Terlebih lagi, Daniel sangat baik pada Odelina dan anaknya. Daniel menganggap Russel seperti anak kandungnya sendiri. Saat Odelina menolak Daniel dan berkata tidak ingin menikah lagi, karena dia khawatir setelah menikah lagi, dia akan jatuh ke dalam lubang yang sama. Dia juga khawatir Russel akan menderita.Namun, Daniel membantu Odelina mengatasi semua rintangan. Sekarang keluarga Lumanto juga telah menerima Odelina sepenuhnya, berharap dia menikah dengan Daniel. Odelina tidak perlu khawatir Russel akan menderita. Daniel lebih menyayangi Russel daripada Roni si ayah kandung. Jika Odelina ingin menikah lagi, Daniel adalah pasangan terbaik.“Kak Daniel takut jadi beban Kakak. Dia ingin kasih kalian kebahagiaan, bukannya jadi beban buat kalian. Kakak tunggu saja, percaya Kak Daniel akan segera bisa berdiri lagi.”“Aku tahu, makanya aku tunggu dia. Nggak peduli berapa tahun, aku akan tetap tunggu dia. Sambil tunggu dia, aku akan kerja keras kembangkan karierku.”Benar, sekarang Odelina ha
Kecuali Odelina dalam bahaya dan terjadi sesuatu padanya, para pengawal akan berinisiatif memberitahu bos mereka.“Baguslah kalau nggak apa-apa. Aku benar-benar takut saat dengar soal itu. Buat aku kaget setengah mati. Odelina, sebentar lagi aku akan pergi ke Kota Cianter. Aku akan sampai di sana sebelum jam dua sore.”“Daniel, aku baik-baik saja. Kamu nggak usah repot-repot ke sini.” Odelina tahu terlalu merepotkan bagi Daniel untuk bepergian.“Aku harus lihat kamu dengan mataku sendiri. Aku harus pastikan kamu baik-baik saja baru bisa tenang.”“Aku benar-benar nggak apa-apa. Kamu boleh tanya ke mereka. Kami semua baik-baik saja. Kamu nggak leluasa bepergian, nggak usah jauh-jauh ke sini.”Daniel tetap bersikeras. “Tapi aku juga kangen kamu. Kangen banget, mau bertemu kamu.”Odelina tidak bisa membantah lagi. “Kalau begitu kamu harus hati-hati. Kalau nggak nyaman, jangan paksakan diri. Daniel, kita harus jaga diri kita sendiri, oke?”Daniel berkata dengan lembut, “Aku bukan anak berus
“Tentu saja Patricia sangat murka. Malam itu juga Fani diusir dari rumah. Kalau soal Cakra, aku nggak tahu. Dengar-dengar, dia dibawa ke rumah sakit dengan ambulans di tengah malam. Patricia nggak izinkan siapapun ikut pergi ke rumah sakit. Dia juga nggak izinkan siapapun cari tahu kondisi Cakra.”Selesai bicara, Ricky terdiam. Odelina mengambil gelas air yang belum habis diminumnya dan minum dua teguk lagi. Setelah meletakkan gelasnya, dia menatap Ricky dengan tenang dan menunggu Ricky melanjutkan pembicaraan.“Aku sudah suruh orang ke rumah sakit untuk cari tahu,” kata Ricky.“Bagaimana kondisi Cakra? Patricia yang lukai dia?”“Bukan Patricia yang lukai dia, dia yang ambil pisau kebiri dirinya sendiri,” jawab Ricky.Ricky menduga kalau Patricia yang memaksa Cakra. Kalau tidak, Cakra tidak akan melakukan hal itu.Kemungkinan, Patricia memberi Cakra dua pilihan. Keluarga Vikar masih bergantung pada keluarga Gatara untuk bertahan hidup. Cakra tidak akan memilih bercerai, tapi kalau tida
Untungnya, semua itu telah berakhir. Kini, Odelina telah bangkit lagi menjadi diri yang lebih baik.“Ricky, aku nggak mau ganggu kamu kerja lagi. Aku juga harus keluar urus sesuatu. Urusan mendirikan perusahaan juga belum selesai.”Harus ada perusahaan yang menetap di Kota Cianter, Odelina baru bisa mengajak perusahaan lain untuk bekerja sama.“Kak Daniel sedang dalam perjalanan ke sini. Kak Odelina nggak tunggu dia?” canda Ricky.Odelina tertawa pelan. “Dia mungkin baru sampai setelah aku selesaikan urusanku. Kalau dia sampai duluan, kamu bantu aku jemput dia dulu. Kamu lebih akrab dengannya.”“Nanti aku mau pergi ke Aurora Group.”“Ya sudah. Aku usahakan kembali secepatnya. Urusanmu lebih penting. Calvin dan Rosalina sudah menikah. Saat kamu pulang Tahun Baru nanti, Rosalina mungkin sudah hamil. Kamu harus berusaha lebih keras.”Ricky memasang raut wajah muram. “Kak Odelina, aku sudah kerja keras. Rika jauh lebih susah untuk dikejar daripada Kak Rosalina."Dari penampilan luarnya, Ro
Satu hal yang mereka tidak tahu, Rika adalah perempuan. Yang Rhoma inginkan adalah menantu laki-laki, bukan menantu perempuan. Tentu saja, dia tidak akan memberikan harapan kepada para perempuan itu dan membuat mereka merasa tidak bisa mengambil hati calon mertua.Ricky naik lift dan langsung menuju lantai paling atas. Setelah tiba di lantai teratas, baru saja keluar dari lift, dia melihat Rika sedang mengantar seorang klien keluar. Di belakang mereka ada beberapa perempuan muda. Melihat pakaian kerja yang mereka kenakan, sepertinya mereka asisten klien Rika.Klien itu tidak mengenal Ricky, Ricky juga tidak mengenalnya. Agar tidak mengganggu Rika, Ricky diam-diam menyingkir ke samping.Rika mengantar klien itu sampai ke bawah. Sekretaris Rika menatap Ricky. Ricky memberi isyarat padanya untuk mengikuti Rika, tidak perlu urus dia. Dia sudah sangat familiar dengan semua yang ada di sini. Ricky sudah sangat familiar dengan kantor dan ruang istirahat Rika.Setelah rombongan masuk ke dalam
“Dia baik sekali malah, sudah pergi urus pekerjaannya. Jangan remehkan Kak Odelina. Dia orang yang sudah melewati badai besar. Di usianya yang baru 15 tahun, kedua orang tuanya meninggal dan harus menghadapi keluarganya yang jahat. Dia bertahan hidup sambil membesarkan adiknya yang baru berusia 10 tahun. Dia bahkan berhasil didik adiknya dengan baik. Orang yang sudah merasakan berbagai penderitaan dalam hidup memiliki tekad yang sangat kuat.”Ricky akhirnya mengerti mengapa Yuna memilih Odelina dan meminta Odelina datang ke Kota Cianter untuk bersaing dengan Felicia.“Baguslah kalau dia nggak takut.”Ricky tersenyum. “Sudah boleh pulang kerja, belum? Oh ya, aku sudah siapkan hadiah untukmu.”Ricky mengeluarkan sebuah kotak kecil dari saku dalam jasnya dan menyerahkannya kepada Rika. Rika mengambilnya, tapi tidak membuka kotak itu untuk melihat isinya. Dia malah berdiri dan berjalan ke meja kerjanya. Dia membuka laci dan meletakkan kotak itu ke dalam laci.“Nggak dibuka dan dilihat dulu
Cakra menatap istrinya dengan sorot menderita dan putus asa. Dia memejamkan matanya karena merasa benar-benar sakit. Dia tidak berani menatap istrinya dan Patricia juga tidak marah. Perempuan itu berjalan ke depan jendela dan menatap ke arah luar.Pikirannya sudah melayang tidak tahu ke mana. Jika dulu orang itu bersedia bersama dengan Patricia dan membantunya serta menikahinya, hidupnya pasti akan bahagia dan sempurna. Sayangnya, dia selalu setia pada kakak perempuannya.Meski kakaknya sudah menikah dan melahirkan anak serta meninggal, orang itu tetap enggan bersamanya dan justru menghilang tanpa jejak. Sudah puluhan tahun berlalu dan sekarang dia telah berusia 70 tahun. Orang itu kemungkinan sudah tiada. Lalu kenapa Patricia masih khawatir?Ponsel Patricia tiba-tiba berdering. Dia mengeluarkan ponselnya dan melihat nama Felicia yang menghubunginya. Setelah hening sesaat, Patricia menerima panggilan tersebut.“Ma.”“Ma, Mama baik-baik saja?” tanya Felicia di seberang telepon.Dia tida
Felicia tidak melihat ke arah ayahnya dan mengikuti ibunya ke ruang tamu berukuran kecil. Dia meletakkan kotak makan di atas meja sofa dan membukanya sambil berkata, “Aku juga bawa dua kue buat Mama.”Patricia duduk dan menatap bubur serta sayur asin dan kue yang dibawakan Felicia. Sesaat kemudian, dia berkata, “Hanya kamu yang bisa benar-benar menyiapkan bubur dan sayur asin buat Mama.”Ketiga anaknya dan Fani tidak akan pernah mematuhi permintaannya. Karena mereka merasa bubur dan sayur asin tidak layak untuk Patricia.“Mama, makanlah selagi hangat.”Felicia dibesarkan di rumah ibu angkatnya. Ketika disiksa, dia bahkan tidak bisa makan bubur polos. Ketika masih kecil, satu mangkuk bubur sudah sangat mewah. Kehidupannya yang menderita membuatnya tetap hidup sederhana meski mendapatkan uang dari hasil kerja kerasnya. Semua sifat dan kebiasaannya tidak akan berubah karena uang.Patricia makan buburnya dalam diam. Dalam benaknya teringat kejadian pagi hari di puluhan tahun yang lalu. Dia