Share

Bab 122

Pelayan itu terbaring di taman bunga. Setelah berjalan melewati semak-semak, Yasmine menghela napas lega saat melihat pelayan yang masih terbaring di sana. Untung saja, Qaila tidak begitu bernyali hingga mempermainkan nyawa manusia.

Josephine juga buru-buru mengikuti. Setibanya di taman, tatapannya langsung tertuju pada batu yang berada tidak jauh dari kaki Qaila. Tidak terlihat bercak darah sedikit pun. Sepertinya, Qaila tidak berani melukai dirinya sendiri.

'Dasar nggak berguna!' batin Josephine sembari melirik Qaila dengan dingin. Dia benar-benar bingung menghadapi wanita bodoh ini.

Edgar menatap pelayan yang masih belum mendapatkan pertolongan dengan heran. Dia pun bertanya, "Qaila, kenapa kamu belum mengobatinya?"

Sudah belasan menit berlalu sejak tadi. Namun, Qaila hanya berjongkok di tempat yang sama.

Kemudian, Qaila yang berwajah pucat pun merentangkan tangan kanannya dengan ragu. Dia akhirnya memperlihatkan luka yang tidak besar ataupun kecil di jari telunjuknya, lalu berkata,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status