mungkin ada yang memercayai perkataannya? Dia harus segera memikirkan cara lain.Tepat ketika Yasmine sibuk memikirkan cara, dia mendengar seorang pelayan yang bertanggung jawab untuk mengurus taman, terbatuk beberapa kali. Setelah dilihat dengan saksama, Yasmine mendapati raut wajah pelayan ini tampak sakit-sakitan.Yasmine sengaja mendekatinya, lalu diam-diam memeriksa denyut nadinya dan memastikan penyakit pelayan itu. Ini adalah penyakit akibat kelelahan dan tidak disembuhkan untuk waktu yang lama.Penyakit seperti ini termasuk penyakit kompleks. Umumnya, penyakit ini hanya bisa diredakan dengan makan obat dan tidak bisa disembuhkan sepenuhnya. Yasmine pernah bertemu dengan pasien seperti ini, bahkan telah mengembangkan metode pengobatan yang sangat berani, yaitu melawan penyakit dengan penyakit.Yasmine akan menggunakan obat beracun untuk merangsang p
Ketika Qaila hampir menggila karena terlalu panik, Josephine tiba-tiba menghampiri dan menatap para pelayan itu dengan sombong. Dia menghardik, "Majikan kalian ingin mengobati pasien, apa kalian berhak berkerumun dan menonton di sini? Cepat pergi!"Josephine sangatlah pemarah. Tegurannya ini langsung membuat para pelayan ketakutan. Meskipun mengkhawatirkan teman, mereka tetap tidak berani berkerumun dan bergegas pergi.Yasmine mengernyit menatap Edgar. Dia yakin bahwa semuanya akan baik-baik saja karena Edgar ada di sini. Jadi, dia pun pergi karena tidak ada pilihan lain.Melihat Josephine mengusir semua orang, Qaila tiba-tiba terpikir akan sesuatu sehingga berkata, "Kak, aku agak gugup karena baru menguasai sedikit teknik penawar racun itu. Apa kamu bisa pergi sebentar? Aku ingin mengobatinya di lingkungan yang tenang."Setiap dokter memiliki temperamen sendiri, terutama ahli akupunktur. Edgar yang bisa memahaminya pun mengangguk dan pergi.Sebelum Josephine pergi, dia diam-diam berbi
Pelayan itu terbaring di taman bunga. Setelah berjalan melewati semak-semak, Yasmine menghela napas lega saat melihat pelayan yang masih terbaring di sana. Untung saja, Qaila tidak begitu bernyali hingga mempermainkan nyawa manusia.Josephine juga buru-buru mengikuti. Setibanya di taman, tatapannya langsung tertuju pada batu yang berada tidak jauh dari kaki Qaila. Tidak terlihat bercak darah sedikit pun. Sepertinya, Qaila tidak berani melukai dirinya sendiri.'Dasar nggak berguna!' batin Josephine sembari melirik Qaila dengan dingin. Dia benar-benar bingung menghadapi wanita bodoh ini.Edgar menatap pelayan yang masih belum mendapatkan pertolongan dengan heran. Dia pun bertanya, "Qaila, kenapa kamu belum mengobatinya?"Sudah belasan menit berlalu sejak tadi. Namun, Qaila hanya berjongkok di tempat yang sama.Kemudian, Qaila yang berwajah pucat pun merentangkan tangan kanannya dengan ragu. Dia akhirnya memperlihatkan luka yang tidak besar ataupun kecil di jari telunjuknya, lalu berkata,
Bagaimanapun, Edgar adalah seorang tuan muda. Biasanya, dia memang terlihat lembut dan mudah diajak berbicara. Namun, begitu bersikap serius, dia akan terlihat sangat menakutkan. Tegurannya ini sontak membuat Qaila berhenti menangis.Qaila menatap Edgar dengan panik. Bibirnya terus bergetar saat hendak berbicara, "Aku ... aku ....""Edgar, apa yang kamu lakukan?" Tiba-tiba, terdengar teguran yang penuh wibawa. Yosef turun dengan ekspresi kesal, lalu menyingkirkan tangan Edgar yang menarik Qaila.Kemudian, Yosef menegur lagi, "Aku menyuruhmu menjaga Qaila, kenapa kamu malah menindasnya?""Kakek, aku hanya bertanya padanya nama racun di tubuh pelayan itu ...," jelas Edgar."Cukup!" Yosef melindungi Qaila yang berada di belakangnya, lalu meneruskan, "Kamu terus-menerus mencurigai adikmu sendiri. Apa kamu sudah melupakan semua ajaranku? Begini saja sudah termakan kata-kata Yasmine."Kemudian, Yosef menatap Yasmine dengan jengkel sembari berteriak, "Jangan mengira kamu berhak mengadu domba
Edgar mengerutkan dahinya sambil berkata, "Kakek, masalah hari ini terlalu kebetulan. Aku harus memastikannya supaya bisa tenang. Kenapa kamu malah menghentikanku?""Qaila adalah Nona Besar Keluarga Handoyo. Kalau kamu mempertanyakannya di depan umum begini, dia pasti akan malu tanpa peduli apa pun hasilnya. Kelak, bukankah dia akan diremehkan orang lain? Edgar, kamu sudah berlatih bertahun-tahun di luar, tapi sikapmu masih begitu ceroboh," nasihat Yosef dengan tegas.Edgar terlalu terburu-buru untuk memastikan identitas Qaila sehingga tidak terpikir akan hal ini. Kini, dia pun merasa agak bersalah. Meskipun demikian, dia tetap bersikeras membalas, "Qaila nggak bisa menjawab penyebab sakit pelayan itu, ada yang nggak beres dengannya.""Aku sudah bertanya padanya barusan, dia sudah memberiku jawabannya," ujar Yosef dengan tenang.Edgar pun terkejut mendengarnya. Dia bertanya, "Serius?"Yosef sontak menepuk kepala Edgar, lalu menimpali, "Memangnya aku akan menipumu?"Yosef tentu tidak ak
Terlihat tetesan hujan pada bahu Carlos. Wajahnya yang tampan dan dingin menatap Yasmine lekat-lekat. Dia bertanya, "Yasmine, kenapa kamu di sini?"Ketika berbicara, Carlos melepaskan jaketnya dan memakaikannya pada Yasmine. Jaket tersebut pun membungkus tubuh Yasmine yang mungil.Jaket ini masih memiliki kehangatan tubuh Carlos sehingga membuat Yasmine merasakan kehangatan di tengah-tengah hujan yang dingin ini. Kemudian, Yasmine bertanya dengan bengong, "Lukamu sudah sembuh?""Sudah lumayan. Jawab aku, kenapa kamu di sini?" tanya Carlos sembari menatap wajah Yasmine yang pucat pasi akibat kedinginan."Tuan Yosef menugaskanku untuk menjaga pintu," jawab Yasmine.Ekspresi Carlos seketika menjadi makin dingin. Tatapannya yang sinis melirik ruangan kecil yang sempit dan lembap ini. Dia meraih pergelangan tangan Yasmine, lalu berkata, "Ikut denganku."Carlos memegang payung sambil membawa Yasmine ke dalam kediaman. Tetesan hujan yang deras mengenai payung tanpa henti, tetapi tidak mengena
Namun, sekarang Raisa malah ....Hati Qaila seketika dipenuhi oleh kepanikan dan keengganan. Dia berpura-pura bertanya dengan tidak percaya, "Ibu, kenapa kamu bicara begitu? Apa ada yang memaksamu mengatakannya?"Kondisi Raisa terlihat sangat berantakan dan menyedihkan. Jelas, dia melewati kehidupan yang sangat buruk selama beberapa hari ini. Dia juga mungkin dipaksa untuk mengaku bersalah. Asalkan Keluarga Handoyo mencurigainya, Yasmine tidak akan terlepas dari kecurigaan ini.Sayangnya, Yogi telah membuat persiapan matang. Dia membawa seorang pria paruh baya masuk, lalu menjelaskan, "Dia adalah bos yang ahli membuat tiruan benda kuno."Ketika melihat Raisa yang begitu menyedihkan, pria paruh baya itu pun merasa ketakutan hingga tidak berani merahasiakan apa pun. Dia langsung menceritakan semua tentang Raisa yang mencarinya untuk membuat tulisan tangan tua di bedung bayi, bahkan membawa rekaman kamera pengawas tokonya.Dengan demikian, meskipun bedung itu sudah hilang, bukti tetap ter
Carlos berbalik, lalu menatap Yosef dengan tatapan tajam. Auranya yang dingin bak ancaman yang diperlihatkan secara diam-diam. Jika Yosef berani mempersulit mereka, Carlos akan langsung memutus hubungan keluarga yang ada.Namun, lantaran merasa bersalah, Yosef tentu tidak berani marah terhadap sikap Carlos ini. Sebaliknya, dia berkata kepada Yasmine, "Keluarga Handoyo bersalah kepadamu. Kami benar-benar minta maaf karena menyuruhmu menjadi pelayan. Katakan saja kalau kamu ingin penebusan dari kami."Yasmine hanya ingin segera menjauh dari keluarga ini karena terus ditindas dan dihina. Dia tidak ingin memiliki hubungan apa pun dengan mereka lagi. Namun, setelah terdiam sesaat, Yasmine menimpali, "Aku ingin bertemu dengan ibuku."Tidak peduli seperti apa ibunya atau dosa apa yang ditanggungnya, Yasmine memiliki hubungan darah dengannya. Bagaimanapun, Yasmine tetap ingin bertemu dengannya.Yosef merasa heran mendengarnya. Dia tidak menduga bahwa Yasmine akan meminta hal seperti ini. Umumn