Nenek Sarah juga diam saja.“Pak Daniel, gimana Bapak bisa tahu kalau mereka datang ke sini?” tanya Odelina langsung setelah sadar dari keterkejutannya.Daniel melepaskan Russel yang meronta di pelukannya. Dia sudah memberi Russel begitu banyak mainan kincir angin, tetapi Russel tetap tidak menyukainya. Daniel merasa sangat gagal menjadi seorang paman bagi anak itu. Masa membuat anak berusia tiga tahun menyukainya saja tidak bisa.“Nenek Sarah meneleponku dan bilang mantan mertua dan kakak iparmu datang membuat masalah di sini. Dia menyuruhku cepat bawa orang ke sini untuk datang membantu. Aku khawatir mereka akan membuat Russel ketakutan dan menyakiti Nenek Sarah, jadi aku segera datang membawa satpam.”“Kalian nggak kenapa-apa, ‘kan?”Odelina jadi paham. Pantas saja Daniel tiba-tiba datang ke sini. Ternyata Nenek Sarah yang meneleponnya untuk meminta tolong.Siapa suruh kantor Lumanto Group ada di dekat sini.Jadi, wajar saja kalau Nenek Sarah menelepon untuk meminta bantuan Daniel.
Daniel terdiam sejenak, lalu berkata, “Stefan, apa maksud nenekmu? Apa jangan-jangan dia salah paham, berpikir aku menyukai Odelina? Aku benar-benar, murni, hanya menyukai Russel, anak wanita itu.”Stefan merasa penjelasan temannya itu agak dipaksakan.Neneknya biasanya pintar menilai orang.Kalau Daniel sama sekali tidak tertarik pada kakak iparnya, neneknya tidak akan mungkin mengetes Daniel.Dulu, Stefan juga merasa Daniel dan Odelina sering sekali bertemu.Di kota besar dan ramai seperti Mambera ini, kedua orang itu sering sekali bertemu. Kalau bukan jodoh, apa artinya?“Iya, aku juga menyukai anak itu, Russel. Kalau kamu nggak menyukai kakak iparku, itu urusanmu. Aku juga nggak peduli. Hanya saja, aku berharap kamu memang hanya menyukai Russel, bukan karena ingin mendekati mamanya.”Daniel adalah teman baik Stefan. Stefan sangat paham pada temannya ini, tapi dia merasa temannya ini tidak cocok dengan kakak iparnya. Sebenarnya, itu karena ibu Daniel susah dihadapi.Bukan hanya kare
Dia juga tidak kebingungan lagi.Amelia memang beberapa tahun lebih muda darinya, tapi wanita itu memang kakak sepupu Olivia. Jadi, wajar saja kalau dia ikut memanggil wanita itu dengan sebutan Kak Amelia.“Iya, aku datang ke sini untuk menjemput Oliv. Kamu bolos kerja?”Stefan berkata dengan suara rendah, “Pekerjaanku sudah selesai, jadi kalau aku pulang lebih awal, nggak ada yang akan mengatakan apa-apa.”Amelia mengerutkan bibirnya. Stefan adalah bos di Adhitama Group. Dia yang memiliki wewenang untuk mengambil keputusan terakhir. Kalaupun dia tidak ke kantor selama sebulan, tidak akan ada yang berani mengatakan apa-apa. Apalagi kalau hanya sesekali meninggalkan kantor lebih cepat.”“Pak Stefan sangat sibuk, tapi kalau untuk Oliv, Pak Stefan terkesan sangat santai.”Kata-kata Amelia itu mengandung sarkasme.Dulu, Stefan bahkan tidak punya waktu untuk bertemu dengannya. Ternyata bukan karena tidak punya waktu, tetapi karena tidak ingin melihatnya.Kalau Stefan suka padanya, tidak ped
Amelia sangat menyayangkan fakta bahwa dia tidak bisa menjadi kekasih Stefan, tapi dia bisa menghadapi Stefan dengan tenang sebagai ipar pria itu. Dia dengan tulus berharap Olivia bahagia.Stefan mengerjapkan matanya. Dia sedikit terkejut.Dia mengira Amelia akan mencoba menjelek-jelekan dirinya di depan Olivia.“Mobil yang bannya kempes di luar itu milik Bobby?”“Iya, punya dia.”Stefan mengeluarkan ponselnya dan berkata, “Aku akan menelepon polisi lalu lintas untuk menderek mobil itu pergi. Di sana makan tempat dan mengganggu lalu lintas.”“Dia sudah datang dua kali dan melihatnya diam-diam, mungkin karena dia ingin memanggil mobil derek untuk menderek mobil itu kalau aku nggak ada.” Olivia berkata dengan nada ironis, “Dia seperti itu karena merasa takut dan bersalah.”“Ngomong-ngomong, aku mau bilang, sepupumu itu sudah memiliki janji dengan dokter di rumah sakit di kota mana gitu, untuk melakukan operasi plastik. Kamu maunya dia dioperasi jadi seperti apa?”Olivia berkata dengan ke
Makam ayah mertua dan ibu mertuanya sudah dipindahkan oleh orang-orang itu. Olivia dan kakaknya tidak tahu dipindahkan ke mana. Tujuan orang-orang itu adalah supaya Olivia dan Odelina tidak bisa mengunjungi makan orang tua mereka, lalu menyuruh Bobby mengunjungi makan itu sebagai anak laki-laki. Dengan begitu, Bobby bisa mewarisi rumah itu dengan terang-terangan.Setelah orang tuanya diungkit, Olivia jadi sedih.Stefan meraih tangannya dan menghiburnya, “Kalau orang tuamu masih hidup, mereka akan lega melihat kamu dan kakakmu baik-baik saja.”“Aku akan merebut kembali semua milik orang tuaku!”“Ada aku yang menemanimu di sini. Perjuangkan saja. Aku akan membantumu mencari pengacara terbaik untuk mengajukan gugatan kepada mereka. Kita nggak akan membiarkan mereka mengambil keuntungan setengah sen pun!”Oliv mengangguk dengan semangat.“Uhuk, uhuk.”Amelia berdeham dua kali, menyela pembicaraan mereka.Kemudian, dia menghampiri mereka.“Oliv, mamaku menelepon dan menyuruhku pulang ke rum
Olivia menyeringai, melangkah maju dan memeluk Amelia, lalu membujuk wanita itu, “Kakak yang baik, jangan marah. Lain kali kalau ada hal yang menarik, aku pasti akan meneleponmu.”“Jangan peluk-peluk aku, suamimu memelototiku, tuh.”Amelia mendorong Olivia menjauh, menyindir sedikit, lalu pergi ke dapur untuk mengambil makanan.Olivia menatap suaminya. Stefan berkata dengan nada tegas, “Meskipun dia perempuan, aku tetap keberatan kalau kamu memeluknya. Kalau kamu ingin memeluk orang, peluk saja aku.”Olivia dengan cepat mencondongkan tubuh ke depan untuk mengecup wajah suaminya itu, lalu mencubit wajahnya yang tampan dengan pelan, “Oke, oke, aku akan memelukmu mulai sekarang. Sudahlah, cepat cuci tangan. Aku akan menemanimu makan, setelah itu aku mau pergi ke rumah tanteku.”Stefan mengeluh padanya, “Aku nggak ada kerjaan. Kamu juga nggak mengizinkanku menemanimu pergi ke pesta. Setelah kita jadi suami istri, kita nggak pernah menghadiri pesta bersama.”Olivia menatap suaminya dan bert
Olivia pikir dia bisa mengenakan gaun mana pun.Namun, bibinya bilang pakaian yang dikenakan harus disesuaikan dengan acaranya.Orang yang menjadi tuan rumah di pesta malam ini bisa dibilang berasal dari keluarga menengah di Mambera. Yuna awalnya tidak berencana untuk hadir, tetapi Olivia meminta bantuannya. Supaya Olivia bisa cepat beradaptasi dan berbaur, Yuna akhirnya memberi tahu orang itu bahwa dia akan menghadiri pesta malam ini.Karena ini bukan pesta yang diadakan keluarga yang berasal dari kalangan atas, mereka tidak perlu berdandan terlalu mewah. Jadi, gaun malam yang dipilih Yuna untuk Olivia bukanlah gaun yang sangat mewah.Olivia memiliki tubuh yang langsing dan paras yang cantik. Auranya juga menarik. Jadi, gaun mana pun yang dia pakai bisa menonjolkan kecantikan alaminya.Setelah Olivia memakai gaun itu, Yuna memujinya dan berkata, “Oliv, kamu memang sudah dari sananya cantik. Badanmu juga bagus. Jadi, kamu bisa menonjolkan kelebihan gaun ini. Asalkan kamu nggak berjalan
Setelah turun ke bawah, Olivia khawatir lantainya terlalu licin, dan dia semakin berhati-hati saat berjalan.Aksa dan Tiara baru saja masuk dari luar. Tiara sedang hamil. Dia pulang ke rumah keluarganya dan makan malam di sana, lalu Aksa pergi menjemputnya setelah pulang kerja.Pasangan itu tertegun melihat Olivia yang sangat berhati-hati ketika berjalan.“Oliv, kamu lagi ngapain? Apa kakimu sakit?” tanya Tiara dengan prihatin seraya menghampirinya.Amelia tersenyum dan berkata, “Kak Tiara, lihat sepatu Oliv. Dia nggak terbiasa memakai sepatu hak tinggi. Mama menyuruhnya untuk memakai sepatu ini dan pergi keluar untuk berjalan beberapa putaran. Kalau dia sudah bisa berjalan dengan natural, baru bawa dia pergi.”Tiara menatap sepasang sepatu dengan hak setinggi langit yang dipakai Olivia, lalu melihat wajah Olivia yang ekspresinya datar. Dia tersenyum dan menepuk bahu Olivia. “Oliv, ini memang menyulitkanmu. Tapi, kalau kamu memikirkan Stefan, kamu pasti bisa mengatasinya.”Olivia harus