Yasmine membalas dengan tidak enak hati, "Aku ... aku nggak pandai masak."Ketika belajar memasak dari Carlos waktu itu, Yasmine sampai berfantasi begitu jauh. Jadi, dia masih belum bisa memasak."Aku yang masak," ujar Carlos sembari mengangkat kantong belanjaannya ke dapur. Kemudian, dia membuka kulkas. Dalam sekejap, kulkas yang kosong melompong menjadi penuh karenanya.Sesudah itu, Carlos mengambil beberapa sayuran dan mulai memasak dengan terampil. Yasmine pun menatapnya dengan tercengang. Apakah ada orang yang mentraktir makan dengan membiarkan tamunya membeli bahan makanan dan memasak sendiri?Ketika melihat Yasmine yang diam saja, Carlos pun menoleh sambil menggodanya, "Cepat bersihkan rumahmu. Kamu ingin makan bersama debu nanti?"Wajah Yasmine seketika memerah mendengarnya. Dia bergegas berbalik dan mulai menyapu. Rumah kosnya sangat kecil sehingga dia bisa selalu melihat Carlos yang sedang memasak di dapur. Yasmine tak kuasa berfantasi lagi saat melihatnya memasak dan tubuhny
Yasmine seketika merasa ragu saat bertatapan dengan Carlos. Namun, dia tidak menemukan alasan untuk tinggal di Kota Sulvan lagi sehingga hanya mengangguk dengan sedih.Melihat ini, Carlos bertanya lagi dengan ekspresi yang makin masam, "Kamu tidak akan kembali lagi?""Aku akan kembali saat Qaila disidang. Selain itu, aku mungkin nggak akan kembali lagi," ujar Yasmine.Ini adalah keputusan yang telah dibuat Yasmine sejak lama. Entah mengapa, dia malah merasa begitu sulit saat memberi tahu masalah ini kepada Carlos.Dalam sekejap, suasana hati Carlos menjadi sangat buruk. Dia merasa kesal sekaligus gelisah. Akhirnya, dia pun berbalik dan pergi dengan ekspresi yang sangat dingin. Ketika tiba di depan pintu, dia menoleh dan memerintahkan Leo, "Keluar!"Leo baru datang dan belum berniat untuk pergi. Dia segera menolak, "Tuan Muda Carlos, kalau kamu mau pulang, pulang saja sendiri. Rumah kita nggak sejalan.""Apa aku harus menyeretmu keluar?" tanya Carlos dengan suara dingin dan nada menganc
"Nona, Reina sudah dibawa ke Kota Sulvan. Silakan ikut denganku ke kediaman Keluarga Handoyo," ujar sopir itu.Yasmine seketika merasa sesak napas. Jantungnya juga berdetak kencang. Ibu kandungnya sudah tiba di Kota Sulvan. Dia akhirnya bisa bertemu dengan ibunya.Sepanjang perjalanan, Yasmine merasa sangat gelisah. Begitu memasuki ruang tamu, dia langsung melihat Qaila yang tersenyum menyindir.Qaila memainkan kuku barunya seraya mengejek, "Putri dari pelayan jahat memang rendahan. Kamu benar-benar nggak tahu cara mencintai diri sendiri. Sudah tahu ibumu jahat, tapi masih mau bertemu dengannya. Darah yang mengalir di tubuh kalian sama-sama kotor!"Meskipun Reina adalah ibu kandungnya, Yasmine tidak memiliki cara untuk membela orang yang tidak pernah ditemuinya ataupun dikenalnya. Dia menahan emosi dalam hatinya, lalu berkata kepada sopir yang akan membawa jalan untuknya, "Tolong bawa aku temui dia."Sopir itu membawa Yasmine menuju ke ruang bawah tanah.Di sisi lain, Edgar yang berdir
Reina sontak menerjang ke arah Yasmine, lalu mencekik lehernya dengan kuat. Ekspresinya benar-benar persis dengan setan yang mengamuk. Dia berteriak, "Kenapa kamu masih hidup? Kamu harus mati! Mati!"Lydia tidak lain adalah putri Yosef, sekaligus majikan yang telah dikhianati oleh Reina. Gara-gara Reina, keberadaan Lydia tidak diketahui sampai sekarang. Tidak ada yang tahu apakah dia masih hidup atau sudah mati.Yasmine kesakitan karena dicekik. Situasi ini membuatnya sangat putus asa. Dia bertanya dengan susah payah, "Kenapa kamu ingin membunuh Lydia? Apa dia kurang baik kepadamu?""Apa gunanya baik? Aku tetap saja pelayannya. Asalkan Lydia mati, Keluarga Abisatya akan memberiku kekayaan. Aku akan memiliki status yang terhormat! Lydia, kamu harus mati. Setelah kamu mati, aku baru bisa kaya!" sahut Reina dengan ganas. Dia sama sekali tidak merasa malu ataupun bersalah.Yasmine menatapnya dengan heran. Dia hanya bisa merasakan sakit pada tenggorokannya. Kemudian, dia bertanya lagi, "Apa
Yasmine baru tersadar dari lamunannya. Sambil menatap Carlos, dia menjawab dengan sedih, "Aku sudah bertemu ibu kandungku.""Aku tahu, apa yang terjadi?" tanya Carlos. Dia buru-buru berangkat ke kediaman Keluarga Handoyo karena mendengar kabar ini. Namun, dia malah menemukan Yasmine yang berjalan dengan bengong."Dia ...." Yasmine membalas dengan terisak-isak, "Baginya, putrinya sama sekali tidak penting."Tatapan Carlos tampak suram. Ketika menemani Yasmine mencari tahu kebenaran surat itu, dia telah melihat betapa besarnya harapan Yasmine untuk menemukan keluarganya. Bagaimanapun, orang yang memiliki harapan makin tinggi akan makin kecewa.Tangan Carlos yang memegang pergelangan tangan Yasmine pun mengencang. Dia menimpali, "Kalau begitu, dia juga tidak pantas untuk kamu pikirkan."Ibu yang jahat dan egois memang tidak layak untuk dipedulikan. Hanya saja, hati Yasmine terasa sangat hampa. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang.Melihat Yasmine yang murung seperti ini, Ca
Sikap Carlos yang tiba-tiba menjadi kesal membuat Yasmine terkesiap. Dia menatap Carlos dengan heran, lalu menjelaskan, "Kota Sulvan bagus, tapi mungkin nggak cocok denganku. Aku selalu bertemu masalah saat bekerja di sini. Nasibku begitu buruk, sampai melibatkan bosku."Memang benar bahwa Yasmine selalu mendapatkan masalah yang bertubi-tubi di Kota Sulvan.Carlos mengernyit, lalu memerintahkan Yogi, "Kita pergi dari sini."Tidak lama kemudian, mobil berhenti di depan pintu masuk sebuah toko yang sangat ramai. Terlihat 5 kios di dalamnya.Carlos bertanya, "Apa kamu menyukai tempat ini?""Hah?" Yasmine kebingungan mendengarnya."Toko ini milik Keluarga Lingga. Kalau kamu suka, kita bisa merenovasinya menjadi klinik. Kamu yang akan menjadi bosnya." Setelah berjeda, Carlos melanjutkan, "Tidak akan ada yang berani mengganggu klinik yang dibangun di wilayah kekuasaan Keluarga Lingga."Yasmine hanya bisa tertegun menatap Carlos. Apakah Carlos ingin mengatasi kekhawatirannya dengan langsung m
"Santai saja, kita bicarakan nanti. Bawaanku sangat berat, tanganku sudah hampir kebas. Kamu masih nggak mau membuka pintu untukku?" timpal Leo.Yasmine bergegas membuka pintu, lalu mempersilakan dan berkata, "Aku akan membuatkanmu kunci cadangan nanti. Jadi, kamu nggak perlu menungguku di luar lagi."Kegembiraan seketika terlihat pada tatapan Leo. Itu artinya, bagi Yasmine, hubungannya dengan Leo sangatlah dekat."Oke." Leo tentu merasa senang. Dia meletakkan barang yang dibelinya ke dalam kulkas sembari membalas, "Tapi, kunci itu nggak akan berguna lama. Bukannya kamu akan meninggalkan Kota Sulvan sebentar lagi? Kamu juga nggak punya urusan lain lagi sekarang. Kapan kamu akan berangkat?"Sebenarnya, masih ada banyak pekerjaan yang belum diserahkan Leo sepenuhnya. Namun, kepanikan saat tidak bisa menemukan Yasmine serta kecemasan saat melihat Carlos berada di dekat Yasmine, membuat Leo ingin segera membawa Yasmine pergi. Lingkungan di Kota Sulvan sangatlah buruk. Dia baru bisa tenang
Setelah wanita paruh baya itu turun, dia tidak langsung pergi, melainkan menuju ke sebuah gang kecil yang tidak jauh dari sana. Kemudian, dia memasang ekspresi menyanjung sambil berkata, "Bos, aku sudah melaksanakan perintahmu. Dia akan pindah sore ini."Di gang yang gelap ini, terlihat Leo yang berdiri di bawah pohon. Wajahnya yang tampan terlihat agak suram. Dia menyerahkan uang kepada wanita itu, lalu mengancam, "Jangan beri tahu masalah ini pada siapa pun. Kalau nggak ....""Aku mengerti, aku jamin hanya kita berdua yang tahu," timpal wanita itu. Sesudah mengambil uang, dia langsung pergi. Dia mengusir Yasmine karena perintah dari Leo. Leo yang menyuruhnya mencari alasan untuk mengusir Yasmine.Leo mendongak memandang tempat Yasmine tinggal. Tebersit kesedihan pada sorot matanya. Dalam hatinya, dia bergumam, 'Maafkan aku, Yasmine.'Leo khawatir akan terjadi terlalu banyak perubahan jika terus menunda. Makanya, dia menggunakan cara seperti ini untuk memaksa Yasmine pergi. Supaya Yas