Reina sontak menerjang ke arah Yasmine, lalu mencekik lehernya dengan kuat. Ekspresinya benar-benar persis dengan setan yang mengamuk. Dia berteriak, "Kenapa kamu masih hidup? Kamu harus mati! Mati!"Lydia tidak lain adalah putri Yosef, sekaligus majikan yang telah dikhianati oleh Reina. Gara-gara Reina, keberadaan Lydia tidak diketahui sampai sekarang. Tidak ada yang tahu apakah dia masih hidup atau sudah mati.Yasmine kesakitan karena dicekik. Situasi ini membuatnya sangat putus asa. Dia bertanya dengan susah payah, "Kenapa kamu ingin membunuh Lydia? Apa dia kurang baik kepadamu?""Apa gunanya baik? Aku tetap saja pelayannya. Asalkan Lydia mati, Keluarga Abisatya akan memberiku kekayaan. Aku akan memiliki status yang terhormat! Lydia, kamu harus mati. Setelah kamu mati, aku baru bisa kaya!" sahut Reina dengan ganas. Dia sama sekali tidak merasa malu ataupun bersalah.Yasmine menatapnya dengan heran. Dia hanya bisa merasakan sakit pada tenggorokannya. Kemudian, dia bertanya lagi, "Apa
Yasmine baru tersadar dari lamunannya. Sambil menatap Carlos, dia menjawab dengan sedih, "Aku sudah bertemu ibu kandungku.""Aku tahu, apa yang terjadi?" tanya Carlos. Dia buru-buru berangkat ke kediaman Keluarga Handoyo karena mendengar kabar ini. Namun, dia malah menemukan Yasmine yang berjalan dengan bengong."Dia ...." Yasmine membalas dengan terisak-isak, "Baginya, putrinya sama sekali tidak penting."Tatapan Carlos tampak suram. Ketika menemani Yasmine mencari tahu kebenaran surat itu, dia telah melihat betapa besarnya harapan Yasmine untuk menemukan keluarganya. Bagaimanapun, orang yang memiliki harapan makin tinggi akan makin kecewa.Tangan Carlos yang memegang pergelangan tangan Yasmine pun mengencang. Dia menimpali, "Kalau begitu, dia juga tidak pantas untuk kamu pikirkan."Ibu yang jahat dan egois memang tidak layak untuk dipedulikan. Hanya saja, hati Yasmine terasa sangat hampa. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang.Melihat Yasmine yang murung seperti ini, Ca
Sikap Carlos yang tiba-tiba menjadi kesal membuat Yasmine terkesiap. Dia menatap Carlos dengan heran, lalu menjelaskan, "Kota Sulvan bagus, tapi mungkin nggak cocok denganku. Aku selalu bertemu masalah saat bekerja di sini. Nasibku begitu buruk, sampai melibatkan bosku."Memang benar bahwa Yasmine selalu mendapatkan masalah yang bertubi-tubi di Kota Sulvan.Carlos mengernyit, lalu memerintahkan Yogi, "Kita pergi dari sini."Tidak lama kemudian, mobil berhenti di depan pintu masuk sebuah toko yang sangat ramai. Terlihat 5 kios di dalamnya.Carlos bertanya, "Apa kamu menyukai tempat ini?""Hah?" Yasmine kebingungan mendengarnya."Toko ini milik Keluarga Lingga. Kalau kamu suka, kita bisa merenovasinya menjadi klinik. Kamu yang akan menjadi bosnya." Setelah berjeda, Carlos melanjutkan, "Tidak akan ada yang berani mengganggu klinik yang dibangun di wilayah kekuasaan Keluarga Lingga."Yasmine hanya bisa tertegun menatap Carlos. Apakah Carlos ingin mengatasi kekhawatirannya dengan langsung m
"Santai saja, kita bicarakan nanti. Bawaanku sangat berat, tanganku sudah hampir kebas. Kamu masih nggak mau membuka pintu untukku?" timpal Leo.Yasmine bergegas membuka pintu, lalu mempersilakan dan berkata, "Aku akan membuatkanmu kunci cadangan nanti. Jadi, kamu nggak perlu menungguku di luar lagi."Kegembiraan seketika terlihat pada tatapan Leo. Itu artinya, bagi Yasmine, hubungannya dengan Leo sangatlah dekat."Oke." Leo tentu merasa senang. Dia meletakkan barang yang dibelinya ke dalam kulkas sembari membalas, "Tapi, kunci itu nggak akan berguna lama. Bukannya kamu akan meninggalkan Kota Sulvan sebentar lagi? Kamu juga nggak punya urusan lain lagi sekarang. Kapan kamu akan berangkat?"Sebenarnya, masih ada banyak pekerjaan yang belum diserahkan Leo sepenuhnya. Namun, kepanikan saat tidak bisa menemukan Yasmine serta kecemasan saat melihat Carlos berada di dekat Yasmine, membuat Leo ingin segera membawa Yasmine pergi. Lingkungan di Kota Sulvan sangatlah buruk. Dia baru bisa tenang
Setelah wanita paruh baya itu turun, dia tidak langsung pergi, melainkan menuju ke sebuah gang kecil yang tidak jauh dari sana. Kemudian, dia memasang ekspresi menyanjung sambil berkata, "Bos, aku sudah melaksanakan perintahmu. Dia akan pindah sore ini."Di gang yang gelap ini, terlihat Leo yang berdiri di bawah pohon. Wajahnya yang tampan terlihat agak suram. Dia menyerahkan uang kepada wanita itu, lalu mengancam, "Jangan beri tahu masalah ini pada siapa pun. Kalau nggak ....""Aku mengerti, aku jamin hanya kita berdua yang tahu," timpal wanita itu. Sesudah mengambil uang, dia langsung pergi. Dia mengusir Yasmine karena perintah dari Leo. Leo yang menyuruhnya mencari alasan untuk mengusir Yasmine.Leo mendongak memandang tempat Yasmine tinggal. Tebersit kesedihan pada sorot matanya. Dalam hatinya, dia bergumam, 'Maafkan aku, Yasmine.'Leo khawatir akan terjadi terlalu banyak perubahan jika terus menunda. Makanya, dia menggunakan cara seperti ini untuk memaksa Yasmine pergi. Supaya Yas
Namun, Yasmine bisa mengerti jika pasien yang mencarinya berada dalam situasi terdesak. Dia pun tidak peduli sehingga mempersilakan Jonas masuk. "Maaf, rumahku sangat sempit. Silakan duduk."Jonas bersikap sangat baik. Dia sama sekali tidak keberatan dan duduk di sofa dengan elegan. Setelah itu, dia mengulurkan tangannya untuk diperiksa.Yasmine duduk di seberang, lalu mulai memeriksa denyut nadi Jonas. Tidak berselang lama, dia telah memiliki diagnosis, tetapi berkata dengan pasrah, "Tuan Jonas, maaf sekali. Kamu keracunan, tapi aku nggak punya cara untuk menetralisasi racun ini."Yasmine memang bisa mengobati berbagai penyakit kompleks, tetapi banyak penyakit yang berada di luar kemampuannya. Dia sudah menemukan banyak penyakit begini dalam 2 sampai 3 bulan ini. Dunia ini sangat luas, dia masih seorang amatiran.Senyuman di wajah Jonas pun membeku. Dia menyahut dengan kecewa, "Aku sudah mencari begitu banyak dokter, tapi nggak ada yang bisa menyembuhkanku. Aku kira kamu bisa menyelam
Gilbert membawa 2 orang preman sambil berjalan masuk dengan angkuh. Ekspresi mereka tampak sangat ganas, bahkan ada yang memegang tali. Jelas, orang-orang ini datang untuk mencari masalah dengannya.Yasmine langsung berdiri dengan waspada. Dia mundur hingga ke sisi jendela, lalu bertanya, "Gilbert, untuk apa kamu membawa preman kemari? Apa maumu?"Gilbert adalah mantan kekasih Qaila saat masa kuliah. Dia berasal dari keluarga kaya. Saat itu, mereka berdua sering bermesra-mesraan di universitas. Demi menyenangkan hati Qaila, Gilbert sering kali mencari masalah dengan Yasmine.Itu sebabnya, Yasmine tidak memiliki kesan baik apa pun terhadap Gilbert. Namun, setelah keluar dari penjara, dia mendengar bahwa Qaila telah putus dari Gilbert. Setelah berpacaran dengan Carlos, Qaila pun tidak pernah bertemu dengan Gilbert lagi. Siapa sangka, mereka malah bertemu sekarang.Gilbert menarik tali di tangannya, lalu menjawab dengan terus terang, "Aku akan membawamu pergi dari sini.""Gilbert, aku ngg
Carlos jelas-jelas telah memberinya begitu banyak pilihan, tetapi Yasmine masih bersikeras pergi? Benar-benar tidak tahu diri!Carlos kesal hingga membantingkan ponselnya ke meja. Dalam hatinya, dia memutuskan untuk tidak memedulikan Yasmine lagi dan membiarkannya pergi sesuka hati!"Lanjutkan!" perintah Carlos dengan dingin. Para petinggi itu sontak duduk tegak setelah mendengar suara ini. Tidak ada satu pun yang berani bertindak sembarangan. Sementara itu, petinggi yang tengah melakukan presentasi hanya bisa memberanikan diri untuk melanjutkan.Akan tetapi, Carlos merasa sangat gelisah saat mendengar presentasi tersebut. Dia telah kehilangan kesabarannya sehingga berteriak, "Cukup! Bubar, semuanya!"Seusai mengatakan itu, Carlos berdiri dengan ekspresi dingin, lalu berjalan ke luar dengan membawa ponselnya. Para petinggi itu pun terkejut dan heran. Apa yang terjadi dengan bos mereka? Kenapa dia tiba-tiba marah?Carlos mengemudikan mobilnya sendiri dengan kecepatan tinggi. Akhirnya, d