Ketika Qaila hampir menggila karena terlalu panik, Josephine tiba-tiba menghampiri dan menatap para pelayan itu dengan sombong. Dia menghardik, "Majikan kalian ingin mengobati pasien, apa kalian berhak berkerumun dan menonton di sini? Cepat pergi!"Josephine sangatlah pemarah. Tegurannya ini langsung membuat para pelayan ketakutan. Meskipun mengkhawatirkan teman, mereka tetap tidak berani berkerumun dan bergegas pergi.Yasmine mengernyit menatap Edgar. Dia yakin bahwa semuanya akan baik-baik saja karena Edgar ada di sini. Jadi, dia pun pergi karena tidak ada pilihan lain.Melihat Josephine mengusir semua orang, Qaila tiba-tiba terpikir akan sesuatu sehingga berkata, "Kak, aku agak gugup karena baru menguasai sedikit teknik penawar racun itu. Apa kamu bisa pergi sebentar? Aku ingin mengobatinya di lingkungan yang tenang."Setiap dokter memiliki temperamen sendiri, terutama ahli akupunktur. Edgar yang bisa memahaminya pun mengangguk dan pergi.Sebelum Josephine pergi, dia diam-diam berbi
Pelayan itu terbaring di taman bunga. Setelah berjalan melewati semak-semak, Yasmine menghela napas lega saat melihat pelayan yang masih terbaring di sana. Untung saja, Qaila tidak begitu bernyali hingga mempermainkan nyawa manusia.Josephine juga buru-buru mengikuti. Setibanya di taman, tatapannya langsung tertuju pada batu yang berada tidak jauh dari kaki Qaila. Tidak terlihat bercak darah sedikit pun. Sepertinya, Qaila tidak berani melukai dirinya sendiri.'Dasar nggak berguna!' batin Josephine sembari melirik Qaila dengan dingin. Dia benar-benar bingung menghadapi wanita bodoh ini.Edgar menatap pelayan yang masih belum mendapatkan pertolongan dengan heran. Dia pun bertanya, "Qaila, kenapa kamu belum mengobatinya?"Sudah belasan menit berlalu sejak tadi. Namun, Qaila hanya berjongkok di tempat yang sama.Kemudian, Qaila yang berwajah pucat pun merentangkan tangan kanannya dengan ragu. Dia akhirnya memperlihatkan luka yang tidak besar ataupun kecil di jari telunjuknya, lalu berkata,
Bagaimanapun, Edgar adalah seorang tuan muda. Biasanya, dia memang terlihat lembut dan mudah diajak berbicara. Namun, begitu bersikap serius, dia akan terlihat sangat menakutkan. Tegurannya ini sontak membuat Qaila berhenti menangis.Qaila menatap Edgar dengan panik. Bibirnya terus bergetar saat hendak berbicara, "Aku ... aku ....""Edgar, apa yang kamu lakukan?" Tiba-tiba, terdengar teguran yang penuh wibawa. Yosef turun dengan ekspresi kesal, lalu menyingkirkan tangan Edgar yang menarik Qaila.Kemudian, Yosef menegur lagi, "Aku menyuruhmu menjaga Qaila, kenapa kamu malah menindasnya?""Kakek, aku hanya bertanya padanya nama racun di tubuh pelayan itu ...," jelas Edgar."Cukup!" Yosef melindungi Qaila yang berada di belakangnya, lalu meneruskan, "Kamu terus-menerus mencurigai adikmu sendiri. Apa kamu sudah melupakan semua ajaranku? Begini saja sudah termakan kata-kata Yasmine."Kemudian, Yosef menatap Yasmine dengan jengkel sembari berteriak, "Jangan mengira kamu berhak mengadu domba
Edgar mengerutkan dahinya sambil berkata, "Kakek, masalah hari ini terlalu kebetulan. Aku harus memastikannya supaya bisa tenang. Kenapa kamu malah menghentikanku?""Qaila adalah Nona Besar Keluarga Handoyo. Kalau kamu mempertanyakannya di depan umum begini, dia pasti akan malu tanpa peduli apa pun hasilnya. Kelak, bukankah dia akan diremehkan orang lain? Edgar, kamu sudah berlatih bertahun-tahun di luar, tapi sikapmu masih begitu ceroboh," nasihat Yosef dengan tegas.Edgar terlalu terburu-buru untuk memastikan identitas Qaila sehingga tidak terpikir akan hal ini. Kini, dia pun merasa agak bersalah. Meskipun demikian, dia tetap bersikeras membalas, "Qaila nggak bisa menjawab penyebab sakit pelayan itu, ada yang nggak beres dengannya.""Aku sudah bertanya padanya barusan, dia sudah memberiku jawabannya," ujar Yosef dengan tenang.Edgar pun terkejut mendengarnya. Dia bertanya, "Serius?"Yosef sontak menepuk kepala Edgar, lalu menimpali, "Memangnya aku akan menipumu?"Yosef tentu tidak ak
Terlihat tetesan hujan pada bahu Carlos. Wajahnya yang tampan dan dingin menatap Yasmine lekat-lekat. Dia bertanya, "Yasmine, kenapa kamu di sini?"Ketika berbicara, Carlos melepaskan jaketnya dan memakaikannya pada Yasmine. Jaket tersebut pun membungkus tubuh Yasmine yang mungil.Jaket ini masih memiliki kehangatan tubuh Carlos sehingga membuat Yasmine merasakan kehangatan di tengah-tengah hujan yang dingin ini. Kemudian, Yasmine bertanya dengan bengong, "Lukamu sudah sembuh?""Sudah lumayan. Jawab aku, kenapa kamu di sini?" tanya Carlos sembari menatap wajah Yasmine yang pucat pasi akibat kedinginan."Tuan Yosef menugaskanku untuk menjaga pintu," jawab Yasmine.Ekspresi Carlos seketika menjadi makin dingin. Tatapannya yang sinis melirik ruangan kecil yang sempit dan lembap ini. Dia meraih pergelangan tangan Yasmine, lalu berkata, "Ikut denganku."Carlos memegang payung sambil membawa Yasmine ke dalam kediaman. Tetesan hujan yang deras mengenai payung tanpa henti, tetapi tidak mengena
Namun, sekarang Raisa malah ....Hati Qaila seketika dipenuhi oleh kepanikan dan keengganan. Dia berpura-pura bertanya dengan tidak percaya, "Ibu, kenapa kamu bicara begitu? Apa ada yang memaksamu mengatakannya?"Kondisi Raisa terlihat sangat berantakan dan menyedihkan. Jelas, dia melewati kehidupan yang sangat buruk selama beberapa hari ini. Dia juga mungkin dipaksa untuk mengaku bersalah. Asalkan Keluarga Handoyo mencurigainya, Yasmine tidak akan terlepas dari kecurigaan ini.Sayangnya, Yogi telah membuat persiapan matang. Dia membawa seorang pria paruh baya masuk, lalu menjelaskan, "Dia adalah bos yang ahli membuat tiruan benda kuno."Ketika melihat Raisa yang begitu menyedihkan, pria paruh baya itu pun merasa ketakutan hingga tidak berani merahasiakan apa pun. Dia langsung menceritakan semua tentang Raisa yang mencarinya untuk membuat tulisan tangan tua di bedung bayi, bahkan membawa rekaman kamera pengawas tokonya.Dengan demikian, meskipun bedung itu sudah hilang, bukti tetap ter
Carlos berbalik, lalu menatap Yosef dengan tatapan tajam. Auranya yang dingin bak ancaman yang diperlihatkan secara diam-diam. Jika Yosef berani mempersulit mereka, Carlos akan langsung memutus hubungan keluarga yang ada.Namun, lantaran merasa bersalah, Yosef tentu tidak berani marah terhadap sikap Carlos ini. Sebaliknya, dia berkata kepada Yasmine, "Keluarga Handoyo bersalah kepadamu. Kami benar-benar minta maaf karena menyuruhmu menjadi pelayan. Katakan saja kalau kamu ingin penebusan dari kami."Yasmine hanya ingin segera menjauh dari keluarga ini karena terus ditindas dan dihina. Dia tidak ingin memiliki hubungan apa pun dengan mereka lagi. Namun, setelah terdiam sesaat, Yasmine menimpali, "Aku ingin bertemu dengan ibuku."Tidak peduli seperti apa ibunya atau dosa apa yang ditanggungnya, Yasmine memiliki hubungan darah dengannya. Bagaimanapun, Yasmine tetap ingin bertemu dengannya.Yosef merasa heran mendengarnya. Dia tidak menduga bahwa Yasmine akan meminta hal seperti ini. Umumn
Yasmine membalas dengan tidak enak hati, "Aku ... aku nggak pandai masak."Ketika belajar memasak dari Carlos waktu itu, Yasmine sampai berfantasi begitu jauh. Jadi, dia masih belum bisa memasak."Aku yang masak," ujar Carlos sembari mengangkat kantong belanjaannya ke dapur. Kemudian, dia membuka kulkas. Dalam sekejap, kulkas yang kosong melompong menjadi penuh karenanya.Sesudah itu, Carlos mengambil beberapa sayuran dan mulai memasak dengan terampil. Yasmine pun menatapnya dengan tercengang. Apakah ada orang yang mentraktir makan dengan membiarkan tamunya membeli bahan makanan dan memasak sendiri?Ketika melihat Yasmine yang diam saja, Carlos pun menoleh sambil menggodanya, "Cepat bersihkan rumahmu. Kamu ingin makan bersama debu nanti?"Wajah Yasmine seketika memerah mendengarnya. Dia bergegas berbalik dan mulai menyapu. Rumah kosnya sangat kecil sehingga dia bisa selalu melihat Carlos yang sedang memasak di dapur. Yasmine tak kuasa berfantasi lagi saat melihatnya memasak dan tubuhny
“Kamu itu putri yang mau kurawat,” kata Laura sambil mengelus kepala Yasmine dan tersenyum penuh kasih sayang. Saat ini, wajahnya terlihat sangat cantik.Yasmine pun berseru terkejut, “Putri?”“Benar! Sejak kamu bersikap begitu bodoh dengan melindungiku di pesta itu, aku sudah memutuskan untuk merawatmu.” Laura berkata dengan penuh semangat, “Kelinci sebodoh kamu pasti akan ditindas di mana-mana tanpa aku. Jangan khawatir, kelak Ibu akan menjadi tumpuanmu yang kuat.”Putri .... Ibu ....Yasmine langsung mematung bagaikan disambar petir. Dia pernah mendengar ada penggemar ibu-ibu yang merawat idolanya bagaikan putrinya sendiri. Namun, itu hanya dilakukan secara online. Lagi pula, dia juga bukanlah seorang selebritas.Yasmine pun menepis tangan Laura, lalu buru-buru berdiri dan menaruh jarak di antara mereka sambil berkata, “Nona Laura, serius dikit.”“Aku serius kok! Aku akan menangani Simon sebagai hadiah untuk merayakan ikatan ibu dan anak ini!” jawab Laura dengan ekspresi serius.Yas
Yasmine pun merasa agak terkejut setelah mendengar ucapan Laura. Laura bukanlah orang yang suka ikut campur dalam masalah orang lain. Namun, kenapa Laura tiba-tiba berubah menjadi begitu antusias dan ingin mengajarinya menari?Begitu memikirkan dirinya harus belajar menari dari mantan pacarnya Carlos, Yasmine langsung tidak bersemangat dan menolak, “Nggak usah repot-repot. Aku ....”“Nggak repot kok! Aku nggak keberatan mengajarimu!” kata Laura sambil tiba-tiba menggenggam tangan Yasmine. Kemudian, dia mulai membimbing tubuh Yasmine untuk bergerak dengan anggun dan bertenaga. Seiring dengan langkah tarian mereka yang semakin lancar, mereka berdua pun mulai menari dengan indah.Madhav bertepuk tangan dan memuji, “Mantap banget!”Yasmine tidak pernah menari sebelumnya. Namun, dengan bimbingan Laura, dia pun merasakan kegembiraan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.“Seru, ‘kan?” tanya Laura.Yasmine mengangguk tanpa sadar dan menjawab, “Emm.”Laura pun tersenyum puas, lalu berkata,
Yasmine berkata dengan tenang, tetapi ucapannya malah dipenuhi dengan penghinaan. Dia melanjutkan, “Dengan kemampuan Carlos, hanya masalah waktu hingga dia bangkit kembali. Sebaiknya, kamu manfaatkan saja kesempatan ini untuk berbangga selagi bisa. Bagaimanapun, waktumu yang tersisa sudah nggak banyak lagi.”Seusai berbicara, Yasmine langsung masuk ke dalam mobilnya. Dia memang hanya duduk diam dalam mobil, tetapi aura dan kepercayaan diri yang dipancarkannya malah mampu mendominasi Qaila yang berpakaian mewah. Saat ini, Qaila langsung terlihat bagaikan seorang idiot.“Yasmine! Kamu kira Carlos masih bisa bangkit lagi? Konyol banget! Asal kamu tahu, hal itu nggak akan terjadi! Pak Harry sudah mempersiapkan sebuah serangan telak. Beberapa hari lagi, Carlos dan Keluarga Handoyo akan segera musnah!” seru Qaila dengan marah.Apa Harry berencana untuk meluncurkan serangan baru? Yasmine memang sudah bisa menebaknya, tetapi dia tidak menyangka Harry akan melakukannya secepat ini. Apalagi, dia
“Tinggalkan Kota Sulvan sekarang juga!” perintah Simon dengan dingin. Ekspresinya terlihat sangat galak. Apabila orang biasa yang melihatnya saat ini, mereka pasti akan langsung ketakutan. Namun, Laura sudah terbiasa menghadapi Simon yang seperti ini. Dia menyahut dengan ekspresi datar, “Aku akan pergi ke mana pun aku mau. Kamu nggak bisa mengendalikanku.”Selesai berbicara, Laura hendak langsung berjalan keluar. Akan tetapi, Simon tiba-tiba meninju pintu di atas kepala Laura dengan kuat hingga pintu itu hancur dan tangannya berdarah. Aura yang sangat kuat dan mengerikan juga terpancar dari tubuhnya. Dia menekankan kata-katanya lagi, “Pergi sekarang juga!”“Kalau aku nggak mau?” tanya Laura dengan menantang sambil menatap Simon. Dia sama sekali tidak takut dan malah memprovokasi Simon dengan berkata, “Apa hebatnya menghancurkan pintu? Kalau berani, pukul aku!”“Laura, jangan kira aku tidak berani memukul wanita!” teriak Simon dengan marah. Kemudian, dia mengangkat tinjunya yang berlum
Saat menghadapi pengepungan beberapa pria galak ini, Laura sama sekali tidak kelihatan takut. Dia malah memaki dengan dingin, “Minggir! Jangan halangi jalanku!”“Wanita cantik bermulut pedas justru sangat seksi!” goda pria yang memimpin di paling depan itu. Dia berperawakan tinggi dan kekar. Ada tiga bekas luka panjang di wajahnya, sedangkan lengannya yang terbuka dipenuhi dengan berbagai macam luka. Sangat jelas bahwa dia pernah melewati kehidupan yang penuh pertumpahan darah sebelum datang ke Kota Sulvan.Pria itu terlihat kejam, nadanya saat berbicara juga sangat kasar. Dia melanjutkan, “Aku suka tipe wanita sepertimu. Permainan kita nanti pasti akan lebih seru. Kuberi kamu satu kesempatan lagi, kamu mau ikut aku pergi atau mau aku menyeretmu pergi?”“Minggir!” seru Laura dengan kesal.“Itu berarti kamu pilih aku menyeretmu pergi ya!” ujar pria itu sambil tertawa sombong. Kemudian, dia segera mengulurkan tangannya untuk mencengkeram Laura.Laura hendak menghindar, tetapi orang lainn
Baru saja Carlos selesai berbicara, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa. Kemudian, Miranda berjalan menghampirinya dan bertanya dengan cemas, “Carlos, aku cuma pergi ke kamar mandi, kenapa kamu keluar dari kamar lagi? Waktu yang kamu habiskan setiap hari untuk pergi menjenguk Nyonya Lydia sudah sangat memengaruhi efek aromaterapi, tapi kamu malah sering keluar dari kamar lagi. Kalau begitu terus, aku nggak jamin bisa menyembuhkanmu.”“Aku tahu,” jawab Carlos dengan dingin. Ekspresinya seketika menjadi muram. Kemudian, dia pun berjalan kembali ke kamar.Miranda menatap punggung Carlos dengan kening berkerut. Dia tahu jelas bahwa Carlos pasti akan melakukan hal seperti ini lagi.Akhir-akhir ini, waktu yang dihabiskan Carlos di dalam kamar semakin tidak teratur. Waktu terpapar aromaterapi yang tidak cukup akan sangat berpengaruh pada efek hipnoterapi. Sementara itu, Yasmine juga sudah kembali dan mungkin bisa ikut campur dalam menyiapkan makanan Carlos. Berhubung wak
“Yaya! Yasmine! Cepat kembali!” seru Carlos dengan kesal karena libodonya masih belum tersalurkan. Setelah berinisiatif untuk merayunya, wanita itu malah tiba-tiba pergi. Apa-apaan ini?“Ckck, perjalananku kali ini benar-benar nggak sia-sia! Tak disangka, ada hari di mana kamu bisa dikendalikan sepenuhnya oleh seorang wanita,” ejek Laura sambil bersandar pada kusen pintu dengan santai.Carlos melirik Laura dengan dingin, lalu merapikan jaketnya yang berantakan. Setelah libidonya sirna, dia pun terlihat menjadi sangat dingin dan bertanya, “Buat apa kamu datang kemari?”Carlos sama sekali tidak tahu Laura akan datang ke Kota Sulvan. Sebenarnya, Laura membohongi Yasmine dengan mengatakan Carlos yang memintanya untuk datang.“Aku datang untuk membantumu menghadapi Simon,” jawab Laura sambil tersenyum.Carlos tidak begitu percaya pada ucapan Laura. Saat dia menelepon Laura untuk memintanya mengaturkan pesta sebelumnya, Laura juga hanya membantunya untuk memancing Simon keluar dan tidak mela
Yasmine pun langsung merasa sangat terancam dan tanpa sadar bertanya, “Buat apa kamu pergi ke Kota Sulvan?”“Ke mana pun aku menari, Simon pasti akan datang untuk mengacau. Kalau aku menari di Kota Sulvan, akan ada banyak kesempatan untuk membuat Keluarga Yanwar menyinggungnya. Pada saat itu, dia mungkin akan memusnahkan Keluarga Yanwar karena dendam pribadinya,” jawab Laura dengan percaya diri.Yasmine pun merasa agak terkejut setelah mendengar Laura hendak membantunya dan bertanya, “Kenapa kamu tiba-tiba mau membantuku?”“Aku bukan melakukannya demi kamu, tapi demi Carlos. Dia yang memohon padaku,” jawab Laura dengan tatapan penuh godaan.Setelah mendengar jawabannya, hati Yasmine langsung tenggelam. Ternyata Carlos mencari Laura lagi, tetapi tidak memberitahunya. Dengan meminta bantuan Laura, dia akan semakin berutang budi pada Laura.“Nona Laura, nggak usah ....” Sebelum Yasmine sempat menyelesaikan kata-katanya, Laura sudah langsung naik ke helikopter. Melihat Laura yang duduk san
Yasmine tidak memiliki pilihan lain selain mencoba mati-matian. Namun, Simon yang merasa sangat marah malah langsung berbalik untuk pergi. Yasmine pun termenung saat melihat punggungnya yang kian menjauh. Apa maksudnya ini? Apa dia setuju atau menolak?Yasmine benar-benar tidak bisa menebak pemikiran pria itu dan akhirnya berteriak, “Tuan Simon, aku akan menunggu jawabanmu!”...“Aku sudah menggunakan cara lembek, keras, dan bahkan provokasi, tapi masih nggak tahu apa Simon sebenarnya bersedia turun tangan atau nggak,” keluh Yasmine pada Carlos melalui telepon. Dia merasa sangat putus asa karena benar-benar sudah melakukan semua yang bisa dilakukannya.Simon benar-benar luar biasa sulit dihadapi dan sepertinya tidak ada seorang pun yang lebih sulit dihadapi daripada dia.Carlos menghibur, “Dia memang begitu. Di dunia ini, hanya ada beberapa orang yang bisa meyakinkannya untuk melakukan sesuatu. Jangan patah semangat, kamu sudah melakukan yang terbaik.”Mendengar ucapan Carlos yang sepe