Share

Luka Lama

Author: JolaSky
last update Last Updated: 2023-12-08 20:57:16

Sebelah tangan itu melayang bebas menghempaskan keangkuhan yang terselip di wajah Angga. Terasa ringan sekali untuk memberikan sedikit tamparan di wajah suaminya.

Awalnya sedikit sulit bagi Angga mengembalikan posisi lehernya. Tak menyangka kekuatan Nova cukup besar untuk membuat Angga mengatupkan bibirnya.

“Aku tidak pernah sedikitpun berniat untuk bersikap kasar padamu. Tapi, aku pikir tingkahmu sebagai suami sudah cukup kelewatan, Angga. Kamu sama sekali tidak menghargai aku,” ucap Nova penuh amarah. Gemeretak giginya terdengar sampai ke telinga Angga yang berjarak kurang dari satu meter.

Amarahnya diuji oleh sikap Angga. Pria itu telah mempermainkannya. Sebuah hal yang tidak bisa Nova terima.

“Aku sudah terbiasa dengan ucapan-ucapan kasarmu, tapi bukan berarti aku bisa terima saat dibohongi seperti itu.” Lanjut Nova lagi. Hasrat untuk melayani sang suami meluap seketika.

Nova berbalik membelakangi Angga yang masih setia di posisinya dengan sebelah tangan menyeka pipi. Susah pa
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Akur

    Konon, setiap tetes air mata yang menetes dari seorang istri, adalah sebuah luka yang paling dalam dari seorang wanita. Bagaimana tidak, goresan luka mereka tuaikan ke dalam rintik air mata dan raungan. Itulah yang sedang Angga lihat saat ini. Tangis istrinya kian kencang. Wajah putih mulus Nova berubah merah bak buah ceri. Wanita itu memalingkan wajahnya dari Angga. Menghadap dinding polos yang membisu. Biarlah dinding itu yang menjadi tangis Nova yang semakin deras membasahi pipi. Angga masih tetap diam. Namun segelintir rasa bersalah tak bisa ia elak. Dalam diamnya Angga frustasi. Antara benci dan keinginan untuk melindungi Nova membuatnya dilema. Sedetik kemudian, setelah bergelut dengan isi pikirannya sendiri refleksnya membawa sebelah tangan Angga untuk meraih Nova ke dalam pelukannya.Amarah Nova tak membuat wanita itu melakukan penolakan atas ajakan Angga untuk mengikuti arahan pria itu. Bagaikan terhipnotis oleh pesona sosok suami penuh misteri ini, Nova hanya bisa pasra

    Last Updated : 2023-12-09
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Kehilangan yang Kedua

    Cup!Cup!Cup!Tiga kali kecupan dilayangkan Angga di beberapa titik dengan penuh ambisi. Gairahnya semakin memuncak saat lenguhan halus melolong dari mulut Nova. Wanita itu kini terjerat dalam kungkungan kedua tangan Angga yang mengikat tubuh bagian atasnya. Lenguhan demi lenguhan keluar begitu mulus saling bersahutan dengan erangan Angga. Gairah tak tertahan telah membuat Angga kehilangan akal warasnya. Ia terus melumat setiap inchi permukaan kulit Nova yang mulus. “Ahh.. Angga…” lenguhan kembali terdengar. Bahkan sesekali Nova mengerang sambil memohon untuk mempercepat tempo permainannya.Satu jam lamanya permainan mereka berlangsung. Tak terasa hari beranjak semakin sore. Sinar matahari mulai meredup. Angga hampir saja mencapai pundak gairahnya. Ia memacu miliknya lebih cepat demi memuaskan hasrat yang sudah tertahan.Tetapi, disaat gairah hampir menepi, teriakan Nova membuat Angga terkesiap.“Aarrggh!!” Kenikmatan Angga lenyap seketika. Kepalanya tertunduk menatap Nova yang

    Last Updated : 2023-12-10
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Penyesalan Tak Bertuan

    Baru kali ini Angga memasuki ruang inap Nova dengan jantung yang berdetak tak normal. Ritme aliran darahnya menggebu-gebu seiring dengan pikiran yang membuatnya terus menyanggah realita. Setelah dua jam lamanya, Nova berkutat di ruang tindakan, saat ini wanita itu tengah terbaring di ruang inap VIP dengan segala fasilitas mumpuni. Sebagai seorang istri dari konglomerat ternama, segala perlakuan khusus bisa Nova dapatkan dengan mudah hanya dengan sekali menyebut nama Savangga–sang suami. Angga membuka pintu ruang inap dengan hati yang bergetar. bertepatan dengan itu, ia mendapati sang istri tengah tersenyum ke arahnya. Menyambut kedatangan Angga dengan wajah senyum di wajah pucatnya. Rasa bersalah yang Angga rasakan semakin mendesaknya untuk mendekati Nova. Kepalanya terlalu sibuk menata kata-kata yang harus ia sampaikan pada sang istri. Untuk pertama kalinya Angga terlihat gusar dalam setiap gerakan di depan Nova. Menarik perhatian wanita itu untuk bertanya, "kamu kenapa, mas?" t

    Last Updated : 2023-12-10
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Perubahan Sikap Angga

    Pulang ke rumah seharusnya menjadi alasan yang paling membuat Nova antusias. Ada sosok malaikat kecil yang menunggu kepulangannya. "Ayo aku bantu. Pelan-pelan." Sang suami sigap menadahkan telapak tangannya di sisi atap mobil demi melindungi Nova. Wanita berusia dua puluh sembilan tahun itu keluar dari mobil dengan gerakan yang sangat hati-hati. Tidak ada perbedaan antara dirinya dengan kaca yang rapuh dan retak di beberapa sisi. Hatinya merepih tiap kali mengingat kejadian dua hari lalu. Momen dimana permainan panasnya dengan Angga justru berujung petaka. Tak pernah ada yang menyangka sebelumnya. Pengakuan Angga akan menjadi sebuah penyesalan. Apakah karena Nova yang terlalu mendesak ilusinya untuk berjalan sesuai keinginan? Egokah dirinya menuntut sang suami untuk mengakui keberadaan janin di dalam kandungannya saat itu? Pertanyaan-pertanyaan itu menjelma menjadi ketakutan yang teramat dalam bagi Nova. Langkahnya ditemani oleh sang suami, yang setia menemani dan merawat Nova se

    Last Updated : 2023-12-11
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Terpesona

    “Sudah, mas. Lisa tidak bermaksud apa-apa. Dia hanya sedang bercanda denganku. Tidak perlu dianggap serius.” Nova berusaha untuk tetap bersikap netral di tengah emosi Angga yang mulai tersulut. Pria itu kini sudah berdiri diambang antara ruang makan dan dapur. Menatap Lisa dengan sorot tajam andalannya.“Tapi dia membicarakanku di belakang, Nova. Tidak etis pekerja seperti dia bergosip tentang atasannya sendiri.” Angga semakin gencar membombardir Lisa. Tubuh belia itu semakin mengkerut dilanda rasa takut karena intimidasi Angga. Nova tak tega melihat Lisa menjadi bulan-bulanan kemarahan Angga. Ia mematikan kompor lantas menghampiri suaminya. “Mas Angga, ikut aku.” Tangan Angga di tarik menjauh dari area dapur ke taman taman belakang yang berbatasan langsung dengan ruang makan. “Mas, kamu boleh kesal dengan sikap Lisa tadi. Tapi kamu juga tidak bisa mencarinya sampai dia ketakutan begitu,” ucap Nova memperingati tingkah Angga yang mulai kelewatan. Pria itu menghela napas berat. E

    Last Updated : 2023-12-11
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Pengakuan Dalam Diam

    Baru kali ini Angga menyantap makanan dengan perasaan was-was. Meski tidak diragukan lagi, masakan buatan sang istri memang tak ada duanya.Namun, kenyataan itu tak mampu Angga ungkapkan. Ia menikmati sajian daging lapis dan tumis sayur brokoli. Meski sudah disajikan lebih dari setengah jam, kenikmatannya masih sama. Entah trik apa yang dilakukan oleh Nova ketika meramu bahan makanan jadi menu yang menggoyang lidah Angga.“Bagaimana? Enak tidak?” tanya Nova dengan sorot mata berbinar. Berharap sang suami memberikan reaksi positif atas masakannya. Angga mengangguk setuju, di kala mulutnya dipenuhi oleh suapan nasi dan daging. Tak lupa potongan sayur menyusul masuk ke dalam mulutnya. Nova tak menuntut jawaban lebih. Melihat betapa lahapnya sang suami menyantap masakannya. Senyum Nova mengembang, setiap detail gerakan Angga ia rekam lamat-lamat dalam ingatannya. Menjadi momentum paling indah dalam hidupnya ketika sosok yang selama ini tak pernah menganggapnya sebagai istri, justru takl

    Last Updated : 2023-12-12
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Setetes Penyesalan

    "Jujur pada diri sendiri itu lebih baik. Bagaimanapun dia istrimu. Kalian juga sudah sepakat untuk bersama. Bukankah itu sudah bisa menjadi pertanda bahwa hubungan ini harus kalian jalani sampai akhir?" Ucapan seorang wanita dari balik telepon membuat Angga termenung. Sekian banyak curahan hati yang ia luapkan pada sosok itu berujung pada saran bijak yang tak bisa Angga elak. Sungguh, hatinya dilema. Dilema akan perasaannya sendiri yang berubah tiba-tiba. Tiap kali ia mencoba meraba perasaannya, tak ada lagi perasaan benci yang tersisa. "Bagaimana jika aku hanya merasa bersalah? Aku tidak yakin, ini semua terlalu cepat dan di luar prediksiku," katanya. Masih berusaha untuk menyanggah. Keras kepala Angga jauh lebih sulit diluluhkan dibandingkan menengok pada kebenaran akan realita. Hembusan napas pelan perlahan mengurai sesak di dada. Percuma berbagi cerita jika ada akhirnya Angga terus mengelak. "Kamu akan menemukan jawabannya sendiri, Angga. Jangan terlalu memaksakan sesuatu yan

    Last Updated : 2023-12-12
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Permintaan yang Tak Bisa Disanggah

    Semburat merah di pipi Angga lagi-lagi muncul. Tanda-tanda pria itu berusaha keras menyembunyikan perasaan yang sesungguhnya. Jujur saja, Nova tidak pernah keberatan dengan hal itu. Bukankah seharusnya ia senang melihat Angga tak lagi memberikan batas diantara mereka. Senyum Nova mengisyaratkan banyak makna. Kernyitan dahi Angga semakin menggelitik hatinya yang dipenuhi bunga-bunga kasmaran.“Menurutmu bagaimana?” tanya Nova dengan nada bicara halus. Sebelah tangannya mengelus rahang tegas milik sang suami dengan sayang. Sentuhan itu berhasil membuat sekujur tubuh Angga meremang. Seakan baru pertama kali tubuhnya dijajah oleh sosok yang kata orang-orang Angga mulai membuatnya jatuh ke dalam pelukannya. “Sungguh itu tidak lucu, Nova. Kamu menjebakku.” Angga merajuk. Tidak nampak lagi kesan garang dan sorot mengintimidasi, yang ada hanya sorot tersipu. Menyimpan perasaan malunya dalam diam. “Aku tidak menjebakmu sama sekali. Seharusnya, aku yang malu karena—karena aku—“ “Sstt!” U

    Last Updated : 2023-12-13

Latest chapter

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Negosiasi Rasa

    Kata orang, cinta juga bisa datang terlambat. Sama halnya seperti momen ini. Momen dimana sekujur tubuh Nova mematung saat berhadapan dengan sosok yang menghujam hatinya dengan kerinduan mendalam. Otaknya terasa mati karena Nova tidak bisa mendeteksi perintah apapun dari sana. Sedang Nova bergeming, ada sosok yang kini menatapnya penuh harap. Sosok itu berdiri tegak. Setegar karang yang tak jera menghantamnya dengan gelombang. Banyak cara Nova lakoni untuk menghabiskan keberanian Angga agar tak lagi menemuinya. Berharap dengan memupuk benci, hal itu akan membuat jarak diantara mereka semakin panjang. Sayang, yang terjadi justru kebalikannya. Angga lantang menerabas gelombang, hingga sebagian kecil dari dirinya enyah. Tidak lagi Nova lihat sorot angkuh di mata Angga, pun gestur cinta berlebihan terhadap diri sendiri pada pria itu. Berat Nova mencoba untuk menelan ludah, tapi, Angga justru mulai kembali bersuara. “Aku tahu ini keterlaluan. Tapi aku mohon, kali ini kita bicarakan dar

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Mejemput Asa

    Secarik kertas di tangan Angga konsisten membuat pikiran pria itu terus berputar. Di dalam kursi pesawat, pemandangan kota-kota kecil di bawah sana sama sekali tidak menarik minat Angga untuk beralih sedetikpun dari kertas itu. “Kau sudah menatap kertas itu hampir satu jam lamanya, Tuan. Apa kau tidak ingin melihat pemandangan indah di luar jendela itu?” Suara Chris membuat Angga mendongak. Ia menatap sang asisten dengan sorot jengah seraya menghembuskan napas berat. “Kapan pesawat akan landing?” tanya Angga. Responnya sangat jauh dari konteks obrolan yang dibangun oleh Chris. “Bukannya ini sudah dua jam?” “Kurang lebih lima menit lagi kita mendarat, Tuan. Bersabarlah, kesabaran akan berbuah manis,” jawab Chris. Pria itu kembali memandang lurus ke depan. Dimana para pramugari tengah sibuk memberikan peringatan untuk mengencangkan sabuk pengaman. Angga kembali berkutat pada pikirannya. Bayangan ekspresi wajah Nova berubah-ubah di sana sesuai dengan asumsi-asumsi yang Angga ciptakan

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Sebuah Petunjuk

    Sudah satu minggu lamanya, Mario menetap di hotel yang sama dengan Nova. Menjadi garda terdepan bagi nova tanpa diminta. Sore ini langit cukup cerah namun perlahan beranjak mengabu sebelum matahari benar-benar pamit dari altarnya. Mario bangkit dari sofa, diikuti sang asisten di belakangnya. “Kau sudah dapat informasi yang aku minta?” tanyanya sambil melangkah menuju mini bar di sudut ruang santai. “Sudah, Tuan. Saya dihubungkan oleh asisten beliau yang kebetulan sedang berada di Korea saat ini. Menurut informasi, Pak Angga sedang sakit.” “Sakit?” Mario mengulang. “Iya, Pak. Saya sudah coba mencari tahu tentang penyakit beliau, tapi Asisten pribadinya tidak bersedia memberi informasi detail.” “Tapi, kau sudah lakukan apa yang aku minta ‘kan?” Sang asisten mengangguk mantap. “Sudah, Pak. Beliau bersedia untuk bertemu malam ini jam tujuh.” Melihat pemandangan di luar jendela besar kamar hotelnya, Mario beralih pada arloji di tangan. “Sudah pukul enam. Kita berangkat sekarang saj

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Jauh Rindu, Dekat Tabu

    Lampu remang-remang di dalam klub malam di tengah kota Seoul ini membatasi pandangan Chris yang masuk ke dalamnya. Muda-mudi berlenggak-lenggok di lantai dansa. Di bawah lampu sorot mengikuti irama musik beat yang menggila. Pandangan Chris mengedar ke segala penjuru. Ia langsung bergegas dari bandara ke sini setelah menghubungi Angga. Kabarnya, pria itu berada di sini, namun sampai sekarang Chris belum menemukan petunjuk tentang keberadaan bosnya. Pergerakan Chris di tengah kerumunan orang-orang yang berdansa, menarik perhatian beberapa wanita di sana. Sesekali terdengar mereka mencoba menggoda Chris dengan panggilan-panggilan nakal. “Hai, tampan. Kau sendiri saja?” Seorang wanita mendekati Chris. Dua bingkai lensa di mata Chris ia koreksi saat berhadapan dengan wanita itu. “Kalau kau datang sendiri, aku mau menemani,” ucap wanita itu lagi. Rambut panjangnya sengaja dikibaskan di depan wajah Chris. Aroma bunga menguar setelahnya. Jelas, wanita itu sedang berusaha untuk menarik perh

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Realita Yang Disanggah

    “Bagaimana bisa Anda membiarkan orang dengan kondisi mental yang terganggu, bepergian sendirian bahkan, mengurus bayi? Apalagi Anda bukan suaminya.” Seorang pria paruh baya dengan seragam kepolisian menginterogasi Mario dengan segerombol pertanyaan. Ia menghela napas panjang, hendak menyela ucapan sang polisi namun pria itu terus berceloteh, tidak memberikan kesempatan bagi Mario untuk menjelaskan. “Anda tahu ‘kan? Apa yang Anda lakukan bisa disebut sebagai bentuk kelalaian dan berpotensi menyakiti orang lain.” “Saya paham, Pak. Itu mengapa saya ada di sini sekarang. Saya akan menebus Nova dan mengikuti prosedur hukum yang berlaku. Tolong beri sedikit keringanan untuk Nova. Bagaimanapun dia masih punya tanggung jawab untuk mengurus anaknya yang masih bayi,” ucap Mario panjang lebar. Tidak akan ia sia-siakan kesempatan untuk bicara. Tujuannya saat ini adalah membebaskan Nova dari hukuman paling berat. Mario mengikuti semua prosedur hukum yang berlaku atas pelanggaran yang Nova laku

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Berpapasan

    Kesibukan terlihat padat di pintu kedatangan Bandara Incheon. Seorang pria mengenakan setelan jas lengkap berwarna keabuan menarik beberapa mata di sana. Di balik kacamata hitam yang nangkring di hidung mancung pria itu, ada sepasang mata yang awas mengintai pergerakan seseorang dari arah lain bandara. Seorang wanita, dengan stroller bayi menemaninya duduk di ruang tunggu menuju pintu keberangkatan. Tujuannya bertolak belakang dengan kedatangan pria tadi. Pria itu melirik arlojinya, tiga puluh menit lagi seluruh penumpang jurusan penerbangan domestik lepas landas. Pria itu bergegas mendekati sang wanita. Dengan penampilan, tidak, ketampanannya yang sedikit mencolok dan menarik perhatian, Chris–pria itu–mendekati targetnya. “Selamat pagi, Nyonya.” Wanita berambut panjang, dengan iris mata hazel yang indah itu mendongak. Dahinya berkerut pun dengan kedua matanya yang memicing. Mencoba menilik sosok asing di depannya. “Ya? Anda siapa?” tanyanya. Ada sedikit getaran dalam suaranya.

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Kunci yang Terbuka

    Secangkir kopi panas di hadapannya sama sekali tidak menarik perhatian Angga. Di sudut salah satu kafe di jalan utama kota Seoul, ia membiarkan segala pikirannya berterbangan bebas terbawa angin. Laptop dengan layar yang masih menyala berakhir sama mengenaskannya dengan secangkir kopi itu. Padahal, deretan daftar pekerjaan yang seharusnya ia selesaikan secepatnya, meraung meminta dikerjakan. Suara di kepala Angga terlalu berisik. Bahkan membuat pria berusia 37 tahun itu kewalahan mengatur jam tidurnya. ‘Sudah waktunya kau mengejar kebahagiaanmu.” Untaian kalimat yang diucapkan Dalton tempo hari kian memperparah kegundahan hati yang selama beberapa hari ini meraung perhatian Angga agar tidak diabaikan. Lagi-lagi, hanya helaan napas berat yang menjadi penghujung keglisahan Angga. “Tidak seharusnya aku terjebak dalam kegalauan ini,” gumamnya, Angga mencoba mengalihkan pikirannya dengan menggeser pesan dengan seseorang yang jauh di belahan dunia sana. Deretan foto putri kecilnya mend

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Masalah Semakin Pelik

    Seminggu setelah Mario memutuskan untuk mencabut perjanjian kerja perusahaan mereka, Angga memilih hengkang dari apartemen pria itu. Ia cukup tahu diri untuk tidak menjadi benalu sahabatnya. Saat ini, Angga tengah berhadapan dengan pria paruh baya. Mario bilang, itu adalah koleganya yang akan memberikan suntikan dana untuk perusahaan cabang milik Angga yang hampir bangkrut. “Aku tertarik dengan konsep perusahaanmu. Hanya saja, Kerugian selama periode dua tahun ini cukup menarik perhatianku. Dan akan lebih berisiko jika aku investasikan uangku di sana. Bagaimana kalau begini saja,” ucap pria itu. Pria bernama Dalton, berusia sekitar lima puluh tahunan menjabat sebagai pemilik perusahan olahan ginseng paling terkenal di Korea.Meski terlihat kecewa dengan Angga, Mario tetap bertanggung jawab atas apa yang sudah ia janjikan. Satu alasan yang membuat Angga semakin tak enak hati padanya. Dalton memajukan tubuhnya, menatap Angga dengan sorot penuh rasa ketertarikan yang begitu besar namun

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   PUTUS KONTRAK

    Nova hendak mendekati Mark, namun langkahnya ditahan oleh Mario yang kini menatapnya dengan sorot menuntut. Sekujur tubuh Nova meremang. Pegangan Mario di lengannya seolah memiliki aliran magnet yang membuat pandangan Nova tidak beralih padanya. “Apa yang kamu lakukan, Mario? Tolong lepaskan aku,” pinta Nova. Ia membalas tatapan Mario tak kalah tegas, kemudian beralih pada kaitan tangan mereka. “Jawab yang sejujurnya, Nova. Apa benar yang dikatakan Mark?” Nada bicara Mario berubah dingin. Nova bisa merasakan pria itu sedang bergelut dengan kekecewaan yang begitu kental di dadanya. Dengan sedikit keras Nova menghempaskan pegangan Mario seraya berkata. “Benar atau tidak, masa laluku adalah urusanku. Baik kamu ataupun Mark tidak berhak mengintervensi hidupku,” balas Nova tegas. Kini jaraknya dengan Mark terkikis. Wajah mantan kekasihnya itu sama tegangnya dengan Mario setelah kalimat ultimatum Nova ucapkan. “Dan untuk kamu, Mark,” ucap Nova dingin. “Bukan hakmu juga mengatur hidupku.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status