Share

Bab 48

"Ana sudah lama kerja bareng Yuda?" Yuli menatap wanita yang duduk di depannya. Terus terang saja, dia agak terkejut. Adiknya yang selama ini hanya tahu kerja, kerja dan kerja. Tiba-tiba dia mendapati ada wanita yang sudah tiga kali didapatinya bersama sang adik.

"Bukan kerja bareng, Mbak. Kita satu tempat kerja tapi beda divisi."

"Mbak tanya Ana bukan kamu," ujar Yuli kesal.

Menepuk pundak adiknya, Doni tertawa kecil. "Maaf, Da. Entah mengapa Mbak-mu ini sekarang jadi gampang marah."

"Ini namanya hormon kehamilan," bela Yuli tidak terima.

"Lama-lama aku kasihan sama hormon. Selalu saja kamu jadikan kambing hitam."

"Emang itu kenyataannya!" Yuli mencubit perut suaminya, kesal.

"Sudah-sudah, ngga enak sama Ana kalau Mbak sama Mas berdebat terus," kata Yuda mencoba menengahi.

Ana yang langsung menjadi pusat perhatian, tersenyum tipis. Lagipula apa lagi yang bisa dia lakukan selain tersenyum? Ikut perdebatan ketiga orang di depannya? Jelas tidak mungkin.

Ngomong-ngomong soal posisi duduk
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status