Sesampainya di Astute Residence, keduanya langsung berjalan menuju ke rumah Odelina. Begitu keluar dari lift, terdengar teriakan keras yang menggemparkan para tetangga. Banyak orang yang menyaksikan kehebohan yang terjadi di luar rumah Odelina.“Roni, kamu bajingan. Kembalikan anakmu. Keluargamu bajingan! Mereka biasanya hanya memperlakukan Russel seperti mainan, kalau lagi ingin bermain dengannya, main sebentar. Seringnya hanya membuatnya menangis, lalu pergi.”“Russel baru berusia dua tahun lima bulan. Sebagai kakek-neneknya, apa mereka pernah membelikan Russel baju? Satu mainan pun nggak pernah dibelikan, ‘kan? Sekarang mereka bilang mereka kangen dengan Russel? Kalau mereka benar-benar kangen dengan Russel, apa aku akan melarang kalian bertemu dengan Russel?”Tubuh Odelina sedang ditahan oleh kedua mertuanya dan kakak iparnya. Mereka tidak membiarkan Odelina mendekati dan memukuli Roni. Odelina terlihat seperti sudah gila, terus meronta, menangis dan memaki mereka.Mungkin karena d
Orang tua Roni juga tidak bisa membantu putri mereka. Mereka ingin membantu, tapi Nenek Sarah akan menendang mereka.Mereka semua tercengang.Seorang wanita tua yang usianya hampir delapan puluh tahun masih begitu kuat dan berani.Karena ketegasan Nenek Sarah, Odelina dan Shella pun berkelahi sendiri.Shella biasanya hanya pintar ngomong saja, tapi kalau berkelahi benaran, dia sama sekali bukan tandingan Odelina. Berat badan Odelina membuat Odelina jauh lebih kuat, jadi ketika Odelina menduduki badan wanita itu, wanita itu tidak bisa bangun atau bergerak.Ketika Odelina berhenti memukulinya, penampilan Shella sangat menyedihkan.“Roni, apa yang kamu tunggu lagi dengan orang seperti ini? Cerai. Segera cerai dengannya. Usir dia keluar rumah. Ini rumahmu. Usir dia! Usir!”Shella tidak pernah dianiaya atau dipermalukan seperti ini sebelumnya. Dia dipukuli oleh Odelina di depan begitu banyak orang. Saat ini, rambutnya juga acak-acakan, wajahnya biru lebam dan hidungnya bengkak. Seluruh tubu
Shella akhirnya terlepas dari Odelina. Dia sangat membenci Nenek Sarah. Kalau wanita tua itu tidak muncul secara tiba-tiba, dia tidak akan dipukuli oleh Odelina.Nenek Sarah menarik Odelina untuk duduk di sofa, menatap Shella dengan bangga, lalu berkata dengan dingin, “Kamu benar-benar buat aku nggak habis pikir. Kamu nggak usah bicara padaku. Orang lain akan mengira aku sedang berdebat dengan seekor babi.”Shella sangat marah sampai ingin menyerang lagi.“Kak.”Roni meraih dan menghentikan kakaknya. Kakaknya mungkin tidak mendengar apa yang dikatakan Nenek Sarah tadi.“Kak, ini neneknya Stefan.”Shella tiba-tiba teringat akan wajah Stefan yang selalu dingin dan matanya yang tajam seperti elang. Dia tersentak dan keangkuhannya langsung berkurang.”“Nenek Sarah ….”Ibunya Roni berkata, “Ini urusan Roni dan Odelina. Kalian jangan ikut campur, oke?”“Aku nggak ikut campur. Apa kalian melihatku ikut campur?” Nenek Sarah bertanya balik.Semenjak datang tadi, dia hanya menendang dua kali, sa
Odelina tidak punya mobil. Setelah dia menelepon adiknya, adik dan adik iparnya langsung pergi mencari Russel, sedangkan dirinya pergi menemui Roni.Hanya saja, dia seorang diri, sedangkan Roni ada keluarganya. Jadinya, dia yang dirugikan.Untungnya, Nenek Sarah dan Bi Lesti datang dan membantunya.Roni mengeluarkan surat cerai yang dia tulis tadi malam dan berkata kepada Odelina, “Odelina, aku memang melakukan kesalahan. Aku mengakuinya. Aku juga tahu kamu nggak akan memaafkanku atas hal itu. Jadi, karena kita berdua juga sudah nggak punya perasaan terhadap satu sama lain lagi, pernikahan ini juga nggak bisa dilanjutkan lagi. Kita pisah baik-baik saja.”“Ini surat cerai yang aku tulis. Kamu baca dulu, kalau nggak ada masalah, kita tanda tangan di atasnya. Lalu, kita pergi urus perceraiannya di Pengadilan Negeri Senin depan.”Odelina mengambil surat cerai itu dengan wajah dingin. Setelah membacanya, dia sangat marah dan rasanya ingin sekali memukul Roni.Nenek Sarah juga mengambil dan
Odelina mencibir, “Aku akan keluar setelah mendapatkan uang dekorasi rumahku. Nggak perlu kalian usir.”“Satu sen pun nggak akan diberikan untuk uang dekorasi!” teriak Shella dengan angkuh, lalu dia merasa wajahnya semakin sakit.Wajah Odelina sedang dikompres menggunakan es batu, sedangkan dia tidak. Jadi, wajahnya ini masih sakit sekali.Kedua sisi wajahnya terasa panas. Dia tidak memerlukan cermin. Dia tahu wajahnya bengkak sekarang, seperti kepala babi.Odelina!Dia tidak akan membiarkan Odelina hidup tenang!“Sampai jumpa di pengadilan.”Nenek Sarah berkata, “Keluarga Pamungkas terlalu menindas orang. Karena pembicaraan ini masih belum mencapai kesepakatan, kita nggak perlu membicarakannya lagi. Odelina, kamu gugat saja ke pengadilan. Kita bertemu di pengadilan.”Roni mengancam Odelina, “Odelina, kalau kamu benar-benar mau menggugat ke pengadilan, kamu nggak akan mendapatkan keuntungan sedikit pun. Adikmu dan yang lainnya itu nggak akan bisa membantumu. Kalau gugatan itu sampai be
Olivia bergegas ke sana, merebut Russel kembali dari tangan kakaknya Aiden dengan kedua tangannya, lalu melepaskan satu tangannya dan menampar wajah anak itu.Kakaknya Aiden adalah seorang anak laki-laki yang berusia sekitar sepuluh tahun. Karena badannya tinggi, anak itu terlihat seperti remaja berusia 14 atau 15 tahun.Setelah ditampar tiba-tiba oleh Olivia, anak itu bukannya takut, malah marah dan maju untuk menyerang Olivia seperti orang gila.Namun, dia tidak menyangka, sebelum dia bisa menyentuh Olivia, kedua kakinya sudah tidak menyentuh lantai.Sebelum dia bisa bereaksi, tubuhnya sudah ditarik dan ditahan seseorang menempel ke dinding. Wajahnya menghadap ke dinding dan kedua tangannya ditahan di belakang punggung. Dia ingin memberontak, tapi kedua dua tangan yang menahannya itu keras bagaikan besi, sehingga dia tidak bisa menggoyahkannya sedikit pun.Pergelangan tangannya terasa semakin sakit karena ditahan oleh kedua tangan itu.“Lepaskan aku!” teriak kakaknya Aiden. “Kalau ka
“Calvin, aku serahkan ini pada kalian. Kalian lihat kan apa yang dia lakukan pada Russel? Balas dua kali lipat.”Stefan membanting kakak Aiden sampai anak itu jatuh ke lantai. Anak itu bahkan belum sempat bangun dari lantai, tapi dia sudah menendang Stefan.Stefan bahkan tidak melihat lagi, langsung menendang balik dan menginjak kaki yang menendangnya itu, sampai anak itu berteriak kesakitan.Kemudian, dia memandangi anak itu dan melirik yang lainnya dengan dingin, lalu segera mengikuti Olivia keluar. Olivia sudah membaringkan Russel di mobil dan hendak menyetir.“Olivia, aku saja yang menyetir.” Stefan segera menarik Olivia turun dari kursi pengemudi dan membawa wanita itu duduk di kursi belakang. Lalu, dia menyetir.Olivia tidak membantahnya, kembali memeluk Russel yang pingsan entah karena dipukul atau karena ketakutan. Dia berkata pada Stefan, “Pergi ke rumah sakit terdekat.”Tanpa perlu diminta, Stefan juga akan mencari rumah sakit terdekat.Dia pun dengan cepat menjalankan mobil
Tidak lama kemudian, pintu ruang gawat darurat terbuka.Russel didorong keluar.“Russel.”Olivia dan Stefan cepat-cepat melangkah maju. Olivia dengan cemas bertanya kepada dokter, “Dokter, bagaimana kondisi keponakanku?”“Wajah anak ini dipukul sampai seperti itu, jaringan lunak di kulitnya terluka. Selain itu, salah satu pahanya juga memar. Apa itu karena ditendang? Ada jejak sepatu di bajunya. Selain itu, nggak ada luka lain. Dia pingsan karena terlalu ketakutan.”Perawat sedang mengompres wajah Russel dengan es batu.“Siapa yang begitu kejam terhadap anak sekecil itu?”Dokter merasa kasihan pada Russel.Anak selucu, wajahnya dipukul sampai merah dan bengkak, bahkan biru. Pelakunya sangat kejam. Bisa-bisanya orang itu berbuat sekejam itu pada anak sekecil ini.Benar-benar gila.“Kakak sepupunya.”Dokter itu terdiam. Ada dendam apa? Kakak sepupu kok begitu kejam pada adik sepupunya.“Aku sempat mengambil foto luka-luka di anak ini tadi. Ini fotonya kuberikan pada kalian. Kalian simpan