“Nenek, ada masalah apa? Kasih tahu aku. Nggak perlu minta bantuan Daniel.”“Nggak perlu bantuanmu. Jangan banyak tanya, berikan saja nomor Daniel pada Nenek.”Stefan memberikan nomor kontak temannya kepada neneknya dengan curiga. Dia masih belum menyerah dan bertanya, “Nek, apa yang terjadi? Kenapa Nenek mencari Daniel?”“Bukan urusanmu. Kamu kerja saja.”Setelah mendapatkan nomor Daniel, Sarah langsung menutup telepon cucu kesayangannya itu.Stefan yang ada di seberang telepon tercengang dan tidak bisa berkata apa-apa.Dia hanya ingin tahu, apa tidak boleh?Sarah menghubungi Daniel. Setelah Daniel menjawab teleponnya, dia berkata kepada Daniel dengan nada yang sangat cemas, “Daniel, gawat. Gawat. Orang-orang nggak tahu malu itu datang menindas Odelina lagi. Itu, mantan ibu mertua dan kakak iparnya iri melihat Odelina buka restoran dan meminta Odelina untuk memberikan restoran itu pada mereka. Odelina nggak bisa melawan mereka berdua sendirian. Dia sudah nggak segemuk dulu lagi.”“Nen
“Aku akan segera ke sana. Odelina, maaf.”Roni mewakili ibu dan kakaknya, meminta maaf pada Odelina, lalu segera menutup telepon.Dia mengambil kunci mobil dan berkata kepada ayahnya, “Pa, Mama dan Kak Shella pergi ke tempat Odelina lagi dan mempermalukan diri mereka sendiri. Papa ikut aku pergi ke sana dan bawa mereka pulang.”Raut muka Andi, ayah Roni, langsung berubah masam. Dia teridma sebentar, lalu berkata, “Benar-benar bikin malu.”Keluarga yang awalnya baik-baik tercerai berai. Menantu yang baik diganti dengan menantu baru. Lalu, istri dan putrinya malah menginginkan menantu yang lama lagi. Setiap hari pergi mencari dan mengganggu menantu lama. Bikin malu saja.“Setelah kamu dan Yenny mengadakan resepsi pernikahan, Papa akan membawa mamamu pulang ke kampung. Mulai sekarang, kalau nggak ada urusan penting, nggak perlu ke kota.”Andi pikir, dia sebaiknya membwa istri dan putrinya pulang ke kampung. Dengan begitu, mereka bisa menjaga jarak dengan menantu baru mereka. Kalau ada jar
Nenek Sarah juga diam saja.“Pak Daniel, gimana Bapak bisa tahu kalau mereka datang ke sini?” tanya Odelina langsung setelah sadar dari keterkejutannya.Daniel melepaskan Russel yang meronta di pelukannya. Dia sudah memberi Russel begitu banyak mainan kincir angin, tetapi Russel tetap tidak menyukainya. Daniel merasa sangat gagal menjadi seorang paman bagi anak itu. Masa membuat anak berusia tiga tahun menyukainya saja tidak bisa.“Nenek Sarah meneleponku dan bilang mantan mertua dan kakak iparmu datang membuat masalah di sini. Dia menyuruhku cepat bawa orang ke sini untuk datang membantu. Aku khawatir mereka akan membuat Russel ketakutan dan menyakiti Nenek Sarah, jadi aku segera datang membawa satpam.”“Kalian nggak kenapa-apa, ‘kan?”Odelina jadi paham. Pantas saja Daniel tiba-tiba datang ke sini. Ternyata Nenek Sarah yang meneleponnya untuk meminta tolong.Siapa suruh kantor Lumanto Group ada di dekat sini.Jadi, wajar saja kalau Nenek Sarah menelepon untuk meminta bantuan Daniel.
Daniel terdiam sejenak, lalu berkata, “Stefan, apa maksud nenekmu? Apa jangan-jangan dia salah paham, berpikir aku menyukai Odelina? Aku benar-benar, murni, hanya menyukai Russel, anak wanita itu.”Stefan merasa penjelasan temannya itu agak dipaksakan.Neneknya biasanya pintar menilai orang.Kalau Daniel sama sekali tidak tertarik pada kakak iparnya, neneknya tidak akan mungkin mengetes Daniel.Dulu, Stefan juga merasa Daniel dan Odelina sering sekali bertemu.Di kota besar dan ramai seperti Mambera ini, kedua orang itu sering sekali bertemu. Kalau bukan jodoh, apa artinya?“Iya, aku juga menyukai anak itu, Russel. Kalau kamu nggak menyukai kakak iparku, itu urusanmu. Aku juga nggak peduli. Hanya saja, aku berharap kamu memang hanya menyukai Russel, bukan karena ingin mendekati mamanya.”Daniel adalah teman baik Stefan. Stefan sangat paham pada temannya ini, tapi dia merasa temannya ini tidak cocok dengan kakak iparnya. Sebenarnya, itu karena ibu Daniel susah dihadapi.Bukan hanya kare
Dia juga tidak kebingungan lagi.Amelia memang beberapa tahun lebih muda darinya, tapi wanita itu memang kakak sepupu Olivia. Jadi, wajar saja kalau dia ikut memanggil wanita itu dengan sebutan Kak Amelia.“Iya, aku datang ke sini untuk menjemput Oliv. Kamu bolos kerja?”Stefan berkata dengan suara rendah, “Pekerjaanku sudah selesai, jadi kalau aku pulang lebih awal, nggak ada yang akan mengatakan apa-apa.”Amelia mengerutkan bibirnya. Stefan adalah bos di Adhitama Group. Dia yang memiliki wewenang untuk mengambil keputusan terakhir. Kalaupun dia tidak ke kantor selama sebulan, tidak akan ada yang berani mengatakan apa-apa. Apalagi kalau hanya sesekali meninggalkan kantor lebih cepat.”“Pak Stefan sangat sibuk, tapi kalau untuk Oliv, Pak Stefan terkesan sangat santai.”Kata-kata Amelia itu mengandung sarkasme.Dulu, Stefan bahkan tidak punya waktu untuk bertemu dengannya. Ternyata bukan karena tidak punya waktu, tetapi karena tidak ingin melihatnya.Kalau Stefan suka padanya, tidak ped
Amelia sangat menyayangkan fakta bahwa dia tidak bisa menjadi kekasih Stefan, tapi dia bisa menghadapi Stefan dengan tenang sebagai ipar pria itu. Dia dengan tulus berharap Olivia bahagia.Stefan mengerjapkan matanya. Dia sedikit terkejut.Dia mengira Amelia akan mencoba menjelek-jelekan dirinya di depan Olivia.“Mobil yang bannya kempes di luar itu milik Bobby?”“Iya, punya dia.”Stefan mengeluarkan ponselnya dan berkata, “Aku akan menelepon polisi lalu lintas untuk menderek mobil itu pergi. Di sana makan tempat dan mengganggu lalu lintas.”“Dia sudah datang dua kali dan melihatnya diam-diam, mungkin karena dia ingin memanggil mobil derek untuk menderek mobil itu kalau aku nggak ada.” Olivia berkata dengan nada ironis, “Dia seperti itu karena merasa takut dan bersalah.”“Ngomong-ngomong, aku mau bilang, sepupumu itu sudah memiliki janji dengan dokter di rumah sakit di kota mana gitu, untuk melakukan operasi plastik. Kamu maunya dia dioperasi jadi seperti apa?”Olivia berkata dengan ke
Makam ayah mertua dan ibu mertuanya sudah dipindahkan oleh orang-orang itu. Olivia dan kakaknya tidak tahu dipindahkan ke mana. Tujuan orang-orang itu adalah supaya Olivia dan Odelina tidak bisa mengunjungi makan orang tua mereka, lalu menyuruh Bobby mengunjungi makan itu sebagai anak laki-laki. Dengan begitu, Bobby bisa mewarisi rumah itu dengan terang-terangan.Setelah orang tuanya diungkit, Olivia jadi sedih.Stefan meraih tangannya dan menghiburnya, “Kalau orang tuamu masih hidup, mereka akan lega melihat kamu dan kakakmu baik-baik saja.”“Aku akan merebut kembali semua milik orang tuaku!”“Ada aku yang menemanimu di sini. Perjuangkan saja. Aku akan membantumu mencari pengacara terbaik untuk mengajukan gugatan kepada mereka. Kita nggak akan membiarkan mereka mengambil keuntungan setengah sen pun!”Oliv mengangguk dengan semangat.“Uhuk, uhuk.”Amelia berdeham dua kali, menyela pembicaraan mereka.Kemudian, dia menghampiri mereka.“Oliv, mamaku menelepon dan menyuruhku pulang ke rum
Olivia menyeringai, melangkah maju dan memeluk Amelia, lalu membujuk wanita itu, “Kakak yang baik, jangan marah. Lain kali kalau ada hal yang menarik, aku pasti akan meneleponmu.”“Jangan peluk-peluk aku, suamimu memelototiku, tuh.”Amelia mendorong Olivia menjauh, menyindir sedikit, lalu pergi ke dapur untuk mengambil makanan.Olivia menatap suaminya. Stefan berkata dengan nada tegas, “Meskipun dia perempuan, aku tetap keberatan kalau kamu memeluknya. Kalau kamu ingin memeluk orang, peluk saja aku.”Olivia dengan cepat mencondongkan tubuh ke depan untuk mengecup wajah suaminya itu, lalu mencubit wajahnya yang tampan dengan pelan, “Oke, oke, aku akan memelukmu mulai sekarang. Sudahlah, cepat cuci tangan. Aku akan menemanimu makan, setelah itu aku mau pergi ke rumah tanteku.”Stefan mengeluh padanya, “Aku nggak ada kerjaan. Kamu juga nggak mengizinkanku menemanimu pergi ke pesta. Setelah kita jadi suami istri, kita nggak pernah menghadiri pesta bersama.”Olivia menatap suaminya dan bert
“Setelah bertemu dengan dia dan memastikan dia baik-baik saja, aku akan mulai bekerja. Nanti saat liburan tahun baru, aku akan pulang. Kakak nggak perlu mengirim seseorang untuk menjemputku. Aku bisa pesan tiket lebih awal sendiri,” kata JordanPemuda itu merasa dirinya sudah dewasa dan bisa menjaga dirinya sendiri saat berada di luar rumah. Rosalina mengangguk. “Selain para eksekutif perusahaan yang tahu siapa kamu, para karyawan biasa nggak akan mengenalimu. Selama kamu nggak mengungkapkan identitasmu, nggak ada yang akan tahu. Bekerjalah dengan baik, bicara seperlunya, kerjakan tugasmu, dan perhatikan bagaimana orang lain bekerja. Belajar dan amati.” “Baik,” jawab Jordan. Dia pernah bertemu dengan para eksekutif perusahaan sebelumnya. Bagaimanapun, dia adalah satu-satunya putra orang tua mereka, dan semua sisa aset keluarga setelah mereka dihukum telah dialihkan atas namanya. Namun, karena dia masih bersekolah dan tidak terlibat langsung dalam urusan perusahaan, para karyawa
Rosalina berkata, “Lebih baik kamu bekerja di perusahaan keluarga kita saja. Perusahaan itu juga ada bagianmu. Gunakan liburan untuk bekerja, kumpulkan pengalaman kerja. Setelah lulus nanti, kalau tidak berniat melanjutkan pendidikan, kamu bisa mulai dari posisi dasar.” “Lebih baik kamu merasakan susahnya bekerja sejak dini.” Adhitama Group memiliki standar yang sangat tinggi. Bahkan para tuan muda keluarga Adhitama sendiri tidak bisa langsung bekerja di kantor pusat saat pertama kali terjun ke dunia kerja. Rosalina tidak ingin adiknya menggunakan status adik iparnya Calvin untuk masuk Adhitama Group. Hal itu bisa menimbulkan pembicaraan buruk dan dianggap tidak adil bagi banyak orang. Meskipun, memang di dunia ini keadilan tidak selalu ada. Namun, dia tetap memutuskan agar adiknya bekerja di Siahaan Group. Bagaimanapun, perusahaan itu juga ada bagian untuk Jordan. “Bukannya sebentar lagi tahun baru? Kalau tiket kereta cepat sulit didapat, bagaimana?” kata Calvin, menunjukkan
“Cepat sekali sudah libur musim dingin.” Rosalina memeriksa adiknya. Melihat adiknya tidak terlihat kurus, malah tampak lebih tegap dan sedikit lebih dewasa dibanding sebelumnya, dia merasa sangat puas dengan perubahan adiknya setelah masuk universitas. “Iya, begitu libur, aku langsung beres-beres barang dan naik kereta cepat untuk pulang. Begitu sampai di rumah dan melihat mobil Kakak ada di sini, aku tanya ke pengurus rumah. Katanya Kakak baru pulang dari kantor. Kakak, semuanya baik-baik saja, 'kan?” Bisnis keluarga Siahaan juga ada sebagian untuk Jordan, tetapi dia sangat percaya pada kakaknya sehingga pemuda tu hanya bertanya sekilas. Dalam hal bisnis, dia masih belum paham dan tidak punya pengalaman, jadi dia tidak banyak bertanya. “Semuanya berjalan lancar. Yang penting kamu sudah pulang. Cuci tangan dulu, kita makan bersama. Kakak juga baru saja sampai rumah.” Beberapa menit kemudian, setelah Calvin mengambilkan beberapa lauk untuk istrinya dengan sumpit khusus, dia be
Rosalina tersenyum kecil, “Kalau Papa dan Mama dengar ucapanmu, mereka pasti sedih dan bilang kalau kamu nggak punya hati.” “Kenapa Papa dan Mama nggak sayang kamu? Justru karena mereka sayang sama kamu, mereka jadi baik sekali padaku. Ini yang disebut 'karena cinta seseorang, maka mencintai hal-hal yang berkaitan dengannya’.” Memang benar, mertua sangat menyayanginya, tetapi itu juga karena dia adalah menantu mereka. Kedua mertuanya sangat menyayangi anak laki-lakinya, dan berharap keluarga kecilnya Bahagia. Oleh karena itu, mereka sangat baik pada Rosalina. Rosalina berpikir, Tuhan masih baik padanya. Setelah menderita lebih dari dua puluh tahun, akhirnya dia diberi kehangatan. Tuhan mengizinkannya menikah dengan Calvin dadn memiliki mertua yang menyayanginya seperti anak kandung. Di sisa hidupnya, dia tidak perlu khawatir lagi menghadapi badai kehidupan. Ada keluarga suaminya yang menjadi sandarannya serta melindunginya dari segala masalah. Perempuan itu sangat berterima ka
Calvin ingin menjemput Rosalina di bandara, tapi Rosalina tidak mengizinkannya pergi. Rosalina pulang bersama pengawalnya. Rosalina bilang dia sudah bisa melihat. Calvin tidak perlu terlalu mengkhawatirkannya lagi. Biar dia bisa jadi lebih mandiri.Baiklah, Calvin hanya bisa menuruti apa kata istrinya. Kebetulan dia juga sangat sibuk. Rosalina perhatian padanya, tidak butuh Calvin jemput di bandara. Calvin pun segera menyelesaikan pekerjaannya dan pulang untuk menunggu Rosalina.Calvin sudah menyiapkan satu meja penuh dengan makanan favorit istrinya. Rosalina sudah makan di pesawat. Namun sesampainya di rumah, dia sudah lapar lagi. Jarak bandara dan rumahnya agak jauh.Entah kapan hujan yang menetes di luar berhenti. Akan tetapi, ada air di mana-mana. Langit masih mendung. Suhu lebih rendah dibandingkan tadi pagi.Begitu mendengar suara mobil, Calvin langsung keluar untuk menyambut Rosalina. Tepat saat Rosalina keluar dari mobil, Calvin pun segera menuruni tangga sambil tersenyum. “Sud
“Bukannya Ronny kerja dengan baik? Yohanna juga nggak pilih-pilih masakan yang dia buat.”Risa bertanya dengan heran. Tanpa menunggu jawaban Jaka, dia pun berkata lagi, “Padahal masakannya benar-benar enak. Tapi dia sendiri sudah jadi bos. Mungkin dia nggak bisa terima perubahan status secara tiba-tiba.”Bekerja sebagai koki pribadi di keluarga Pangestu sama saja dengan menjadi pelayan. Ronny memiliki kemampuan, dia juga telah menjadi bos. Dia tidak kekurangan uang. Dia menjadi koki pribadi keluarga Pangestu hanya untuk sebuah tantangan. Wajar saja kalau dia sudah tidak tahan lagi.Sayang sekali, baru dua hari sudah harus diganti lagi. Risa sudah terbiasa dengan seringnya pergantian koki di rumahnya.“Tommy sangat suka sarapan yang dibuat Ronny. Banyak jenis, bahkan bisa buat bentuk hewan kecil. Tommy dan yang lainnya sangat suka.”Jaka menunggu hingga Risa selesai bicara. Setelah itu, dia baru menjelaskan, “Bukan karena Ronny nggak kerja, Bu. Bu Yohanna mau ke luar kota, jadi Ronny ik
Rasanya Jaka yang menjadi kepala pengurus villa ini sangat mengkhawatirkan Yohanna. Yohanna mau ke luar kota, Jaka pun pesan kepada Ronny berulang kali. Satu hal diulang terus berulang kali, seolah takut Ronny akan lupa.Awalnya Jaka ingin meminta Ronny menjaga Yohanna. Mungkin karena Jaka mengingat Ronny masih muda dan belum menikah, begitu pula dengan Yohanna. Jaka pun berubah pikiran.Pria dan perempuan lajang tinggal bersama, mudah untuk terjadi masalah. Jadi Jaka tidak boleh membiarkan Ronny punya niat tidak baik. Lebih baik biarkan Ronny hanya bertanggung jawab memasak. Ada pengawal perempuan yang menjaga Yohanna.Padahal Ronny sama sekali tidak punya niat jahat. Lagi pula, dia baru saja hadir dalam kehidupan Yohanna. Meskipun sejak awal dia sudah tahu kalau Yohanna adalah calon istri yang neneknya pilihkan untuknya. Mereka baru saja saling kenal. Bagaimana mungkin ada perasaan di antara mereka?Tanpa perasaan, Ronny tidak menginginkan apa pun. Dia hanya ingin fokus memasak. Jika
Ronny dan Jaka datang dengan mobil yang sama. Dalam perjalanan pulang, Ronny bertanya pada Jaka, “Biasa kalau Bu Yohanna dinas ke luar kota, dia tinggal di hotel atau dia ada beli rumah dan tinggal sendiri?”“Bu Yohanna nggak bilang mau ke mana. Kalau tempat yang ada perusahaan cabang, biasanya ada rumah sendiri. Setiap kali ke sana, Bu Yohanna tinggal di rumahnya sendiri. Rumahnya mungkin nggak besar, tapi ada karyawan. Barang kebutuhan sehari-hari pasti sudah ada,” jawab Jaka.“Kalau dia pergi sekadar bahas kerja sama dengan orang lain, Bu Yohanna akan tinggal di hotel. Sekalipun tinggal di hotel, dia akan tinggal di kamar presidential suite. Bisa masak sendiri. Saat ikut Bu Yohanna ke luar kota, kamu hanya perlu bawa barang yang kamu butuhkan. Kalau nggak bisa masak, dia nggak akan bawa kamu ke sana.”Ronny berpikir sejenak. “Benar juga, ya. Kalau begitu aku pulang dan beres-beres dulu. Nggak perlu bawa banyak barang. Cukup bawa bumbu. Untuk bahan-bahan, beli di sana saja.”Sungguh
Ternyata Yohanna mau keluar kota. Ronny pun menjawab dengan hormat, “Baik, Bu.”Saat ini, Jaka tiba-tiba bertanya, “Bu Yohanna mau keluar kota, nggak bawa Ronny?”Yohanna begitu pilih-pilih makanan. Saat berada di luar kota, sulit baginya untuk menemukan makanan yang bisa dia makan. Lebih baik kalau dia membawa koki pribadinya. Dulu, Yohanna jarang dinas ke luar kota.Yohanna terdiam. Sementara itu, Ronny membersihkan meja tanpa bersuara. Dalam hati justru berkata, “Dia begitu pemilih. Kalau bepergian jauh, dia pasti kelaparan terus.”Setelah berpikir selama beberapa menit dan mempertimbangkan perutnya, Yohanna baru berkata dengan suara pelan, “Kalau begitu, Ronny, kamu pulang dan siap-siap. Jam lima sore kamu datang ke sini lagi. Ikut aku ke luar kota. Pak Jaka, jangan beritahu siapa pun selain keluargaku soal Ronny ikut aku keluar kota.”Yohanna takut kalau orang lain tahu dia ke luar kota dengan membawa koki pribadi muda, mereka akan bicara ini-itu dan membuat segala macam rumor. Se